Thursday, June 27, 2013

KOLABORASI LIPI – PEMKAB NGAWI UNTUK TINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI

Kolaborasi LIPI Pemkab Ngawi untuk Tingkatkan Kesejahteraan Petani
Kamis, 27 Juni 2013

(Ngawi, 25 Juni 2013 Humas LIPI). Bertempat di lahan persawahan di Desa Jenggrik, Kecamatan Kedunggalar, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Dr. Siti Nuramaliati Prijono beserta Bupati Ngawi Ir. H. Budi Sulistyono, Ketua DPRD Kabupaten Ngawi bersama jajaran terkait, dan anggota Komisi VII DPR RI Dr. Markum Singodimejo melalukan panen raya padi aplikasi Pupuk Organik Hayati (POH) Beyonic-Startmik pada Selasa (25/6) lalu.

Luas lahan persawahan yang menggunakan POH tersebut adalah seluas 12 hektar dengan pemakaian POH sebanyak 12 liter per hektar yang diberikan selama tiga periode. Pupuk tersebut diproduksi sendiri oleh petani dengan instalasi pembuatan yang ada di Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kecamatan Kedunggalar dengan kapasitas produksi 3000 liter pupuk.

Kabupaten Ngawi menjadi daerah yang pertama memberikan dukungan penuh pengaplikasian POH yang merupakan hasil penelitian dan pengembangan dari Pusat Penelitian Biologi LIPI. Kami menargetkan tahun depan setiap kecamatan mampu memproduksi POH, jelas Budi. Dengan demikian, lanjutnya, dalam 5 tahun ke depan Ngawi menjadi daerah unggulan produksi beras organik. Sekaligus juga mengentaskan petani dari ketergantungan pupuk kimia, sambungnya.

Menurutnya, POH hasil riset LIPI ini memiki keunggulan pada biayanya yang rendah. Jika memakai pupuk kimia petani harus mengeluarkan 1 juta rupiah per hektar, sedangkan dengan POH cukup 150 ribu dengan hasil panen yang meningkat 20 persen, paparnya. Selain itu, beras organik juga mempunyai nilai jual tinggi.

Percontohan

Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Dr. Siti Nuramaliati Prijono memberikan pujian untuk komitmen pemerintah kabupaten Ngawi dalam pengembangan pertanian ramah lingkungan berbasis bahan organik. Jarang ada bupati yang menjadi intermediasi antara Iptek dengan daerah. Harus jadi contoh bagi pimpinan-pimpinan daerah lain di seluruh Indonesia, ujar Lili, sapaan akrabnya.

Menurut Lili, kemampuan daerah harus dibangun untuk membantu percepatan pertumbuhan perekonomian nasional. Kegiatan diseminasi yang dilakukan LIPI merupakan upaya untuk membantu peningkatan kapasitas dan daya saing daerah sehingga bisa membantu peningkatan pendapatan daerah, terangnya.

Lili melanjutkan, Indonesia sebenarnya mempunyai kekayaan hayati yang luar biasa, salah satunya adalah mikroba. LIPI memiliki koleksi mikroba di setiap tipe ekosistem Indonesia yang disimpan di Indonesian Culture Center di Cibinong Bogor Jawa Barat. Mikroba ini memiliki karakteristik untuk setiap jenis tanah, paparnya.

Selain panen raya, ada pula kegiatan pemberian POH Beyonic-Startmik dan materi pelatihan untuk para petani dari perwakilan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di seluruh Kabupaten Ngawi. Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI Dr. Bambang Sunarko memberikan materi Pemanfaatan Teknologi Beyonic untuk Menunjang Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Peneliti Pusat Penelitian Biologi LIPI Dr. Rosichon Ubaidillah memaparkan Manajemen Pertanian Berkelanjutan, dan Dr. Sarjiya Antonius memberikan pelatihan pembuatan POH Beyonic-Startmik untuk para petani. (fz)



» Arsip
» Diakses : 33 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment