Friday, May 24, 2013

Deforestasi Berarti Mengurangi Produksi Listrik

Ada hubungan erat antara alam dan aktivitas manusia, sama halnya ada hubungan erat antara hutan dan pembangkit listrik tenaga air.

Aktivitas manusia yang menganggap hutan adalah komoditi secara tidak langsung akan mengakibatkan putusnya siklus yang berkesinambungan. Hal ini berpengaruh juga pada produksi listrik PLTA.

Konsep tentang sistem interkoneksi yang ada di alam bukanlah konsep baru. Pemahaman itu semakin dikuatkan oleh sebuah kajian yang dilakukan oleh sekelompok ilmuwan dan kemudian dipublikasikan dalam jurnal The Proceedings of the National Academy of Science.

Selama bertahun-tahun, para ilmuwan mencatat kenaikan air sungai setelah pepohonan hutan di sepanjang aliran sungai ditebang. Air yang biasanya disimpan dalam tanah akan terus mengalir ke dalam sungai. Tak ada lagi air yang diuapkan melalui dedaunan.

Pada saat yang sama, area deforestasi hutan tropis yang semakin meluas juga berpengaruh pada cadangan air. Jika biasanya hutan tropis menciptakan awan hujan saat kelembaban daun menguap ke udara, maka dengan tanpa adanya pepohonan sama halnya dengan menjauhkan hujan dari wilayah tersebut.

Kajian tersebut juga menegaskan bahwa deforestasi besar-besaran akan mengurangi air dalam sungai. Kondisi ini jelas mempengaruhi produksi listrik yang dibangkitkan dari sebuah PLTA.

Selama ini deforestasi hutan tropis hanya dikaitkan dengan isu penyerapan karbondioksida dan kelangsungan hidup masyarakat di sekitarnya. Tidak banyak yang membahas kaitan antara deforestasi dengan produksi listrik dari PLTA.

Kajian yang dilakukan dengan mengambil kasus bendungan Belo Monte yang kontroversial itu, menyatakan bahwa pada tahun 2050 diperkirakan sebanyak 40% produksi listrik dari PLTA terbesar ketiga di dunia tersebut akan menyusut.

Kesimpulan akhir dari kajian tersbut menyarankan agar para perencana dan pembuat kebijakan memperhitungkan hubungan antara area tutupan hutan dengan aliran sungai, mengingat kebutuhan listrik yang ramah lingkungan didapatkan dari hutan hujan tropis di sepanjang aliran sungai.
new york times



View the Original article

No comments:

Post a Comment