Friday, July 12, 2013

BPPT DAMPINGI PENGUATAN KLASTER INDUSTRI KELAPA SAWIT DAN PARIWISATA DI KABUPATEN PELALAWAN

Category: Berita Kebijakan Teknologi

Penguatan klaster industri merupakan salah satu pilar dalam penguatan Sistem Inovasi Daerah (SID). Salah satu daerah yang memiliki perjanjian kerja sama dengan BPPT adalah Kabupaten Pelalawan. Untuk memperkuat klaster industri di Kabupaten Pelalawan, tim dari BPPT telah berkunjung ke Pelalawan (10/7). Tim yang dipimpin oleh Priyambodo, Kepala Bidang Kemampuan Inovasi Teknologi, Pusat Pengkajian Kebijakan Inovasi Teknologi (PPKIT) BPPT, diterima oleh Kepala Bappeda Kabupaten Pelalawan, M. Syahrul Syarif, yang didampingi oleh beberapa Kepala SKPD, Kelompok Kerja (Pokja) Klaster Industri Kabupaten Pelalawan dan beberapa staf Bappeda.

Dalam pertemuan tersebut masing-masing pihak menyampaikan kemajuan dan rencana penguatan klaster industri di Pelalawan. Syahrul menyampaikan beberapa keinginan dan kendala yang dihadapi oleh Kabupaten Pelalawan. Keinginan mengembangkan inovasi tergambar dari visi Kabupaten Pelalawan “Pembaharuan Menuju Kemandirian Pemerintah dan Masyarakat Kabupaten Pelalawan.”

“Pembaharuan bisa dimaknai sebagai inovasi. Permasalahan yang dihadapi adalah tingginya tingkat kemiskinan Kabupaten Pelalawan, yaitu sebesar 14,51%, lebih tinggi dari tingkat kemiskinan Provinsi Riau (8,65%) dan nasional (13,33%). Permasalahan lain adalah rendahnya dukungan inovasi yang ditandai oleh rendahnya budaya dan kapasitas inovasi, rendahnya kegiatan iptek dan rendahnya dukungan anggaran (APBD) untuk inovasi,” ungkapnya.

Meskipun sebenarnya PDRB Kabupaten Pelalawan tidaklah rendah, namun menurut Syahrul banyak hasil produksi yang keuntungannya mengalir ke negara tetangga. Dimikian pula, banyak hasil riset perusahaan multinasional yang tertutup, hanya dimanfaatkan di lingkungan perusahaan saja, tidak dipublikasikan kepada masyarakat. Peluang penguatan inovasi adalah dijadikannya Kabupaten Pelalawan sebagai salah satu kawasan perhatian investasi (KPI), serta kegiatan perkebunan kelapa sawit rakyat yang telah melibatkan banyak pihak seperti peternakan sapi dan koperasi.

Menanggapi hal tersebut, Priyambodo memaparkan tentang pentingnya mendorong Kabupaten Pelalawan menjadi daerah yang unggul. Untuk menjadi daerah yang unggul diperlukan produk yang unggul, dan agar produk tersebut unggul harus berada dalam sehimpunan industri yang unggul. Hasil kajian sebelumnya menunjukkan bahwa industri kelapa sawit dan industri pariwisata merupakan industri unggul yang perlu dikembangkan di Kabupaten Pelalawan. Upaya pengembangan industri tersebut dapat dilakukan melalui kerangka kebijakan inovasi.

Di akhir pertemuan disepakati bahwa BPPT akan membantu pengembangan klaster industri kelapa sawit dan klaster industri pariwisata di Kabupaten Pelalawan. Industri kelapa sawit dalam hal ini bersinergi dengan peternakan sapi. Sedangkan industri pariwisata dimotori oleh keunikan wisata bono, yaitu terjadinya gelombang besar di Sungai Kampar pada waktu-waktu tertentu, yang telah menjadi perhatian wisatawan dan penggiat selancar (surving) dunia. Disepakati pula agenda kegiatan selanjutnya adalah forum pertemuan stakeholders di bulan Agustus 2013, baik untukklaster industri kelapa sawit maupun klaster industri pariwisata.

Agenda lainnya adalah pelatihan peternak sapi di lahan sawit dan pelatihan pembuatan souvenir, khususnya kaos (T-shirt) yang berkaitan dengan bono. Pada bulan November nanti akan diadakan acara “bekudo bono” untuk memeriahkan terjadinya puncak bono, yang diharapkan dapat mengundang datangnya banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara. (SOC/ppkit/humas)      



View the Original article

No comments:

Post a Comment