Monday, August 26, 2013

DUA ORANG ILMUWAN LIPI CAPAI KARIR PENELITI TERTINGGI

Dua Orang Ilmuwan LIPI Capai Karir Peneliti Tertinggi
Senin, 26 Agustus 2013

(Jakarta, 26 Agustus 2013 Humas LIPI). Kebanggaan tentu akan meliputi seorang peneliti atau ilmuwan tatkala mencapai puncak tertinggi dalam karirnya. Ya, inilah yang terjadi pada Dr. Iskandar Zulkarnain dan Dr. Silvester Tursiloadi. Kedua ilmuwan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini pun sempat meneteskan air mata ketika akan menutup orasi dengan ucapan terima kasih.

Mereka merasa terharu karena akhirnya dikukuhkan sebagai seorang Profesor Riset yang merupakan karir tertinggi seorang ilmuwan. Di Auditorium LIPI Jakarta, Rabu (21/8) lalu, keduanya memberikan orasi ilmiah dimana Dr. Iskandar Zulkarnain yang merupakan Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI menyampaikan orasi berjudul Geokimia Batuan sebagai Jendela Proses Geologi Masa Lalu dan Lentera Pemandu Penemuan Endapan Logam. Sedangkan, Dr. Silvester Tursiloadi M Eng yang merupakan peneliti Pusat Penelitian Kimia menuturkan dengan judul Nanoteknologi untuk Sintesiskatalis Aerogel Mesopori.

Kepala LIPI, Prof Dr. Lukman Hakim dalam sambutannya mengatakan, Prof. Dr. Iskandar dan Prof. Dr. Tursiloadi merupakan profesor riset ke 408 dan 409 dari total lebih kurang 8.200 peneliti di Indonesia. Sedangkan untuk LIPI, keduanya secara berturut-turut adalah profesor riset ke 106 dan 107 dari total peneliti LIPI yang berjumlah 1.525 orang, tandasnya.

Kepala LIPI pun berharap dengan penambahan dua orang profesor riset baru semakin memantapkan perkembangan Iptek nasional. Dengan penemuan riset terbaru, ia berharap pula mampu berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat dan dunia ilmu pengetahuan.

Ubah Sejarah Sumatera

Sementara itu, Iskandar Zulkarnain mengulas dalam orasinya bahwa pendekatan geokimia batuan mampu memberikan jalan untuk mengubah sejarah batuan Pulau Sumatera. Geokimian batuan adalah sebuah pendekatan berbasis data kimia batuan untuk mengidentifikasi dan menentukan jenis-jenis batuan berdasarkan komposisi yang dimilikinya, jelasnya.

Dikatakan Iskandar, berbasis pada pendekatan tersebut, penelitian panjang yang dilakukan pada batuan-batuan vulkanik di Pulau Sumatera, mulai dari Provinsi Lampung di Selatan hingga Provinsi Sumatera Utara telah memberikan sebuah preposisi baru pada pemahanan geologi tentang pulau tersebut.

Hingga saat ini, Pulau Sumatera masih dianggap sebagai sebuah segmen homogen dari tepian Benua Eurasia. Namun pendekatan geokimia batuan yang digunakan dalam menganalisis batuan-batuan volkanik yang sebagian besar tersebar di sisi barat pulau tersebut, menunjukkan bahwa Pulau Sumatera bukanlah sebuah segmen homogen kerak benua seperti yang diyakini selama ini, paparnya.

Sedangkan, Dr. Silvester Tursiloadi M Eng dalam orasi ilmiahnya berbicara mengenai nanoteknologi untuk sintesiskatalis aerogel mesopori. Aerogel dapat digunakan dalam berbagai bidang seperti bidang elektronik, kedokteran, farmasi, kontruksi, tekstil, keramik, energi, industri makanan, katalis, badan mobil, badan kapal laut, badan kapal terbang, kendaraan luar angkasa (spacecraft) dan lain-lain, pungkasnya. (pw)



» Arsip
» Diakses : 231 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment