Tuesday, July 30, 2013

KURANGI RESIKO BENCANA KEBAKARAN LAHAN DAN KABUT ASAP, HUJAN BUATAN KALI INI DIGELAR DI PALEMBANG

Category: Berita Teknologi Sumberdaya Alam & Kebencanaan

Fenomena kebakaran lahan dan hutan di wilayah Indonesia hampir secara rutin terjadi setiap tahun. Selain merusak keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan, dampak negatif lainnya adalah gangguan kesehatan dan transportasi yang disebabkan oleh kabut asap. Sementara itu dengan banyaknya jumlah hotspot di wilayah Sumatera sejak pertengahan bulan Juni 2013 lalu, juga mengakibatkan mulai munculnya gangguan kabut asap pekat dari wilayah Sumatera. Hal ini kemudian berkembang menjadi permasalahan serius bagi Pemerintah Republik Indonesia, karena sempat menimbulkan reaksi keras dari Singapura dan Malaysia, dua negara tetangga terdekat yang terkena imbasnya.

Terkait dengan hal itulah BPPT bekerjasama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) telah menggelar operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) di beberapa wilayah, salah satunya di Sumatera Selatan. Pembukaan pelaksanaan operasi TMC sebagai bentuk siaga darurat asap regional Sumatera yang dipusatkan di Palembang tersebut dibuka secara langsung oleh Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin (25/7).

Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA), Ridwan Djamaluddin yang hadir pada acara tersebut mengatakan bahwa kaitannya dengan operasi hujan buatan di Sumsel, tim Unit Pelaksana Teknis Hujan Buatan (UPTHB) BPPT sudah hadir di Palembang sejak delapan hari lalu. “Saat ini juga sudah didirikan posko di Lanud dan kantor BPDB Sumsel. Tim juga terdiri dari personil BMKG. Kami juga telah menyiapkan satu pesawat hercules dan cassa,” ungkapnya.

Frekuensi kegiatan hujan buatan yang dilakukan BPPT menurut Ridwan sekarang ini cukup banyak dan tidak hanya diupayakan untuk mengisi waduk saja. Namun dengan seringnya terjadi bencana baik kebakaran hutan maupun banjir dan longsor, kegiatan TMC juga bervariasi mulai dari kegiatan mengisi waduk intuk kebutuhan irigasi juga untuk pengurangan resiko bencana.

Sebagai upaya pengurangan resiko bencana juga Ridwan menambahkan bahwa tim UPTHB akan melakukan operasi TMC di sembilan provinsi dengan penempatan tiga posko antara lain di Riau, Palembang dan Palangkaraya serta satu posko di Jakarta. Direncanakan kegiatan TMC akan berlangsung hingga akhir september.

“Walaupun kondisi secara umum di beberapa wilayah yang tadinya mengalami kebakaran lahan cukup parah sudah relatif terkendali, namun peluang masih ada. Sehingga rakor yang dilakukan hari ini sangat penting adanya sebagaimana mazhab pengurangan resiko bencana yaitu mencegah jauh lebih penting daripada melakukan penanggulangan setelah bencana,” terangnya. (SYRAA/humas)

 



View the Original article

No comments:

Post a Comment