Wednesday, September 25, 2013

SOSIALISASI ISO 9001 DI P2PMB-LIPI

Sosialisasi ISO 9001 di P2PMB-LIPI
Rabu, 25 September 2013

Jum`at, 13 September 2013, pukul 9.30-11.30 WIB, Agus Fanar Syukri, Ph.D peneliti sistem manajemen dan bisnis di Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) LIPI mensosialisasikan urgensi implementasi sistem manajemen mutu berbasis SNI ISO 9001:2008 di Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan (PMB) LIPI. Acara dihadiri oleh Kepala Pusat, Dr. Endang Turmudi, MA; para pejabat eselon 3 dan eselon 4 serta para peneliti dan fungsional lainnya dengan jumlah sekitar 35 orang.

Acara sosialisasi dimulai dengan sambutan dari Kepala PMB-LIPI yang memberikan arahan bahwa di era reformasi birokrasi di mana LIPI sudah menerima tunjangan kinerja sebesar 40 persen, para peneliti dan pegawai LIPI harus bisa meningkatkan kinerja masing-masing, sehingga sangat penting untuk mengelola sumber daya yang dimiliki untuk tujuan tersebut. Negara-negara demokrasi yang sudah stabil, memerlukan waktu 40-120 tahun untuk proses pencapaian level tersebut. Indonesia walaupun sudah merdeka 68 tahun, tetapi demokrasi baru dihitung sejak era reformasi.

Agus Fanar Syukri, Ph.D memaparkan tentang sistem manajemen mutu berbasis SNI ISO 9001:2008, yang meliputi 8 prinsip manajemen mutu, bagaimana langkah-langkah implementasinya, juga tool yang digunakan untuk memotret kesiapan suatu organisasi untuk mengimplementasikan standar internasional tersebut. Landasan teori budaya organisasi dan budaya mutu pun dibahas di forum diskusi dan berbagi informasi yang banyak dihadiri oleh para peneliti budaya dan kemasyarakatan, yang beberapa di antaranya telah bergelar Profesor Riset.

Dalam diskusi yang dimoderatori oleh M. Azzam Manan, pertanyaan-pertanyaan bernas disampaikan oleh para peneliti budaya di PMB-LIPI, dan pokok bahasan kendala implementasi ISO 9001 di satuan-satuan kerja yang selama ini telah dibimbing oleh P2SMTP-LIPI menyita perhatian hadirin. Narasumber menyatakan bahwa komitmen manajemen tetaplah yang pertama dan utama, dan bukan sekedar komat-kamit mengungkapkan keinginan mengimplementasikan ISO 9001 semata, tetapi juga ditindaklanjuti dengan penunjukan Wakil Manajemen dan tim persiapan, juga dengan menyediakan sumber daya yang diperlukan oleh tim tersebut.

Prof.Riset Dwi Purwoko mendiskusikan tentang mana yang lebih penting dalam bangunan mutu, apakah benar bahwa komunikasi adalah faktor terpenting, ataukah norma-norma yang menurut teori budaya Robin, juga Schein, merupakan faktor kunci dalam pembentukan budaya. Narasumber menjawab bahwa dalam teori sosial dan budaya memang sering dijumpai teori-teori yang saling melengkapi, dan untuk bangunan budaya, komunikasi merupakan semen perekat bagi 7 unsur lainnya yang meliputi etika, integritas, kepercayaan, kepemimpinan, kerja tim, pelatihan dan penghargaan.



» Arsip
» Diakses : 17 kali
» Dikirim : 0 kali


View the Original article

No comments:

Post a Comment