Thursday, April 17, 2014

KONDISI 30,4 PERSEN TERUMBU KARANG INDONESIA RUSAK

Kondisi 30,4 persen Terumbu Karang Indonesia Rusak
Kamis, 17 April 2014

Jakarta - Hasil Penelitian Pusat Penelitian (Puslit) Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) hingga 2013 pada 1.135 stasiun menunjukkan bahwa sebesar 30,4 persen kondisi terumbu karang di Indonesia mengalami kerusakan atau kurang baik.

Hanya sebesar 5,29 persen dalam kondisi sangat baik, 27,14 persen masih dalam kondisi baik dan 37,18 persen dalam kondisi cukup. Kepala Puslit Oseanografi LIPI Dr. Zainal Arifin mengungkapkan progam penyelamatan terumbu karang tidak hanya berdampak pada peningkatan masyarakat, tetapi juga berhasil meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya penyelematan dan pelestarian terumbu karang.

"LIPI melalui kegiatan Coral Reef Rehabilitation and Management Progam (COREMAP) terus berupaya meminimalkan kondisi terumbu karang Indonesia yang rusak," ujar Zainal di Media Center LIPI, Jakarta, Kamis (17/8).

Ia mengungkapkan pihaknya hingga saat ini masih melakukan pengamatan terumbu karang secara lebih intensif dan berulang di 15 kota/kabupaten. Rinciannya 8 kota/Kapubaten yang ada di Indonesia Barat dan 7 Kota/Kabupaten yang ada di Indonesia bagian tengah dan Timur.

Di tempat yang sama, Peneliti Puslit Oseanografi LIPI, Dr. Giyanto menambahkan 8 Kota/Kabupaten yang diamati di Indonesia bagian barat adalah Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Nias, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Mentawai, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan RIau, Kabupaten Lingga dan Kota Batam.

"Sedangkan 7 Kota/Kabupaten di Indonesia bagian Tengah dan Timur adalah Kabupaten Pangkajane Kepulauan (Pangkep), Kabupaten Selayar, Kabupaten Wakatobi,,Kabupaten Sikka, Kabupaten Biak Numfor dan Kabupaten Raja Ampat," ujar Giyanto.

Ia mengatakan meskipun terjadi penurunan tutupan karang hidup di Nias dan Mentawai, tetapi secara rata-rata hasil pengamatan terumbu karang yang dilakukan di lokasi yang berada di Indonesia bagian barat. Ini menunjukkan peningkatan persentase tutupan karang sekitar 4 persen per tahun.

"Pengamatan itu dilakukan sejak tahun 2004 hingga 2011. Penurunan itu lebih disebabkan oleh fakto bencana yaitu gempa bumi yang diikuti oleh Tsunami yang terjadi di akhir 2004," ujar Giyanto.

Di Lokasi yang berada di Indonesia bagian tengah dan timur, Giyanto menerangkan kondisinya hampir sama dengan di Barat. Walau terjadi penurunan tutupan karang hidup di Biak, tetapi secara rata-rata terumbu karangnya menunjukkan peningkatan presentase tutupan karang sekitar 3 persen per tahun.

"Pengamatan dilakukan dari tahun 2006-20011. Di Biak, penurunan tutupan karang hidup disebabkan oleh faktor bencana yaitu badai hebat yang terjadi pada tahun 2009 dan peristiwa pemutihan karang (bleaching) yang melanda perairan Biak akibat naiknya temperatur air laut pada 2010," kata Giyanto.



» Arsip
» Diakses : 22 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment