Friday, August 30, 2013

LIPI KEMBANGKAN METROLOGI BIOLOGI

LIPI Kembangkan Metrologi Biologi
Jumat, 30 Agustus 2013

Jakarta - Jurnal Nasional
LEMBAGA Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan mengembangkan metrologi (pengukuran) biologi sebagaimana dikatakan oleh Direktur Pusat Penelitian Kalibrasi Instrumentasi dan Metrologi (P2 KIM) LIPI, Mego Pinandito. Saat ini, kita sedang mempelajari metrologi biologi, ini sebetulnya pengembangan dari bio-science, kata Mego ketika dijumpai di Puspiptek Tangerang Selatan, Selasa (27/8).

Mego menjelaskan metrologi biologi saat ini juga baru mulai diteliti oleh beberapa negara besar lainnya. Di Asia sendiri metrologi biologi belum selesai diteliti. Menurut Mego hal itu dikarenakan pengukuran biologi akan menjadi hal yang sangat sensitif karena menyangkut kehidupan, sehingga sangat sulit untuk diteliti pengukurannya. Tiga sampai lima tahun lagi pengembangannya baru selesai. Itu sudah yang paling cepat, malah bisa lebih lambat daripada itu, ujar Mego.

Mengenai apa keungtungan yang didapat dari metrologi biologi untuk Indonesia terutama bidang perekonomian, Mego mengaku belum tahu persis karena belum diketahui cara pengukurannya.

Soal keuntungannya apa, jujur saya belum tahu. Tapi saya pastikan ini akan memberikan keuntungan bagi Indonesia, ucap Mego.

Lebih lanjut Mego mengungkapkan bahwa metrologi biologi yang sedang dikembangkan oleh LIPI, masih bergantung pada tuntutan kebutuhan. Menurut Mego salah satu produk yang dapat diukur melalui metrologi biologi kemungkinan besar adalah produk buah-buahan. Tapi kalau masalah buah itu mengandung bahan-bahan insektisida, itu masih masuk ke dalam kategori metrologi kimia, ujar dia.

LIPI juga mengklaim produk standart pengukuran teknologi metrologi di Indonesia telah mendapatkan pengakuan dari dunia internasional. Artinya, seiring perkembangan sosial ekonomi masyarakat modern, produk Tanah Air harus meningkatkan daya saing di pasar global.

Kepala LIPI Lukman Hakim menjelaskan, perkembangan sosial ekonomi kehidupan telah menuntut masyarakat modern dan industri melahirkan produk jaminan mutu. Jaminan itu berupa standart nasional dan standart internasional yang diakui skala global akan produk-produk yang dihasilkan anak bangsa khususnya hasil penelitian dan teknologi diciptakan LIPI.

Pengelolaan metrologi secara terpadu, memiliki kepastian hukum, dan pengakuan secara nasional serta internasional justru meningkatkan kredibilitas pengukuran di Indonesia, kata Lukman kepada pers, Selasa (27/8).

Sudah jauh hari, menurutnya, P2 KIM mencoba melakukan pengakuan sistem penyelenggaraan metrologi di forum internasional. Indonesia selaku salah satu anggota Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) tentu mengikuti kebijakan WTO, menghilangkan non-tarif perdagangan.

Syarat itu meminta regulasi teknis nasional dalam bidang metrologi harus transparan dan tidak diskriminatif dalam transaksi komersial melibatkan semua pihak. Namun secara eksternal produk Indonesia mengalami hambatan dengan sistem non-tarif perdagangan yang semakin terus dipacu. Belum lagi, persaingan dipasar eksport di negara ASEAN, memaksa terus bergulirnya waktu dengan persaingan yang lebih ketat.

Karenanya butuh penguatan infrastruktur metrologi sebab produk nasional sangat membutuhkan proses pengukuran yang dilakukan di pasar global, kata lukman. Sabaruddin



» Arsip
» Diakses : 42 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment