Friday, June 28, 2013

TAHUN 2013 INDONESIA BAKAL MILIKI 300 ILMUWAN NANOTEKNOLOGI

Tahun 2013 Indonesia Bakal Miliki 300 Ilmuwan Nanoteknologi
Jumat, 28 Juni 2013

[JAKARTA] Masyarakat Nano Indonesia menargetkan tahun 2013 Indonesia akan memiliki 300 ilmuwan yang fokus di bidang pengembangan nanoteknologi.

Executive Director Masyarakat Nano Indonesia Suryandaru mengungkapkan bahwa hingga saat ini Indonesia baru memiliki sekitar 100 ilmuwan nanoteknologi.

Jumlah itu didasari saat tahun 2008, Masyarakat Nano Indonesia pernah menerbitkan buku 100 dokter nano.

"Masyarakat Nano Indonesia terbentuk pada tahun 2005, yang didalamnya berisi peneliti LIPI, Batan, BPPT, dan beberapa kementerian," katanya di sela-sela Workshop Nasional Nanoteknologi untuk Memperkuat Kapasitas Manajemen Penelitian di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Jakarta, Rabu (26/6).

Di Indonesia lanjutnya MNI fokuskan pengembangan nanoteknologi menjadi tiga hal, pertama nano material dan coating, farmasi, pangan dan pertanian.

"Produk-produk nanoteknologi yang ada di Indonesia lebih kepada produk herbal dan pertanian," ucapnya.

Ketua Komite Inovasi Nasional Zuhal memandang nanoteknologi bisa diaplikasikan ke banyak bidang, seperti energi dan coating.

"Sebetulnya peneliti-peneliti kita sudah sangat ahli dalam nanoteknologi. Tapi, yang belum terjadi adalah kerja sama dengan industri, sehingga produk-produk dari hasil penelitian belum banyak yang diaplikasikan oleh industri," ungkapnya.

Saat ini Komisi Inovasi Nasional sudah mengambil inisiatif untuk mengumpulkan ikatan Kamar Dagang dan Industri agar produk-produk nanoteknologi buatan dalam negeri yang dipakai oleh industri.

Selama ini lanjutnya banyak industri yang masih mengimpor produk nanoteknologi, padahal di Indonesia sudah banyak tersedia.

KIN pun tambahnya sudah mengumpulkan departemen-departemen yang memiliki penelitian nanoteknologi bersatu dan bersinergi untuk fokus menciptakan produk nanoteknologi untuk kebutuhan dasar manusia dan industri.

Ia menyadari dana penelitian memang masih menjadi masalah di negeri ini. Untuk mengembangkan nanoteknologi di Indonesia selama lima tahun hanya sekitar US$ 3 juta. Sedangkan China memiliki dana hingga US$300 juta per tahun.

"Meskipun kecil, kita harus tetap berusaha semaksimal mungkin," ucapnya.

Sebab menurutnya, Indonesia sudah punya peneliti, sumber daya alam yang bisa menjadi potensi besar untuk mengembangkan nanoteknologi.

Hanya tinggal sarana dan prasarana saja yang perlu ditingkatkan. [R-15]



» Arsip
» Diakses : 21 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment