Wednesday, July 31, 2013

SINYAL KUAT, KECEPATAN MAKSIMAL

Sinyal Kuat, Kecepatan Maksimal
Rabu, 31 Juli 2013

Internet telah menjadi bagian dari pekerjaan Muchid Murtadho sebagai desainer rumah lepas. Dia biasa berkomunikasi dengan koleganya menggunakan surat elektronik (email) ketika mendapatkan pesanan desain interior maupun eksterior rumah.

Praktis, Muchid sering sekali mengunduh dan mengunggah data berupa gambar. Proses itu terkadang membuatnya galau. "Jangan putus. Jangan putus," kata Muchid berulangkali, beberapa waktu lalu.

Apa sebab Muchid galau? Saat proses mengunduh dan mengunggah gambar terkadang koneksi Internet terputus dengan sendirinya. Dengan terpaksa dia harus mengulang mulai dari awal mengunduh atau mengunggah kalau sinyal jaringan muncul lagi.

"Saya sudah mencoba ganti kartu modem dari beberapa provider, tapi tetap saja jaringan timbul dan tenggelam," keluh Muchid yang tinggal di bilangan Kemanggisan, Palmerah, Jakarta Barat, pekan lalu.

Setelah ganti beberapa kartu modem, Muchid menduga ketidaksetabilan sinyal bukan karena kartu modemnya, melainkan di sekitar tempat tinggalnya di kelilingi bangunan bertingkat. "Ya, mau bagaimana lagi, mesti sabar."

Sejauh ini Muchid pasrah dengan koneksi Internet yang tidak stabil, terkadang juga sangat lemah. Tapi bukan hanya Muchid yang bermasalah dengan jaringan Internetnya, sebagian besar pengguna Internet yang mengaksesnya melalui perantara modem.

Tak dimungkiri akses internet malaui jaringan nirkabel memang banyak kelemahan, bahkan masalah. Mulai dari sinyal lemah hingga sambungan yang seringkali terputus dan terputus lagi.

Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Priyo Yantyo menjelaskan ketidak stabilan atau lemahnya sinyal yang diterima perangkat penerima seperti modem 3G/HSDPA/CDMA maupun Wi-Fi Card disebabkan sifat sinyal frekuensi tinggi tidak dapat merambat. Artinya, apabila sinyal mengenai halangan (struktur bangunan atau material lainnya), maka sinyal akan terpantul.

Akibatnya, jika penerima sinyal berada di belakang penghalang, maka penerima tidak dapat menerima sinyal yang terhalang. "Namun demikian, biasanya perangkat penerima masih dapat menerima sinyal atau akumulasi dari beberapa sinyal pantulan (sinyal tak langsung)," jelas Priyo.

Nah cara memperkuat penerimaan sinyal perangkat nirkabel, tambah Priyo, dapat menggunakan penguat sinyal, baik aktif maupun pasif. Penguat sinyal aktif membutuhkan catu daya (power) tersendiri semisal tambahan booster sebagai perangkat repeater. Perangkat ini berfungsi menerima, menguatkan, dan memancarkan kembali sinyal untuk dapat dipakai oleh beberapa penerima di lokasi dekat repeater.

Sedangkan penguat sinyal pasif tidak membutuhkan catu daya tersendiri, namun menggunakan catu daya dari jalur (port) antena eksternal yang tersedia pada perangkat. Pasalnya, secara umum perangkat penerima nirkabel sudah memiliki antena built-in di dalamnya. "Antena penguat pada dasarnya menggantikan fungsi antena internal tersebut ketika antena penguat dipasang pada jalur antena eksternal," jelas Priyo.

Penguat Sinyal

Menariknya, tutorial merancang penguat sinyal pasif banyak sekali tersedia di laman-laman Internet. Mulai dari cara yang sederhana dengan bahan yang ada di sekitar kita, maupun yang harus dipesan secara khusus. Sebagai contoh tutorial penguat sinyal pasif menggunakan antena Wajanbolic, yaitu antena nirkabel dari wajan alias alat penggorengan yang dirancang sedemikian rupa untuk memperkuat sinyal radio.

Wajanbolic ini dipopulerkan teknisi komputer asal Yogyakarta bernama Pak Gunadi. Wajan berfungsi sebagai reflektor yang di tengahnya terdapat bagian sensitif antena berbentuk tabung dari paralon berisi modem (USB WLAN). Perangkat antena saling terhubung dengan komputer melalui sebuah kabel UTP atau kabel LAN.

Cara kerja antena ini seperti parabola pada umumnya, yakni bagian sensitif antena yang berada di bagian tengah wajan berfungsi menangkap semua gelombang electromagnet. Peralatan Internet yang bekerja pada frekuensi 2.4GHz ini memiliki jangkauan hingga 1-2 kilometer (Km), bahkan sampai 5 Km.

Kalau tidak ingin repot merancang sendiri, Wajanbolic siap pakai banyak di jual secara online. Selain antena Wajanbolic hasil pengembangan karya pak Gunadi, antenna penguat sinyal modem masih banyak di pasaran. Sebagai contoh antena penguat sinyal modem "Quad" (baca kuat). Antena Quad merupakan hasil penelitian dan pengembangan ilmuwan LIPI.

Quad didesain berdasarkan perancangan dan pengukuran di laboratorium. Spesifikasi Quad bekerja pada frekuensi 1800 MHz hingga 2400 MHz. Dengan demikian dapat dipakai untuk memperbaiki penerimaan sinyal pada perangkat GSM 1800 MHz (EDGE), CDMA EVDO Rev A/B 1900 MHz, WCDMA 2100 MHz, Wi-MAX 2300 MHz, dan Wi-Fi 2400 MHz.

Priyo sebagai perancang Quad mengklaim antena ini mampu memberikan penguatan (gain) hingga 25dB. Penguatan 25dB dapat diartikan penguatan 18x (delapan belas kali) daya. Apabila dilihat pada aplikasi hyper terminal, diperoleh kenaikan 25 poin.

"Penguatan ini dapat diamati pengguna berupa penambahan garis sinyal yang ditampilkan oleh aplikasi modem sebanyak 2-3 garis," ujar Priyo.

Beda Quad dengan Wajanbolic di antaranya berdasarkan ukurannya, Quad lebih kompak dan kecil sedangkan Wajanbolic sebesar alat penggorengan. Perbedaan lainnya, jika Wajanbolic ditempatkan di luar ruangan, Quad di dalam ruangan sehingga bisa dibawa-bawa untuk mendukung aktifitas mobile. Adapun persamaan keduanya dibandrol sekitar 200 ribu rupiah. agung wredho



» Arsip
» Diakses : 102 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment