Monday, June 3, 2013

EKSPEDISI WIDYA NUSANTARA MEMBEDAH LAUT DALAM SELAT MAKASSAR

Ekspedisi Widya Nusantara Membedah Laut Dalam Selat Makassar
Selasa, 4 Juni 2013

(Jakarta, 4 Juni 2013 Humas LIPI). Suasana berbeda tampak terlihat di Dermaga Barat, Pelabuhan Nizam Zachman Muara Baru Jakarta Utara, Senin (3/6) kemarin. Sebuah kapal riset modern bersandar di satu titik kawasan itu, sementara di sebelahnya atau terletak di dermaga terpasang tenda dengan di bawahnya kursi-kursi berjajar rapi menampung para ilmuwan kelautan yang bersiap-siap melaksanakan ekspedisi.

Pada Senin itu, sebuah acara resmi bertajuk Pelepasan Tim Penelitian Ekspedisi Widya Nusantara (EWIN) 2013 digelar. Sebanyak 20 ilmuwan turut serta dalam ekspedisi yang akan membedah atau mengeksplorasi Selat Makassar tersebut. Mereka terinci 16 ilmuwan dari Pusat Penelitian Oseanografi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan empat orang peneliti asing yakni Prof. Youn Ho Lee, Mee Hye Kang dari Korea Selatan dan Xu dong, Kai Wu dari China.

Kapal riset yang akan digunakan adalah KR Baruna Jaya VIII milik LIPI yang akan berlayar selama 20 hari dari tanggal 3 22 Juni 2013. Dr. Iskandar Zulkarnain, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI dalam sambutannya menuturkan, ekspedisi riset kali ini adalah upaya LIPI untuk mengumpulkan data-data laut dalam di Selat Makassar. Data-data tersebut masih terbatas dan perlu mendapatkan perhatian. Oleh karena itu, harus segera dimulai dan apapun yang ditemukan akan menjadi basis data, tandasnya.

Dikatakannya, EWIN kali ini merupakan kerja sama antara LIPI dengan United Nations Educational Scientific and Cultural Organization dan IOC Sub-Commission for the Western Pasific (WESTPAC). Biaya yang diperlukan memang besar. Untuk ekspedisi sekarang saja, biaya operasional kapal per harinya mencapai Rp 100 juta, katanya.

Ekspedisi Keempat

Dirhamsyah, Pelaksana Harian Kepala Pusat Penelitian Oseanografi LIPI menuturkan, pelaksanaan EWIN telah dilakukan LIPI sejak 2007. Ekspedisi tahun ini adalah yang keempat. Pertama di Perairan Raja Ampat, kedua di Perairan Natuna, dan ketiga di Perairan Leti Nusa Tenggara Timur, jelasnya.

Ia mengungkapkan, ekspedisi ke Selat Makassar akan lebih mengekplorasi biodiversitas laut dalam yang selama ini belum dilakukan di Indonesia bahkan internasional. Kami berharap hasil penelitian bisa terpublikasi secara baik di jurnal-jurnal internasional sehingga menutupi lubang-lubang penelitian terutama dari peneliti Eropa yang selama ini belum melakukannya, tuturnya. Dia juga memastikan hasil-hasil penelitian EWIN akan didesiminasikan secara luas kepada stakeholder dan masyarakat umum.

Susetiono, Ketua Tim EWIN 2013 menambahkan, penelitian ke Selat dan laut dalam Makassar disebabkan karena hasil penelitian yang sudah ada memperkirakan 8-9 ton air laut per detik mengalir dari utara ke selatan yakni dari Samudera Pasifik ke Samudera Hindia melalui Selat Makassar.

"Apa yang dibawa dengan massa air yang sedemikian besar, kita tidak tahu dan belum ada publikasinya," ungkapnya. Dari hal itu, tim ekspedisi akan mengungkap proses-proses fisika, kimia, pencemaran dan biologi yang berlangsung di Selat Makassar sebagai lintasan arus laut Indonesia.

Harus Tenang

Di lain hal, Iskandar menuturkan bahwa para ilmuwan yang berangkat berlayar agar menjadikan perjalanannya sebagai sebuah tantangan. Perjalanan selama 20 hari di laut tentu akan membuat emosi tidak stabil karena jauh dari keluarga. Oleh karena itu, hal-hal seperti ini perlu ditaklukkan, pesannya.

Dede Falahudin, Peneliti Pusat Penelitian Oseanografi LIPI yang turut serta dalam ekspedisi tersebut mengatakan bahwa sebenarnya cukup berat meninggalkan isteri untuk berlayar, namun hal tersebut harus dibiasakan karena merupakan risiko sebagai peneliti kelautan. Kuncinya harus tenang. Apa pun yang terjadi keluarga menunggu kita dan tidak boleh beremosi labil dan harus tetap sadar bahwa kita di lautan, tandasnya.

Untuk menjaga emosi dan kondisi tubuh, ia pun akan berupaya menjaga asupan makanan dengan nutrisi yang cukup. Apapun yang terjadi harus makan agar kondisi tetap fit, tutupnya.



» Arsip
» Diakses : 1 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment