Hasil Riset LIPI di Pameran Climate ChangeSelasa, 6 Mei 2014 (Jakarta Humas LIPI).Perubahan iklim akibat pemanasan global sudah mulai dirasakan oleh masyarakat. Di Indonesia, perubahan iklim pada umumnya diindikasikan dengan adanya perubahan terhadap temperatur harian rata-rata, pola curah hujan, dan tinggi permukaan air laut.
Sebagai salah satu upaya sosialisasi dan edukasi terhadap masyarakat mengenai perubahan iklim, Dewan Nasional Perubahan Iklim (DNPI) mendukung penyelenggaraan kegiatan Indonesia Climate Change Education Forum & Expo (ICCEFE) yang keempat di Jakarta Convention Center, 1-4 Mei lalu. Kegiatan ini juga diikuti oleh pameran dari berbagai kementerian, lembaga dan NGO, dimana LIPI pun turut berpartisipasi dalam pameran tersebut. Tema pada gelaran ke-4 pameran perubahan iklim ini adalah peran perempuan dan pemuda dalam solusi perubahan iklim. Koordinator Divisi Komunikasi dan Informasi DNPI, Amanda Katili Niode, menyatakan apresiasinya atas meningkatnya perhatian terhadap isu perubahan iklim. Pada kesempatan yang sama, Sekretaris Menteri Lingkungan Hidup, Karliansyah MS, dalam membuka kegiatan tersebut mengatakan bahwa upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim perlu dilaksanakan bersama oleh semua pihak. Kami berharap, kegiatan ini dapat memperkuat langkah dalam mengatasi perubahan iklim, ungkapnya. Dalam kegiatan tersebut, LIPI mempublikasikan beberapa hasil penelitiannya diantaranya di bidang elektronika dan komunikasi seperti jaringan sensor kualitas air, pesawat pemantau lingkungan, di bidang informatika yaitu data logger, shorgum dan mikroalga dari pusat inovasi, jati dan padi gogo dari bidang bioteknologi. Selain itu, hasil riset yang juga ditampilkan pada pameran tersebut yaitu alat sensor tanah dari bidang fisika, dan wetland dari limnologi. Kegiatan ini juga dilengkapi dengan pameran buku dari kedeputian ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, serta pameran tanaman dari kebun raya (KR) Bogor dan KR Cibodas. Salah satu prototype terbaru yang ditampilkan LIPI dalam pameran tersebut yaitu Sel Surya Berbasis Pewarna atau Dye Sensitezed Solar Cell (DSSC). Ini merupakan terobosan membuat energi alternatif berbahan bakar non fosil. DSSC dianggap sebagai jawaban atas kebutuhan jumlah energi yang terus meningkat dengan menggunakan energi alternatif. Cara kerja alat ini adalah dengan mengkonversi energi matahari menjadi energi listrik, tutur Endang Ridwan, salah satu anggota tim Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI yang mengikuti pameran tersebut. Endang melanjutkan, dengan memperhatikan posisi Indonesia yang memiliki energi matahari cukup tinggi, DSSE ini tentu akan sangat sesuai untuk dikembangkan. (ms) » Kontak : BKPI | » ARTIKEL TERKAIT : |
» Arsip » Diakses : 15 kali » Dikirim : 0 kali | |
View the
Original article
No comments:
Post a Comment