Saturday, April 26, 2014

MURIDAN SATRIO WIDJOJO DI MATA MASYARAKAT PAPUA

Muridan Satrio Widjojo di Mata Masyarakat Papua
Jumat, 25 April 2014

Muridan Satrio di Mata Masyarakat Papua

[MANOKWARI] Jaringan Damai Papua (JDP/Papua Peace Network) menyelenggarakan diskusi publik memperingati 40 hari meninggalnya Dr Muridan Satrio Widjojo, tokoh yang sangat berjasa bagi perjuangan pembebasan orang asli Papua dari berbagai perlakuan diskriminasi. Diskusi diadakan di Aula Sekolah Teologi Fajar Timur Abepura Jayapura Provinsi Papua, Kamis (24/4).

Berdasarkan surat elektronik yang diterima SP, dan hasil konfirmasi dengan Koordinator JPD Dr Neles Tebay.

Dikatakan, salah satu karya monomental Muridan dan teman-temannya di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) adalah buku berjudul "Papua Road Map" yang mengungkap berbagai masalah di Tanah Papua.

Diungkapkan dalam buku tersebut bahwa sumber-sumber konflik Papua dikelompokan dalam empat isu.

Pertama, masalah marginalisasi dan efek diskriminasi terhadap orang asli Papua akibat pembangunan ekonomi, konflik politik, dan migrasi massal ke Papua sejak 1970. Untuk menjawab masalah ini, kebijakan alternatif rekognisi perlu dikembangkan untuk pemberdayaan orang asli Papua.

Kedua, kegagalan pembangunan terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan perekonomian rakyat. Untuk itu, diperlukan semacam paradigma baru pembangunan yang berfokus pada perbaikan pelayanan publik demi kesejahteraan orang asli Papua di kampung-kampung.

Ketiga, adanya kontradiksi sejarah dan konstruksi identitas politik antara Papua dan Jakarta. Masalah ini hanya bisa diselesaikan dengan dialog seperti yang sudah dilakukan untuk Aceh.

Keempat, pertanggungjawaban atas kekerasan negara di masa lalu terhadap warga negara Indonesia di Papua. Untuk itu, jalan rekonsiliasi di antara pengadilan hak asasi manusia (HAM) dan pengungkapan kebenaran adalah pilihan-pilihan untuk penegakan hukum dan keadilan bagi Papua terutama korban, keluarganya, dan warga Indonesia di Papua secara utuh.

Keempat isu dan agenda tersebut, dirancang sebagai strategi kebijakan yang sangat terkait untuk penyelesaian konflik Papua secara menyeluruh dalam jangka panjang.

Selain itu, JDP akan melaksanakan evaluasi dan menyusun program kerja yang berlangsung dari 25-26 April mendatang di Jayapura.

Diskusi publik tersebut menampilkan empat panelis, Adriana Elisabeth dan Cahyo Pamungkas dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Riele Rusdiarty (istri almarhum Muridan S Widjojo), dan Anum Siregar dari ALDP.

Diskusi publik tersebut menampilkan empat panelis, Adriana Elisabeth dan Cahyo Pamungkas dari LIPI, Riele Rusdiarty (istri almarhum Muridan S Widjojo), dan Anum Siregar dari Forum Kajian Perjuangan dan Pembebasan Orang Papua (ALDP). [WK/J-11/N-6].



» Arsip
» Diakses : 13 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment