Tuesday, June 25, 2013

TINGKATKAN PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENERAPAN K3 SECARA MENYELURUH

Category: Berita Teknlogi Hankam,Transportasi & Manufakturing

Acara sosialisasi ini merupakan suatu rangkaian upaya untuk merevitalisasi dan mereposisi peran serta fungsi dari UPT Balai. Selama ini UPT balai tersebut sudah melaksanakan tugas sebagai laboratorium penguji. Namun demikian tentunya perlu adanya pengaitan antara visi misi UPT Balai dengan visi misi BPPT. Salah satu caranya adalah dengan meningkatkan peran UPT Balai sesuai dengan lima peran BPPT yaitu sebagai lembaga intermediasi, technology clearing house, audit teknologi, pengkaji teknologi dan solusi teknologi. Karena jika UPT balai tersebut hanya melakukan kegiatan pengujian, ini tidak akan berdampak terlalu signifikan terhadap pembangunan nasional,” ungkap Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa (TIRBR), Erzi Agson Gani pada acara Sosialisasi Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja B2TKS BPPT di Serpong (24/06).

Selain itu menurut Erzi, dalam penetapan standar ISO terdapat komponen K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) yang harus dipenuhi. “Karena itu kalau kita ingin menjadi lembaga sertifikasi dan inspeksi harus memahami Sistem Manajemen K3. Selain memahami kita juga harus menerapkan ke internal bahwa kita bisa dan menyatakan bahwa kita siap menjadi lembaga sertifikasi dan inspeksi,” ungkapnya.

Jika BPPT ingin  menjadi suatu lembaga yang one step ahead, maka sistem K3 ini harus dibudayakan. “Pada 2015 Sistem Manajeman K3 ini sudah harus diberlakukan, kita juga mencoba belajar menerapkan didalam dan melakukan suatu koordinasi intensif dengan Kemenakertrans agar bisa menjadi partner,” tandas Erzi.

Untuk tahap awal akan dibuat pilot project di Balai Besar Teknologi Kekuatan Struktur (B2TKS). Nantinya akan dilihat bagaimana penerepan K3 di internal B2TKS, mengingat selama ini B2TKS banyak melakukan inspeksi-inspeksi serta uji kontruksi. “Jadi sistem K3 ini bukanlah suatu kewajiban tapi suatu keharusan karena keselamatan kesehatan kerja bukan hanya tools untuk keluar tapi kedalam juga. Jadi budaya K3 itu dapat meningkatkan moral untuk peningkatan kinerja yang lebih baik,” tegas Erzi.

Pada kesempatan yang sama, Dirjen BINWAS Ketenagakerjaan Kemenakertrans, Mudji Handaya mengatakan bahwa dengan meningkatkan perhatian terhadap pentingnya K3 maka dapat tercipta situasi kerja yang aman, tentram dan sehat. Sengan demikian dapat mendorong produktivitas kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan pekerja melalui penerapan Sistem Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi dengan Sistem Manajemen Perusahaan.

SMK3 sendiri merupakan bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian resiko  yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efesien dan produktif.

Adapun tujuan diterapkanya SMK3 diataranya, pertama, untuk meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. Kedua, mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja, atau serikat pekerja. Ketiga, menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman dan efesien untuk mendorong produktifitas.

Hadir juga pada sosialisasi tersebut, Kepala Balai B2TKS, Hamir Hamzah, Direktur Pengawasan Norma K3, Amri AK, serta para peserta dari setiap UPT/Balai di BPPT. (SYRA/humas)



View the Original article

No comments:

Post a Comment