Thursday, August 22, 2013

BACHARRUDIN JUSUF HABIBIE TECHONOLOGY AWARD 2013 DIRAIH PENEMU POMPA PEMURNI AIR BERSIH

Category: Berita Layanan Info Publik

Adalah Penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) diberikan  rutin tahunan yang diberikan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). BJHTA ini diberikan kepada pelaku teknologi yang berjasa, berprestasi, dan berdedikasi kepada bangsa dan negara Indonesia dalam inovasi dan berkreasi untuk menghasilkan karya nyata teknologi di bidangnya masing-masing.  Pada ke enam kalinya penghargaan BJHTA diberikan, tahun 2013 ini berhasil diraih I Gede Wenten, sosok fenomenal di dunia industri membran.  

Kepala BPPT Marzan Aziz Iskandar mengatakan, “BJHTA merupakan penghargaan tertinggi bagi insan pelaku teknologi yang berprestasi dan berjasa bagi bangsa dan negara dengan menambah nilai progresif dan memberi lapangan pekerjaan yang berkualitas.   "Ini sebagai bentuk penghormatan bagi warga negara pilihan yang telah melalui perekayasaan teknologi dan inovasinya berguna bagi bangsa dan negara,".

Marzan, menambahkan, “mengapresiasi kerja keras Wenten dalam menyediakan pompa membran. "Ini sangat cocok untuk kondisi darurat seperti di pengungsian saat terjadi bencana," katanya. Dia juga menyebutkan, pompa ini beguna bagi orang yang sedang berkemah, ekspedisi, dan di tempat krisis air bersih”.

Marzan menegaskan bukan hanya memberikan penghargaan sebagai bentuk penghormatan terhadap inovasi. "BPPT punya tanggung jawab untuk memanfaatkannya". Wenten dipilih setelah melalui seleksi ketat. Wenten dipilih sebagai pemenang BJHTA, karena dirinya merupakan penemu pompa tangan pemurni air yang menggunakan teknologi membran bernama IGW Emergency Pump. Ciptaannya ini merupakan pompa tangan pemurni air dengan kualitas tinggi yang menggunakan teknologi membran. Pompa air bersih ini mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, germs, dan koloid, tutupnya.

Industri Membran

Industri membran yang dibuat Wenten mengembangkan IGW Emergency Ultrafilter dan IGW Green Ultrafilter, yaitu pompa yang dilengkapi filter untuk menyediakan air bersih dalam kondisi darurat. Keistimewaan perangkat ini adalah cara pengoperasiannya yang cukup menggunakan tangan tanpa disertai tenaga listrik. Adapun IGW merupakan kependekan dari namanya.

Pompa ini juga bersifat portable atau mudah dibawa ke mana saja. Alat ini juga memiliki tingkat selektivitas yang tinggi sehingga mampu menghilangkan kekeruhan, bakteri, alga, spora, sedimen, kuman, dan koloid. “Bersyukur atas penghargaan tersebut, usaha pengembangan temuannya yang dilakukan dengan jatuh bangun itu pun akhirnya membawa hasil,ucapn Wenten”.

Ia pun mengaku masuk dunia enterpreneurship kecil-kecilan."Kami harus bertahan mengawal teknologi, agar negeri ini tidak ketinggalan. Teknologi ini merupakan kuncinya, tutupnya”.

Peraih BJHTA

Wenten sendiri mengawali pendidikan tingginya di Jurusan Kimia Institut Teknologi Bandung (ITB) tahun 1982. Lulus dari ITB, Wenten kemudian melanjutkan studinya di Denmark Technology University, Kopenhagen. Setelah meraih gelar master bioteknologi tahun 1990 sekalogus program teknik kimia tahun 1995 di sana.  

Pria kelahiran Bali, 15 Februari 1962 inilah satu-satunya peneliti di Asia Tenggara yang mengembangkan alat berbasis membran.   Gde Wenten pun telah berhasil mendapatkan 15 paten sejak tahun 1993 sampai 2013.

Teknologi membran hasil rekayasanya telah digunakan banyak industri khususnya di bidang pengelolaan air untuk darurat bencana. Industri lainnya yang juga memanfaatkan adalah pemurnian minyak sayur, kelapa sawit, VCO dan minyak matahari.

Kemudian di bidang industri medis, Wenten yang kini aktif mengajar di ITB merekayasa pemurnian air bebas pirogen. Ia pun melakukan penelitian dan pengembangan di bidang hemodialisis.  Dalam malam penganugerahan BJHTA tersebut hadir Presiden RI ke-3 BJ Habibie yang juga pendiri BPPT, Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta.

BJ Habibie pun mengingatkan bahwa suatu bangsa yang mengandalkan diri pada sumber daya manusia tidak bisa dilepaskan dari sumber daya manusia yang dimilikinya.  "Sumber daya manusia itu harus yang produktif, efisien, terampil dan memiliki daya saing tinggi, sumber daya manusia tersebut lanjutnya harus membuat terobosan pada paten atau perekayasaan apa saja, tambahnya”. (jp)


 



View the Original article

No comments:

Post a Comment