LIPI Punya Laboratorium Oseanografi Baru Selasa, 24 Juni 2014 TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) resmi menggunakan laboratorium dan kantor baru di Pusat Penelitian Oseanografi, di kawasan Ancol, Jakarta Utara. Gedung lima lantai ini adalah fasilitas riset kelautan dan genetika kelautan yang menjadi bagian dalam rencana LIPI untuk mengembangkan penelitian dan berkompetisi di tingkat regional.
Kepala LIPI, Lukman Hakim, mengatakan fasilitas laboratorium dan kantor baru ini bisa memacu para peneliti untuk mengembangkan riset kelautan yang bernilai. Menurut Lukman, riset di Indonesia masih ketinggalan dibanding negara lain karena masalah fasilitas dan sumber daya manusia. "Sekarang bersyukur ada laboratorium baru, tahun depan ditingkatkan lagi. Ini adalah investasi besar bangsa Indonesia," kata Lukman setelah acara peresmian Puslit Oseanografi, Senin, 23 Juni 2014.Pusat studi kelautan di Indonesia pertama kali dikembangkan oleh Belanda pada 1905. Saat itu Pemerintah Belanda membangun Laboratorium Perikanan Laut di Pasar Ikan, Jakarta. Laboratorium itu merupakan cabang dari Museum Zoologi milik Kebun Raya Bogor. Laboratorium itu sempat berganti nama beberapa kali pada periode 1949-1955 menjadi Laboratorium Penyelidikan Laut. Pada 1955-1961 namanya diubah menjadi Lembaga Penyelidikan Laut.Pada 1970, pemerintah Indonesia membentuk Lembaga Oseanologi Nasional dan memindahkan fasilitas dari Pasar Ikan ke kompleks Ilmu Kelautan di Ancol. "Dilihat sejarahnya, orang asing malah sudah lama melihat potensi kelautan Indonesia," kata Lukman.Lukman mengatakan sudah saatnya LIPI melakukan pembaruan fasilitas dan peralatan riset. Fasilitas riset oseanografi baru tersebut dibangun sejak 2010. "Riset Indonesia sudah ketinggalan, hampir tidak ada investasi baru sejak 1982 padahal riset butuh peralatan yang memadai," katanya. "Indonesia sering dapat tawaran riset dari negara lain dan kini kita punya fasilitasnya," kata Lukman. Irma Shita Arlyza, peneliti genetika kelautan, menyatakan senang punya laboratorium baru untuk mengembangkan riset. Menurutnya, laboratorium genetika baru yang ditempatinya jauh lebih baik dibandingkan kantor lamanya. "Di sini lebih leluasa, tim kami ada lima orang bisa lebih nyaman bekerja," kata Irma yang berhasil menemukan spesies ikan pari baru melalui pemetaan genetika. Menurut Irma, ada beberapa peralatan penelitian yang perlu dilengkapi agar riset tidak terganjal. Pipet mikro digital adalah salah satu alat penting dalam riset genetika. "Di sini baru ada delapan unit dengan satu channel, sementara idealnya itu satu orang punya 10 unit yang multi-channel, jadi lebih mudah untuk menganalisa sampel genetika yang jumlahnya bisa lebih dari 600 itu," katanya.
» Arsip » Diakses : 102 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment