Thursday, September 19, 2013

KONSUMSI SAPI PADA 2030 SEKITAR 12,3 JUTA TON PER TAHUN

Konsumsi Sapi Pada 2030 Sekitar 12,3 Juta Ton Per Tahun
Kamis, 19 September 2013

Jakarta, GATRAnews - Konsumsi daging sapi nasional diprediksi bakal terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan. Bahkan di tahun 2030 mendatang, Indonesia harus menyiapkan daging sebanyak 12,3 juta ton untuk 286 juta jiwa dengan asumsi peningkatan konsumsi 43 kg/kapita.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim mengatakan, peningkatan konsumsi daging mempunyai korelasi dengan kecenderungan naiknya produk domestik bruto (PDB).

Tahun 1961, rata-rata PDB dunia per kapita sebesar USD 2.676, konsumsi daging sebesar 23 kg. Sedangkan di 2001, PDB naik menjadi USD 5.611 dengan konsumsi daging 38 kg.

"Pada 2030, PDB diharapkan menjadi USD 7.600 dan konsumsi daging menjadi 45 kg/kapita rata-rata dunia. Sedangkan 2025 diprediksi jumlah penduduk Indonesia mencapai 271,3 juta dengan pertumbuhan satu persen pertahun," terangnya dalam sambutan Seminar Nasional dan Forum Komunikasi Peternakan di Bogor, Rabu (18/9).

Lukman menambahkan, hal itu menjadi potensi besar industri peternakan dan turunannya di Indonesia. Namun, disayangkan produksi daging sapi Indonesia hanya 350 ribu ton setiap tahunnya dan sangat tidak mencukupi.

Saat ini Indonesia mengimpor daging sapi sebanyak 30 persen untuk mencukupi kebutuhan nasional. Sementara itu, 70 persen susu nasional didatangkan dari sejumlah negara produsen susu seperti Australia dan Selandia Baru.

"Impor dalam jumlah besar tentu akan meningkatkan ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain, bahkan dapat mengancam kedaulatan pangan. Oleh karenanya, ini memerlukan terobosan strategis untuk mengurangi impor," tegas dia.

Saat ini, sektor peternakan Indonesia dihadapkan pada masalah peningkatan produktivitas peternakan yang masih rendah. Hal itu tentu menjadi peluang bagi peternak lokal untuk memperluas produksi dan mengembangkan usaha kecil dan menengah. "Melihat peluang yang ada, Indonesia seharusnya melakukan penguatan internal untuk mengurangi ketergantungan impor," pungkasnya.



» Arsip
» Diakses : 18 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment