Sunday, April 13, 2014

LIPI : ALAT DETEKSI TANAH LONGSOR RI MASIH IMPOR

LIPI : ALAT DETEKSI TANAH LONGSOR RI MASIH IMPOR
Minggu, 13 April 2014

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendesak pemerintah Republik Indonesia untuk menyediakan alat pengukuran atau sistem monitoring yang memiliki kemampuan memprediksi kebencanaan sehingga gejala fisis penyebab bencana, misalnya tanah longsor dapat diketahui sejak dini demi antisipasi pencegahan dan penanganan. Pandangan itu dikemukakan Kepala Pusat Penelitian (Puslit) LIPI Dr. Bambang Widiyatmoko.

Lebih lanjut, Bambang mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir lebih dari tiga peristiwa tanah longsor terjadi pada jalur kereta, terutama di jalur yang melintasi Kabupaten Garut dan Tasikmalaya seperti yang terjadi di KM 233+9/nol di Desa Mekarmulya, Kecamatan Malangbong, Kabupaten Garut pada tahun 2009.

Kemudian, jalur ganda di KM 45+350 s.d. 45+600 di Cilebut, Kabupaten Bogor tahun 2012 dan KM 252+8, di Kampung Neglasari, Desa/Kecamatan Jamanis, Kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2013. Terakhir, kejadian kecelakaan kereta api (KA) akibat tanah longsor terjadi di KM 244+0/1 di Desa Mekarsari, Kecamatan Kadipaten, Kabupaten Tasimalaya pada 4 April 2014 lalu.

"Kejadian tanah longsor yang menimpa rel kereta beberapa hari lalu mengingatkan akan pentingnya peningkatan kemampuan dalam instrumentasi kebencanaan sehingga korban akibat kecelakaan atau bencana itu akan bisa diminimalisasi dan dicegah apabila dapat diprediksi secara akurat dengan sistem monitoring yang berkelanjutan. Namun demikian, peralatan untuk pengukuran atau monitoring bencana umumnya masih impor dan mahal karena keterbatasan pasar yang biasanya dari pemerintah," kata Bambang dalam siaran persnya di Jakarta, Jumat (11/4/2014).

Meski demikian, Bambang memastikan pihaknya melalui bidang Instrumentasi Fisis dan Optoelektronika Pusat Penelitian Fisika telah mengembangkan sistem monitoring pergerakan tanah secara online (dalam jaringan) dengan mengukur secara langsung gejala-gejala fisis penyebab utama longsor.

Gejala-gejala umum dari tanah longsor atau pergeseran dan pergerakan tanah yang dapat diukur adalah kadar air tanah, pergerakan rekahan, perubahan kemiringan, dan strain tanah.

"Data-data yang diperoleh dari pengukuran tersebut dapat diolah sehingga akhirnya dapat memprediksi longsor," imbuhnya.

(Boyke P. Siregar)



» Arsip
» Diakses : 27 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment