Wednesday, July 17, 2013

DUA BULAN LAGI, TIM LIPI AKAN SAMPAIKAN HASIL RISET LAUT DALAM

Dua Bulan Lagi, Tim LIPI Akan Sampaikan Hasil Riset Laut Dalam
Rabu, 17 Juli 2013

Ekspedisi ini merupakan kerja sama LIPI dengan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization dan IOC Sub-Commission for the Western Pasific (WESTPAC).

Jakarta - Tim Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) 2013 dalam satu hingga dua bulan ke depan siap menyampaikan hasil penelitiannya seputar biota laut dalam dan fisika oseanografi dari hasil ekspedisi di Selat Makassar.

Kepala Bidang Sumber Daya Laut Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Pramudji mengatakan setelah tim kembali 22 Juni lalu, saat ini tim EWIN sedang menganalisa data. Diperkirakan dalam satu hingga dua bulan lagi akan digelar workshop.

"Dalam workshop akan disampaikan informasi seputar hasil penelitian, sebab EWIN kali ini berbeda dengan EWIN sebelumnya karena meneliti biota laut dalam. Rencananya dalam penelitian yang akan datang akan memperluas kerja sama dengan peneliti luar negeri. Dalam EWIN 2013 hanya peneliti China dan Korea yang terlibat," katanya, di Jakarta, Rabu (17/7).

Seperti diberitakan sebelumnya, Kapal Riset Baruna Jaya VIII milik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan EWIN 2013 untuk meneliti keanekaragaman sumber daya hayati (biodiversity) laut dalam Selat Makassar.

Ekspedisi EWIN 2013 berlangsung 3 Juni-22 Juni 2013. Ekspedisi ini merupakan kerja sama LIPI dengan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization dan IOC Sub-Commission for the Western Pasific (WESTPAC).

Kapal riset ini membawa 23 orang peneliti dari Pusat Penelitian Oseanografi LIPI, dua peneliti dari Korea Institute of Ocean Science and Technology Korea Selatan dan dua peneliti dari Lab Marine Chemistry and Environmental Monitoring Technology TIO-SOA Xiamen China.

Saat pelepasan tim EWIN di Pelabuhan Nizam Zachman, Muara Baru, Jakarta Utara, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Iskandar Zulkarnain yang melepas langsung tim ekspedisi mengatakan selama ini ekspedisi riset yang dilakukan di Indonesia tidak terkonsentrasi di laut dalam. Sebab data-data tentang laut dalam terbatas dan hal ini harus menjadi perhatian.

"Sehingga hal ini harus dimulai. Apapun yang kita temukan akan menjadi basis data. Untuk itu ekspedisi sekarang fokus pada biodiversity di laut dalam," katanya.

Iskandar menyatakan ekspedisi riset memang memerlukan biaya yang besar. Untuk EWIN 2013 ini saja biaya operasional kapal per harinya mencapai Rp 100 juta. Ia menambahkan perairan laut di Selat Makassar yang akan menjadi tujuan ekspedisi merupakan bagian dari sirkulasi arus laut global. Arus laut ini merupakan unsur penting bagi penentu siklus nutrien dan karbondioksida di laut.

Rantai makanan di laut secara global dipengaruhi pula oleh massa air laut yang dingin, kaya nutrien dan terangkat kepermukaan bersamaan dengan proses kenaikan massa air laut (upwelling).

Hal senada juga disampaikan Ketua Tim EWIN 2013 Susetiono. Ia mengungkapkan penelitian ke Selat dan laut dalam Makassar disebabkan karena hasil penelitian yang sudah ada memperkirakan 8-9 ton air laut per detik mengalir dari utara ke selatan yakni dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia melalui Makassar.

"Apa yang dibawa dengan massa air yang sedemikian besar, kita tidak tahu belum ada publikasinya," ucapnya.

Oleh karena itu lanjutnya tujuan ekspedisi kali ini untuk mengungkap proses-proses fisika, kimia, pencemaran dan biologi yang berlangsung di Selat Makassar sebagai lintasan arus laut Indonesia. Selain itu untuk meneliti studi ekologis larva pada perairan pelagis atau biodiversity di kolom air dan ekologi benthik (biodiversity dasar laut) di dasar perairan Selat Makassar.

EWIN memang sudah dilakukan sejak tahun 2007 dan diawali di Raja Ampat. Oleh karena itu Plh Kepala Pusat Oseanografi LIPI Dirham Syah pun berharap EWIN 2013 dapat menghasilkan makalah, paper dan jurnal internasional.

Baginya fokus EWIN 2013 tentang laut dalam merupakan hal istimewa, karena negara lain sama sekali belum ada yang melakukan ekspedisi biodiversity laut dan hanya sebatas fisika oseanografi.

Hasil dari ekspedisi ini akan mengidentifikasi semua temuan, kemudian dilakukan inventarisasi sebagai basis data dan upaya melakukan langkah antisipatif jika diketahui dampak tertentu. dari riset ini.

Penulis: R-15/FER



» Arsip
» Diakses : 33 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment