Friday, June 21, 2013

MOBIL PANTOGRAPH, MOBIL LISTRIK TANPA BATERAI

Category: Berita Kebijakan Teknologi

Di tengah munculnya permasalahan beban subsidi dan konsumsi BBM yang semakin meningkat, ditambah isu mengenai pemanasan global akibat emisi karbon yang kian masif semakin memperkuat alasan semakin diperlukannya mobil listrik. Bahkan pemerintah sendiri telah menargetkan produksi mobil listrik secara massal hingga 10 ribu unit pada 2014. Pengembangan mobil listrik sendiri di Indonesia telah dilakukan oleh berbagai pihak.

Namun demikian tidak selamanya pengembangan mobil listrik menjadi alternatif terbaik. Mengingat hingga saat ini kesulitan yang dihadapi dalam pengoperasian mobil listrik adalah ketergantungan pada daya tahan baterai. "Teknologi baterai menjadi kunci dalam mobil listrik. Harus yang kapasitasnya besar supaya jalannya bisa jauh. Yang di Indonesia maksimum baru 150 kilometer saja. Kalau tidak ada tempat untuk mengisi baterai, nanti mobilnya mati di pinggir jalan. Karena itu dibutuhkan teknologi yang bisa menghasilkan baterai dengan kapasitas besar tetapi berukuran kecil dan ringan," ungkap Kepala BPPT, Marzan A Iskandar, dikutip Kamis (20/6). katanya.

Mobil dengan teknologi pantograph, dikatakannya, bisa menjadi solusi karena pengembangan mobil listrik di Indonesia yang masih tidak efektif karena ukuran dan kapasitas baterai. “Kami (BPPT-red) sedang mengembangkan mobil listrik tanpa menggunakan baterai. Mobil ini menggunakan pantograph. Karena tidak tergantung pada baterai, diharapkan mobil ini bisa lebih cepat beroperasi,” jelasnya.

Mobil pantograph menurutnya dapat dikembangkan dengan lebih baik karena BPPT telah menguasai teknologi pantograph. Mobil ini nantinya menggunakan kawat listrik pada bagian atap mobil seperti trem, tetapi tidak menggunakan rel.

Sementara itu terkait roadmap produksi massal mobil listrik pada 2018, dia mengatakan pihaknya akan bekerja keras untuk merealisasikan target tersebut. (humas)



View the Original article

No comments:

Post a Comment