Friday, July 5, 2013

TEMUAN BARU UNTUK INDUSTRI KOSMETIK: ANGGREK CEOLOGYNE MARTHAE S.E.C. SIERRA

Category: Berita Teknologi Agroindustri & Bioteknologi

Indonesia memiliki kekeyaan alam hayati yang berlimpah, 30.000 jenis tumbuhan dan 7.000 diantaranya ditenggarai memiliki khasiat obat. Sekitar 90% tumbuhan obat di kawasan Asia pun tumbuh di Indonesia. Demikian pula dengan spesies anggrek, Indonesia memiliki sekitar 5.000 spesies dari 25.000 spesies anggrek didunia yang kebanyakan hidup di hutan-hutan tropis, termasuk Indonesia.

Berkaca dari kenyataan tersebut, BPPT bersama PT Martina Berto TBK sepakat melakukan kerjasama, khususnya tentang anggrek Ceologyne Marthae S.E.C. Sierra. “Memorandum of Understanding (MoU) dan Perjanjian Kerjasama ini, memiliki tujuan untuk melakukan pengkajian dan penerapan teknologi agroindustri dan bioteknologi yang diterapkan dalam kegiatan kerjasama ekplorasi, domestikasi dan identifikasi anggrek Ceologyne marthae S.E.C. Sierra”, kata Kepala BPPT Marzan A Iskandar Pada Acara Penandatangan MoU BPPT Dengan PT. Martina Berto TBK di Jakarta (1/7)”.

Lebih lanjut Marzan mengungkapkan, Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas kawasan hutan tropis terkaya kedua di dunia setelah Brazil, merupakan pusat biodiversitas yang menyimpan potensi hayati yang dapat dijadikan bahan baku untuk industri. “Pengelolaan keanekaragaman hayati secara optimal diperlukan strategi yaitu save it, study it, use it”, tegas Marzan.

Senada dengan Kepala BPPT, Deputi Kepala Bidang TAB Listyani Wijayanti menegaskan bahwa tujuan kesepakatan bersama ini adalah untuk mengembang dan menerapkan teknologi, terutama dalam bidang teknologi agro dan bioteknologi. “Setelah serangkaian pertemuan dengan pihak PT. Martina Berto Tbk, anggrek yang diberi nama Anggrek Coelogyne Marthae S.E.C. Sierra ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai bahan baku industri kosmetik”, ungkapnya.

Tidak hanya itu, menurut Listyani, konsep kerjasama yang nantinya diterapkan akan berlandaskan pada konsep green science and technology. “Kita akani memegang teguh prinsip-prinsip kemanusian dan ramah lingkungan untuk teknologi ini”, tambahnya.

Sementara itu, Founder dan Chairwoman of Martha Tilaar Group, Martha Tilaar mengatakan bahwa kerjasama dengan BPPT merupakan langkah lebih lanjut dari komitmen Martha Tilaar Group selama lebih dari 43 tahun untuk senantiasa menghasilkan inovasi dan kerasi serta perbaikan berkesinambungan dengan kearifan budaya dan pengetahuan leluhur, bermodalkan keanekaragaman hayati Indonesia. 

“Saya percaya, bahwa usaha yang kita lakukan secara konsisten dan persisten akan menghasilkan sesuatu yang sangat bermakna dan dapat meningkatkan tidak saja ekonomi dalam lingkup kecil tapi yang lebih luas, yakni meningkatkan ekonomi bangsa Indonesia”, jelas Martha. (JSYRA/humas)



View the Original article

No comments:

Post a Comment