Saturday, November 29, 2014

Miho Koike, perempuan yang bisa mengurangi ongkos energi surya

Jakarta (ANTARA News) - Pembuat sel surya di Tiongkok, Taiwan, dan Eropa  membombardir Miho Koike dengan pesanan produk.

Miho adalah CEO Material Concept, perusahaan kecil pengembang energi surya yang mengubah cara dunia membuat panel surya.

Berada jauh di pusat riset dan bisnis Tohoku University, perusahaan itu begitu tersembunyi dan hanya fokus membuat produk sampai tidak memiliki laman bisnis sendiri dan hanya mengandalkan laman Tohoku University untuk menyiarkan berita.

Secara tradisional, produsen menggunakan pasta emas untuk membubuhkan sel surya pada elektroda baterai dan panel surya. Pengadaan emas untuk keperluan itu sampai meliputi 25 persen dari seluruh biaya produksi. 

Junichi Koike mengembangkan pasta tembaga alternatif yang menurut Miho hanya membutuhkan 1/100 dari biaya.

Meskipun terobosan in memakan waktu 20 tahun pembuatan, namun dengan bantuan para peneliti yang punya tujuan sama Junichi menciptakan penghalang tipis untuk mencegah tembaga terserap ke silikon yang digunakan dalam panel surya.

Manfaat tembaga dari sisi biaya telah diketahui namun bahan itu menyebabkan silikon terdegradasi dan membuatnya menjadi alternatif yang berisiko.

Terobosan ini jadi berita baik untuk perusahan energi surya di luar negeri.

Material Concept pun kemudian menerima banyak perhatian dari Eropa karena Uni Eropa telah mengumumkan akan beralih ke standar perunggu tahun 2018.

Miho menyebutkan bahwa mereka sedang menjajaki kerja sama dengan produsen di Tiongkok dan Taiwan.

Sekalipun pemerintah Jepang sedang menggencarkan penggunaan tenaga surya, kenyataannya klien perusahaan Miho sebagian besar di luar Jepang.

"Di Jepang hanya ada tiga perusahaan besar - Sharp, Kyocera, dan Mitsubishi - yang memproduksi sel-sel surya," kata Miho seperti dilansir laman Techinasia.

Junichi mungkin memecahkan kode ilmiah tapi Miho merupakan mesin pendorong kemajuan perusahaan.

Selama sepuluh tahun ia tinggal di Amerika Serikat, belajar dan bekerja. Miho berharap bisa tinggal di sana selama sisa hidupnya, namun petimbangan keluarga membuatnya kembali ke Jepang.

Saat dia mengambil keputusan itu, dia baru saja mendapat pemberitahuan bahwa aplikasinya untuk mendapat visa permanen disetujui.

Kembali ke Jepang, Miho mengalami kejutan budaya. "Saya tidak ingin meninggalkan rumah. Itu berlangsung selama setengah tahun," kenangnya.
 
Tak lama kemudian, dia bangkit dan mendapatkan pekerjaan tetap di lembaga pemerintah selama 14 tahun.

Selama itu, dia terkadang berinteraksi dengan kegiatan bisnis yang dilakukan universitas.

Tahun 2011
dia mendapatkan kesempatan mengkoordinasikan perencanaan bisnis dan
pengembangan untuk para pemula dia mengambilnya.

Keinginan yang kuat untuk membantu wilayah Tohoku yang terdampak bencana membuat Miho beralih peran ketika peluang untuk memimpun Material Concept muncul tahun 2013.

Sekarang dia hanya fokus pada satu perusahaan, Material Concept. Berbekal daftar kontak domestik dan internasional, Miho membawa perusahaan berkembang pesat.

Awal tahun ini perusahaan itu menerima serangkaian pendanaan dengan nilai mendekati enam juta dolar AS dari perusahaan-perusahaan besar seperti Daiwa
Securities dan Innovation Network Corporation of Japan.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa

Editor: Maryati

COPYRIGHT © ANTARA 2014



View the Original article

No comments:

Post a Comment