Saturday, July 12, 2014

INDAHNYA KAWASAN KARST KUTIM

Indahnya Kawasan Karst Kutim
Sabtu, 12 Juli 2014

Beberapa tahun lalu, sejumlah peneliti dari LIPI dan Prancis melakukan penelitian di kawasan Karst Sangkulirang dan Bengalon sampai di Tanjung Mangkalihat, Kecamatan Sandaran yang berbatasan dengan Kabupaten Berau. Hasilnya banyak ditemukan benda-benda purbakala yang cukup mencengangkan, karena benda bersejarah yang usianya ribuan tahun itu jarang ditemukan di daerah lain.

SUMBER daya alam di Kutim memang cukup melimpah. Mulai dari tambang batu bara, kayu, emas sawit dan sebagainya. Bahkan bahan baku semen yang merupakan pegunungan kapur juga ada di kabupaten ini dan menjadi incaran dari banyak investor.

Dari sekian banyak potensi, salah satu yang membanggakan adalah pegunungan karst yang terhampar di kawasan Sangkulirang sampai Muara Wahau, hingga perbatasan Berau. Di kawasan itu terdapat berbagai macam kekayaan yang tak ternilai, seperti artefak, benda purbakala yang usianya puluhan ribu tahun.

Dari hasil penelitian sejumlah tim peneliti dari LIPI maupun Prancis, banyak ditemukan flora dan fauna yang hidup di kawasan itu, selain benda-benda bersejarah yang usianya mencapai puluhan ribu tahun. Sebagian sudah diambil dan disimpan di Galeri yang saat ini berada di Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kutim.

Sudah banyak orang asing yang datang ke kabupaten ini melihat galeri tersebut. Ketika melihat kekayaan yang dipajang itu, sejumlah orang asing berdecak kagum, karena Kutim yang berusia sekitar 15 tahun pada Oktober nanti memiliki kekayaan alam yang sangat luar biasa.

Sampai sekarang sudah banyak orang asing yang datang melihat karst di Kutim. Baik di galeri maupun datang langsung ke lokasi. Bahkan sejumlah wisatawan asing juga ada yang ingin melihat keindahan kawasan karst yang cukup mengagumkan, karena di sana cukup asri dan sejuk udaranya. Selain itu, banyak peninggalan benda purbakala yang usianya ribuan tahun, kata Kepala Dsiporapar Kutim Dwi Gamawan Susilanto.

Dari hasil penelitian yang dilakukan sejumlah tim peneliti dari LIPI dan Prancis, banyak hewan dan satwa yang menghuni di kawasan karst. Tak heran jika wisatawan asing dan peneliti senang dengan kawasan tersebut, khususnya wisatawan yang mencintai petualangan.

Ini membuktikan bahwa Kutim menjadi salah satu daerah penemuan sejarah zaman dulu. Bukan itu saja, kawasan itu juga ditemukan gambar-gambar tangan dan seni purbakala yang menempel di goa-goa kawasan pegunungan karst tersebut.

Meskipun secara fisik gerabah tersebut sudah retak dan sebagian pecah atau hilang, tapi memiliki arti penting sebagai bahan kajian perkembangan ilmu pengetahuan bidang arkeologi. Barang purbakala (gerabah, Red.) ini merupakan bukti sejarah yang mesti harus dijaga dilestarikan, kata Anto, panggilan akrab mantan Kadis Pendidikan Kutim ini.

Dikatakan, peninggalan bersejarah yang terdapat di wilayah Kutim ini, merupakan kekayaan alam yang memiliki nilai historis, dan juga mengandung nilai ekonomis karena jika dijual nilainya mencapai jutaan rupiah. Barang purbakala itu juga bisa sebagai sumber pendapatan karena bisa diletakkan di museum yang bisa dilihat wisatawan dari berbagai belahan dunia.

Sehingga Kutim memerlukan museum arkeologi untuk menaruh barang-barang benda bersejarah tersebut. Saat ini sudah ada galeri untuk menyimpan barang tersebut. Salah satu tujuannya, agar wisatawan bisa melihat benda-benda bersejarah tersebut dengan baik.

Keindahan kawasan karst memang cukup indah dan apik. Bahkan sejumlah stasiun televisi swasta nasional dan luar negeri pun beberapa kali menayangkan keindahan alam di kawasan karst serta hasil temuan peneliti tersebut. Sehingga kawasan karst ini bukan saja dikenal di Indonesia, namun juga di luar negeri. Sebuah stasiun televisi Prancis juga pernah menayangkan gambar kawasan karst di Kutim. (*/kmf/obi/k9)



» Arsip
» Diakses : 7 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment