Wednesday, April 23, 2014

PERBAIKI TERUMBU KARANG, LIPI DAPAT PINJAMAN DARI ADB DAN WORLD BANK

Perbaiki Terumbu Karang, LIPI Dapat Pinjaman dari ADB dan World Bank
Selasa, 22 April 2014

Jakarta - Kondisi Terumbu Karang di Indonesia saat ini 30,4 persen mengalami kerusakan. Melihat hal itu Pusat Penelitian (Puslit) Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) membuat progam rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang atau lebih dikenal dengan Coral Reefs Rehabilitation an Management Progam atau COREMAP.

Progam itu sendiri mendapat pinjaman uang dari World Bank dan Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp 150 miliar untuk jangka waktu 5 tahun.

"Dana itu dibagi lima tahun dimulai dari tahun ini. Jumlahnya tidak besar buat lingkungan. Mereka hanya bantu dana saja, yang mengerjakan dari kita semua," ujar Ahli Peneliti Utama Bidang Terumbu Karang LIPI Prof. Dr. Suharsono di Media Center LIPI, Jakarta, Kamis (17/4).

Ia mengatakan progam tersebut telah berjalan dari tahun 1998 tetapi baru diimplementasikan pada tahun 2002.

Progam COREMAP mempunyai tiga tahap. Tahap pertama yaitu inisiasi selama 6 tahun, lalu tahap kedua internalisasi dan terakhir kelembagaan.

"Nah sekarang ini mulai tahap ketiga.. jadi nanti semua itu mau monitoring dari pemerintah daerah sendiri," ujar Suharsono.

Ia mengatakan kalau mengandalkan dana dari pemerintah untuk penelitian hanya bisa dua lokasi dalam setahun.

"Makanya kita butuh dana dari asing seperti World Bank dan ADP. Kita sebenarnya berharap Pemerintah mau memberikan bantuan dana yang lebih besar lagi. Semboyan kita sederhana 'Karang Sehat, Masyarakat Sejahtera'," ujar Suharsono.

Di tempat yang sama, Peneliti Puslit Kependudukan LIPI Dr Widayatun yang juga tergabung dalam progam COREMAP menuturkan upaya penyelamatan terumbu karang tidak hanya melalui pengamatan semata. Cara lain juga perlu dilakukan seperti pengembangan pendidikan pesisir dan laut, riset dan monitoring sosial ekonomi (Sosek).

Ia mengatakan budang edukasi COREMAP telah menyusun, memproduksi, dan mendistribusikan materi edukasi dalam bentuk seroal buku "Pesisir dan Laut Kita" untuk tingkat SD, SMP, dan SMA atau sederajat. Buku itu juga dilengkapi dengan buku panduan guru dan materi-materi pendukung untuk masing-masing tingkatan.

"Mendiknas sudah memasukkan buku ini dalam Muatan lokal atau mulog," ujar Widayatun.

Ia menjelaskan COREMAP telah melakukan riset dan monitoring sosek masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Hal itu bertujuan untuk memahami kondisi sosek, permasalahan, dan kebutuhan masyarakat, serta potensi dan alternatif solusi yang berkaitan dengan pengelolaan terumbu karang.

"Kami berharap melalui edukasi dan riset tersebut dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk penyelematan terumbu karang," ujar Widayatun.



» Arsip
» Diakses : 74 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment