Kementan Gaet LIPI Kembangkan Tempat Penggemukan Sapi di 3 PulauKamis, 19 September 2013 Jakarta - Kementerian Pertanian dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama mengembangkan produktifitas sapi di 3 pulau di Indonesia. Ketiga pulau ini nantinya akan mengembangkan 3 jenis sapi lokal yang berbeda.
"Pulau Raya untuk sapi Aceh, Pulau Nusaprinda untuk sapi Bali, dan Pulau Sapudi sapi Madura," ungkap Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan Syukur Iwantoro saat berdiskusi dan seminar nasional di Botani Square Bogor, Jawa Barat, Rabu (18/9/2013).Ketiga jenis sapi lokal tersebut nantinya akan dilakukan pemurnian. Pemurnian dilakukan dengan mengkawinkan sapi sejenis di tempat yang sama. Kawin silang sapi dinilai kurang efektif bahkan mengurangi berat bobot sapi."Jadi saat ini sapi bali banyak yang kawin silang dan bobotnya menurun terus. Sama halnya dengan sapi aceh. Ini perlu dimurnikan agar bobotnya tidak kalah dengan sapi di luar negeri. Oleh karena itu kita perlu pemurnian sapi di pulau itu. Jadi nanti ada proyek keroyokan baik itu LIPI dan Kementan. Pendekatan dengan menggunakan teknologi dan rekayasa teknologi," imbuhnya.Dengan anggaran Rp 6 miliar/pulau/tahun, Kementan berharap ada manfaat terutama peningkatan produktifitas bibit sapi. Selain itu bibit sapi yang dihasilkan jauh lebih baik bila rata-rata bibit sapi yang ada saat ini."Sudah ada anggarannya Rp 6 miliar/pulau di tahun 2014, jadi hasilnya bibit sapi yang dihasilkan akan bersertifikat. Harganya jauh lebih mahal. Kalau di Australia itu harganya antara Rp 40-50 juta/ekor, sapi perah bisa Rp 90 juta/ekor. Jadi akan menggairahkan untuk peternakan," katanya."Keturunan yang dihasilkan juga dengan pertumbuhan bobot per harinya itu jauh lebih tinggi bila dibandingkan sapi saat ini. Selisihnya 0,4-0,6 kg/hari. Dengan pakan yang baik bisa 0,9-1,2 kg/hari. Turunannya juga waktu bereproduksi jauh lebih lama bisa 8-9 kali dan setiap tahun pasti beranak. Kesehatan sapi juga meningkat," ujarnya.(wij/dru)
» Arsip » Diakses : 24 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment