Saturday, April 12, 2014

LIPI UNGKAP PEMICU UTAMA TERGULINGNYA KA MALABAR

LIPI Ungkap Pemicu Utama Tergulingnya KA Malabar
Jumat, 11 April 2014

KOMPAS.com Hasil kajian peneliti hidrogeologi dari Pusat Penelitian Geoteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adrin Tohari, mengungkap, tergulingnya KA Malabar yang dipicu oleh tanah longsor pada Jumat (4/4/2014) disebabkan oleh masalah air.

"Kasus kecelakaan kemarin, air mengalir ke lembah sehingga menyebabkan longsor," ungkap Adrin.

Dalam diskusi publik yang digelar di LIPI, Kamis (10/4/2014), secara geomorfologi, rel tempat terjadinya kecelakaan KA Malabar terletak di wilayah lembah sehingga secara alami memang rawan longsor.

Sistem drainase yang baik sebenarnya bisa meminimalisasi kejadian longsor. Sayangnya, sistem drainase di lokasi kecelakaan KA Malabar tak berfungsi maksimal.

Karena drainase tak berfungsi maksimal, air mengalir ke lembah secara tak terkendali. Air melimpas ke jalur rel kereta api, menggerus tanah di bawah rel hingga akhirnya longsor. Rel pun menggantung.

Dengan kondisi rel menggantung, kereta yang lewat di atasnya pun berpotensi terguling. Inilah yang terjadi pada KA Malabar.

Kejadian serupa dengan kecelakaan KA Malabar sebenarnya sering terjadi. "Ancaman utama longsor di jalur kereta api sebenarnya adalah longsor di bawah jalur rel kereta api," kata Adrin.

Untuk mencegah terulangnya kecelakaan serupa, Adrin mengungkapkan perlunya tindakan preventif lewat pemantauan dan pencegahan.

Salah satu yang bisa diupayakan adalah memantau ketinggian muka air tanah. Longsor akan terjadi ketika ketinggian muka air tanah melampaui batas maksimum, atau yang dikenal dengan bidang gelincir.

LIPI saat ini sedang mengembangkan sistem pemantauan menggunakan sensor yang bisa dipakai untuk mengetahui ketinggian muka air tanah.

Ketinggian muka air tanah yang dibaca oleh sensor akan dikirim ke pusat data dan akhirnya kepada operator di stasiun. Data ini bisa dijadikan dasar untuk memberikan peringatan dini terkait bahaya tanah longsor.

Hal lain yang bisa diupayakan adalah mencegah ketinggian muka air tanah mencapai batas maksimum. Ini juga tengah dikembangkan oleh LIPI.

LIPI mengembangkan teknologi bernama GREATEST. Dengan teknologi ini, air tanah bisa diekstrak dan disalurkan ke tempat lain melalui pipa. Longsor tak akan terjadi karena air tanah tak melampaui bidang gelincir.



» Arsip
» Diakses : 48 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment