Ketersediaan Air Tanah Kebun Raya Bogor MengkhawatirkanKamis, 5 Juni 2014 TEMPO.CO , Bogor: Pembangunan gedung-gedung di seputar Kota Bogor dan seputar Kebun Raya Bogor mengancam ketersediaan air tanah di kebun bersejarah yang tak ternilai harganya itu dan di Kota Bogor umumnya.
Hal itu diungkapkan Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Didik Widyatmoko, Rabu, 4 Juni 2014. Komentar itu sebagai tanggapan terhadap pembangunan gedung bertingkat di seputar Kebon Raya Bogor yang dirasakan semakin tidak terkendali."Pembangunan gedung-gedung saat ini sudah tidak terkontrol. Ini mengancam ketersediaan air tanah bagi Kebun Raya," keluh Didik.Didik mencontohkan tanaman di Kebun Raya Bogor msekarang lebih mudah kering jika tidak tersiram hujan selama sepekan. "Padahal, dulu hal itu tidak pernah terjadi," jelasnya. Menurut dia, gejala itu menunjukkan berkurangnya air tanah di kebun seluas 87 hektare dengan 15 ribu jenis tanaman tersebut.Pada kesempatan Seblumnya, Wali Kota Bogor Bima Arya berkomitmen melindungi dan menyelamatkan Kebun Raya Bogor dari ancaman pesatnya pembangunan gedung di wilayah seputarnya. "Kondisi Kebun Raya Bogor saat ini luar biasa mengkhawatirkan. Jangan sampai kebun yang kita banggakan ini rusak," kata Bima.Padahal ungkap Bima, Kebun Raya Bogor merupakan etalase dan citra bagi mereka yang berkunjung ke Kota Bogor. Ia berjanji menghentikan sementara pelayanan pemberian izin perhotelan di sekitar kawasan pusat kota. (Baca juga: Revisi Tata Ruang Bogor Tunggu Penyempurnaan).Langkah itu diharapkan dapat mengerem pembangunan gedung-gedung di pusat Kota Bogor, terutama di sekitar kawasan konservasi. "Izin pembangunan hotel dan kawasan komersial lainnya sudah mulai kita perketat sebagai salah satu langkah penyelamatan lingkungan," tegas Bima.
» Arsip » Diakses : 71 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment