Saturday, July 5, 2014

LIPI TEGASKAN NETRAL DI PILPRES 2014

LIPI Tegaskan Netral di Pilpres 2014
Sabtu, 5 Juli 2014

Jakarta - Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menegaskan bersikap netral di Pemilu Presiden (Pilpres 2014). Serta LIPI tidak pernah menjadi bagian dari politik praktis.

LIPI bersikap netral terhadap hal ini (Pilpres 2014) dan tidak pernah menjadi bagian dari kepentingan-kepentingan politik praktis, ujar Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan LIPI, Aswatini melalui Pers Release yang diterima detikcom, Jumat (4/7/2014).

Sebelumnya, Kamis (26/6/2014), LIPI pernah mengeluarkan hasil survei opini masyarakat mengenai "Partisipasi Politik dan Perilaku Memilih pada Pemilu 2014" yang diselenggarakan di Auditorium LIPI, Jakarta. Dalam survei tersebut, LIPI memaparkan salah satunya peta dukungan responden terhadap capres dan cawapres melalui teknik pengambilan sampel multistage random sampling.

Tak terduga hasil tersebut memunculkan berbagai pendapat yang beragam di masyarakat mengenai validitas ilmiahnya serta netralitas LIPI. Dari hal itulah, LIPI menegaskan merupakan lembaga penelitian pemerintah dan tidak memiliki keberpihakkan pada kandidat tertentu dalam Pemilu Presiden 2014.

Aswatini menjelaskan, studi 'Perilaku Memilih' tersebut tidak hanya mencakup survey elektabilitas capres dan cawapres. "Informasi tersebut hanya bagian kecil dari kajian menyeluruh mengenai Pemilu yang dilaksanakan oleh Pusat penelitian Politik (P2P) LIPI dan telah dimulai sejak tahun 2012 lalu, jelasnya.

Dari survei 'Perilaku Memilih', P2P melakukan 4 kegiatan penelitian pemilu lainnya yaitu, pertama model alternatif pemilu dan demokrasi dalam skema presidensial: Penyusunan naskah akademik desain pemilu dan demokrasi dalam konteks keindonesiaan, kedua menuju sistem pemilu campuran untuk DPR dan DPRD di Indonesia, ketiga evaluasi sistem Pilkada langsung di tingkat kabupaten/kota dan provinsi dan keempat perbandingan demokrasi dan sistem pemilu, studi kasus negara-negara penganut sistem presidensial.

"Kegiatan kajian Pemilu tersebut merupakan penugasan kepada P2P sebagai upaya akademik untuk mengembangkan studi sistem Pemilu dan Pilkada di Indonesia, tegas Aswatini.

Ia mengungkapkan bahwa hasil-hasil riset sivitas LIPI harus bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan independen. Hasil kajian Pemilu tersebut secara menyeluruh akan kami diseminasikan setelah semua studi tersebut selesai, sehingga masyarakat dapat mengetahui dengan lebih dalam dan komprehensif, pungkasnya.

Selain itu Kepala P2P Syamsuddin Harris mengatakan studi tersebut diperlukan oleh pemerintah, parlemen, dan pertai politik untuk membaca pola dan kecenderungan perilaku serta aspirasi masyarakat pada kurun waktu tertentu. Serta berharap hasil survei tersebut dapat menjadi bahan penulisan naskah akademik tentang urgensi perbaikan kebijakan pemilu.

P2P berkewajiban untuk memberikan pandangan akademik mengenai kecenderungan perilaku masyarakat. Perlu kami garis bawahi keseluruhan materi survei ini fokus utamanya adalah pada perubahan dan atau pergeseran perilaku memilih masyarakat Indonesia. Perilaku pemilih merupakan suatu kajian ilmu politik yang mengalami perkembangan pesat dewasa ini. Sama sekali tidak ada tendensi keberpihakkan pada salah satu kandidat, ungkapnya



» Arsip
» Diakses : 15 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment