Thursday, June 27, 2013

LIPI, FOCAL POINT INTERNASIONAL NANOTEKNOLOGI INDONESIA DI KANCAH GLOBAL

LIPI, Focal Point Internasional Nanoteknologi Indonesia di Kancah Global
Kamis, 27 Juni 2013

(Jakarta, 27 Juni 2013 Humas LIPI). Sebagai lembaga riset terkemuka di Indonesia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki perhatian besar terhadap perkembangan riset nanoteknologi. Tak tanggung-tanggung, lembaga penelitian terbesar di Indonesia ini kini bahkan dipercaya sebagai focal point internasional nanoteknologi Indonesia di kancah global atau internasional.

Sebagai informasi, nanoteknologi merupakan teknologi pada skala nanometer atau sepersemiliar meter. Dengan menciptakan zat hingga berukuran nano, maka sifat dan fungsi zat tersebut bisa diubah sesuai dengan yang diinginkan. Secara sederhana, nanoteknologi merupakan lompatan teknologi untuk mengubah sebuah materi menjadi jauh lebih berharga dari sebelumnya.

Kepala Pusat Inovasi LIPI, Prof. Dr. Bambang Subiyanto mengungkapkan, pengembangan nanoteknologi harus terus-menerus dilakukan. "Khusus penelitian ini, LIPI setiap tahun sudah menyediakan dana sebesar enam miliar rupiah. Dana tersebut memang terbilang kecil, namun kami akan berusaha maksimal untuk mengembangkannya," ujar Bambang saat diwawancarai wartawan di sela-sela acara Workshop Nasional Nanoteknologi untuk Memperkuat Kapasitas Manajemen Penelitian, Rabu (26/6) kemarin, di Gedung PDII LIPI Jakarta.

Sejak tahun 2008 sampai hari ini, LIPI sudah menganggarkan dana sebesar Rp 30 Miliar untuk penelitian material maju dan nanoteknologi. Saat ini, Bambang melanjutkan bahwa semua ilmu pengetahuan yang ada mulai dari fisika, kimia, studi material, dan mekatronika, akan bergabung untuk membuat program kompetitif dalam penciptaan material yang berdasar pada nanoteknologi.

Aplikasi Industri

Dia pun mengharapkan, mampu mengembangkan nanoteknologi hingga bisa diaplikasikan ke industri-industri. "Penelitian nanoteknologi tidak hanya berhenti sampai dipatenkan, namun LIPI juga mencoba untuk mengaplikasikannya sampai ke industri," tandas pria berkacamata itu.

Prof. Dr. Zuhal, Ketua Komite Inovasi Nasional (KIN) mengungkapkan, Indonesia sudah siap menerapkan nanoteknologi, cuma belum terjadi kerja sama dengan industri sehingga produk-produk hasil penelitian tidak bisa digunakan industri. Sekarang belum integrated, berjalan sendiri-sendiri, ujarnya kepada para wartawan.

Dikatakannya, KIN telah berinisiatif bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) untuk mengumpulkan produk nanoteknologi yang dapat dikerjakan Indonesia, namun masih diimpor. KIN juga berinisiatif agar masing-masing departemen yang sudah ada kegiatan nanoteknologi untuk bersinergi. Kalau tidak, teknologi ini hanya dinikmati negara maju, tandasnya.

Sementara itu, Dr. Akmadi Abbas, Sekretaris Utama LIPI dalam sambutan pembukaan acara workshop menuturkan, nanoteknologi adalah fenomena baru dalam kancah perubahan global yang membuat produk menjadi lebih baik. Pembahasan persoalan nanoteknologi tentu menjadi menarik, tak terkecuali dalam sebuah workshop.

Kami sangat mengapresiasi para delegasi Asian and Pacific Centre for Transfer of Technology (APCTT) yang telah ikut terlibat dalam workshop nanoteknologi. Tentunya, kami berharap terjadi transfer ilmu pengetahuan dan pengalaman sehingga bermanfaat bagi kedua pihak dan secara umum masyarakat, tutupnya. (pw)



» Arsip
» Diakses : 22 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment