Saturday, November 29, 2014

Jembatan Ortotropik sedang dikembangkan Balitbang PU- Pera

Jakarta (ANTARA News) - Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan, Balitbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PU-Pera) saat ini sedang melakukan uji coba Jembatan Ortotropik di Bogor dan Bandung, Jawa Barat.

Peneliti dari Puslitbang Jalan, Redrik Irawan, di sela Seminar Teknologi "Menyediakan IPTEK Infrastruktur Pekerjaan Umum dan perumahan Andal" di Jakarta, Jumat, menyebutkan untuk Jembatan Ortotropik masih dilakukan uji coba di Bogor dan Bandung dan tidak diterapkan di lalu lintas yang berat.

"Kita uji coba dekat-dekat kantor Puslitbang jalan," jelas Redrik Irawan seraya menambahkan Ditjen Bina Marga juga masih menunggu kinerja dalam uji coba ini sehingga belum bisa diperkenalkan kepada masyarakat luas.

Ditanya soal efisiensi biaya bila dibandingkan dengan jembatan plat beton, sedangkan Jembatan Ortotropik adalah jembatan plat baja, dia mengatakan pihaknya belum melakukan penelitian apakah Jembatan Ortotropik lebih murah bila dibandingkan dengan jembatan plat beton.

"Jembatan Ortotropik merupakan solusi memanfaatkan baja dalam pembangunan jembatan. Ide memanfaatkan baja bagi jembatan di Indonesia karena adanya permasalahan perbaikan yang membutuhkan waktu lama dan mengurangi beban mati dari penggunaan beton pada konstruksi," katanya.

Dikatakannya lagi, di luar negeri semua jembatan bentang panjang lebih dari satu kilometer sudah menggunakan Jembatan Ortotropik.

"Dari awal mereka sudah gunakan plat baja bukan plat beton. Meskipun untuk komponen Jembatan Ortotropik masih harus impor, namun yang penting kita bisa adopsi teknologinya," katanya.

(E008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

Anjing paham cara manusia berbicara

Jakarta (ANTARA News) -  Sebuah temuan yang dipublikasikan dalam Jurnal Current Biology pada 26 November lalu menunjukkan, bagaimama anjing dapat membedakan dan memproses berbagai komponen suara manusia.

Hal ini sama seperti manusia yang mendengar orang lainnya berbicara lalu merespon tidak hanya tentang apa yang dikatakan --konsonan dan vokal yang dirangkai menjadi kata-kata dan kalimat -- tetapi juga bagian lainnya, misalnya nada emosional dan jenis kelamin pembicara.

"Meskipun kita tidak dapat mengatakan berapa banyak atau cara anjing memahami informasi, kami dapat katakan kalau anjing bereaksi terhadap informasi verbal dan informasi yang berkaitan. Komponen ini nampaknya diproses di daerah yang berbeda pada otak anjing," kata Victoria Ratcliffe dari School of Psychology di University of Sussex.

Penelitian sebelumnya menunjukkan kalau anjing memiliki bias hemispherik - otak kiri vs kanan - ketika mereka memproses vokalisasi suara anjing lainnya. Ratcliffe dan rekannya, David Reby mengatakan temuan itu merupkan langkah logis untuk menyelidiki apakah anjing menunjukkan bias yang sama dalam menanggapi informasi yang dikirimkan dalam bahasa manusia.

Dalam hal ini, mereka memainkan suara dari berbagai sisi anjing sehingga suara masuk ke telinga anjing pada waktu bersamaan dan dengan amplitudo yang sama.

"Input dari masing-masing telinga terutama ditransmisikan ke belahan berlawanan dari otak. Jika salah satu hemisphere (bagian otak yang bertugas berpikir secara afektif dan rasional) lebih khusus memproses informasi tertentu dalam suara, maka informasi itu dipersepesikan berasal dari telinga yang berlawanan," papar Ratcliffe.

Jika anjing menengok ke kiri, ini menunjukkan kalau suara terdengar lebih jelas oleh telinga kiri. Hal ini  menunjukkan kalau hemisphere bagian kanan lebih khusus dalam pengolahan jenis informasi.

Para peneliti lalu mengamati bias umum dalam respon anjing untuk aspek-aspek tertentu dari suara manusia. Ketika mereka memberikan perintah yang akrab diucapkan pada anjing, maka anjing pun memperlihatkan bias proses hemisphere kiri, yang diindikasikan dengan perilaku menengok ke sebelah kanan.

Lalu, ketika intonasi atau isyarat vokal pembicara berlebihan maka anjing menunjukkan bias hemisphere bagian kanan yang signifikan.

"Hal ini sangat menarik karena hasil temuan kami menunjukkan kalau pengolahan komponen suara di otak anjing dibagi antara dua belahan dengan cara yang sebenarnya sangat mirip dengan cara otak manusia," kata Reby seperti dilansir siaran publik Eukaalert yang dikutip dari Science Daily.

Tentu saja, itu tidak berarti anjing benar-benar mengerti segala sesuatu yang manusia katakan.  Atau tidak bisa dikatakan kalau anjing memiliki kemampuan berbahasa yang mirip manusia.

Tapi, kata Ratcliffe, hasil ini mendukung gagasan kalau sahabat manusia itu memperhatikan "tidak hanya siapa dan bagaimana kita mengatakan sesuatu  tetapi juga untuk apa kita katakan sesuatu itu".

Temuan ini merupakan kabar baik untuk kita karena banyak dari kita yang mencintai anjing, menghabiskan waktu bersama mereka. Mereka mungkin tidak selalu mengerti, tapi benar-benar mendengarkan.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

Miho Koike, perempuan yang bisa mengurangi ongkos energi surya

Jakarta (ANTARA News) - Pembuat sel surya di Tiongkok, Taiwan, dan Eropa  membombardir Miho Koike dengan pesanan produk.

Miho adalah CEO Material Concept, perusahaan kecil pengembang energi surya yang mengubah cara dunia membuat panel surya.

Berada jauh di pusat riset dan bisnis Tohoku University, perusahaan itu begitu tersembunyi dan hanya fokus membuat produk sampai tidak memiliki laman bisnis sendiri dan hanya mengandalkan laman Tohoku University untuk menyiarkan berita.

Secara tradisional, produsen menggunakan pasta emas untuk membubuhkan sel surya pada elektroda baterai dan panel surya. Pengadaan emas untuk keperluan itu sampai meliputi 25 persen dari seluruh biaya produksi. 

Junichi Koike mengembangkan pasta tembaga alternatif yang menurut Miho hanya membutuhkan 1/100 dari biaya.

Meskipun terobosan in memakan waktu 20 tahun pembuatan, namun dengan bantuan para peneliti yang punya tujuan sama Junichi menciptakan penghalang tipis untuk mencegah tembaga terserap ke silikon yang digunakan dalam panel surya.

Manfaat tembaga dari sisi biaya telah diketahui namun bahan itu menyebabkan silikon terdegradasi dan membuatnya menjadi alternatif yang berisiko.

Terobosan ini jadi berita baik untuk perusahan energi surya di luar negeri.

Material Concept pun kemudian menerima banyak perhatian dari Eropa karena Uni Eropa telah mengumumkan akan beralih ke standar perunggu tahun 2018.

Miho menyebutkan bahwa mereka sedang menjajaki kerja sama dengan produsen di Tiongkok dan Taiwan.

Sekalipun pemerintah Jepang sedang menggencarkan penggunaan tenaga surya, kenyataannya klien perusahaan Miho sebagian besar di luar Jepang.

"Di Jepang hanya ada tiga perusahaan besar - Sharp, Kyocera, dan Mitsubishi - yang memproduksi sel-sel surya," kata Miho seperti dilansir laman Techinasia.

Junichi mungkin memecahkan kode ilmiah tapi Miho merupakan mesin pendorong kemajuan perusahaan.

Selama sepuluh tahun ia tinggal di Amerika Serikat, belajar dan bekerja. Miho berharap bisa tinggal di sana selama sisa hidupnya, namun petimbangan keluarga membuatnya kembali ke Jepang.

Saat dia mengambil keputusan itu, dia baru saja mendapat pemberitahuan bahwa aplikasinya untuk mendapat visa permanen disetujui.

Kembali ke Jepang, Miho mengalami kejutan budaya. "Saya tidak ingin meninggalkan rumah. Itu berlangsung selama setengah tahun," kenangnya.
 
Tak lama kemudian, dia bangkit dan mendapatkan pekerjaan tetap di lembaga pemerintah selama 14 tahun.

Selama itu, dia terkadang berinteraksi dengan kegiatan bisnis yang dilakukan universitas.

Tahun 2011
dia mendapatkan kesempatan mengkoordinasikan perencanaan bisnis dan
pengembangan untuk para pemula dia mengambilnya.

Keinginan yang kuat untuk membantu wilayah Tohoku yang terdampak bencana membuat Miho beralih peran ketika peluang untuk memimpun Material Concept muncul tahun 2013.

Sekarang dia hanya fokus pada satu perusahaan, Material Concept. Berbekal daftar kontak domestik dan internasional, Miho membawa perusahaan berkembang pesat.

Awal tahun ini perusahaan itu menerima serangkaian pendanaan dengan nilai mendekati enam juta dolar AS dari perusahaan-perusahaan besar seperti Daiwa
Securities dan Innovation Network Corporation of Japan.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

Penentuan Kadar Antinutri pada Tanaman Legume Determination Levels of Anti-nutrition on Legume Plants

| Print |

daunlamtorobustanLegume adalah salah satu hijauan pakan ternak yang mengandung protein lebih tinggi daripada rumput. Lamtoro (Leucaeana leucocephala (Lam.) de Wit), kedelai (Glycine max (L.) Merr.), kelor (Moringa oleifera Lam.) dan gamal (Gliricidia sepium Jack Walp.) merupakan contoh legume yang umumnya dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Akan tetapi, pemanfaatan legume yang tinggi sebagai pakan perlu dibatasi dikarenakan adanya senyawa antinutrisi yang terkandung dalam legume, yang akan mengurangi nilai nutrisi dari tanaman legume sendiri. Karena itu perlu diketahui kadar senyawa kimia antinutrisi seperti, tanin, saponin dan kumarin dalam tanaman legume yang umum dimanfaatkan sebagai pakan ternak dengan metode titrasi, spektrofotometri dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) serta kandungan antioksidan dengan metode peredaman radikal bebas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-ratkedelaibustana kadar antinutrisi tersebut mengalami penurunan setelah melalui proses pengeringan walaupun tidak terlalu signifikan, sehingga diperlukan penelitian lain untuk mengetahui proses yang terbaik guna mengoptimalkan penurunan kadar antinutrisi tersebut. Selain itu, tanaman Legume memiliki kandungan antioksidan yang bervariatif yang menjadi nilai lebih.

Kata kunci: legume, pakan ternak, antinutrisi, antioksidan

Peneliti: Bustanussalam*, Fauzy Rachman, Eris Septiana, Yatri Hapsari, Yadi,dan Partomuan Simanjuntak
Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI, Jl. Raya Bogor Km. 46, Cibinong 16911, Jawa Barat
*E-mail : bustanussalam@lipi.go.id

Daun tanaman lamtoro                                                           Kedelai



View the Original article

Thursday, November 27, 2014

Peneliti ungkap kekuatan pencernaan burung pemakan bangkai

Washington (ANTARA News) - Burung-burung nasar memakan kematian, mengunyah daging busuk yang bisa membuat sakit atau membunuh orang atau binatang lainnya.

Menurut para peneliti, pemulung berbulu ini punya usus paling kuat di planet ini.

Para ilmuwan menyatakan hasil analisis pada dua spesies burung nasar Amerika Utara menunjukkan bahwa burung itu memiliki sistem pencernaan asam yang sangat kuat dan ususnya penuh dengan dua jenis bakteri jahat.

Pada nasar hitam dan nasar kalkun, satu-dua pukulan gastrointestinal ini efektif melumpuhkan banyak potensi penyakit yang disebabkan oleh populasi mikroba pada bangkai yang mereka makan.

"Saluran gastrointestinal nasar adalah lingkungan yang berbahaya," kata ahli mikrobiologi Lars Hestbjerg Hansen dari Aarhus University di Denmark, salah satu peneliti yang hasil studinya dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications.

"Nasar-nasar ini akan mengonsumsi vertebrata mati apapun - mamalia, burung, ular, ikan. Mereka lebih suka organisme yang belum lama mati dibandingkan dengan karkas yang sudah sangat busuk," kata ahli ornitologi Gary Graves dari Smithsonian Institution di National Museum of Natural History di Washington, peneliti yang lain.

"Sebagai contoh, rusa yang sehari mati di jalan itu sempurna," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Para peneliti memeriksa komunitas mikroba, atau mikrobioma, yang hidup dalam saluran pencernaan 50 burung nasar yang meliputi dua spesies yakni nasar hitam dan nasar kalkun.

Nasar kalkun tubuhnya tertutup bulu hitam dengan kepala gundul berkulit
merah dan rentang sayap hampir 1,75 meter. Jenis
ini umum ditemui di Amerika Utara.

Sementara nasar hitam lebih kecil,
dengan rentang sayap sekitar 1,45 meter, bulu hitam, dan kepala gundul
berkerut dengan kulit berwarna abu-abu gelap. Burung jenis ini ditemukan
di seluruh bagian tenggara Amerika Serikat.

Bakteri pencernaan paling umum pada nasar - Clostridia dan Fusobacteria - ternyata sangat patogenik pada binatang lain. Clostridia misalnya, bisa menyebabkan penyakit-penyakit yang menjadi musuh dunia seperti botulism, kelemayuh (gangren) dan tetanus pada manusia.

Para peneliti juga menemukan bahwa asam perut burung nazar sangat kuat dan membunuh banyak bakteri yang masuk ke dalam tubuh mereka bersama daging busuk.

"Kebanyakan mikroba yang masuk bersama makanan tidak akan bertahan dalam kondisi keras ini," kata peneliti yang lain, ahli mikrobiologi dari University of Copenhagen, Michael Roggenbuck.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

Peneliti ungkap misteri kuburan vampir di Polandia

Jakarta (ANTARA News) - Orang-orang yang dikubur dengan sabit melingkari leher dan batu-batu pada rahang untuk mencegah mayat hidup kembali merupakan penduduk asli di area tempat mereka dikuburkan menurut hasil studi baru.

Fakta bahwa semua orang yang dikubur sebagai vampir merupakan penduduk lokal menunjukkan kemungkinan mereka semua merupakan korban epidemi kolera yang menyapu kawasan itu, kata salah satu penulis studi, Lesley Gregoricka, ahli bioarkeologi di University of South Alabama.

Kisah orang-orang mati yang hidup lagi sungguh memiliki akar, kembali ke masa kuno Mesir, Yunani, dan Babylonia dan lainnya, kata penulis studi yang lain, Tracy Betsinger, ahli bioarkeologi dari State University of New York di Oneonta.

Cerita tentang vampir sudah beredar di Eropa Timur sejak setidaknya abad ke-11 dan koran-koran menggambarkan apa yang dicurigai sebagai vampir sejak abad ke-17.

Sebagai contoh, tahun 1725, seorang pejabat Austria menyampaikan kisah petani Serbia, Petar Blagojevic, yang katanya telah membunuh sembilan penduduk desa di areanya sebelum orang menurus jantungnya.

Pengetahuan vampir pada masa ini tidak lagi meliputi penghisapan darah sebagai bagian integral, sebaliknya, mayat hidup bisa membunuh orang hanya dengan pandangan.

Dalam pengetahuan kuno, seseorang berisiko menjadi vampir setelah mati jika dia tidak dibaptis, mati karena kekerasan, atau yang pertama terbunuh dalam epidemi, atau merupakan orang dari daerah lain, kata Gregoricka seperti dilansir laman LiveScience.

Gagasan bahwa vampir minum darah mungkin mengemuka selama wabah dan epidemi, ketika mayat sering terbaring telanjang dan terurai dalam waktu yang lama.

"Orang sangat dekat dengan kematian pada titik ini, tapi tidak tahu cara yang baik untuk menjelaskan apa yang terjadi," katanya.

Sebagai contoh, tubuh cenderung gembung setelah kematian karena bakteri-bakteri menghasilkan gas.

Ini menekan tubuh bagian bawah, pada gilirannya memaksa darah naik dari paru-paru ke kerongkongan dan kemudian ke mulut, yang mungkin membuat penduduk desa percaya mayat seseorang yang seperti terlantar dan lemah selama hidup menjadi gemuk karena minum darah, jelasnya.

Penguburan Vampir

Gregoricka dan koleganya menganalisis potongan tulang dari kuburan Drawsko, situs Polandia tempat kuburan vampir ditemukan. Menurut para peneliti, kuburan itu berasal dari abad ke-17 sampai abad 18.

Beberapa orang pada situs itu dikubur dengan sabit pada leher dan batu-batu pada rahang untuk mencegah mereka hidup kembali.

Menurut Gregoricka, sabit ditujukan untuk memenggal orang jika mereka berusaha bangkit dari kubur dan batu-batu dijepitkan ke rahang untuk menutupnya supaya mereka tidak bisa makan dari orang-orang hidup.

Para peneliti kemudian melihat lebih dekat ke 60 dari 333 kuburan di situs itu, enam di antaranya merupakan kuburan "vampir" yang ditujukan untuk mencegah orang yang dikubur hidup lagi.

Tim menganalisis rasio isotop strontium dalam kerangka. Karena masing-masing lokasi punya rasio unik dari isotop ini dan tubuh orang secara alamiah mengambil unsur-unsur di lingkungan, analisis isotop strontium bisa mengungkap tempat seseorang berasal.

Berlawanan dengan hipotesis awal bahwa "vampir" adalah imigran, tim justru menemukan bahwa semua vampir adalah penduduk lokal.

Dan karena tidak ada "vampir" yang menunjukkan tanda-tanda kematian akibat kekerasan atau trauma parah, tim berspekulasi bahwa vampir mungkin orang pertama yang menjadi korban epidemi kolera yang menyapu kawasan ketika itu.

"Orang bisa mati karena kolera dalam hitungan hari atau bahkan jam," kata Gregoricka.

"Jika sesuatu membunuhmu dengan sangat cepat, itu tidak akan meninggalkan tanda pada tulang," tambah dia.

Setelah studi yang hasilnya dipublikasikan di jurnal PLOS ONE pada 26 November, para peneliti ingin melakukan analisis kimia lebih lanjut untuk mencari tahu lebih banyak tentang penduduk desa tersebut.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

Satelit LAPAN-A2 siap awasi perairan Indonesia 2015

Bogor (ANTARA News) - Satelit LAPAN-A2 dengan Sistem Identifikasi Otomatis-nya (Automatic Identification System) untuk mendeteksi kapal laut, diperkirakan sudah siap mengawasi perairan Indonesia pada semester pertama 2015. 
Dengan sistem ini, dari layar monitor, kapal-kapal yang melayari perairan bisa langsung dideteksi, mulai dari nama dan bendera di mana dia terdaftar, jenis dan tipe kapal, dimensi fisik dan tonase kapal, rute yang dipilih dan rute sejati yang ditempuh, pelabuhan bertolak dan pelabuhan tujuan, dan sebagainya.   

"Konfirmasi dari pihak India untuk (satelit) A2 semester pertama 2015 sudah bisa diluncurkan. Kalau yang (satelit) A3 baru akhir 2015," kata Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Rika Andiarti, di Rumpin, Bogor, Kamis.

Kedua satelit mikro yang telah ditingkatkan kemampuannya tersebut, menurut dia, dapat mendeteksi kapal laut (LAPAN-A2) dan memprediksi produksi beras berdasarkan area penanaman (LAPAN-A3).

Khusus untuk satelit mikro A2 yang dilengkapi sensor canggih berupa receiver AIS, muatan radio amatir melalui Automatic Position Reporting System (APRS), dan kamera video analog dan digitak yang lebih baik, Rika mengatakan akan memiliki kemampuan jangkauan lebar karena ditempatkan di ekuatorial.

"Satelit ini akan mengunjungi Indonesia 14 kali dalam satu hari," ujar dia.

Sementara itu, Kepala LAPAN, Thomas Djamaluddin, mengatakan, lembaganya akan membantu pemerintah dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemantauan kemaritiman dengan beberapa teknologi yang telah ada dan maupun yang sedang dikembangkan.

Dengan memanfaatkan teknologi penginderaan jauh, ia mengatakan LAPAN dapat membantu memantau wilayah pantai untuk pengembangan potensi sumber daya laut, termasuk di dalamnya informasi zona penangkapan ikan sehingga membantu nelayan lebih efektif menangkap ikan.

Untuk mengidentifikasi kapal-kapal yang terkait pencurian ikan di perairan Indonesia, satelit LAPAN-A2 dan pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle/UAV) yang dikembangkan LAPAN dapat dimanfaatkan, kata Djamaluddin.

"Saat ini kita masih menggunakan teknologi asing untuk satelit. Kita harus mandiri nanti, bisa nanti dimulai dengan (mengembangkan satelit) penginderaan jauh sumber daya alam," ujar dia.

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article