Friday, July 5, 2013

SINERGI KELEMBAGAAN MENUJU SWASEMBADA DAGING DAN SUSU

Sinergi Kelembagaan Menuju Swasembada Daging dan Susu
Kamis, 4 Juli 2013

(Bogor, 4 Juli 2013 Humas LIPI). Ketimpangan antara kebutuhan dengan persediaan membuat kelangkaan daging dan susu menjadi isu yang selalu mencuat. Kebutuhan daging nasional yang mencapai 12 ribu juta ton tidak dapat diimbangi dengan produksi daging yang hanya berkisar di angka 350 ribu ton. Begitu juga dengan kebutuhan susu, yang 75 persennya harus diimpor dari luar.

"Ketergantungan impor yang cukup besar memerlukan komitmen bersama seluruh komponen untuk pembangunan target swasembada pangan, ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Dr. Siti Nuramaliati Prijono dalam Workshop Penyusunan Program dan Kelembagaan Unit Processing, Pakan, Susu dan Daging, Senin (1/7) lalu, di IPB International Convention Center, Bogor, Jawa Barat. Perlu sinergi bersama untuk memetakan potensi melalui penyusunan program dan kelembagaan, ujarnya.

LIPI sejak tahun 2011 menggulirkan program Meat-Milk Pro. Menurut Project Manager Meat-Milk Pro Dr. Ir. Syahrudin Said, Meat-Milk Pro menitikberatkan pada peningkatan kapasitas riset dan peneliti bidang peternakan. Implementasinya berupa perbaikan infrastruktur riset, penelitian dan intermediasi teknologi, program training, inkubator teknologi, serta koordinasi dan sinergitas program, jelas Syahrudin.

Saat ini, sudah ada empat inkubator teknologi. Inkubator tersebut berlokasi di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Cibinong yang merupakan inkubator model industri peternakan berbasis unit processing pakan dan susu. Sementara itu, inkubator di Sumatera Barat, Jawa Barat dan Sulawesi Selatan masing-masing berbasis daging, susu, dan penyediaan sperma sapi.

Menurut Sekretaris Utama LIPI Dr. Akmadi Abbas, adanya legalitas terkait program Meat-Milk Pro diperlukan agar tidak menjadi permasalahan yang muncul di kemudian hari. Supaya aman dari sisi hukum serta menghindari temuan-temuan dari Badan Pengawas Keuangan RI, tandasnya.

Acara workshop sendiri diikuti oleh 20 peserta yang terdiri dari perwakilan dari Dinas Peternakan daerah setempat serta utusan dari Universitas Andalas, Universitas Padjadjaran, Institut Pertanian Bogor, dan Universitas Hasanudin. Hadir pula sebagai nara sumber dari Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan RI untuk memberikan materi mengenai pengelolaan aset. (fz)



» Arsip
» Diakses : 30 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment