Tuesday, May 20, 2014

KEMAJUAN EKONOMI INDONESIA VERSUS ANGGARAN RISET

Kemajuan Ekonomi Indonesia Versus Anggaran Riset
Selasa, 20 Mei 2014

(JakartaHumas LIPI). Lembaga riset internasional McKinsey Global Institute memprediksi Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi terbesar ke-7 dunia pada 2030. Hal itu merujuk pada kestabilan ekonomi, peningkatan produktivitas dan ekspor non migas serta keunggulan lain yang dimiliki Indonesia. Namun di lain sisi, anggaran untuk riset justru menurun. Hal itu terungkap dalam Diskusi Forum Rektor Indonesia (FRI) bekerja sama dengan Harian Kompas bertajuk Otonomi Kampus, Sinergi Perguruan Tinggi dan Lembaga-Lembaga Riset, Senin (19/5) di Gedung Kompas, Jakarta.

Fakta tersebut berlawanan dengan kenyataan terutama terkait riset. Dana penelitian kita masih minim, hanya 0.08 persen dari total PDB, ujar Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Lukman Hakim.

Padahal salah satu kunci pembangunan adalah riset. Lukman mencontohkan China dan India berani melakukan investasi untuk riset. Pada tahun 2005 total investasi China bahkan melampaui Jepang. Dalam tiga tahun ke depan, total anggaran riset mereka mencapai tiga persen dari Produk Domestik Bruto (PDB,-red), ungkap Lukman. Dirinya melanjutkan, India dalam tiga tahun terakhir menggelontorkan dana riset sebesar 1.28 persen dari PDB dan pada tahun 2020 akan meningkat mencapai dua persen.

Pemerintah Indonesia sendiri telah mencanangkan Masterplan Perencanaan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI). Salah satu komitmennya adalah menaikkan dana penelitian dan pengembangan sebesar satu persen per PDB tahun 2014. Tapi di lapangan, rasio riil anggaran riset justru hanya 0.07 persen PDB atau sekitar 5,5 trilyun, ujar Lukman.

Ia juga menyoroti mengenai aturan yang menggeneralisasi lembaga penelitian dan perguruan tinggi. Seharusnya aturan bagi kami menggunakan azaz lex specialist. Lembaga penelitian dan perguruan tinggi jangan disamakan dengan Kementerian dan lembaga lain, sebagai contoh dalam hal pengaturan Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP,-red), terangnya.

Lukman mengusulkan adopsi praktek-praktek terbaik yang dilakukan di luar negeri serta intensive move Sumber Daya Manusia (SDM). SDM di lembaga penelitian dapat bekerja di perguruan tinggi dan begitupun sebaliknya, ujar Lukman. Dia juga meminta pimpinan tertinggi harus menunjukkan keberpihakkan kepada dunia riset melalui pernyataan terbuka pada publik yang didukung dengan kebijakan moneter dan fiskal yang tepat. (ys)

» Sumber : Humas LIPI

» Kontak : Ka LIPI

» ARTIKEL TERKAIT :


» Arsip
» Diakses : 23 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment