Friday, September 27, 2013

Iptek Guna Mendukung Pembangunan Yang Berwawasan Lingkungan

Category: Berita Teknologi Sumberdaya Alam & Kebencanaan

Tanpa disadari, pola konsumsi makanan memiliki keterkaitan erat dengan permasalahan dalam hal lingkungan. Salah satu organisasi dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), yakni United Nations Environment Programme(UNEP)  berperan mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas anggota PBB dengan membantu negara-negara berkembang melaksanakan kebijakan mengenai alam dan menggalakkan sustainable development di dunia.  “Terkait pola makan ini maka UNEP mengangkat tema THINK-EAT-SAVE pada Hari Lingkungan Hidup Sedunia, dimana  tahun ini di Indonesia disesuaikan menjadi Ubah Perilaku dan Pola Konsumsi untuk Selamatkan Lingkungan,” ungkap Joko P. Susilo, Direktur Pusat Teknologi Lingkungan (PTL-TPSA) BPPT, di  Pandeglang (19/9).

Pada acara yang bertemakan “Diseminasi Pemanfaatan Iptek  Guna Mendukung Pembangunan  Yang Berwawasan Lingkungan” ini, Direktur PTL BPPT mengungkapkan bahwa sebenarnya persoalan lingkungan tidak dapat dilihat sebagai suatu hal yang berdiri sendiri, namun sangat terkait oleh perilaku manusia terutama dalam memenuhi kebutuhannya. “Guna memberikan solusi teknologi, Pusat Teknologi Lingkungan dengan segala keterbatasan yang ada, tentu terus berusaha mengkaji dan menerapkan teknologi yang ramah lingkungan sebagai bentuk kontribusi kami kepada bangsa dan negara ini,” tegasnya.

Joko melanjutkan bahwa pada acara yang berlangsung di Gedung Negara Pendopo Kabupaten Pandeglang ini, tim dari PTL BPPT akan menyampaikan mengenai konsepsi kota hijau (green city) dan perlunya penerapan teknologi penunjangnya. “Kita tahu hampir sebagian besar masyarakat kita bahkan dunia tinggal di perkotaan. Kota telah menjadi sumber dampak lingkungan yang masif. Penerapan teknologi ramah lingkungan termasuk perubahan perilaku masyarakat perkotaan akan membawa dampak yang signifikan bagi perbaikan lingkungan kita,” terangnya.

Konsep green city, lanjutnya,  tidak lepas dari pendekatan pengelolaan limbah yang mendekati “zero waste”. “Disini dibutuhkan berbagai teknologi seperti daur ulang limbah cair dan sampah, energi bersih sampai dengan teknologi material ramah lingkungan, terangnya.

Senada dengan Direktur PTL, Bupati Kabupaten Pandelang, Erwan Kurtubi menyatakan bahwa perkembangan suatu daerah identik dengan  pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan, serta wawasan terhadap arti pentingnya suatu lingkungan tidak bisa dipisahkan. Suatu negara atau daerah  dapat   dikatakan maju, jika  semakin banyak diterapkannya ilmu pengetahuan dan Teknologi.  Namun demikian, lanjutnya,  kemajuan pembangunan tersebut tidak akan berarti dan tidak akan berlangsung secara terus menerus atau berkelanjutan, jika tidak  berwawasan lingkungan. 

Bupati Pandeglang juga memaklumi bahwa kegiatan pembangunan apalagi yang bersifat fisik dan berhubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam jelas mengandung resiko terjadinya perubahan ekosistem yang selanjutnya akan mengakibatkan dampak, baik yang bersifat negatif maupun yang positif. “Oleh karena itu, kegiatan pembangunan yang dilaksanakan seharusnya selain berwawasan sosial dan ekonomi juga harus berwawasan lingkungan.  “Melalui pemanfaatan teknologi akan mewujudkan pembangunan yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan,  yakni pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan kebutuhan bagi generasi mendatang,” harapnya.  Sebagai penutup, Direktur PTL juga mengajak untuk bersama-sama memulai untuk merubah perilaku dan pola konsumsi guna menjaga kesehatan kita serta kelestarian lingkungan hidup. “Semoga langkah kita hari ini dapat menjadi inspirasi yang lebih baik lagi dalam mewujudkan pembangunan yang ramah lingkungan,” pungkasnya. (SYRA/humas)



View the Original article

No comments:

Post a Comment