Monday, June 24, 2013

INDONESIA - JERMAN KEMBANGKAN KERJASAMA BIOTEKNOLOGI PEMBUATAN OBAT

Indonesia - Jerman Kembangkan Kerjasama Bioteknologi Pembuatan Obat
Senin, 24 Juni 2013

Kementerian Riset dan Teknologi, RI (Ristek) bekerjasama dengan Kementerian Federal Pendidikan dan Riset, Jerman (BMBF), mendorong kolaborasi bilateral riset bioteknologi di bidang penemuan obat-obatan, khususnya anti infective diseases. Hal tersebut disepakati dalam Pertemuan ke-17 Komite Pengarah Kerjasama Indonesia-Jerman di bidang Bioteknologi yang dilaksanakan di Kementerian Riset dan Teknologi, Senin 10 Juni 2013.

Kehadiran perwakilan dari industri obat nasional Biofarma, Indofarma dan Sanbe Farma melengkapi keterlibatan badan penelitian nasional. Lembaga riset yang ikut rencananya terlibat di kolaborasi litbang kedua negara adalah Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Kementerian Kesehatan. Mereka diharapkan ikut merumuskan topik dan agenda kerjasama penelitian berorientasi industri.

Delegasi Jerman terdiri terdiri dari 20 orang yang mewakil 14 (empat belas) lembaga terkait aktivitas riset di Jerman. Mereka berasal dari institusi penelitian bidang dasar, perguruan tinggi, museum ilmu pengetahuan alam, lembaga pengembang komersialisasi teknologi, instansi aplikasi riset, dan pusat penelitian khusus penyakit infeksi Jerman.

Menurut Ketua Delegasi Jerman, Evelyn Obele, negaranya memang tengah menggiatkan industrialisasi bioteknologi. Menurut Obele, Industri bioteknologi Jerman pada 2012 mengumpulkan keuntungan hingga sekitar 37,6 triliun rupiah, dalam tren peningkatan sebesar lebih dari 1 persen pertahunnya.

Kami tengah menjalankan program BioEkonomi 2030, jelas Obele saat mengungkapkan kebijakan Jerman mendorong ekonomi melalui aktivitas penemuan, pengembangan, produksi, dan pemanfaatan proses maupun industri bioteknologi. Lewat BioEkonomi 2030, Jerman menargetkan mengamankan suplai nutrisi global, memastikan kesinambungan produksi pertanian, meningkatkan produksi pangan sehat dan aman konsumsi, memanfaatkan suberdaya energi terbarukan, serta mengkhususkan diri mengembangkan bahan bakar biomasa.

Di mata Jerman, potensi ekonomi biodiversivitas Indonesia sangat dahsyat, namun sulit diestimasi. Monika Huber, dari lembaga komersialisasi teknologi Jerman, mengungkapkan negaranya berminat bekerjasama antara lain mengeksplorasi langsung kondisi biodiversivitas Indonesia untuk mengisolasi dan menyelidiki bahan bermanfaat yang mungkin ditemui.

BPPT dan LIPI, turut menyampaikan pandangannya mengenai usulan gagasan kerjasama bioteknologi Indonesia Jerman.

BPPT antara lain ingin mengembangan vaksin, mineral laut, polimer biologis industri, dan berbagai materi riset bioteknologi lainnya. Sementara itu, selain menguraikan rencana kerjanya, LIPI juga menekankan pentingnya perhatian terhadap aspek legalitas kerjasama.

Pertemuan litbang dan komersialisasi riset bioteknologi Indonesia Jerman ini masih berlanjut pada pertemuan hari kedua, (Selasa, 11/06) yang diselenggarakan di LIPI Cibinong, khususnya untuk membahas draf awal (white paper) berjudul Biodiversity and health: From bio-discovery to iomedical innovation.

Kegiatan Pertemuan ke-17 Komite Pengarah Kerjasama Indonesia-Jerman di bidang Bioteknologi dihadiri oleh beberapa figur penting peneliti bioteknologi nasional. Mereka antara lain adalah Amin Soebandrio (Staf Ahli Menristek bidang Kesehatan dan Obat/Ketua Delegasi RI), Siti Nuramaliati Priyono (Deputi Kepala LIPI bidang Ilmu Pengetahuan Hayati/IPH), serta Listyani Wijayanti (Deputi Kepala BPPT bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi).

Jajaran delegasi Indonesia juga dihadiri oleh Teguh Rahardjo (Staf Ahli Menristek Bidang Pertahanan dan Keamanan), Bambang Marwoto (Direktur Pusat Teknologi Farmasi dan Medika), Witjaksono (Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI), Pretty Multihartina (Kepala Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Balitbang Kesehatan), Ahmad Dading Gunadi (Asisten Deputi Relevansi Program Riset Iptek, Ristek), Didik Notosudjono (Asisten Deputi Kekayaan Intelektual dan Standardisasi Iptek, Ristek), serta pejabat lainnya.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Asdep Jaringan Iptek Internasional, yang diwakili oleh Ruben Silitonga (Kabid Perkembangan) dan Amir F Manurung (KS Akses Basis Data). (rs, ad5-dep3/ humasristek)



» Arsip
» Diakses : 21 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment