Friday, September 13, 2013

UPTHB SIAP TINGKATKAN MUTU LAYANAN MODIFIKASI CUACA

Category: Berita Teknologi Sumberdaya Alam & Kebencanaan

“Sejalan dengan nafas reformasi birokrasi, UPT Hujan Buatan perlu untuk segera melakukan beberapa upaya pembenahan organisasi secara internal agar menjadi lebih baik dan sekaligus meningkatkan mutu layanan teknologi modifikasi cuaca (TMC) kepada para user yang mulai semakin percaya akan nilai manfaat TMC. Oleh karena itu, penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 maupun implementasi solusi atas hasil analisa manajemen resiko melalui SPIP yang telah dilakukan sebelumnya, mutlak menjadi suatu keharusan yang perlu segera direalisasikan dalam waktu dekat,” ujar F. Heru Widodo, Kepala UPT Hujan Buatan (UPTHB), dalam sambutannya ketika membuka agenda Raker UPTHB BPPT, Cisarua (10-12/9).

Di tengah jalannya pelayanan TMC pada 4 lokasi secara paralel, UPTHB melaksanakan Rapat Kerja dengan tema “Melalui Reformasi Birokrasi, Kita Tingkatkan Mutu Pelayanan TMC”, UPT Hujan Buatan telah membulatkan tekad untuk melakukan sejumlah perubahan yang bersifat memperbaiki internal organisasi ke arah yang lebih baik guna semakin meningkatkan mutu pelayanan TMC yang belakangan ini semakin meningkat frekuensinya.

Beberapa isu penting yang diangkat sebagai pokok bahasan dalam Raker berdasarkan hasil analisa manajemen resiko yang telah dilakukan sebelumnya melalui Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) adalah (1) masalah pengelolaan aset pesawat terbang, (2) kebutuhan akan penambahan sejumlah peralatan pendukung operasional TMC, dan (3) masalah pengelolaan keuangan.

Deputi Kepala BPPT Bidang TPSA, Ridwan Djamaluddin yang juga hadir mengatakan bahwa sudah banyak capaian positif yang dikontribusikan oleh UPT Hujan Buatan untuk BPPT. “Dalam Pidato tahunan Kepala BPPT, UPT Hujan Buatan dengan TMC-nya disebut telah menjadi kontributor PNBP terbesar bagi BPPT. Untuk kategori liputan media cetak, pemberitaan mengenai TMC juga menjadi yang terbanyak dibandingkan pemberitaan teknologi BPPT yang lainnya. Prestasi ini tentu perlu dipertahankan dan terus ditingkatkan”, sebut Ridwan.

Sebagai saran untuk pengembangan, Deputi TPSA menyoroti masalah sistem penaburan bahan semai yang masih dilakukan secara manual dan konvensional dengan tenaga manusia. “Setiap kali melihat liputan pemberitaan mengenai TMC, bagian yang paling ingin saya lewati adalah visualisasi saat para menabur mengangkut dan menyobek karung garam di dalam pesawat.. Mewujudkan peralatan mekanisasi seeding kiranya perlu menjadi prioritas untuk menghapus kesan TMC yang terlihat padat karya”, demikian lanjutnya.

Adapun dalam Raker kali ini dihasilkan 10 butir rumusan yang berisikan rencana tindak upaya solusi untuk perbaikan internal organisasi sebagai respon atas sejumlah permasalahan utama yang teridentifikasi dari hasil analisa manajemen resiko dalam SPIP, diantaranya berupa langkah-langkah strategis dalam upaya pengelolaan aset pesawat untuk dapat menjadi lebih baik, upaya penambahan peralatan riset TMC dan peralatan pendukung operasional TMC, upaya peningkatan kualitas bahan semai dan sistem delivery-nya, serta upaya pengelolaan keuangan organisasi.

Pada penutupan Raker, Kepala UPTHB mengharapkan agar rumusan hasil Raker tersebut segera ditindaklanjuti oleh warga UPT Hujan Buatan. “Dengan semangat kebersamaan dan kekeluargaan, mari  kita jalankan hasil rumusan Raker ini,” tegas Heru. (BDH/SYRA-UPTHB/humas).



View the Original article

No comments:

Post a Comment