Saturday, May 10, 2014

R&D FORUM LIPI - KALBE FARMA

| Print |

Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI bekerjasama dengan PT. Kalbe Farma, Tbk menyelenggarakan pertemuan yang dilaksanakan pada tanggal 7 Februari 2014. Acara tersebut digelar di Auditorium Puslit Bioteknologi LIPI, Cibinong dihadiri 62 orang dari LIPI dan Kalbe Farma.

Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI (Dr. Ir. Witjaksono, M.Sc) dalam pembukaan acara tersebut menekankan pentingnya kerjasama dengan pihak swasta. Kerjasama yang disupport oleh sains, teknologi, peralatan, sumber daya manusia yang tangguh, network dan biodiversity yang kita miliki akan sangat fundamental peranannya dalam melakukan kerjasama yang baik. Disamping itu kerjasama yang sinergis dengan swasta semacam ini adalah bentuk apresiasi kemampuan peneliti dalam negeri.

Session pertama acara tersebut menghadirkan pembicara dari PT. Kalbe Farma (Bapak Ahmad R. Utomo, PhD dan Bapak Indra Bachtiar, PhD) dan session berikutnya menghadirkan pembicara dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI (Dr. Wien Kusharyoto, Dr. Adi Santoso, Dr. Asrul M.Fuad, Dr. Ratih Asmana Ningrum, Dr. Sukma Nuswantara). Session terakhir dalam acara tersebut menghadirkan 3 (tiga) orang pembicara Dr. Andria Agusta dari Pusat Penelitian Biologi LIPI dan dari Pusat Penelitian Bioteknonologi LIPI (Dr. Yantyati Widyastuti dan Dr. Puspita Lisdiyanti).

Bapak Indra Bachtiar, PhD dari PT. Kalbe Farma dalam presentasinya tentang stem cell menyinggung tentang luasnya penggunaan stem cell dalam dunia kedokteran. Selain dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam jenis penyakit, stem cell juga dapat digunakan untuk obat kecantikan. Pada kesempatan diskusi session ini Dr. Sukma Nuswantara melontarkan pertanyaan apakah stem cell yang dibuat manusia dapat dikemas dalam kapsul dan setelah di telan oleh pasien stem cell tersebut dapat berfungsi sebagaimana pengobatan dengan stem cell pada umumnya. Pertanyaan tersebut dijawab oleh Bapak Indra Bachtiar, Ph.D. yang mengatakan bahwa dalam kondisi dingin stemcell kita ini tidak bisa bertahan lebih dari 5 (lima) jam. Jadi kalaupun kapsul tersebut mempunyai manfaat, yang terdapat dalam kapsul itu tentu bukan stem cell tapi kemungkinan besar adalah protein yang mungkin dapat menstimulasi sel dalam tubuh kita.

Dr. Wien Kusharyoto salah seorang Koordinator Program Kompetitif LIPI mengemukakan tentang penelitian bahan baku obat dan pangan fungsional. Menurut beliau program Program Kompetitif LIPI adalah suatu program penelitian yang dimulai sejak tahun 2004 dan berorientasi pada luaran (output), terutama prototipe atu produk, paten dan publikasi. Pada sub kegiatan Molekular Farming dan Bahan Baku Obat beberapa penelitian sedang dilakukan antara lain: biosimilar (erythropoietin, G-CSF, Interferon α2), obat herbal (beras merah, ekstrak daun sukun, ekstrak daun cakar ayam dan keladi tikus), produksi bahan obat (artemisinin dan turunannya), pengembangan bahan obat, diagnosis (HPV onkogenik terkait kanker serviks), vaksin, mikroba/enzim. Rencana selanjutnya yaitu penetapan fasilitas inti (care facilities) untuk penelitian obat dan pangan fungsional, pembentukan fasilitas uji hewan, pengembangan INACC, pembentukan InaBIF dan kerjasama penelitian (anti-microbial drug discovery, natural product). Selain itu juga ada Program DIPA satuan kerja dimana kegiatan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk penguatan kompetitif inti satuan kerja.

Presentasi berikutnya membahas tentang sintesis of human erythropoietin (hEPO) recombinant protein yang disampaikan oleh Dr. Adi Santoso. Dalam presentasinya Dr. Adi Santoso mengatakan bahwa menentukan arah penelitian yang tepat bagi kemajuan suatu negara adalah tidak mudah. Riset membutuhkan dana yang sangat besar, sehingga menentukan arah penelitian yang tepat menjadi sangat penting. Awalnya penelitian ini adalah bertujuan untuk mencari sistim alternatif untuk memproduksi protein hEPO. Untuk keperluan ini dilakukan ekspresi protein dengan menggunakan tanaman barley dengan menggunakan vector barley stripe mosaic virus. Setelah itu sistim alternatif lain yang digunakan adalah dengan menggunakan yeast Pichia pastoris. Dari penggunaan kedua sistim ini diketahui bahwa usaha untuk produksi glikoprotein seperti hEPO diluar sistim sel mamalia adalah sangat sulit. Berdasarkan pengalaman ini maka produksi protein terapetik hEPO dilakukan dengan menggunakan sistim ekspresi sel mamalia CHO-K1 dan CHO-S. Sejauh ini, hasil in vitro dan in vivo yang didapat dengan menggunakan sistim sel mamalia memberikan hasil yang baik dan siap dikerjasamakan dengan pihak swasta.

Presenter berikutnya adalah Dr. Asrul M Fuad dengan tema biosimilar. Beliau melakukan rekayasa mikroba penghasil hG-CSF rekombinan. Saat ini G-CSF rekombinan secara luas digunakan sebagai obat untuk mengatasi neutropenia akibat berbagai sebab, diantaranya adalah akibat efek samping kemoterapi. Neutropenia adalah suatu kondisi abnormal dimana kandungan sel darah putih, khususnya neutrofil dalam darah sangat rendah.

Presentasi dilanjutkan oleh Dr. Ratih Asmana Ningrum yang menjelaskan tentang fungsi dan sintesis human Interferon alfa-2a. Interferon alfa sering digunakan dalam pengobatan penyakit kanker. Pengembangan protein fusi HSA-rhIFNα-2a sangat berguna terutama dalam hal waktu paruh. Protein fusi yang disintesis akan dapat lebih tahan lama bekerjanya didalam tubuh manusia dan tidak cepat mengalami degradasi. Setelah persentasi tersebut dilanjutkan dengan pemaparan tentang HPV Diagnosis test KIT yang dikembangkan oleh Dr. Sukma Nuswantara. Beliau mengatakan bahwa jenis Human Papiloma Virus terbagi kedalam beberapa jenis ada yang ganas (high risk) dan ada yang jinak (low risk). Pada saat ini Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI telah membuat sistem deteksi dini kanker serviks dan condyloma dengan pendaftaran paten pada tahun 2011. Adapun kegunaan Kit deteksi kanker serviks dan condyloma diantaranya adalah deteksi dini kanker serviks (wanita), deteksi HPV carrier (pria), deteksi condyloma Acuminata/genitalwart dan genotyping HPV penyebab kanker serviks.

Session ketiga dalam acara ini diisi dengan pemaparan tentang Penemuan obat berbasiskan bahan alam oleh Dr. Andria Agusta dari Pusat Penelitian Biologi LIPI yang lebih berfokus pada antibiotik dan anti kanker. Dr. Andria mengatakan bahwa antibiotik perlu adanya generasi baru untuk mengatasi penyakit tersebut. Pada beberapa penyakit tertentu, antibiotik yang digunakan sudah mengalami resistensi. Penemuan antibiotik generasi baru menjadi sangat fuindamental pada beberapa jenis penyakit tertentu.

Pembicara kedua dalam session ketiga disampaikan oleh Dr. Yantiyati Widyastuti mengenai dengan tema kerjasama antara LIPI dengan JST-JICA (2011-2016). Kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain adalah isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat dan bakteri rumen (sumber silase dan rumen sapi, target species baru) dan skrining bakteri asam laktat (BAL) untuk probiotik sapi (target 5 kandidat probiotik), kemudian pembicara terakhir dalam acara ini sebelum dilanjutkan dengan session diskusi adalah Dr. Puspita Lisdiyanti dengan tema Microbial Diversity of Actinobacteria in Indonesia and Its Prospect for Industrial. (Avi Fibry Octavina-Humas).

 

 

 



View the Original article

No comments:

Post a Comment