Monday, September 29, 2014

LIPI perkuat infrastruktur mutu dengan metrologi kimia

Serpong, Banten (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memperkuat infrastruktur mutu dengan melengkapi fasilitas Pusat Penelitian Kimia di Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, dengan laboratorium metrologi kimia.

"Laboratorium ini penting, apalagi kita segera menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Tarif tidak akan lagi jadi ganjalan lalu lintas barang, jika kita tidak siap, kita yang akan menjadi korban," kata Kepala LIPI Prof Dr Lukman Hakim saat meresmikan Laboratorium Metrologi Kimia LIPI di Puspiptek Serpong, Banten, Selasa.

Saat ini, dunia memasuki paradigma baru dengan berbicara soal mutu, standar, hingga ekonomi hijau.

Menurut Lukman, hal baru tersebut mengisyaratkan bahwa sebenarnya perdagangan bebas hampir tidak ada, mengingat perdagangan global telah menetapkan syarat mutu.

Karenanya, ia mengatakan perlu infrastruktur mutu yang posisinya setara satu dengan lainnya di Asia maupun di tingkat global. Laboratorium Metrologi Kimia LIPI ini yang menjadi standar tertinggi pengukuran kimia di Indonesia.

"Para ahli berpendapat tanpa kemandirian dalam pengukuran, suatu bangsa tidak akan mampu mencapai kemandirian teknologi. Karenanya kita perlu memperkuat infrastruktur metrologi, salah satunya dengan pembangunan metrologi kimia ini," ujar dia.

Menurut Lukman, beberapa negara maju telah membuktikan bahwa investasi yang dihabiskan pemerintah untuk membangun Lembaga Metrologi Nasional (LMN) atau National Measurement Institute (NMI) ternyata telah memberikan hasil yang jauh lebih tinggi, atau dapat dikatakan bahwa keuntungan secara ekonomi adalah jauh melebihi investasi.

Sementara itu, Plt Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI Agus Haryono mengatakan pembangunan gedung Metrologi Kimia di Puspiptek Serpong ini dalam upaya merintis pengembangan infrastruktur Metrologi Kimia Nasional.

Seluruh fasilitas lengkap berada di area seluas 3250 meter persegi (m2), namun saat ini baru gedung laboratorium yang difungsikan untuk penelitian dan pengembangan pengukuran di bidang kimia anorganik, organik, elektrokimia, dan gas.

Saat ini, ia mengatakan memang masih diperlukan banyak peralatan-peralatan tambahan untuk memungkinkan dilakukannya pengukuran yang sekunder bahkan primer, sehingga dapat memenuhi kebutuhan nasional akan keberadaan bahan acuan.

(V002/N002)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

LG luncurkan tv pintar ultra HD buatan Indonesia

Jakarta (ANTARA News) - Produsen elektronik asal Korea Selatan meluncurkan televisi pintar (smart tv) dengan teknologi terkini ultra HD (high definition) 4K yang diproduksi di Indonesia untuk memperkuat daya saing. 

"Ini merupakan produk baru, teknologi baru, yang dibuat di Indonesia," kata Presdir PT LG Electronics Indonesia (LGEIN) Jae Young Le, di Jakarta, Rabu. 

Ia mengatakan pasar televisi (tv) ultra HD 4K merupakan era baru menyambut kebijakan siaran digital, yang akan menjadi tren pula di Indonesia. Untuk meningkatkan daya saing produk tv ultra HD-nya, lanjut dia, LG memproduksi model tersebut di Indonesia agar lebih mendekati pasar domestik.

"Selain untuk pasar domestik, kami juga mengekspor tv ultra HD tersebut," ujar Jae Young Lee. 

Sebanyak 20-30 persen produksi tv ultra HD LGEIN diekspor antara lain ke Australia, New Zealand, dan sejumlah negara lainnya di ASEAN. LGEIN memproduksi seluruh ukuran tv ultra HD-nya mulai dari 84 inci, 79 inci, 65 inci, hingga yang terkecil 42 inci. "Panelnya diimpor dari pabrik kami di Korea Selatan," kata Jae Young Lee.

Harga tv dengan resolusi tinggi itu (3.840x2.160 pixel) itu mulai dari Rp7,99 juta sampai Rp199,9 juta/unit. Banyak teknologi canggih dibenamkan pada tv yang menggunakan sistem operasi WebOs itu, seperti kemampuan merekam di saat bersamaan menonton tayangan lain dari saluran yang beda.

Direktur Pemasaran LGEIN Budi Setiawan mengatakan produksi tv ultra HD di Indonesia dilakukan untuk mengantisipasi perdagangan bebas ASEAN dengan negara lain, seperti Tiongkok.

"Bila kami sudah berproduksi di sini, harga kami akan lebih bersaing," katanya. Apalagi, lanjut dia, LG telah memiliki jaringan distribusi dan servis yang lengkap dari Sabang sampai Merauke.

Ia optimistis LG mampu menjadi pemimpin pasar di segmen tv ultra HD yang pasarnya hanya sekitar satu persen dari total pasar tv secara nasional. Pasar tv secara nasional sendiri tahun ini diproyeksi akan tembus angka sekitar 4,5 juta unit.

"Saat ini saja kami sudah menguasai pasar televisi ultra HD sebesar 55 persen," kata Budi (*)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Indonesia tegaskan pentingnya kontribusi teknologi nuklir

London (ANTARA News) - Indonesia akan terus memanfaatkan teknologi nuklir dalam menunjang pembangunan di berbagai bidang, antara lain di bidang pangan, pertanian, kesehatan, industri dan lingkungan dan Indonesia mengembangkan infrastruktur untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir.

Hal itu disampaikan Dubes Rachmat Budiman dalam kapasitas sebagai Ketua Delegasi Indonesia pada Sidang General Conference ke-58 Badan Tenaga Atom Internasional (International Atomic Energy Agency/IAEA), yang berlangsung di Wina, Austria, dari 22 hingga 26 September.

Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro kepada Antara London, Rabu mengatakan Delegasi Indonesia pada Konferensi tersebut terdiri dari para pejabat dari Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir dan KBRI/PTRI Wina.

Dubes Rachmat Budiman menyatakan dalam sesi General Debate Sidang tersebut Indonesia telah menerbitkan "The Indonesian Nuclear Energy Outlook (INEO)" Agustus lalu sebagai salah satu referensi nasional dalam pembangunan energi di Indonesia.

Berdasarkan dokumen tersebut, terdapat keperluan bagi Indonesia untuk memanfaatkan pembangkit listrik tenaga nuklir untuk menunjang ketersediaan energi nasional. Untuk itu Pemerintah telah menyelesaikan studi kelayakan komprehensif yang mencakup pula site study di Pulau Bangka.

Guna meningkatkan pemahaman dan penerimaan publik atas pembangkit listrik tenaga nuklir, Indonesia akan membangun Reaktor Daya Non-Komersial (RDNK) yang dimaksudkan sebagai pembuktian kelayakan pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Indonesia, baik dari aspek keselamatan dan keandalan operasi maupun aspek penguasaan dan pengembangan teknologi.

Reaktor tersebut juga akan digunakan sebagai sarana pengembangan kapasitas sumber daya manusia dalam pembangunan, pengoperasian, dan perawatan pembangkit listrik tenaga nuklir, dan pengembangan riset kogenerasi yaitu pemanfaatan PLTN untuk pembangkit listrik dan sekaligus untuk mendukung industri proses seperti pengolahan mineral, minyak mentah (oil refining), coal liquafaction, dan desalinasi.

Aplikasi kogenerasi ini ditujukan untuk mendukung program peningkatan nilai tambah terhadap komoditas ekspor Indonesia di bidang sumber daya mineral.
(H-ZG/E001)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

IPB datangkan tawon pemberantas hama singkong

Bogor (ANTARA News) - Institut Pertanian Bogor bekerja sama dengan International Center for Tropical Agriculture (CIAT) mendatangkan 2.000 tawon parasitoid dari Thailand untuk mengendalikan hama baru pada tanaman singkong.

"Upaya mendatangkan tawon parasitoid ini adalah untuk mengendalikan hama kutu putih yang menyerang tanaman singkong di Indonesia khususnya di Bogor," kata Guru Besar Ilmu Hama Tanaman IPB Prof Aunu Rauf, di sela-sela seminar "Kutu Putih Singkong vs Parasitoid : Pengelolaan hama Asing Berbasis Ekologi di Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Aunu menjelaskan, upaya mendatangkan tawon parasitoid dengan nama latin Anagyus lopezi dilakukan setelah Indonesia diinvasi oleh hama pendatang yakni Kutu Putih (Phenacoccus manihoti) yang menyerang tanaman singkong.

Berdasarkan literatur, maha tersebut berasal dari Amerika Latin tepanya Brasil. Lalu menyebar ke luar daerah asalnya untuk pertama kali ditemukan di Kongo, Afrika pada tahun 1973. Hama tersebut meluas hingga ke sejumlah daerah di Afrika, menyebabkan penurunan panen singkong hingga 80 persen sehingga terjadi kelaparan.

Lalu pada tahun 2008 hama tersebut ditemukan menyebar di Asia. Negara pertama yang terserang hama kutu putih adalah Thailand. Di negeri tersebut hama menyerang 200.000 hektar singkong hingga menyebabkan kehilangan hasil sekitar 30 sampai 50 persen.

"Di Indonesia hama ini pertama kali ditemukan menyerang pertanaman singkong di Bogor pada pertengahan 2010. Sampai saat ini Kutu Putih sudah menyebar di seluruh wilayah di Jawa dan Lampung serta sentra-sentra singkong di Indonesia," kata Prof Aunu.

Menurut Aunu, hama kutu putih memiliki ciri tidak memiliki sayap untuk terbang dan bermigrasi. Perpindahan hama tersebut hingga terjadi antara benua diperkirakan karena terbawa oleh bahan makanan.

Selain dari bahan makan, kutu putih juga bisa hinggap melalui pakaian, maupun tubuh hewan lainnya. Kutu ini memiliki ukuran 3 mm, berbentuk oval, berwarna merah jambu yang tubuhnya ditutupi tepung lilin putih.

Kutu hidup bergerombol dan merusak tanaman dengan cara mengisap cairan pada tanaman singkong. Serangan berat menyebabkan pucuk kerdil dan keriput dan pertumbuhan tanaman terhambat, dan ukuran singkong yang dihasilkan menjadi kecil.

"Serangan berat hama terjadi pada musim kemarau, karena Bogor masih ada hujan jadi tidak terlalu berat. Tetapi untuk daerah Timur Indonesia yang lebih kering, ancamanya sangat besar, seperti di NTT, Jawa Timur dan Jawa Tengah," kata Aunu.

Aunu mengatakan, kehadiran hama kutu putih dapat menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan usaha tani singkong di Indonesia, mengingat sebagai negara penghasil singkong terbesar di dunia, bersama Brasil, Nigeria dan Thailand.

Berdasarkan data dari BPS, luas pertanaman singkong di Indonesia pada tahun 2013 sekitar 1,1 juta hektar, dengan total produksi 24 juta ton. Bila hama tersebut tidak dikendalikan, potensi kerugian negara akibat serangan hama tersebut dapat mencapai Rp900 miliar setiap tahunnya.
(KR-LR/F006)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Jejak budaya manusia prasejarah di Pulau Seram

Ambon (ANTARA News) - Situs Hatusua merupakan salah satu lokus potensial untuk menemukan bukti-bukti arkeologis yang mampu menjelaskan keberadaan manusia prasejarah di Pulau Seram beserta aspek yang membentuk kompleksitasnya, kata Arkeolog Marlon Ririmasse dari Balai Arkeologi Ambon.

"Jejak-jejak budaya manusia presejarah di Pulau Seram masih samar hingga saat ini, tapi situs Hatusua merupakan lokus potensial untuk menemukan bukti-bukti arkeologis yang dipandang mampu menjelaskan okupasi manusia prasejarah di sana," katanya di Ambon, Kamis.

Marlon menjelaskan, Kepulauan Maluku merupakan kawasan perlintasan antara Daratan Besar Sunda di sebelah barat dan Daratan Besar Sahul di Timur, daerah yang menentukan penemuan bukti-bukti migrasi awal manusia prasejarah menuju Australia.

Sejauh ini bukti-bukti tertua pendudukan manusia prasejarah di kepulauan tersebut baru ditemukan di bagian utara dan tenggara Kepulauan Maluku, yakni di Gebe Maluku Utara dan Kepulauan Aru.

Beberapa penelitian terakhir, menurut Marlon, menunjukkan adanya jejak budaya prasejarah di Kawasan Situs Hatusua yang berada di pesisir selatan bagian barat Pulau
Seram dan merupakan bagian dari Kabupaten Seram Bagian
Barat.

Lebih lanjut Marlon menjelaskan rekam penelitian di situs Hatusua dimulai oleh dua peneliti Inggris tahun 1976. Pada survei penjajakan tersebut ditemukan gua dengan indikasi arkeologis di dalamnya, termasuk jejak penguburan kuno di Gua Pintu Tujuh yang ada di situs tersebut.

Selepas itu, ekskavasi pertama dilakukan pada 1991 oleh Starks dan Latinis, dua peneliti dari Universitas Hawaii yang bergabung dalam tim peneliti Indonesia-Amerika Serikat melakukan studi pangan lokal di Pulau Seram.

Menurut penelitian terhadap hasil penggalian mereka, situs utu kurang lebih berasal dari masa 1.000 tahun silam atau mewakili masa palaeometalik.

Balai Arkeologi Ambon meninjau situs itu pada 2006, ketika melakukan serangkaian survei potensi purbakala di wilayah Seram Bagian Barat.

Studi atas situs Hatusua lalu dilanjutkan pada 2009 dengan ekskavasi yang dilakukan di lahan terbuka di sebelah selatan kawasan situs yang berada di Desa Hatusua tersebut.

Menurut Marlon, tim yang melakukan penggalian tahun 2009 menemukan kerangka manusia dan jejak penguburan tempayan, di mana bekal kubur berupa tempayan diletakan di bagian tempurung lutut dan sebagai alas kepala si mati,

"Namun tidak diperoleh data kronologi maupun analisis lebih lanjut dari hasil studi tersebut," katanya.

Jejak Megalitik

Di kompleks Situs Purbakala Hatusua juga ada Situs Hatuhuran, yang menurut Marlon memiliki karakter masa
megalitik.

"Situs ini memiliki karakter megalitik, sebagaimana ditandai dengan
keberadaan dolmen (meja batu) sebagai penanda situs," katanya.

Situs yang dikelilingi bebatuan
gamping dan goa-goa yang berindikasi menjadi hunian berulang itu, ia menjelaskan, menjadi
titik pengamatan ketiga timnya ketika
melakukan ekskavasi di Hatusua pada 16
Mei 2014.

Pada lokus tersebut terdapat dolmen berdiameter 1 x 1,4 meter
dengan tiga buah batu di sampingnya. Batu-batu itu diduga merupakan pilar penyangga dolmen.

Dalam kebudayaan masyarakat Hatusua, meja batu yang bentuknya
hampir menyerupai bangun ruang segitiga sama kaki tersebut melekat
dengan salah satu sejarah tutur mereka, dan lokasi tempatnya berada pun
dianggap sebagai kawasan keramat.

Situs Hatusua bisa dijangkau dengan berjalan kaki sekitar 15 menit dari
Pelabuhan Waipirit yang merupakan pintu masuk
ke Kabupaten Seram Bagian Barat.

Perjalanan ke sana bisa dilakukan
menggunakan kendaraan bermotor selama sekitar satu jam dari pusat Kota
Ambon ke Pelabuhan
Hunimua di Desa Liang, Kabupaten Maluku Tengah, lalu naik feri dua jam
ke Pelabuhan Waipirit.

Pemerintah daerah setempat berencana menjadikan Situs Hatusua sebagai taman purbakala.

Marlon berharap selanjutnya pengelolaan situs itu bisa dilakukan secara menyeluruh sehingga kegiatan penelitian tetap bisa dilakukan secara intensif.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Mahasiswa ciptakan pengatur suhu air

Bandarlampung (ANTARA News) - Bermula dari pengalamannya tinggal di wilayah pegunungan yang bersuhu dingin, Ultomy Idham, mahasiswa Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya Lampung berinovasi menciptakan alat pengatur suhu air.

Menurut Ultomy, di Bandarlampung, Kamis, dengan menggunakan peralatan ini bisa mengendalikan suhu air sesuai dengan yang kita inginkan.

Mahasiswa Teknik Komputer IBI Darmajaya ini menjelaskan, pengatur suhu air bekerja dengan memanfaatkan pemanas (heater) sebagai katalisator dan sensor temperatur LM35 sebagai pengatur panas suhu air.

Sedangkan pengendalian secara otomatis, alat ini menggunakan mikrokontroler ATmega8 yang sekaligus berfungsi sebagai kendali utama.

"Untuk pengaturan suhu air yang sesuai kita inginkan, cukup dengan memasukkan heater dan sensor suhu LM35 ke dalam air, lalu menekan tombol pengatur suhu, maka secara otomatis alat akan bekerja hingga mencapai suhu yang diinginkan. Misal kita menginginkan pemanasan suhu mencapai 70 derajat Celsius, maka ketika air sudah mencapai pada suhu tersebut, secara otomatis alat berhenti bekerja," katanya menjelaskan.

Dia menambahkan, rancangan alat ini juga dilengkapi dengan LCD yang berfungsi sebagai display hasil informasi suhu air pada tangki.

Alat ini, katanya lagi, mampu mengatur suhu antara 0 derajat hingga 100 derajat, sangat cocok untuk masyarakat yang tinggal di pegunungan dengan suhu yang relatif lebih rendah.

"Daerah pegunungan umumnya memiliki cuaca yang sangat dingin, yaitu berkisar 15--20 derajat Celsius. Dalam keadaan tersebut, air hangat sangat diperlukan. Pemanasan air memang biasa dilakukan, namun sejauh ini masih dilakukan secara manual. Karenanya, alat ini dapat menggantikan peran manual ke otomatis sehingga lebih mudah dan efisien," ujar mahasiswa kelahiran 26 Februari 1987 ini pula.

Untuk menciptakan inovasi tersebut, diakui Ultomy, memerlukan kesabaran dan keuletan. Trial dan error pada masa percobaan alat menjadi tantangan tersendiri yang dia alami selama tiga bulan percobaan alat ini.

"Tapi, Alhamdulillah saya mendapatkan pendampingan dari Pak Dodi Yudo Setiawan, SI MTI selaku dosen pembimbing. Beliau banyak membantu saya mulai dari rancangan hingga alat ini bisa disimulasikan," ujarnya lagi.

Mahasiswa yang hobi naik gunung ini mengaku, akan berupaya meningkatkan kualitas alat, sehingga bisa lebih mudah dan fleksibel.

"Salah satu kelemahan alat ini, yakni ketergantungan pada listrik, sehingga alat tidak akan berfungsi tanpa jaringan listrik. Karenanya, saya akan mengupayakan pengembangan bagaimana alat ini tetap bisa bekerja meski tanpa listrik. Mungkin bisa menggunakan baterai atau sumber energi lainnya," ujar dia.

Rektor IBI Darmajaya, Dr Andi Desfiandi, SE MA, mengatakan dalam rangka meningkatkan iklim penelitian di kalangan mahasiswa, IBI Darmajaya memang senantiasa mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi aktif melakukan penelitian dan menciptakan inovasi-inovasi terbaru yang kemudian dituangkan dalam karya ilmiah.

"Sejauh ini, iklim penelitian di IBI Darmajaya sudah cukup baik dan akan terus kami kembangkan menjadi lebih baik lagi. Mengenyam pendidikan di perguruan tinggi, seorang mahasiswa harus melakukan penelitian hingga lahir beragam ide dan karya-karya inovatif yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat luas," ujar Andi lagi.

(B014/B012)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Ilmuwan New York temukan "jubah tembus pandang" seharga Rp1,2 juta

New York (ANTARA News) - Sejumlah ilmuwan dari Universitas Rochester telah menemukan cara untuk menyembunyikan benda besar dari pandangan dengan menggunakan lensa murah dan mudah didapat yang bisa dibuat di rumah dengan biaya kurang dari Rp1,2 juta.

Dalam proses penyembunyian tersebut, satu objek menjadi tembus pandang sementara benda-benda lain di sekitarnya masih tetap bisa dilihat tanpa berubah tempat.

"Sudah banyak orang yang mengerjakan aspek-aspek tertentu dalam penyembunyian optik sepanjang beberapa tahun terakhir," kata John Howell, profesor fisika dari Universitas Rochester, Jumat.

Meskipun demikian, jubah tembus pandang bernama Rochester Cloak itu jauh berbeda dengan jubah yang biasa dipakai otokoh utama novel JK Rowling, Harry Potter.

Rochester Cloak lebih mirip peralatan rumit yang sering dipakai dokter mata. Untuk membuat benda tembus pandang, objek harus ditempatkan di belakang sejumlah lapis lensa.

Sebelum ilmuwan Rochester menemukan jubahnya, sejumlah fisikawan lain pernah melakukan hal yang sama. Namun Rochester, proses itu biasanya sangat rumit, mahal, dan tidak dapat menyembunyikan benda tiga dimensi dari berbagai sudut pandang.

"Dari apa yang kami ketahui, ini adalah peralatan tembus pandang yang dapat menyembunyikan benda tiga dimensi secara multi-direksi," kata Joseph Choi, seorang mahasiswa strata dua yang membantu pengembangan metode di Rochester.

Dalam sejumlah uji coba, para peneliti itu bisa menghilangkan tangan, wajah, dan penggaris. Objek-objek tersebut menjadi tak terlihat sementara benda di belakangnya masih terlihat.

Implikasi dari penemuan tersebut bisa tak-terbatas, kata para ilmuwan.

"Peralatan ini bisa digunakan untuk menyembunyikan trailer truk sehingga sang supir bisa melihat secara langsung apa yang terjadi belakangnya. Ini juga bisa digunakan untuk membantu operasi pasien, dalam teknologi militer, ataupun desain interior bangunan," kata Choi.

Howell mengatakan, Jubah Rochester tidak akan menimbulkan distorsi bagi objek-objek di bagian belakang.

Pembuatan peralatan tersebut juga tidak akan menghabiskan banyak biaya. Howell hanya menghabiskan sekitar 1.000 dolar AS atau sekitar Rp1,2 juta untuk membei bahan-bahan yang dibutuhkan.

Howell dan Choi bahkan yakin peralatan tersebut bisa dibuat dengan biaya lebih murah. Mereka telah merilis instruksi sederhana mengenai bagaimana membuat Jubah Rochester di rumah.

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Karpet ini bisa mencegah kegemukan

Bogor (ANTARA News) - Sekelompok mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor (IPB) menciptakan karpet elektronik yang diberi nama Neuron Dance Pad yakni berupa alat olahraga yang menjadi solusi alternatif untuk mencegah obesitas (kegemukan).

"Produk Neuron Dance Pad ini terinspirasi dari mesin "Dance-dance Revolution" dan "Pump it Up" yang terdapat di "game center" di beberapa pusat perbelanjaan," kata Yakni Hanifah Aries Muqaddam, salah satu dari tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan IPB yang menciptakan karpet elektronik tersebut.

Hanifah menjelaskan, karpet elektronik Neuron Dance Pad termasuk alat olahraga kategori ringan, memiliki keunggulan membakar kalori lebih tinggi hingga 150--170 kalori bila digunakan selama 30 menit.

Ia menjelaskan cara pemakaian Neuron Dance Pad sangat mudah. Neuron dikoneksikan dengan laptop atau PC yang sudah terinstal program step mania (dapat diunduh secara gratis di www.stepmania.com).

Ratusan lagu yang dipakai untuk program dance pad tersedia secara gratis sebagai bonus pembelian produk.

Jika dirasa kurang, masih terdapat banyak file lagu yang dapat diunduh secara gratis di internet. Penggunaan Neuron disesuaikan dengan level yang dipilih (1--26). Semakin tinggi tingkat kesulitan level yang dimainkan, semakin banyak pula kalori tubuh yang terbakar.

Menurut Hanifah, banyak orang belum menyadari bahwa mesin "Dance-dance Revolution dan "Pump it Up yang terdapat di "game center" pusat perbelanjaan sebagai alat olahraga, kebanyakan memainkannya sebagai bentuk hobi.

Melihat peluang tersebut, lanjut Hanifa, ia dan dua rekannya Ridzki Muhammad Luthfi dan Dhenok Maria Ulfa merancang alat olahraga tersebut.

Selain bermanfaat bagi kesehatan, Neuron juga berfungsi sebagai alat pengasah kecerdasan otak kanan karena konsep dasar alat ini menggunakan ritme lagu untuk bergerak di atas papan dansa (dance pad simulator) dengan menginjakkan kaki di setiap tombol sesuai dengan irama.

"Desain yang portabel membuat Neuron dapat dipakai dimana saja dan kapan saja sehingga cocok dalam berbagai kondisi," katanya.

Dikatakannya, setiap kali menyelesaikan lagu (2 menit) pengguna dapat membakar 10--50 kalori, tergantung tingkat kesulitan yang dipilihnya. Artinya, dalam 30 menit seseorang dapat membakar hingga 150--750 kalori tubuh.

Inovasi Neuron Dance Pad karya Hanifah dan teman-temannya telah meraih medali emas dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2014 di Universitas Diponegoro Semarang pada bulan Agustus lalu.

Menurutnya, Neuron Dance Pad dapat diproduksi secara massal, dengan harga yang ditawarkan lebih mahal dari produk yang sudah beredar di pasaran. Namun, dengan prinsip Amati, Tiru dan Modifikasi (ATM), produk Neuron Dance Pad menjadi sangat kompetitif dan lebih disukai konsumen.

"Harga yang kami tawarkan untuk produk single pad adalah Rp450.000/unit, dan double pad Rp600.000. Produk Neuron dance pad dapat terjual sekitar 20--40 unit, dengan omset mencapai Rp20 juta per bulannya," katanya.

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

UNY kembangkan kincir savonius sebagai energi alternatif

Yogyakarta (ANTARA News) - Tim mahasiswa Jurusan Pendidikan Fisika Fakultas MIPA Universitas Negeri Yogyakarta membuat dan mengembangkan kincir angin poros vertikal tipe savonius sebagai sumber energi alternatif cadangan pembangkit tenaga listrik.

"Kincir angin itu memanfaatkan energi kinetik angin untuk dikonversi menjadi energi listrik. Kami mengembangkannya di Desa Tirtomulyo, Kecamatan Kretek, Kabupaten Bantul, DIY," kata koordinator tim Kinanti Prabandari di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, kincir angin dengan poros vertikal digunakan untuk mengatasi kondisi angin di Indonesia yang arahnya berubah-ubah karena prinsip kerja kincir angin dengan poros vertikal tidak bergantung dengan arah datangnya angin.

"Kincir angin tipe savonius merupakan tipe yang ideal untuk angin di Indonesia yang memiliki kecepatan rendah. Kincir angin tipe savonius cocok untuk angin Indonesia yang berhembus pelan," katanya.

Ia mengatakan kincir angin tipe savonius dapat diaplikasikan sebagai pembangkit listrik tenaga angin untuk membantu masyarakat Desa Tirtomulyo dalam mengatasi kelangkaan kebutuhan listrik di daerah lahan pertanian.

"Energi angin merupakan salah satu metode menghasilkan energi listrik dengan cara memutar turbin/kincir angin yang dihubungkan dengan generator, hasilnya akan disimpan di dalam elemen penyimpan," katanya.

Menurut dia, hal itu untuk menjaga tegangan keluaran dari generator dibutuhkan pengendali energi listrik agar dapat berjalan dengan optimal. Prinsip kerja dari alat itu adalah mengkonversi energi kinetik yang bersumber dari angin menjadi energi listrik.

"Untuk pembuatan prototipenya, kami lakukan di Laboratorium Fisika UNY. Dalam pengujian prototipenya dilakukan di Desa Tirtomulyo," katanya.

Ia mengatakan dalam melakukan perancangan desain alat, tim terlebih dahulu melihat atau mensurvei tempat yang akan dijadikan tempat pemasangan alat karena pembangkit listrik dengan kincir angin tipe savonius yang dibuat dalam program itu harus disesuaikan dengan keadaan geografis.

Dalam pembuatan alat itu diperlukan bahan yang tahan terhadap berbagai kondisi baik lembab maupun kering. Hal itu disebabkan alat tersebut akan ditempatkan di luar ruangan atau "outdoor".

"Sebelum diujicobakan, kami juga melakukan pengujian alat tersebut yang meliputi berfungsi tidaknya alat, ketahanan alat terhadap lingkungan, dan menentukan efisiensi alat," katanya.

Anggota tim itu antara lain Aden Setia Hadi, Arif Rahman, dan Widi Sulistia Nugraha dengan dosen pembimbing Yosi Aprian Sari.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Peneliti: rumput laut cokelat mampu tekan obesitas

Malang (ANTARA News) - Peneliti dari Universitas Ma Chung Malang Leenawaty Limantara, mengungkapkan rumput laut cokelat yang banyak ditemukan di pantai Kabupaten Sumenep, Pulau Madura, mampu menekan obesitas dan harganya jauh lebih mahal dari jenis lain.

"Kami sudah melakukan penelitian di Sumenep dan hasilnya, rumput laut cokelat bisa menjadi obat antiobesitas. Rumput laut ini bisa menjadi harapan baru bagi petani untuk bertahan dari gempuran berbagai produk yang dipasarkan luas di era globalisasi," kata Leenawaty Limantara di Malang, Jawa Timur, Minggu.

Penelitian yang dilakukan Rektorat Universitas Ma Chung tersebut didanai oleh Alexander Von Humboldt Foundation melalui Ma Chung Research Center for Photosyntetic Pigments (MCRPP).

Menurut dia, harga rumput laut mentah (belum diolah atau dikemas) rata-rata paling tinggi hanya Rp15 ribu per kilogram, namun jika sudah diolah menjadi produk obat-obatan, khususnya obat atau jamu antiobesitas bisa mencapai 4.000 kali dari harga semula.

Ia mengatakan untuk mengembangkan budi daya rumput laut tersebut, pihaknya sudah menjalin kerja sama dengan Pemprov Jatim melalui program inovasi "Sentra Hilir Produk Pigmen Rumput Laut Indonesia".

Jatim dipilih menjadi sentra budi daya dan pengembangan rumput laut cokelat karena berbagai alasan, di antaranya sarana transportasi dan infrastrukturnya cukup memadai.

Memang di daerah lain, seperti Kalimantan, Sulawesi dan wilayah timur Indonesia lainnya juga ada rumput laut cokelat, namun sarana dan prasarana pendukungnya masih belum memadai, sehingga akan menghambat proses atau lalu lintas pergerakan antarwilayah.

Selain itu, kata Leenawaty, pihaknya sudah menandatangani kerja sama dengan Pemprov Jatim, dan juga ditawari kerja sama dengan perusahaan kosmetik Martha Tilaar untuk mengembangkan jamu antiobesitas berbahan dasar rumput laut yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan MCRPP.

Sebenarnya, lanjutnya, di Indonesia banyak sekali spesies tumbuhan yang bisa dikembangkan dan dibudidayakan untuk menjadi bahan baku obat, makanan maupun lainnya, namun tidak terproteksi, sehingga banyak yang hilang dan mati dengan sendirinya.

"Seharusnya pemerintah yang mengamankan dan memproteksi berbagai spesies tersebut agar tidak sampai punah. Paling tidak ada bank spesies dan gen agar pada saat dibutuhkan pengembangannya bisa langsung dilakukan. Bahkan bila perlu kerja sama antarpemerintah dan ini harus diupayakan dan diprioritaskan," tegasnya.

Editor: Desy Saputra

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Saturday, September 27, 2014

Pers Release : EKSPO LIPI: BIORESOURCES UNTUK PEMBANGUNAN EKONOMI HIJAU

| Print |

1. Bioresources Untuk Ketahanan Pangan Peternakan Modern (Meat-Milk-Pro)

Kecukupan kebutuhan protein menjadi sangat penting karena berkorelasi dengan tumbuh kembang, kecerdasan dan daya imunitas seseorang. Setiap 1kg berat tubuh kita memerlukan 1gr protein.

Dengan asumsi berat rata2 orang Indonesia 60 kg maka dalam sehari membutuhkan 60 gram protein. Jika 25% dari 60 gram adalah protein hewani maka kita membutuhkan 15 gram protein hewani. Hal ini dapat dicapai jika kita mengkonsumsi 5-6 telur. Sekarang berapa butir telur anda makan per hari? Kemudian berapa gelas susu anda minum per hari? Maka dibutuhkan 2-3 gelas susu segar guna pemenuhan kalsium dan zat gizi lainnya. Sudah cukupkah nutrisi anda?

Guna pemenuhan kebutuhan kecukupan protein dalam rangka mendukung swasembada pangan LIPI telah mengembangkan Bioteknologi Peternakan Modern melalui proyek kerjasama dengan Negara Spanyol yang dinamai Meat-Milk-Pro yaitu sebuah kegiatan aplikasi peternakan modern dari pembibitan hingga pengolahan hasil ternak secara terpadu dan tidak menyisakan limbah atau Zero waste. Dari tahun 2011, fasilitas ini dilengkapi dengan peralatan-peralatan laboratorium modern secara bertahap sehingga Cibinong Science Centre LIPI menjadi Pusat Unggulan Bioteknologi Peternakan. Tahun 2012 Fasilitas penelitian bioteknologi peternakan modern seperti Confocal Laser Scanning Biological Microscope untuk penelitian in vitro fertilisasi dan mikro manipulasi embrio, Automated kit for purification of DNA yang berguna untuk Isolasi dan pemurnian DNA, Near Infrared Analyser dan Pilot Feed Processing Factory untuk inkubator prosesing pakan. mulai diterima dan terpasang. Sampai saat ini,sedang dilakukan aplikasi teknik reproduksi berbasis bioteknologi di sentra-sentra peternakan daerah (Lombok, Sumatera, Sulawesi dan Jawa Barat). Pengembangan sentra-sentra peternakan di daerah menjadi sangat penting guna mempermudah koneksitas dan logistic antar daerah.

Litbang pupuk organik berbasis mikroba Indonesia (PN 5):

Pupuk Organik Hayati (POH) pendukung Biovillage

Permasalahan
Permasalahan yg dihadapi dibidang pertanian sekarang diantaranya adalah dampak negatif aplikasi bahan kimia agro yang berlebihan. Hal tersebut menyebabkan rusaknya sifat biologi, kimia dan fisika tanah, semakin punahnya agen biokontrol dan serangga penyerbuk, peledakan hama dan penyakit, tanaman menjadi semakin rentan terhadap hama dan penyakit, produktivitas lahan semakin turun, semakin menambah biaya saprodi dan hilangnya kearifan lokal pembuatan pupuk organik.

Riset POH LIPI

Dengan spirit inovasi untuk konservasi, Teknologi POH Beyonic LIPI menawarkan Pupuk Organik Hayati (POH) untuk membangun pertanian berkelanjutan berbasis mikroba unggul terseleksi dari berbagai ekosistem Indonesia. Jadi teknologi POH Beyonic tidak sekedar pupuk organik untuk ditujukan produksi tanaman, tetapi juga sekaligus meningkatkan biodiversitas yang ada sehingga tercipta alam yang lestari dan berkelanjutan. Biyang induk mikroba agen POH disimpan di INACC untuk menjamin kualitas POH yg meliputi: kemurnian, kestabilan aktivitas, adaptabilitas dan viabilitas. Teknologi POH Beyonik siap untuk memberi pelayanan bagi masyarakat umum, usaha kecil-menengah dan industri. Khusus bagi masyarakat, moto POH Beyonic adalah memasyarakatkan ilmu dan mengilmiahkan masyarakat yang diharapkan dari pola pikir petani yang tergantung pupuk kimia sinthesis anorganik menjadi mandiri organik. Untuk itu dilakukan sosialiasasi, pelatihan, alih teknologi dan aplikasi POH serta pendampingan.
Mikroba unggulan POH Beyonic: Rhizobium, Azotobacter, Pseudomonas, Bacillus, Trichoderma, Klebsiela, Streptomyces, Aspergillus, Penicillium, Burkholderia, dll.
Aktivitas POH: menambat N, melarutkan P, K, penghasil Zat Pengatur Tumbuh (ZPT), asam-asam organik, Biopestisida


Produk POH & Jangkauan luasan aplikasi


StarTmik (>300 Ha), aplikasi di Malinau, Ngawi, Wonogiri, Ponorogo, Kulon Progo, Kebumen, Tasikmalaya, Sukabumi, Bogor, Garut, Cipanas, Krawang, Banten, Kampar, Lampung. Untuk PEMDA yang telah mengadobsi teknologi POH Beyonic adalah kab Malinau-Kaltara telah membangun lab POH sangat modern dan sarana produksi POH, sedangkan Ngawi-Jatim telah membangun sarana produksi POH di 3 kecamatan dg kapasitas masing-masing 3000 lt/3minggu. Kedelai Plus (> 200 Ha) di Sukabumi, Cianjur, Gunung Kidul, Banten, Lampung, Malang  Mikrosalin (> 20 Ha) di Jembrana, Cilacap, Semarang, Bantul, Biomat (>100 Ha) di Demak, brebes, Klaten

Manfaat aplikasi POH yang telah dirasakan oleh masyarakat yang mengadopsi teknologi POH Beyonic yaitu panen meningkat 10-25 % meski penggunaan pupuk anorganik sintesis diturunkan 30-50 %. Komuditas tanaman pertanian yang telah diaplikasi antara lain: Padi, Palawija, sayur-sayuran dan sorgum. Lebih dari 750 orang petani/ praktisi pertanian telah dilatih dalam pembuatan POH dari berbagai wilayah di Indonesia.

PADI GOGO LIPI

Keberadaan lahan kering di Indonesia mencapai 51 juta ha dan 5,1 juta ha diantaranya cocok untuk lahan pertanian namun belum dimanfaatkan maksimal. Untuk menunjang program intensifikasi, dengan memanfaatkan lahan kering sebagai lahan perluasannya perlu diikuti penyediaan varietas unggul. Aplikasi varietas unggul di lahan tersebut adalah teknologi paling murah dan efisien untuk meningkatkan produksi padi lahan kering. Melalui program Prioritas Nasional (2011-1012) LIPI telah melepas tiga varietas padi gogo, yaitu Inpago LIPI Go1, Inpago LIPI Go2 (2012) dan InpagoLIPI Go4 (2013). Keunggulan varietas-varietas tersebut antara lain: potensi hasil tinggi (7,1 - 8,2 ton/ha), rerata hasil antara 4,2 - 4,4 ton/ha, umur genjah (sekitar 100 hari), tahan beberapa ras penyakit blas, toleran kekeringan, agak toleran cekaman Aluminium. Varietas-varietas ini mampu diaplikasikan pada lahan suboptimal kering yang banyak tersebar di luar Jawa.

Melalui program diseminasi, padi LIPI Go1 dan Go2 telah diujicobakan di beberapa wilayah di Indonesia antara lain Merauke (area demplot), diseminasi di Lampung Timur, Lampung Selatan dan Sukabumi Selatan dengan luas pertanaman 1-5 ha dengan hasil 6-7 ton/ha. Pada tahun 2013-2014, kegiatan diseminasi untuk padi LIPI Go1 dan Go2 dengan aplikasi pupuk organik hayati LIPI (Bio Vam dan Bio Plus) telah dilakukan pada luasan 20 ha. Lokasi kegiatan di Kabupaten Konawe Selatan, Sulawesi Tenggara. Pemupukan dengan pupuk organik hayati (POH) diharapkan mengurangi aplikasi pupuk kimia, mengurangi kerusakan tanah, dan meningkatkan produktivitas hasil. Panen perdana yang dilakukan pada bulan Maret 2014 menghasilkan 3-4,5 ton/Ha gabah kering panen pada semua lokasi uji. Hasil panen ini lebih tinggi dua kali lipat dibandingkan varietas lokal serta waktu tanam yang lebih singkat.

Ubi kayu tinggi tinggi beta karoten

Penelitian mengenai ubi kayu telah menghasilkan bibit ubi kayu berkualitas yang memiliki keunggulan dalam hal nutrisi yaitu beta karoten, protein dan mineral. Dua klon ubi kayu berkadar beta karoten dan protein tinggi yang dikembangkan adalah Mentega 2 dan FEC-25. Klon Mentega 2 diperoleh melalui seleksi dari ratusan jenis plasma nutfah ubi kayu, sedangkan klon FEC-25 diperoleh dari hasil rekayasa in vitro berupa induksi variasi somaklonal dengan material dasar friable embriogenic callus (FEC) menggunakan zat pengatur tumbuh picloram. Klon Mentega 2 memiliki kadar beta karoten rata-rata sebesar 23.5 ng/g dan klon FEC- 25 memiliki kadar beta karoten rata-rata sebesar 21 ng/g. Kedua klon tersebut memiliki kadar beta karoten 1.5 – 1.68 kali lebih tinggi dibandingkan dengan vareitas pembandingnya yang memiliki kadar beta karoten rata-rata sebesar 14.0 ng/g. Kedua klon tersebut juga mempunyai keunggulan kadar nutrisi lainnya serta potensi masa simpan umbi yang lebih panjang. Klon Mentega 2 memiliki keunggulan lain masing-masing dalam hal kadar mineral seng (Zn) dan besi (Fe) dua kali lebih tinggi dibanding varietas pembandingya, sedangkan FEC-25 memiliki daya tahan simpan umbi lebih panjang yaitu prosentase deteriorasi umbinya dibawah 15% yang lebih rendah dari varietas pembandingnya yang deteriorasi umbinya mencapai 100% hingga 2 minggu masa simpan. Diseminasi bibit unggul telah dilakukan di beberapa daerah yaitu Merauke, Sukabumi, Tasikmalaya, Bogor, Banten, Lampung dan Tapanuli Utara. Selain itu, terkait dengan optimalisasi budidaya ubi kayu, telah pula dilakukan pengembangan teknologi penepungan berbasis kendali stabilitas kadar beta karoten yang dilakukan melalui kerja sama di lingkungan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) maupun dengan industri mitra. Hingga saat ini telah diperoleh teknik produksi tepung ubi kayu kaya beta karoten. Kedua klon ubi kayu tinggi beta karoten yang telah dihasilkan diharapkan akan dapat meningkatkan nilai tambah ubi kayu sebagai bahan pangan sumber karbohidrat potensial bernutrisi unggul untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Nilai tambah nutrisi yang sangat penting perannya untuk kesehatan akan mendorong minat masyarakat secara lebih luas dalam penggunaan ubi kayu sebagai sumber pangan yang fungsional yang dampak lebih jauhnya juga akan mendorong perluasan industri makanan berbasis ubi kayu.

2. Bioresources Untuk Obat dan Kesehatan

Capaian yang dihasilkan dalam Bidang Teknologi Kesehatan dan Obat antara lain: Ekstrak Etanol Cakar Ayam (Selaginella sp.) Sebagai Obat Herbal Kanker; Informasi Data Base HER-2/NEU, Pembentukan Anti-Transferrin Reseptor Immunoliposom sebagai Sistem Pengantaran Terarah untuk Deteksi dan Terapi Kanker; Pembentukan Protein Rekombinan sebagai Kandidat Vaksin terhadap Escherichia coli O157:H7; Penelusuran Varian Baru Human Papilloma Virus Tipe Onkogenik Pada Kasus Kanker Leher Rahim Di Indonesia; Perangkat Lunak Iridologi LIPIRISM@; Potensi Lipistatin Sebagai Obat Antikolesterol; Potensi Salisil Anilida (SA) Sebagai Analog UK-3A Untuk Obat Antikanker; Produk Artemisinin dan Turunannya Untuk Obat Antimalaria; Produksi dan Purifikasi Hormon Pembentukan Sel Darah Putih hg-CSF Rekombinan; Purifikasi dan Uji Biologis Recombinant Human Erythropoietin(rhEPO), Eksplorasi tacca di beberapa wilayah di Indonesia, total diperoleh sebanyak 157 nomor koleksi tumbuhan T. leontopetaloides dengan perincian sbb: di DI Jogjakarta, 50 nomor koleksi, Sukabumi : 19 nomor koleksi, 7 diantaranya Tacca leontopetaloides. Madura sebanyak 23 nomor koleksi, Karimunjawa: 65 nomor koleksi dan Pulau Kangean, Madura: 47 nomor koleksi. Hasil tumbuhan ini kemudian dikembangkan dengan teknik propagasi yang akan menghasil tumbuhan dengan hasil yang terbaik, teknik budidaya inilah yang nantinya akan dikembangkan dan ditularkan kepada masyarakat yang akan mengembangkannya.

3. Bioresources Untuk Kedaulatan energy

Permasalahan
Kebutuhan energi terutama yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin meningkat sementara ketersediaannya semakin berkurang, sehingga upaya pencarian energi alternatif sebagai pengganti minyak bumi perlu terus dikembangkan. Indonesia mempunyai potensi energi terbarukan seperti: biomassa, panas bumi, energi surya, energi air, energi angin, dan energi samudera, yang sampai saat ini belum banyak dimanfaatkan dan dimasyarakatkan. Upaya melakukan substitusi bahan bakar minyak dengan sumberdaya alam hayati terutama menggunakan bahan yang tidak mengganggu kestabilan bahan pangan perlu terus dilakukan. Kebijakan konversi minyak tanah dengan gas juga perlu mendapat dukungan berbagai pihak untuk menghindari dampak yang merugikan masyarakat seperti yang marak terjadi dewasa ini.

Kebijakan dan Hasil

IPH LIPI memfokuskan pada kegiatan pengembangan pilot plant untuk bio-etanol dari ligno selulosa. Mulai tahun 2013, LIPI bekerjasama dengan JICA Jepang melalui kegiatan SATREP meneliti mengenai penggunaan berbagai limbah biomasa lignoselulosa sebagai bahan alternatif bahan bakar cair (bioetanol). Selanjutnya juga telah dilakukan menggali biodiesel dari mikroalga, tanaman nyamplung, jarak, nira dan mikroba untuk biogas, biohidrogen dan minyak nabati.

4. Bioresources Untuk Lingkungan dan Mitigasi Climate Change

Indonesia merupakan salah satu pusat keanekaragaman tumbuhan terbesar di dunia, hingga saat ini baru sebagian kecil saja ( 6.000 spesies) yang telah diketahui potensi dan manfaatnya untuk bahan pangan, sandang, papan, maupun industri. Di sisi lain, laju kerusakan hutan yang tinggi di Indonesia mengakibatkan luasan kawasan hutan semakin lama semakin berkurang, bahkan musnah dan beralih fungsi. Seiring dengan itu, tidak sedikit spesies tumbuhan maupun hewan telah dinyatakan punah atau dalam keadaan kritis. Di wilayah perairan, Indonesia merupakan tempat yang ideal bagi pertumbuhan terumbu karang namun kelestariannya terganggu oleh ancaman sebagai akibat dari aktifitas alam maupun manusia. Gangguan dari alam umumnya hanya sporadis dan sesekali saja serta mudah untuk pulih kembali, namun gangguan yang disebabkan oleh manusia, antara lain berupa teknik penangkapan ikan yang destruktif, pencemaran, penambangan karang, sedimentasi, dan pembangunan kawasan pesisir, dapat menimbulkan kerusakan yang terus-menerus dan sangat sulit untuk pulih kembali. Oleh sebab itu perlu upaya-upaya konservasi yang terus dilakukan baik di wilayah daratan maupun lautan.
Isu bencana dan lingkungan hidup memperkuat pentingnya dorongan pemerintah Indonesia untuk memajukan upaya pergeseran peran lembaga riset dan pengetahuan untuk bekerja di ranah trans-disiplin.

Kebijakan dan Hasil

Dalam bidang ini, fokus diarahkan pada kegiatan pengembangan sistem informasi dan penelitian kerusakan terumbu karang, penyusunan dokumen ilmiah kontribusi Indonesia untuk perubahan iklim, penyusunan panduan dan sosialisasi kesiapsiagaan masyarakat serta konservasi ex-situ dalam bentuk kebun raya daerah. Pembangunan kawasan konservasi ex-situ dalam bentuk kebun raya daerah makin mendesak mengingat tekanan yang dihadapi kawasan-kawasan konservasi in-situ yang semakin berat dan tidak dapat lagi diharapkan sepenuhnya melindungi keanekaragaman flora Indonesia. Hasil yang telah dicapai antara lain :


Pengembangan Konservasi Tumbuhan Indonesia-Kebun Raya Baru

Upaya membangun Kebun Raya (KR) sejalan dengan Konvensi Keanekaragaman Hayati (CBD) 1992, yang telah diratifikasi melalui Undang-undang Nomor 5 Tahun 1994, serta tercantum dalam Agenda 21 Indonesia 1996 Bab 16 dan Indonesian Biodiversity Strategy and Action Plan (IBSAP). Upaya LIPI untuk mengembangkan Kebun Raya di Indonesia mendapat dukungan Pemerintah dengan ditetapkannya Peraturan Presiden (Perpres) 93/2011 tentang Kebun Raya, yang diharapkan mampu mempercepat pembangunan KR yang ada di Indonesia. Selama periode 2004-2012, LIPI telah mulai membangun 21 Kebun Raya Daerah di 17 propinsi, mendampingi empat kebun raya yang dikelola LIPI (Bogor, Cibodas, Purwodadi dan Bedugul). LIPI melakukan pendampingan secara intensif untuk Kebun Raya Baturaden dan Kebun Raya Balikpapan (2011), Kebun Raya Enrekang, Kuningan, Samosir (2012). Di tahun 2013, capaian sampai Juni adalah LIPI berupaya melakukan eksplorasi tanaman, pembuatan pembibitan, dan infrastruktur lainnya di berbagai Kebun Raya Daerah diantaranya Kebun Raya (KR) Samosir, Liwa, Sumatera Selatan, Solok, Batam, Jambi,Kuningan, Pucak, Minahasa, Kendari dan Pare-Pare, Balikpapan, Sambas, Katingan, Danaulaip, Kalimantan Selatan, Lombok, Wamena dan Cibinong.


Kemudian, Penerapan konsep Cagar Biosfer (CB) di Indonesia dianggap sangat penting. Konsep CB ini dipercaya dapat mengharmonisasikan antara kepentingan sosial-ekonomi dan pemanfaatan sumber daya alam. Sampai dengan tahun 2009, Indonesia hanya memiliki 6 Biosfer yaitu Cagar Biosfer Gunung Leuser (1980), Cagar Biosfer Cibodas (1980), Cagar Biosfer Tanjung Puting (1982), Cagar Biosfer Komodo 1990), Cagar Biosfer Pulau Siberut (1993), Cagar Biosfer Lore Lindu (1993). Pada tahun 2009, LIPI sebagai focal point Man of the Biosphere (MAB) – UNESCO berhasil memperjuangkan Giam Siak Kecil – Bukit Batu di Riau sebagai Cagar Biosfer Taman Laut Wakatobi juga berhasil diperjuangkan sebagai cagar biosfer dunia pada pertemuan "Penasihat Internasional Committee untuk Biosphere Reserve Program MAB UNESCO" ke-18 di Paris tanggal 2-4 April 2012.

5. Bioresources Untuk Material Baru

Sebagian masyarakat atau industri masih cenderung menggunakan jenis-jenis kayu tertentu, seperti kayu kamper, meranti, jati, merbau, dan mahoni sehingga pemanfaatan jenis kayu yang kurang dikenal masih terbatas. Selain kayu, material untuk konstruksi struktural,non-struktural (papan), sandang, dan militer dapat diperoleh dari serat alam tanaman dan beberapa jenis fauna. Namun, pemanfaatan material non-kayu tersebut masih belum seluruhnya mencapai tahapan komersialisasi. Karena semakin langkanya kayu, peluang serat alam, bambu, limbah pertanian dan perkebunan sebagai bahan baku pengganti kayu untuk industri-industri tersebut sangat besar. Sebagai contoh, bio nano komposit yang ringan tetapi kuat untuk material maju (komponen otomotif bahkan badan pesawat terbang) sangat dimungkinkan. Dengan membuat mikrotibril selulosa berukuran nano maka hal ini bukan hal yang tidak mungkin dicapai berdasarkan penelitian y"ang telah ilakukan.
Material-material baru berbasis bioresources telah dikembangkan di LIPI diantaranya adalah pengembangan material rumah tahan gempa, board-board ramah lingkungan untuk "vertical garden", biopestisida

PROSPEK DAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI BUDIDAYA BEBERAPA JENIS SAYURAN LOKAL

Komisi Nasional Sumber Daya Genetik menyebutkan bahwa potensi sumber daya genetik sayuran dan buah-buahan Indonesia lebih dari 700 spesies, sekitar 75% potensi genetik hilang sebelum sempat dimanfaatkan.
Salah satu jenis yang perlu dilestarikan, diungkap dan dikembangkan adalah sayuran lokal (minor). Pengungkapan potensi baik dari segi keragaman jenis, potensi gizi, tehnik budidaya, potensi ekonomi dan pengembangannya melalui pemuliaan, penting dilakukan menuju pemanfaatan yang optimal dan berkelanjutan dalam menunjang program diversifikasi konsumsi sayuran sehingga tidak tergantung dari sayuran major.

Pengembangan jenis sayuran minor dapat memberikan kontribusi dalam keamanan pangan dan pengurangan kemiskinan. Jika secara proporsional tanaman pangan major digantikan atau dilengkapi oleh tanaman minor yang dibudidayakan, maka hal ini tidak hanya dapat meningkatkan jumlah jenis tetapi juga akan lebih menyehatkan karena lebih beragamnya konsumsi pangan.
Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengungkap potensi dan upaya budidaya dari sumber daya hayati/plasma nutfah yang mempunyai potensi gizi (nutrisi) dan atau ekonomi tinggi namun belum diusahakan secara optimum. Diharapkan sumber daya hayati sayuran lokal yang melimpah dalam jumlah atau keragaman tersebut dapat ditingkatkan nilai tambahnya sehingga dapat lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Dalam seminar akan diuraikan potensi gizi dan pengembangan tehnik budidaya sayuran minor yakni bayam kakap (petik), basela, genjer, kangkung potong dan katuk. Khusus katuk akan diungkap pula upaya untuk mendapatkan klon katuk unggul melalui poliploidisasi dengan perlakuan oryzalin yang menghasilkan katuk triploid yang memiliki potensi produksi lebih tinggi. (Dr. Syahruddin Said)



View the Original article

Tuesday, September 23, 2014

Bioresources LIPI Expo (Conference-Seminar-Exhibition), di IPB ICC, Botani Square, Bogor 24-28 September 2014

| Print |

logoseminar-bioresources2014Kekayaan keanekaragaman hayati sebagai Bioresources Indonesia berperan panting dalam kehidupan manusia. baik dari sisi ekonomi, kebudayaan dan ekologi, disamping merupakan salah satu modal dasar bagi berkembangnya beragam budaya dan suku bangsa di Indonesia. Manfaat Bioresources di Indonesia secara berkelanjutan bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia tergantung bagaimana kita dapat mengelola kekayaan tersebut secara optimal.

Untuk meningkatkan kepedulian masyarakat akan Bioresources di Indonesia, Kedeputian IImu Pengetahuan Hayati (IPH) - Lembaga IImu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan MCI Management menggelar Conference, Seminar & BIQRESOURCES LIPI Expo. Diharapkan dari kegiatan akbar ini dapat lebih membuka wawasan dan memberikan pengetahuan tentang pemanfaatan Bioresources di Indonesia.

Info Lebih lanjut lihat di BROSUR (PDF)



View the Original article

Halal Bi Halal Puslit Bioteknologi LIPI 4 Agustus 2014

media-biotekBerbeda dengan Warta Biotek yang isininya menampung karya tulis Staf Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, sedangkan Media Biotek merupakan media yang menginformasikan perkembangan baik yang berhubungan dengan penelitian, kunjungan, berita duka, dan lain-lain yang ada dilingkungan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

Media biotek ini sudah terbit sejak tahun 2010. Memang beberapa waktu lalu Media Biotek ini sudah tidak terbit lagi, namun karena minat dan keinginan para Staff Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI untuk memiliki media informasi, maka Warna Biotek mulai tahun 2013 ini diterbitkan kembali. Untuk Media Biotek Anda bisa mendownloadnya di alamat ini Media Biotek



View the Original article

Kunjungan SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya, 13 Agustus 2014

| Print |

Dalam rangka melaksanakan kegiatan Kunjungan Industri dan Instansi (KKI) 2014, SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya melakukan kunjungan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI pada hari Rabu, 13 Agustus 2014

yang di ikuti 150 (seratus lima puluh) siswa beserta guru pendamping. Pada kunjungan ini siswa diberikan pemaparan sekilas informasi tentang Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI serta pengetahuan tentang "apa itu bioteknologi dan manfaatnya bagi kehidupan manusia?" yang di sampaikan oleh Bapak Uus Faizal Firdaussy dari Sub Bidang Diseminasi dan Kerjasama Puslit Bioteknologi LIPI, kemudian acara dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium untuk menambah wawasan mengenai laboratorium bioteknologi.


Laboratorium yang dikunjungi diantaranya Laboratorium Genomik dan Perbaikan Mutu Tanaman, Laboratorium Genetika Molekuler dan Modifikasi Jalur Biosintesis Tanaman, Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi, Laboratorium Kimia Bahan Alam, Laboratorium Biologi Molekular Kesehatan dan Diagnostik. Selain melihat ruangan dan peralatan siswa di beri penerangan mengenai kegiatan yang dilakukan di laboratorium tersebut oleh penanggung jawab laboratorium. (Avi Fibry Octavina-Humas).

IMG 1237IMG 1241IMG 1269IMG 1281



View the Original article

Kunjungan Kerja Deputi IPH Baru ke Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI

| Print |

Prof. Enny Sudarmonowati yang merupakan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH)-LIPI yang baru, hari ini melakukan kunjungan kerja ke Pusat Penelitian Bioteknologi.

Dalam agendanya diawal jabatan beliau akan marathon mengunjungi semua Pusat Penelitian yang berada dibawah lingkungan IPH. Prof. Enny menyebut kunjungan kerja ini dalam rangka belanja masalah untuk menyusun program kerja agar program yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam sambutannya beliau menekankan agar kita memulai perubahan dari diri sendiri dan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan. Beberapa nilai positif yang perlu diterapkan untuk memperoleh perubahan:

1. Tingkatkan kompetensi
2. Tingkatkan komunikasi
3. Buang energy positif
4. Bahu membahu
5. Tingkatkan wawasan
6. Tingkatkan kualitas
7. No delay
8. No. Mr. alas an
9. Harus ada "The Champion"
10. Bekerja dengan hati

Diakhir sambutannya Prof Enny mengharapkan agar kita dapat bekerjasama dengan baik menuju LIPI yang BSN. Penjabaran nilai-nilai BSN adalah, Besar (harus bisa menjawab masalah secara nasional), Signifikan (harus ada sesuatu yang berdampak) dan Nyata (harus diimplementasikan jangan Cuma jadi wacana). (Esti/humas-biotek)

kadeputienny



View the Original article

Seminar dan Expose Hasil Penelitian Unggulan LIPI Bidang Pangan Nabati Tanggal 25 September 2014

media-biotekBerbeda dengan Warta Biotek yang isininya menampung karya tulis Staf Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, sedangkan Media Biotek merupakan media yang menginformasikan perkembangan baik yang berhubungan dengan penelitian, kunjungan, berita duka, dan lain-lain yang ada dilingkungan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

Media biotek ini sudah terbit sejak tahun 2010. Memang beberapa waktu lalu Media Biotek ini sudah tidak terbit lagi, namun karena minat dan keinginan para Staff Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI untuk memiliki media informasi, maka Warna Biotek mulai tahun 2013 ini diterbitkan kembali. Untuk Media Biotek Anda bisa mendownloadnya di alamat ini Media Biotek



View the Original article

Seminar “Riset Biomedis berbasis pada keanekaragaman hayati dan teknologi DNA rekombinan”, Auditorium Puslit Bioteknologi LIPI - 12 September 2014

| Print |

Salah satu permasalahan nasional yang mendasar di bidang kesehatan dan obat-obatan adalah ketersediaan bahan baku obat dan sediaan obat yang berkualitas. Ketergantungan impor bahan baku obat (95%) adalah penyebab utama mahalnya obat sehingga Indonesia belum dapat mandiri di sektor bahan baku obat. Saat ini LIPI telah mengembangkan pemanfaatan sumber daya hayati bioresources) sebagai bahan baku obat dan sediaan obat yang berkualitas.

Pemanfaatan bioresources diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia akan bahan baku obat dari luar sekaligus menemukan obat-obat baru dengan berbagai target terapeutik (natural product base-drug discovery).

Kemajuan bidang bioteknologi pascagenomik telah merubahan arah industri farmasi berbasis sintesis kimia ke arah bioteknologi. Melalui teknologi DNA rekombinan, obat dan sediaan farmasi berbasis protein rekombinan berupa vaksin, diagnostik, antibodi, hormon dan enzim yang merupakan senyawa yang mempunyai nilai tinggi dapat dibuat (protein recombinant base-drug discovery).

Seminar bertema “Riset Biomedis berbasis pada keanekaragaman hayati dan teknologi DNA rekombinan” merupakan paparan hasil penelitian LIPI bidang kesehatan dan obat-obatan. Seminar ini diharapkan menjadi sarana kerja sama berbagai pihak dan menjadi langkah awal untuk mengatasi berbagai permasalahan saat ini. 

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan unduh leaflet seminar.

cover seminar

 

 



View the Original article

Kunjungan Mahasiswa FMIPA Universitas Pakuan ke Puslit Bioteknologi LIPI, 8 September 2014

| Print |

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan-Bogor mengadakan kunjungan industri ke Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI,

yang diikuti oleh 47 orang mahasiswa beserta dosen pedamping pada hari Senin, 8 September 2014. Kunjungan ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiwa Program Studi Kimia dalam aplikasi dan ruang lingkup pekerjaan bidang kimia. Melalui kunjungan ini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik kedepan.

Acara yang dibuka oleh Kepala Sub Bagian Diseminasi dan Kerja Sama Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dilanjutkan dengan arahan yang disampaikan oleh perwakilan pihak Universitas Pakuan kemudian menuju acara inti sekilas paparan tentang kegiatan di Pusat Penelitian Bioteknolgi LIPI yang disampaikan oleh narasumber Ibu Esti Baina, S.Pt.

kunjunganfmipapakuan2014akunjunganfmipapakuan2014b

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan acara kunjungan ke 3 Laboratorium diPusat Penelitian Bioteknologi LIPI, yaitu ke  Laboratorium Kimia Bahan Alam (Laboratory of Natural Product Chemistry) yang memiliki kompetensi inti penelitian dan pemanfaatan senyawa kimia bioaktif dari tumbuhan obat Indonesia dan mikroba endofit, penentuan struktur kimia senyawa baru dan aktivitas biologi, pelayanan laboratorium pengujian bioteknologi bidang kimia. Bapak Uus Faizal Firdaussy, Ibu Warda dan Ibu Avi Octavina bertindak sebagai pemandu kunjungan tersebut.

Kunjungan berikutnya dilanjutkan ke Laboratorium Bioenergi dan Bioproses (Laboratory of Bioenergy and Bioprocess) yang dikepalai oleh Dr. Dwi Susilaningsih. Laboratorium ini memiliki kompetensi inti diantaranya mengembangkan bioenergi dari mikroba fotosintesa, mengembangkan total proses dari bioenergi (biorefinari dari bioenergi).

Dan yang terakhir yaitu menunjungi Laboratorium Mikrobiologi Terapan (Laboratory of Applied Microbiology) salah satu lab yang berada digedung Meat Milk Pro. Laboratorium ini memiliki kompetensi inti diantaranya memanfaatkan mikroorganisme dan turunannya untuk produksi pangan dan pakan selain itu juga sebagai salah satu bagian dari laboratorium pengujian bioteknologi di Bidang Mikrobiologi. (Avi Fibry Octavina-Humas).



View the Original article

Saturday, September 13, 2014

Seminar “Riset Biomedis berbasis pada keanekaragaman hayati dan teknologi DNA rekombinan”, Auditorium Puslit Bioteknologi LIPI - 12 September 2014

| Print |

Salah satu permasalahan nasional yang mendasar di bidang kesehatan dan obat-obatan adalah ketersediaan bahan baku obat dan sediaan obat yang berkualitas. Ketergantungan impor bahan baku obat (95%) adalah penyebab utama mahalnya obat sehingga Indonesia belum dapat mandiri di sektor bahan baku obat. Saat ini LIPI telah mengembangkan pemanfaatan sumber daya hayati bioresources) sebagai bahan baku obat dan sediaan obat yang berkualitas.

Pemanfaatan bioresources diharapkan bisa mengurangi ketergantungan Indonesia akan bahan baku obat dari luar sekaligus menemukan obat-obat baru dengan berbagai target terapeutik (natural product base-drug discovery).

Kemajuan bidang bioteknologi pascagenomik telah merubahan arah industri farmasi berbasis sintesis kimia ke arah bioteknologi. Melalui teknologi DNA rekombinan, obat dan sediaan farmasi berbasis protein rekombinan berupa vaksin, diagnostik, antibodi, hormon dan enzim yang merupakan senyawa yang mempunyai nilai tinggi dapat dibuat (protein recombinant base-drug discovery).

Seminar bertema “Riset Biomedis berbasis pada keanekaragaman hayati dan teknologi DNA rekombinan” merupakan paparan hasil penelitian LIPI bidang kesehatan dan obat-obatan. Seminar ini diharapkan menjadi sarana kerja sama berbagai pihak dan menjadi langkah awal untuk mengatasi berbagai permasalahan saat ini. 

Untuk keterangan lebih lanjut silahkan unduh leaflet seminar.

cover seminar

 

 



View the Original article

Kunjungan Mahasiswa FMIPA Universitas Pakuan ke Puslit Bioteknologi LIPI, 8 September 2014

| Print |

Program Studi Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pakuan-Bogor mengadakan kunjungan industri ke Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI,

yang diikuti oleh 47 orang mahasiswa beserta dosen pedamping pada hari Senin, 8 September 2014. Kunjungan ini bertujuan untuk menambah wawasan pengetahuan mahasiwa Program Studi Kimia dalam aplikasi dan ruang lingkup pekerjaan bidang kimia. Melalui kunjungan ini diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik kedepan.

Acara yang dibuka oleh Kepala Sub Bagian Diseminasi dan Kerja Sama Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI dilanjutkan dengan arahan yang disampaikan oleh perwakilan pihak Universitas Pakuan kemudian menuju acara inti sekilas paparan tentang kegiatan di Pusat Penelitian Bioteknolgi LIPI yang disampaikan oleh narasumber Ibu Esti Baina, S.Pt.

kunjunganfmipapakuan2014akunjunganfmipapakuan2014b

Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan acara kunjungan ke 3 Laboratorium diPusat Penelitian Bioteknologi LIPI, yaitu ke  Laboratorium Kimia Bahan Alam (Laboratory of Natural Product Chemistry) yang memiliki kompetensi inti penelitian dan pemanfaatan senyawa kimia bioaktif dari tumbuhan obat Indonesia dan mikroba endofit, penentuan struktur kimia senyawa baru dan aktivitas biologi, pelayanan laboratorium pengujian bioteknologi bidang kimia. Bapak Uus Faizal Firdaussy, Ibu Warda dan Ibu Avi Octavina bertindak sebagai pemandu kunjungan tersebut.

Kunjungan berikutnya dilanjutkan ke Laboratorium Bioenergi dan Bioproses (Laboratory of Bioenergy and Bioprocess) yang dikepalai oleh Dr. Dwi Susilaningsih. Laboratorium ini memiliki kompetensi inti diantaranya mengembangkan bioenergi dari mikroba fotosintesa, mengembangkan total proses dari bioenergi (biorefinari dari bioenergi).

Dan yang terakhir yaitu menunjungi Laboratorium Mikrobiologi Terapan (Laboratory of Applied Microbiology) salah satu lab yang berada digedung Meat Milk Pro. Laboratorium ini memiliki kompetensi inti diantaranya memanfaatkan mikroorganisme dan turunannya untuk produksi pangan dan pakan selain itu juga sebagai salah satu bagian dari laboratorium pengujian bioteknologi di Bidang Mikrobiologi. (Avi Fibry Octavina-Humas).



View the Original article

Thursday, September 4, 2014

Kemenristek kembangkan pesawat N-219 layani daerah terpencil

Amuntai, Kalsel (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi sedang mengembangkan pesawat N-219 khusus melayani rute penerbangan ke daerah-daerah terpencil yang selama ini sukar dicapai melalui penerbangan domestik biasa.

"Ini jenis pesawat kecil yang tidak memerlukan landasan pacu yang panjang sehingga cocok untuk dioperasikan ke daerah-daerah terpencil," Kata Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Amuntai, Kalsel, Selasa.

Hal tersebut disampaikan Hatta pada kunjungan kerja ke Pondok Pesantren Rasyidiyah Halidiyah (Rakha) Amuntai Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan, untuk memberikan bantuan dan mendorong pengembangan teknologi di salah satu pondok pesantren terbesar di Kalsel tersebut.

Menurut dia, pesawat N-219 sangat potensial untuk dikembangkan, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi daerah, terutama daerah-daerah yang sulit dijangkau dengan angkutan darat maupun laut.

Melalui moda transportasi udara, diharapkan beberapa daerah terpencil, akan lebih mudah berkembang, sehingga investasi juga akan lebih cepat masuk.

Kemudahan transportasi tersebut, secara otomatis juga akan mendukung percepatan pembangunan di berbagai sektor, baik itu pendidikan, kesehatan, ekonomi dan lainnya.

Menurut Hatta, prioritas yang dikerjakan kementerian ristek, yakni pengembangan teknologi untuk ketahanan pangan, menciptakan sumber energi alternatif yang bisa terbarukan, teknologi kendaraan berbahan bakar non BBM, teknologi untuk membantu kesehatan dan obat-obatan serta pengembangan elektronik Goverment (e-goverment).

Menurut Hatta, menciptakan teknologi sudah bisa dilakukan para ahli dan peneliti di sejumlah lembaga pengkajian teknologi, namun yang sulit dilakukan adalah merubah paradigma masyarakat terkait penggunaan teknologi.

"Seperti membuat bahan bakar terbarukan, kita bisa memproduksi bio gas, bio etanol untuk mengganti penggunaan BBM, namun paradigma yang sulit dirubah dan perlu waktu" jelasnya.

Para ahli di Indonesia, katanya, sudah mampu memproduksi kapal perang, salah satunya ada diberi nama KRI Banjarmasin.

Menristek meminta pemda dan masyarakat Kabupaten HSU untuk mampu melihat dan mempelajari potensi yang tersimpan dan yang belum tergali dari hamparan rawa yang mendonasi wilayah kabupaten HSU.

"Bisa jadi tersimpan gas metana di lahan rawa sehingga perlu diteliti," imbuhnya.

Sebelumnya, Bupati HSU Drs H Abdul Wahid berharap Kemenristek bisa menjadikan Kabupaten HSU sebagai lokasi penelitian teknologi untuk membantu pembangunan didaerahnya.

"Banyak potensi daerah kami yang belum dikembangkan secara maksimal," kata Wahid.

(U004/R010)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Mahasiswa ITS ciptakan keset penghisap debu

Surabaya (ANTARA News) - Mahasiswa ITS Surabaya, Rizky Nafiar Rafiandi, dan rekan-rekannya menciptakan keset serbaguna yang berfungsi sebagai penghisap debu, sehingga kotoran yang ada tidak lengket di permukaan, melainkan langsung terhisap.

"Keset penghisap debu yang kami namai Doormatics itu berawal dari pengalaman pribadi ketika saya membersihkan lantai, tiba-tiba adik saya datang dan mengotori kembali lantai tersebut," katanya di kampus setempat, Selasa.

Saat itu, adiknya sudah membersihkan kaki di keset, namun karena keset tersebut juga berdebu, maka lantai kembali kotor. Karena itu dirinya ingin membuat keset yang secara otomatis menyerap kotoran.

"Untuk mewujudkan alat itu, saya mengajak teman-teman membuatnya bersama-sama, lalu kami pun mengajukan proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)," katanya.

Akhirnya, tim pun mendapatkan dana sebesar Rp7,5 juta dari Ditjen Dikti untuk mewujudkan "Doormatics". "Inovasi itu dapat menekan pengeluaran biaya gaji karyawan dalam suatu perusahaan, karena mengurangi jumlah petugas cleaning service," katanya.

Mahasiswa jurusan Teknik Elektro ITS itu mengungkapkan proses pembuatan keset serbaguna tersebut menggandeng salah satu bengkel di daerah Semolowaru, Surabaya, karena ada beberapa kendala terkait pembuatan keset serbaguna ini.

"Salah satu kendalanya adalah hambatan dalam mengoptimalkan kinerja keset ini. Saat pembuatannya, kami mengalami kesulitan dalam meningkatkan daya hisap debu pada keset. Kami juga kesusahan dalam membuat konstruksi mekaniknya," katanya.

Dengan bantuan bengkel itulah, Rizky dan timmnya akhirnya berhasil menciptakan Doormatics yang membutuhkan daya listrik sekitar 380 watt. "Kamu akhirnya juga lolos mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Semarang," katanya.

Elektro Ubaya

Sementara itu, mahasiswa program Industrial Robotic Design dan Telecommunication Network Design, Teknik Elektro, Universitas Surabaya (Ubaya) juga mengukir prestasi.

"Empat buah gelar juara diperoleh dari ajang "Industrial Automation and Robotic Design (IARC) 2014" yang digelar di ITS pada 25-27 Agustus 2014," kata Media Relations, Direktorat Marketing and Public Relations, Ubaya, Hayuning Purnama.

IARC merupakan ajang kompetisi programming antar mahasiswa se-Indonesia di bidang otomasi industri dan robotika dengan berbagai macam software dan hardware yang umum digunakan di industri.

Dalam lomba ini setiap tim diberikan tugas untuk merealisasikan program kontrol industri dan implementasinya pada hardware yang diberikan. Kecepatan penyelesaian, berfungsinya semua fitur yang diminta, kesederhanaan logika dan estetika tampilan antarmuka menjadi kriteria dalam penilaian.

Dalam kategori Lomba LabVIEW Programming, gelar juara disapu bersih oleh UBAYA dengan juara I, II dan III. Ubaya juga tampil sebagai Juara I untuk kategori Lomba LabVIEW Embedded Programming.

Pasangan mahasiswa Gabriel-Thomas berhasil menggondol Juara I pada kedua kategori lomba tersebut. Pasangan Ivan-Rozi memperoleh Juara II dan pasangan Damaris-Cornelius memperoleh Juara III. Juara I juga diperoleh tim Ubaya pada tahun 2013 lalu.

Dalam lomba yang diikuti 21 tim dari berbagai universitas di Surabaya, Jakarta, Bandung, Malang dan Madura. "Dari awal kami yakin bisa mendapatkan gelar juara," kata salah satu anggota tim, Gabriel.

(E011/T007)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Kotoran manusia jadi biogas listrik

Amuntai, Kalsel (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi akan membantu pengembangan teknologi listrik menggunakan sumber bahan bakar berasal dari kotoran manusia di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan.

Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta di Amuntai, Selasa, mengatakan bahwa pengembangan tersebut akan dilakukan pada tahun 2014.

"Hingga akhir 2014, Kemenristek akan membantu pengembangan teknologi pembangkit listrik menggunakan kotoran para santri di pondok pesantren ini, sebagai bahan bakar alternatif pengganti premium atau solar," katanya.

Menristek yang melakukan kunjungan kerja di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai ini sekaligus membawa tenaga ahli dan pengusaha yang akan mengembangkan genset hybrid bioelectric tersebut.

Tenaga ahli dari Kemenristek menjelaskan genset berkapasitas 5.000 watt atau 5 kVA ini bisa dioperasikan dengan menggunakan lebih dari satu jenis bahan bakar (hybrid), bahkan juga menggunakan bahan bakar terbarukan, seperti biogas dan bioetanol.

Genset yang dikembangkan Kemenristek ini untuk mengantisipasi kecenderungan makin menipisnya persediaan bahan bakar tidak terbarukan, seperti premium dan solar yang harganya juga semakin mahal seiring dengan penghapusan subsidi BBM secara bertahap oleh Ppemerintah.

Kunjungan Menristek Gusti Muhammad Hatta untuk memulai inkubasi teknologi di Pondok Pesantren Rakha ini sekaligus juga menyerahkan bantuan alat penjernih air "IGW Water Filter" yang menggunakan teknologi membran ultrafilterai hasil temuan peneliti dari Institut Teknologi Bandung.

Tenaga ahli dari Kemenristek juga memaparkan, jika alat penyaring yang digunakan memiliki pori-pori 0,01 mikro, mampu menahan semua jenis bakteri, virus, dan partikel lainnya yang ada di air.

Saat kunjungan Menristek di Ponpes Rakha kemarin dilakukan demontrasi penggunakan alat penjernih air ini dengan mengambil air rawa di sekitar ponpes yang berwarna kehijauan. Setelah dimasukkan ke alat penjernih, air berubah bening dan langsung bisa diminum.

Menristek mengatakan bahwa alat itu sangat sesuai digunakan di daerah yang belum terjangkau oleh pelayanan air bersih atau kawasan berawa-rawa sebagaimana Kabupaten HSU.

Hatta berharap kehadiran teknologi ini selain membantu keperluan di lingkungan Ponpes Rakha jugabisa dijadikan objek penelitian dan pengembangan pengetahuan oleh segenap akademisi Rakha Amuntai.
(U004/D007)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Ilmuwan gunakan E.coli untuk buat bahan bakar alternatif

London (ANTARA News) - Para ilmuwan dari Inggris dan Finlandia menemukan cara untuk menghasilkan propana menggunakan bakteri E.coli yang banyak ditemukan dalam usus manusia dan menyatakan temuan itu merupakan satu langkah menuju produksi bahan bakar komersial yang suatu hari bisa menjadi alternatif dari bahan bakar fosil.

Dalam hasil studi yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications, Selasa, tim peneliti dari dari Imperial College London dan
University of Turku di Finlandia menggunakan Escherichia coli atau
E.coli
untuk menyela proses biologi yang mengubah asam lemak menjadi
membran sel.

Para peneliti menggunakan enzim untuk menyalurkan
asam lemak dalam jalur biologi yang berbeda sehingga bakteri itu
menghasilkan propana terbarukan yang siap digunakan alih-alih membran
sel.

Patrik Jones dari Department of Life Sciences pada Imperial College London, yang terlibat dalam penelitian itu, mengatakan tingkat propana yang dihasilkan oleh timnya
sekarang seribu kali lebih rendah daripada yang akan diperlukan untuk
mengubahnya menjadi produk komersial, jadi sekarang mereka bekerja
memperbaiki prosesnya.

"Saat ini, kami belum sepenuhnya
memahami bagaimana tepatnya molekul bahan bakar terbentuk, jadi sekarang
kami berusaha menemukan bagaimana sebenarnya proses ini berjalan.
Saya berharap lima sampai sepuluh tahun lagi kami bisa mencapai proses
yang secara komersial layak yang akan secara berlanjut memenuhi
kebutuhan energi kita," katanya.

"Meski kami hanya memproduksi dalam jumlah yang sangat sedikit sejauh ini, tapi bahan bakar yang kami hasilkan siap digunakan pada mesin," kata Jones.

Dia mengatakan sementara pekerjaan itu masih pada tahap sangat awal, mungkin 5-10 tahun dari titik dimana produksi komersial memungkinkan, temuan timnya merupakan bukti konsep jalan menghasilkan energi terbarukan.

Propana adalah bahan bakar bersih karena kandungan karbonnya rendah. Dalam bentuk terkininya, propana merupakan penyusun gas cair (Liquid Petroleum Gas/LPG), yang antara lain digunakan sebagai bahan bakar untuk mobil, sistem pemanas, sampai kompor kemping.

Bahan ini sudah diproduksi sebagai hasil samping pemrosesan gas alam dan penyulingan bensin, tapi keduanya merupakan bahan bakar fosil yang suatu saat akan habis.

"Bahan bakar fosil sumbernya terbatas dan...kita harus punya cara baru untuk memenuhi permintaan energi yang terus meningkat," kata Jones dalam pernyataan tentang riset itu sebagaimana dikutip kantor berita Reuters.

Dia mengatakan, tantangan utama para ilmuwan adalah untuk mengembangkan proses terbarukan yang berbea rendah dan secara ekonomi berkelanjutan.

Saat ini alga bisa digunakan untuk membuat diesel tapi, menurut dia, proses itu secara komersial tidak layak karena pemanenan dan prosesnya membutuhkan banyak energi dan uang.
 
"Kami memilih propana karena ini bisa dipisahkan dari proses alaminya dengan energi minimal dan cocok dengan infrastruktur yang ada," kata Jones.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Kunjungan Kerja Deputi IPH Baru ke Pusat Penelitian Bioteknologi-LIPI

| Print |

Prof. Enny Sudarmonowati yang merupakan Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati (IPH)-LIPI yang baru, hari ini melakukan kunjungan kerja ke Pusat Penelitian Bioteknologi.

Dalam agendanya diawal jabatan beliau akan marathon mengunjungi semua Pusat Penelitian yang berada dibawah lingkungan IPH. Prof. Enny menyebut kunjungan kerja ini dalam rangka belanja masalah untuk menyusun program kerja agar program yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Dalam sambutannya beliau menekankan agar kita memulai perubahan dari diri sendiri dan menanamkan nilai-nilai kedisiplinan. Beberapa nilai positif yang perlu diterapkan untuk memperoleh perubahan:

1. Tingkatkan kompetensi
2. Tingkatkan komunikasi
3. Buang energy positif
4. Bahu membahu
5. Tingkatkan wawasan
6. Tingkatkan kualitas
7. No delay
8. No. Mr. alas an
9. Harus ada "The Champion"
10. Bekerja dengan hati

Diakhir sambutannya Prof Enny mengharapkan agar kita dapat bekerjasama dengan baik menuju LIPI yang BSN. Penjabaran nilai-nilai BSN adalah, Besar (harus bisa menjawab masalah secara nasional), Signifikan (harus ada sesuatu yang berdampak) dan Nyata (harus diimplementasikan jangan Cuma jadi wacana). (Esti/humas-biotek)

kadeputienny



View the Original article

Seminar dan Expose Hasil Penelitian Unggulan LIPI Bidang Pangan Nabati Tanggal 25 September 2014

media-biotekBerbeda dengan Warta Biotek yang isininya menampung karya tulis Staf Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, sedangkan Media Biotek merupakan media yang menginformasikan perkembangan baik yang berhubungan dengan penelitian, kunjungan, berita duka, dan lain-lain yang ada dilingkungan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI.

Media biotek ini sudah terbit sejak tahun 2010. Memang beberapa waktu lalu Media Biotek ini sudah tidak terbit lagi, namun karena minat dan keinginan para Staff Peneliti di Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI untuk memiliki media informasi, maka Warna Biotek mulai tahun 2013 ini diterbitkan kembali. Untuk Media Biotek Anda bisa mendownloadnya di alamat ini Media Biotek



View the Original article

Tuesday, September 2, 2014

Pertemuan menteri ristek Asean bahas AEC 2015

Bogor (ANTARA News) - ASEAN Economic Community (AEC) 2015 menjadi salah satu isu yang dibahas dalam pertemuan para Menteri Riset dan Teknologi negara-negara ASEAN yang tergabung dalam kegiatan ASEAN Science and Technology Week (ASTW) ke-9 di Kota Bogor, Jawa Barat, Senin.

"Karena 2015 ini kita akan masuk dalam ASEAN Economic Community (AEC)," kata Asisten Deputi (Asdep) Jaringan Iptek Internasional Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) Nada Darmiyanti.

Nada menjelaskan, dalam pertemuan tersebut seluruh peserta bersepakat bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi harus mendukung perkembangan ekonomi ASEAN.

Menurutnya, selama ini Iptek hanya digunakan untuk penelitian dan pendidikan, padahal meski diimplementasikan dalam masyarakat.

"Kedepan penelitian tidak hanya untuk masuk dalam laci, tetapi harus bisa berguna di masyarakat, sehingga Kementerian Ristek ASEAN harus berfikir bagaimana memperbaharui riset dan teknologi untuk mendukung AEC," kata Nada.

Nada menyebutkan, AEC juga menjadi latar belakang diadakan acara ASTW karena ASEAN Community segera berlaku akhir 2014. Selain juga berpegang dengan tiga pilar kerja sama ASEAN yakni keamanan, politik, ekonomi, dan budaya.

"Kebetulan Iptek masuknya ke dalam pilar ekonomi dan budaya ASEAN," ujar dia.

Saat ditanya penelitian yang mendesak dilakukan menghadapi AEC, Nada menjelaskan, dalam pembicaraan ASTW mengarah pada teknologi hijau, yang mencakup lingkungan, energi alternatif, dan kesehatan.

Seperti misalnya dalam mengolah batu bara tidak bisa langsung dijual tetapi harus diedit nilainya melalui teknologi tertentu, sehingga negara-negara ASEAN jangan sampai menjadi pasar negara maju, membeli dengan harga mahal barang-barang yang bahan bakunya dari negara sendiri.

"Antara negara maju dan ASEAN harus ada kerja sama jangka panjang agar kita tidak menjadi market negara maju," katanya.

Nada menjelaskan, dalam pertemuan ini Indonesia juga memiliki peran dalam hal riset dan teknologi terutama untuk sistem peringatan dini dan "open source software".

"Indonesia dinilai unggul karena kita pernah menghadapi bencana alam terbesar gempa dan tsunami di Aceh. Sehingga kita menjadi pembicara utama dalam dua teknologi ini," kata Nada.

ASTW ke-9, menurut dia, diisi 15 macam aktivitas, mulai dari 4th ASEAN Science Congress and Conference (18-19 Agustus), tiga ASEAN Flagships Workshops (OSS, EWS-DRR, Biofuel) pada 20 Agustus, South East Asia-Europe Union (EU)-NET Bibliometrics WS (20 Agustus), dan Sustain EU-ASEAN Environment Research (20 Agustus).

Selain itu ada pertemuan ABAPAST, ABASF, dan INASAT pada 21 Agustus yang dilanjutkan dengan The 68th ASEAN COST Meeting pada 22 Agustus. Pertemuan lain yakni ASEAN COST+ Dialogue Partners (23--24 Agustus), ASEAN STI Exhibition (22-25 Agustus), 8 Informal ASEAN Ministerial Meeting on S&T (8IAMMST) pada 25 Agustus, dan ASEAN ST Awards pada acara Ministerial Gala Dinner.

"Di ASTW juga ada eksibisi, peneliti-peneliti dari ASEAN juga membawa hasil-hasil penelitian dan teknologi mereka untuk dipamerkan di Botani Square," ujar Nada.

ASTW ke-9 digelar di Bogor, Jawa Barat, dari 18 hingga 27 Agustus 2014. Kegiatan ini masih menjadi bagian dari rangkaian perayaan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional yang diperingati setiap 10 Agustus.

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Indonesia baru kuasai sistem aplikasi satelit navigasi

Jakarta (ANTARA News) - Indonesia saat ini baru mampu menguasai aplikasi satelit navigasi, dan ke depan mengarah pada pengembangan sistemnya.

"Kita baru menguasai aspek aplikasi satelit navigasi," kata Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin di Jakarta, Selasa.

Hal itu disampaikan pada pembukaan pelatihan internasional tentang sistem satelit navigasi global (Global Navigation Satellite System/GNSS).

Thomas mengatakan, pengembangan satelit di Indonesia fokus pada sistem satelit penginderaan jauh dan satelit komunikasi.

Hal itu sesuai dengan strategi Lapan sampai 2019 yang difokuskan pada pengembangan dua sistem teknologi tersebut.

"Kemungkinan setelah 2019 kita akan kembangkan sistem navigasi ini," kata Thomas.

Lebih lanjut dia mengatakan, sistem GNSS sudah lama digunakan untuk navigasi misalnya Amerika dengan sistem GPS, Eropa dengan sistem yang dinamakan Galileo, dan Tiongkok dengan Baidu.

Saat ini Indonesia belum menjadi anggota penuh dari organisasi keantariksaan Asia Pasifik (Asia Pasific Space Cooperation organization/APSCO) tapi baru sebagai negara penandatangan.

Pelatihan internasional yang digelar APSCO untuk pertama kalinya di Jakarta itu diikuti perwakilan dari negara anggota APSCO yaitu Bangladesh, Tiongkok, Iran, Mongolia, Pakistan, Peru, Italia, Turki, dan Indonesia.

Menurut Thomas, pelatihan tersebut sangat penting untuk meningkatkan kapasitas sumberdaya manusia masing-masing negara anggota APSCO di bidang teknologi sistem navigasi dan pemanfaatannya.

(D016)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Berkebun menggunakan Smartphone

Jakarta (ANTARA News) - Berkebun bukan merupakan kebiasaan orang yang tinggal di kota besar, namun dua orang penggagas dari San Fransisco, Amerika Serikat (AS), menciptakan cara mudah untuk bercocok tanam.
Javier Morillias (32) dan Agnieska Nazaruk (27) melakukan inovasi dengan membuat alat berkebun yang diberi nama "Niwa", yang dilengkapi ruang kaca dan dikendalikan menggunakan telepon pintar

"Niwa" menggunakan komputer mini built yang mampu mendeteksi tanaman saat membutuhkan air dan suhu yang ideal. Perangkat kaca ini menggunakan sensor khusus yang memberitahu secara otomatis dengan mesin. Perangkat ini dapat menghangatkan, mendinginkan, menyalakan lampu, dan menyiram tanaman secara mandiri.

Telepon seluler yang terhubung dengan rumah kaca, membuat pengguna akan mendapatkan tumbuhan buah-buahan dan sayuran di dalam rumah mereka tanpa harus memiliki taman.


Pengguna harus memiliki aplikasi yang dapat mengotrol tanaman dalam perangkat tersebut. Kemudian pengguna juga bisa memilih benih apa yang akan ditanam kemudian daftar pada aplikasi "Niwa".

"Kami memutuskan untuk memulai menggunakan teknologi untuk membuat semua orang menanam tanaman sendiri dimanapun mereka berada", ucap salah satu penggagasnya seperti dikutip dari Dailymail. 

"Niwa" berbasis teknologi hidroponik yang menggunakan air, alat ini juga mengontrol suhu, kelembaban, dan siklus cahaya sehingga otomatis memberi makan tanaman setiap kali membutuhkannya.

Perangkat rumah kaca ini akan dirilis pada Januari 2015 dan dibandrol 299 dolar. (*)

Penerjemah: Suryanto

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Mahasiswa ITS ciptakan "Smart Solar Panel"

Surabaya (ANTARA News) - Lima mahasiswa ITS Surabaya berkolaborasi menciptakan inovasi panel surya yang dinamai "Smart Solar Panel System" (SPS).

"SPS buatan kami mampu menyerap intensitas cahaya matahari lebih optimal," kata anggota tim mahasiswa ITS Rizky Nafiar Rafiandi di kampus setempat, Rabu.

Selain Rizky, tim ini terdiri Muhammad Adhijaya S, Muhammad Fadli Azis, Evandro Aditia Sinuraya, dan Nor Ain Firdaus.

Karya mereka pun lolos mengikuti Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-27 di Universitas Diponegoro, Semarang, akhir Agustus ini.

Dengan dana sebesar Rp9 juta dari Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemdikbud, tim mahasiswa ITS justru dapat menciptakan dua inovasi untuk panel surya itu.

Kedua inovasi yang diciptakan tim adalah lensa fresnel yang dipadukan dengan solar tracker. Solar tracker adalah alat pengatur otomatis posisi panel surya agar mampu mengikuti arah datangnya sinar matahari.

Penggunaan solar tracker memang sudah umum digunakan, namun Rizky dan tim juga membuat inovasi pada solar tracker-nya sehingga mampu menyerap lebih banyak cahaya matahari.

"Solar tracker pada SPS ini memiliki inovasi real-time clock. Dengan metode real-time clock, solar tracker pada SPS akan bergerak sembilan derajat setiap 30 menit," katanya.

Selain inovasi yang terletak pada solar tracker-nya, SPS karya mahasiswa Jurusan Teknik Elektro ITS ini juga menggunakan lensa fresnel pada sel suryanya.

Lensa fresnel ini sengaja dipilih karena memiliki kemampuan daya serap cahaya matahari yang tinggi. "Selain itu, lensa fresnel ini bersifat tipis dan ringan," katanya.

Dalam aplikasi lensa fresnel ini, Rizky dan timnya melakukan perhitungan titik fokus lensa fresnel terlebih dahulu untuk menentukan jarak peletakan lensa fresnel dari sel surya agar dapat meningkatkan intensitas cahaya matahari yang masuk.

Setelah berhasil menciptakan panel surya yang inovatif ini, Rizky berharap masyarakat tidak enggan lagi dalam menggunakan panel surya sebagai sumber energi.

"Saat ini penggunaan panel surya masih sedikit karena mahal dan tingkat efisiensinya rendah. Dengan alat ini, efisiensi panel surya bisa semakin meningkat sehingga diharapkan masyarakat banyak yang mau menggunakannya," katanya.

(E011/M008)

Editor: Ruslan Burhani

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Ilmuwan Amerika Serikat ciptakan otak robot

Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti gabungan di Cornell University, Amerika Serikat, sedang mengembangkan pembuatan "otak" robot agar semakin pintar, melalui sistem yang disebut Robo Brain.

Menurut Asisten Profesor dari Cornell University, Ashutosh Saxena, Robo Brain adalah sistem komputasi berskala besar yang bisa belajar dari Internet, simulasi komputer, dan kehidupan nyata. Semua data yang robot terima akan ditampung dan menjadi pengetahuan yang saling berhubungan.

Robo Brain dibangun dengan jutaan mesin pencari dari seluruh dunia untuk mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka. Sistem itu mampu mengunduh dan mengelola lebih dari 1 miliar gambar, 120 ribu video YouTube, dan 100 juta dokumen dan buku panduan yang mungkin terkait dengan perintah yang diberikan. Server yang mengendalikan robot juga bisa mengatur data yang akan disimpan. 

Informasi tersebut akan diterjemahkan dan disimpan dalam format yang sesuai untuk kerja robot. Sekali menyebut satu kata, Robo Brain akan menemukan data sesuai dengan kebutuhan. Pengguna juga bisa mengubah dan mengedit data yang terdapat di dalamnya

Untuk kegunaan rumah tangga, Robo Brain masih dalam tahap rencana. Aplikasi yang mendukungnya juga masih dalam tahap uji coba. 

"Untuk dapat melayani manusia dalam kegiatan di rumah tangga, kantor, dan pabrik, mereka perlu memahami dulu bagaimana lingkungan sekitarnya dan cara manusia berperilaku," kata Saxena. Demikian dikutip dari DailyMail. (*)

Penerjemah: Suryanto

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Si dia tertarik? kenali dari nada suaranya

Jakarta (ANTARA News) - Penasaran apakah si dia tertarik? amati suaranya saat berbincang dengan anda.

Para ilmuwan di University of Stirling, Skotlandia, menemukan adanya perubahan suara secara halus saat seseorang berbincang dengan sosok yang membuatnya tertarik.

Perubahan modulasi tersebut juga membuat si empunya suara tampil lebih menarik.

Penelitian tersebut dilakukan terhadap 110 pria.

Para pria tersebut ternyata memvariasikan nada bicara ketika berbincang dengan  perempuan yang menarik.

Sebaliknya, jika pria yang bertemu dengan perempuan yang tidak menarik , mereka akan mengeluarkan nada rendah atau suara berat.

Juan David  Leongómez , adalah satu penggagas penelitian tersebut, mengatakan sangat penting bagi kaum pria memiliki suara maskulin namun jika berlebihan, akan mendatangkan tanggapan negatif.

"Penelitian kami menunjukkan bahwa setiap manusia membuat suara mereka lebih menarik agar lawan jenis tertarik, terutama suara seorang pria," tambahnya.

Penelitian tersebut dipublikasikan dalam jurnal  Evolution and Human Behaviour, seperti dikutip  dari mailonline.

Penerjemah : Intan Umbari Prihatin

Penerjemah: Aditia Maruli

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2014



View the Original article