Thursday, July 11, 2013

APEC KERJASAMA KEBIJAKAN SAINS, TEKNOLOGI DAN INOVASI

Category: Berita Kebijakan Teknologi

BPPT, yang diwakili oleh Direktur Pusat Pengkajian Kebijakan Difusi Teknologi, Husni Y. Rosadi turut berperan serta dalam sidang Group Policy Partnership on Science, Technology and Innovation (PPSTI) Asia-Pacific Economic Cooperation (APEC). Sidang APEC PPSTI tahun 2013 tersebut merupakan sidang Group PPSTI yang pertama setelah perubahan dari APEC Industrial Science and Technology Working Group (ISTWG), dan dilaksanakan pada 9-12 April di Surabaya serta 1-3 Juli di Medan.

APEC, merupakan forum kerjasama ekonomi dari 21 ekonomi (negara) di kawasan Asia Pasifik, yaitu Australia, Brunei Darussalam, Kanada, Chili, RRC, Cina Hongkong, Indonesia, Korea Selatan, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Papua Nugini, Peru, Filipina, Rusia, Singapura, Taiwan, Thailand, Amerika Serikat, dan Vietnam. Setiap tahun APEC mengadakan pertemuan tahunan yang dilaksanakan bergilir diantara anggota ekonomi.

Pertemuan pertama dilakukan di Canberra (Australia) tahun 1989, dan tahun 2013 ini merupakan pertemuan APEC ke-25 yang diselenggarakan di Indonesia. APEC terbagi dalam lima Komite, yaitu Budget and Management Committee, Economic Committee, Committee on Trade and Investment, Senior Officials' Meeting (SOM) Committee on Economic and Technical Cooperation dan Other Groups. Setiap Komite terdiri dari beberapa Group. Salah satu Group padaSenior Officials' Meeting (SOM) Committee on Economic and Technical Cooperationadalah Group (PPSTI).

PPSTI dibentuk tahun 2012 sebagai perubahan dari APEC ISTWG, karena adanya upaya untuk memasukkan isu kebijakan inovasi dan mendorong semakin intensifnya hubung anantara pemerintah, pelaku bisnis dan akademisi. Selain delegasi dari ke-21 anggota ekonomi, sidang tahun 2013 juga dihadiri oleh perwakilan dari ABAC (APEC Business Advisory Council), Macau China, dan APRU (Association of Pacific Rim Universities).

Sebagai tuan rumah, Deputi Menteri Riset dan Teknologi bidang Jaringan Iptek, Kementerian Riset dan Teknologi (KRT) menjadi Ketua Sidang (Chair). Sementara itu Delegasi Indonesia, selain KRT juga wakil dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Standardisasi Nasional (BSN), Universitas Indonesia dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN).

Pada sidang PPSTI di Surabaya, disepakati PPSTI Strategic Action 2013-2015, termasuk visi, misi dan pembentukan tiga sub-group (Building Science Capacity, Promoting Enabling Environment for Innovation, dan Enhancing Regional Science and Technology Connectivity). Sementara pada sidang di Medan, dibahas mengenai penjabaran dari PPSTI Strategic Action 2013-2015, terutama tujuan dan key performance indicators (KPI) dari setiap sub-group, serta aktivitas, jangka waktu dan siapa yang menjadi pionirnya (lead economy).

Selain itu, juga dibahas mengenai kebijakan Science, Technology and Innovation (STI), pendanaan R&D serta peran akademisi dan industry oleh setiap anggota ekonomi. Pada sidang-sidang itu juga dipaparkan kegiatan-kegiatan (projects) riset dan pengembangan yang dilakukan oleh beberapa anggota, baik kegiatan yang sudah selesai (completed projects), sedang berjalan (on-going projects), yang baru disetujui (new-approved projects) dan topik-topik/ ide yang layak untuk didiskusikan (new proposed topics).

BPPT memaparkan usulan mengenai Region-to-Region Partnershipssebagai ide yang didiskusikan, dan memperoleh tanggapan positif dari delegasi ekonomi Korea Selatan, R.R Cina dan Thailand. Selain mengikuti sidang, peserta juga diberi kesempatan untuk berkunjung ke beberapa lembaga riset dan industri seperti PT. PAL dan Institute of Tropical Disease (ITD) Universitas Airlangga (Surabaya) dan Indonesian Oil Palm Research Center (PPKS) Medan.

Dari sidang-sidang APEC PPSTI tersebut ada beberapa hal yang perlu ditindaklanjuti, diantaranya adalah kesempatan untuk melakukan kerjasama penelitian dan pengembangan teknologi dengan anggota APEC lainnya dalam berbagai bidang STI serta kebijakannya. Untuk itu perlu disiapkan usulan project/ proposal dalam kerangka kerjasama antar anggota APEC, berupa Concept NotesAPEC Multi-Year Project. Selain itu juga bisa diusulkan kegiatan riset dan pengembangan dengan pendanaan yang ditanggung masing-masing negara (lembaga) pengusul dan mencari mitra anggota ekonomi lainnya sebagai co-sponsor. Atau menjadi bagian (co-sponsor) dari kegiatan yang diusulkan oleh anggota ekonomi lainnya. BPPT akan menjadi co-sponsordalam kegiatan APEC SmartCityInnovation&Technology CooperationForum yang dilaksanakan oleh delegasi RRC. (HYR/ppkdt/humas)



View the Original article

No comments:

Post a Comment