Selama emas masih dibutuhkan, maka logam mulia ini akan terus ditambang. Sayangnya penambangannya selalu mencemari lingkungan. Bahkan salah satu proses yang dikenal dengan sianidasi emas, untuk memisahkan logam mulia tersebut yang terkandung dalam bijih low grade, justru membuang sebagian zat yang sangat beracun tersebut melalui tailingnya.
Beruntung saat ini ilmuwan Northwestern University di Illinois Amerika Serikat telah menemukan pengganti cara penambangan emas tersebut menjadi lebih ramah lingkungan.
Berawal dari ketidaksengajaan ketika sedang melakukan riset untuk membuat struktur kubus nano yang bisa digunakan untuk menyimpan gas dan molekul, seorang mahasiswa doktoral, Zhichang Liu justru menemukan senyawa Alpha-cyclodextrin sebagai ekstraktor emas yang efektif.
Zhichang mencampur dua larutan, garam dengan emas terlarut atau dikenal dengan aurate dan alpha-cyclodextrin, pada suhu ruang. Alpha-cyclodextrin sendiri adalah satu bagian dari tepung jagung yang hanya terdiri enam unit glukosa.
Dalam waktu kurang dari satu menit, emas yang ada dalam aurate tersebut membentuk jarum-jarum berukuran nano, kemudian jarum-jarum tersebut berkumpul membentuk satu bundel kawat emas. Meski berukuran sangat kecil, tetapi emas tersebut bisa dengan mudah dipisahkan dari larutan yang ada.
Hasil penelitian Zhichang juga dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
gizmag
View the Original article
No comments:
Post a Comment