Dukungan Laboratorium Pengujian P2SMTP LIPI untuk Keandalan Peralatan RFID Sistem Monitoring dan Pengontrol BBM (RFID SMP-BBM) Selasa, 14 Mei 2013
Berbagai upaya telah dikembangkan oleh pemerintah untuk membendung melonjaknya subsidi bahan bakar minyak (BBM) setiap tahunnya. Salah satu upaya yang juga sedang dalam kajian yang terus menerus adalah upaya konkret terkait pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, yaitu menerapkan program Sistem Monitoring dan Pengontrol BBM (SMP-BBM) dengan menggunakan peralatan Radio Frequncy Identification (RFID).
Direktur Pemasaran dan Niaga PT Pertamina, Hanung Budya menjelaskan, sistem ini akan mencatat setiap transaksi, plat atau nomor polisi kendaraan, dan identitas pelanggan. Sehingga perlu juga mendapat dukungan berbagai pihak dalam mengimplementasikan kebijakan ini kepada masyarakat.Dengan sistem itu, semua transaksi pembelian BBM bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) akan teridentifikasi dan tercatat sehingga bisa diketahui jika ada kendaraan membeli BBM bersubsidi melebihi batas kewajaran. Pada kendaraan bermotor (mobil dan motor) akan dipasang alat pemantau data pembelian BBM bersubsidi oleh kendaraan berupa RFID Tag. Sedangkan pada nozzle pompa SPBU dipasang alat pembaca RFID Reader.Sistem RFID terdiri dari RFID tag, reader, enclosure reader, kabel, juction box, enclosure printer, dan enclosure human interface (HMI). Dari seluruh rangkaian peralatan tersebut, modul/bagian peralatan yang langsung digunakan oleh masyarakat dan saling berkomunikasi dengan SPBU, yaitu : (1) RFID tag ditempel disekitar lubang bensin kendaraan bermotor (mobil atau motor), dan (2) RFID Reader ditempelkan di ujung nozzle pompa bensin yang terdapat di SPBU.Sistem RFID SMP-BBM bersubsidi ini memang agak kompleks, karena tersusun dari berbagai modul/bagian yang sebenarnya diaplikasikan untuk tujuan yang berbeda. Modul-modul tersebut dirakit menjadi sistem RFID yang sekarang diimplementasikan untuk pengendalian dan monitoring BBM bersubsidi. Disamping karena aplikasinya yang langsung digunakan oleh masyarakat dan dikaitkan dengan berbagai pengaruh lingkungan yang ditempatkan di zona yang berbahaya, yang penuh dengan uap gas hidrokarbon dan rentan terhadap gangguan medan elektromagnetik (zona sekitar SPBU), aspek kehandalan peralatan dan keselamatan penggunanya menjadi faktor yang penting untuk diperhatikan. Oleh karena itu produk yang handal dan terjamin mutunya mutlak diperlukan demi keberlangsungan peralatan tersebut.Salah satu langkah untuk menjamin mutu dan kehandalan sistem ini adalah dengan melalui serangkaian pengujian terhadap standar tertentu. Desain dan pengembangan sistem dan metode uji tidaklah mudah, karena harus mempertimbangkan berbagai aspek yang mungkin akan berpengaruh terhadap peralatan/sistem ini secara jangka panjang, disamping karena peralatan/sistem RFID untuk SPM BBM ini terbilang sebagai inovasi baru didunia.Untuk keperluan pengujian tersebut, maka Laboratorium Pengujian Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2SMTP) LIPI mendapat kepercayaan dari Pertamina untuk membantu mendisain sistem dan metode uji yang diperlukan, sehingga alat RFID SMP-BBM ini dapat digunakan dan dengan akurasi yang dapat dihandalkan.Dengan kompleksitas sistem RFID, maka beberapa parameter dan efek pengujian digabungkan dan dilakukan dengan mengacu pada berbagai standar pengujian Internasional diantaranya CISPR, IEC, ISO dan berbagai masukan dari user (tim HSE-Pertamina) untuk menjamin kehandalan produk ini. Bila dideskripsikan secara garis besar maka pengujian tersebut meliputi: pengujian kompatibilitas elektromagnetik (EMC), safety (keamanan), endurance (kehandalan) dan environment (lingkungan). Atau dapat kita pisahkan ke dalam dua bagian besar, yaitu : (1) pengujian efek medan elektromagnetik karena sistem RFID memancarkan dan menerima sinyal medan elektromagnetik dan (2) efek kelistrikan, lingkungan, kehandalan, karena produk digunakan pada lingkungan terbuka, berbahaya dan frekuensi penggunaannya. Adapun bila dijelaskan adalah sebagai berikut :Pengujian efek EMC berdasarkan standar CISPR 22, 24, IEC 61000-4 series. Sistem RFID diuji ketahanannya terhadap (1) paparan medan magnetik, (2) ketahanan terhadap paparan elektrostatik discharge (ESD), (3) RFID harus dipastikan tidak memancarkan radiasi elektromagnetik, (4) Ketahanan terhadap fluktuasi tegangan listrik secara tiba-tiba.
Pengujian efek lingkungan, kelistrikan dan kehandalan untuk modul-modul tertentu mengacu pada IEC 60335-1, 60068-2, 60529, 60695-2 terhadap endurance (ketahanan), deformasi (perubahan bentuk), kedap terhadap uap hidrokarbon, terhadap lingkungan (perubahan suhu, kelembaban), tidak membahayakan dan berpotensi mengeluarkan percikan api bila terjadi short circuit, bahan tahan api (550 derajat) dan tidak berpotensi mengeluarkan percikan api, tahan terhadap air (IP X5) dan debu.
Semua pengujian telah dapat dilakukan di Laboratorium pengujian P2SMTP LIPI, kecuali uji debu, karena laboratorium tidak mempunyai peralatan utamanya. Pengguna yang dalam hal ini diwakili oleh Pertamina (sebagai regulator/pemerintah) telah menunjuk Perusahaan BUMN/swasta sebagai pembuat sistem RFID SMP-BBM yang akan menjadi pemasok peralatan RFID SMP-BBM tersebut harus telah mampu menghasilkan produk yang lolos uji sesuai dengan parameter dan persyaratan yang telah ditetapkan oleh Pemerintah (Pertamina).Jika seluruh pengujian ini bisa dilalui dengan baik sambil menunggu perbaikan draf spesifikasi teknis Pertamina dan infrastruktur yang memadai, maka masyarakat akan terlindungi dari berbagai hal yang tidak menguntungkan secara finansial, dan pada saat yang sama tidak dirugikan kesehatan dan keamanannya selama menggunakan alat tersebut. (dm, hard)
» Arsip » Diakses : 40 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment