LIPI Bahas Air di Hari Keanekaragaman HayatiKamis, 23 Mei 2013 (Bogor, 23 Mei 2013 Humas LIPI). Peneliti dan pakar air LIPI dari berbagai multidisiplin berbagi pengelaman dan hasil penelitian dalam Seminar Sehari Menyambut Hari Keanekaragaman Hayati dengan mengangkat topik mengenai Water and Biodiversity, bertempat di Gedung Kusnoto, Bogor (22/5). Acara tersebut mengupas lebih dalam tentang pentingnya ekosistem dalam konservasi, siklus air, dan peranan berbagai jenis tumbuhan untuk konservasi air tanah.
Dalam sambutannya, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Dr. Siti Nuramaliati Prijono menjelaskan bahwa acara ini ditujukan tidak hanya untuk menyambut Hari Keanekaragaman Hayati tetapi juga untuk meningkatkan kepedulian publik terhadap isu kelestarian ekosistem air dan untuk meningkatkan respon serta aksi positif masyarakat untuk konservasi air. Peran air sangat penting untuk menjamin kehidupan keberlanjutan makhluk hidup. Keberadaannya sangat mempengaruhi bagaimana cara hidup kita. Ia menjelaskan mengenai ketersediaan air yang semakin menipis sehingga mengganggu kestabilan ekosistem. Ekosistem air tawar kini paling terancam karena memiliki tingkat kepunahan 15 kali lebih besar daripada eksosistem laut. Padahal ekosistem air tawar menyimpan ribuan spesies. Oleh karena itu, ekosistem air tawar dan keanekaragaman hayatinya kini merupakan prioritas konservasi secara global, jelasnya dengan menekankan bahwa penyediaan air merupakan tantangan utama untuk pembangunan berkelanjutan di banyak daerah. Sulastri, APU dalam presentasinya mendukung pernyataan tersebut. Dalam paparannya ia mengatakan bahwa peningkatan kebutuhan penyediaan air, pangan, energi, dan pemukiman telah menimbulkan berbagai masalah perairan seperti sedimentasi, perubahan regim air, pencemaran perairan, dan kerusakan habitat. Untuk pelestariannya, kajian penelitian menunjukkan bahwa konservasi sumber daya air dipengaruhi ekosistem teresterial sekitarnya. Ia menjelaskan bahwa perairan darat Indonesia diestimasi mencapai 14 juta hektar, perairan ini telah memberikan fungsi ekologi dan jasa kepada masyarakat seperti energi listrik, perikanan, irigasi pertanian, pariwisata, pendidikan, dan sosial budaya. Mengingat fungsinya, perlu pengkajian fungsi biodiversitas untuk pengelolaan ekosistem perairan darat, pungkasnya.Dalam paparan selanjutnya Dr. Rosichon Ubaidilah menerangkan mengenai fungsi serangga air sebagai bio-indikator kualitas air. Serangga air merupakan elemen penting dalam sistem perairan karena merupakan pakan utama biota air. Jika tidak ada serangga air di suatu perairan, pasti tidak ada ikan di dalamnya, terang Rosichon sambil menerangkan bahwa semakin tinggi keanekargaman serangga di air, semakin baik pula kualitas airnya. Prof. Elizabeth A. Widjaya selanjutnya menerangkan mengenai fungsi bambu untuk filter dan konservasi air. Sebagai contoh di India, penanaman pohon bambu terbukti telah membuat naiknya permukaan air tanah dalam waktu 4 tahun saja, terangnya. Ia juga mencontohkan bagaimana bambu dapat mencegah erosi tanah,Setelah 5 tahun terbukti bahwa erosi tanah menurun dari 4.235 tons per kilometer persegi menjadi 436 ton per kilometer persegi. Karena itulah bambu berperan secara kuantitatif dan kualitatif atas air karena dapat mengontrol endapan dan membentuk seperti dinding yang mencegah hilangnya aliran air di sungai.Pada kesempatan yang sama, Kepala Pusat Penelitian Biologi LIPI, Dr. Bambang Sunarko mengatakan bahwa kondisi hidup manusia ditentukan oleh air, Semua aspek kehidupan terkait dengan air baik itu pangan dan energi semua bermula dari air. Tidak bisa dipungkiri kondiri air mencerminkan sekali bagaimana sikap dan kesadaran masyarakatnya terhadap air, tandasnya.Seminar ini juga diisi dengan paran dari peneliti senior dan expert dari berbagai latar belakang bidang keilmuan seperti Prof. Tukirin Partomiharjo yang membahas tentang Hutan Tropis dan Siklus Air; Prof, Herry Haryono tentang Air, Keanekaragaman Hayati dan Budaya; Ir. Mustaid Siregar tentang pentingnya Kebun Reaya sebagai Kawasan Konservasi Ex-Situ untuk Ketersediaan Air serta Dr. Dwi Susilaningsih mengenai Keanekaragaman Biota Mikro di Perairan dan Potensinya. (sob/yos)
» Arsip » Diakses : 17 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment