Sunday, July 28, 2013

MAHASISWA ITB MENJADI WAKIL PERTAMA INDONESIA DI CERN

Mahasiswa ITB Menjadi Wakil Pertama Indonesia di CERN
Sabtu, 27 Juli 2013

ITB sebagai salah satu institut teknologi kenamaan di Indonesia jelas memiliki peranan penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Lulusan lulusan ITB diharapkan mampu menjadi tonggak terdepan dalam cipta dan karya untuk memajukan segenap bangsa Indonesia. Bagi mahasiswa, tentunya banyak yang harus disiapkan sebelum dapat lepas landas dan menjadi pemimpin dalam arus perubahan Indonesia. Dalam bidang ilmu pengetahuan, banyak upaya yang dapat dilakukan mahasiswa untuk menambah jam terbang dan mengasah kemampuan mereka. Salah satu opsi yang ampuh untuk mengaktualisasikan diri adalah dengan terjun langsung ke lapangan sesuai dengan bidang ilmu masing-masing. Ada mahasiswa yang mencoba bekerja magang di lokasi penambangan, laboratorium ternama ataupun menjajal pengalaman menjadi interns di perusahaan multinasional.

Nathaniel Chandra Harjanto (Teknik Fisika 2010) mempunyai impian untuk dapat bekerja di sebuah pusat penelitian tersohor di dunia, Centre Europeen pour la Recherchee Nucleaire (CERN). CERN merupakan pusat penelitian Particle Physics, terkenal karena memiliki akselerator partikel paling canggih dan mutakhir yaitu Large Hadron Collider (LHC). Kontribusi dan buah dari penelitian CERN sangat berpengaruh pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama di bidang asal-usul alam semesta. Beberapa penemuannya seperti penemuan partikel Higgs boson yang merupakan partikel dasar penyusun seluruh partikel di dunia, serta beberapa penelitian lain seperti Super Symmetry dan Quark-Gluon Plasma benar-benar membuka mata dunia tentang fenomena pembentukan alam semesta.

Nathaniel yang akrab disapa Nathan ini sangat tertarik dengan teori dan penelitian CERN tentang parallel universe serta fenomena ruang-waktu seperti teleportasi dan mesin waktu. Dimulai dari posting di grup akademik Himpunan Mahasiswa Fisika Teknik (HMFT), Nathan mendengar kesempatan untuk mengikuti CERN Summer Studentship Program (CSSP). April 2013, Suharyo Sumowidagdo, satu-satunya peneliti Indonesia di CERN menghubungi Nathan untuk menyampaikan kabar gembira. Nathan diinformasikan dapat melanjutkan ke proses seleksi terakhir yaitu menghadap pada Professors Board di CERN. Akhirnya pada Maret 2013 Nathan dan 2 orang mahasiswa lainnya, Muhammad Firmansyah Kasim (Teknik Elektro 2009) dan Imre Nagi (Teknik Elektro 2010) terpilih untuk mewakili Indonesia dalam program CSSP.

Ini adalah kali pertama Indonesia ikut serta dalam program tersebut, hal itu menjadikan mereka bertiga sebagai wakil pertama Indonesia di CERN. Menurut Laksana Tri Handoko dari LIPI, penerimaan ketiga mahasiswa di program CSSP memiliki efek positif dalam kerjasama antara Indonesia dengan CERN. Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Riset dan Teknologi, Dinas Pendidikan Tinggi, serta LIPI akan memulai kerjasama tersebut pada akhir tahun 2013. Oleh karena itu, performa kerja dari Nathan dan teman-teman menjadi sangat diperhitungkan.

Pengalaman Bekerja di CERN

Setiap musim panas mahasiswa akan ditempatkan ke salah satu eksperimen penelitian di CERN. ATLAS, CMS, LHCb, dan ALICE adalah beberapa penelitian yang sedang digarap dan merupakan empat detector partikel utama dalam lingkaran LHC yang terbentang sejauh 27 km dari Swiss hingga Perancis. Nathan ditempatkan di penelitian ATLAS yang merupakan detector partikel terbesar di dunia. Proyek yang ia kerjakan adalah dalam bidang Outreach yaitu membuat aplikasi simulasi pendeteksi partikel dan fasilitas LHC untuk iPhone dan Android yang diramu dalam bentuk game.

Nathan bercerita bahwa semangat dan dedikasi dalam pekerjaan adalah hal yang selalu tercermin pada peneliti-peneliti di CERN. Mereka bekerja sangat efisien, namun tetap tidak melupakan waktu istirahat sebagai bagian untuk optimasi kinerja, tutur Nathan. Pekerja dan peneliti CERN juga menaruh perhatian yang besar terhadap lingkungan, hal tersebut dibuktikan dengan tidak digunakannya AC pada semua ruangan kecuali perpustakaan dan ruang computer. Selain itu sebagian besar pekerja dan peneliti di CERN menggunakan sepeda sebagai moda transportasi utama. Nathan dan teman-teman setiap hari melakukan perjalanan sejauh 3 km dengan menggunakan sepeda untuk mencapai lokasi kantornya.

Semangat dan perjuangan Nathan dan teman-teman untuk selalu menggali kemampuan dan menimba ilmu bahkan hingga ke luar tanah air patut untuk dicontoh. Seperti prinsip CERN, belajar dan pencarian terhadap jawaban akan alam semesta merupakan proses tanpa akhir. Semakin banyak pengetahuan kita, justru semakin banyak pertanyaan yang muncul. Pertanyaan-pertanyaan itulah yang akan mendorong kita untuk terus maju dan berkembang dalam hidup ini, ujar Nathan menutup wawancara dengan Kantor Berita.



» Arsip
» Diakses : 117 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment