Sunday, August 31, 2014

Kunjungan SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya, 13 Agustus 2014

| Print |

Dalam rangka melaksanakan kegiatan Kunjungan Industri dan Instansi (KKI) 2014, SMK Bina Putera Nusantara Tasikmalaya melakukan kunjungan Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI pada hari Rabu, 13 Agustus 2014

yang di ikuti 150 (seratus lima puluh) siswa beserta guru pendamping. Pada kunjungan ini siswa diberikan pemaparan sekilas informasi tentang Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI serta pengetahuan tentang "apa itu bioteknologi dan manfaatnya bagi kehidupan manusia?" yang di sampaikan oleh Bapak Uus Faizal Firdaussy dari Sub Bidang Diseminasi dan Kerjasama Puslit Bioteknologi LIPI, kemudian acara dilanjutkan dengan kunjungan ke laboratorium untuk menambah wawasan mengenai laboratorium bioteknologi.


Laboratorium yang dikunjungi diantaranya Laboratorium Genomik dan Perbaikan Mutu Tanaman, Laboratorium Genetika Molekuler dan Modifikasi Jalur Biosintesis Tanaman, Laboratorium Biokatalis dan Fermentasi, Laboratorium Kimia Bahan Alam, Laboratorium Biologi Molekular Kesehatan dan Diagnostik. Selain melihat ruangan dan peralatan siswa di beri penerangan mengenai kegiatan yang dilakukan di laboratorium tersebut oleh penanggung jawab laboratorium. (Avi Fibry Octavina-Humas).

IMG 1237IMG 1241IMG 1269IMG 1281



View the Original article

Tuesday, August 19, 2014

Hello Kitty meluncur ke luar angkasa

Jakarta (ANTARA News) - Karakter kucing lucu berpita merah jambu asal Jepang, Hello Kitty, dalam waktu dekat ini akan meluncur ke luar angkasa untuk menjalankan misi mempromosikan industri teknologi satelit Jepang.

Proyek Hello Kitty menuju orbit ini juga telah mendapat dukungan dari Perdana Menteri Shinzo Abe. Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Jepang juga memberikan dana sebesar 40 juta dolar  untuk mengembangkan proyek ini.

Menurut penanggung jawab dalam proyek di Unversitas of Tokyo Nano-Satellite Centre, Toshiki Tanaka,  tujuan proyek ini adalah untuk menggaet lebih banyak perusahaan swaswa dan bekerja sama dengan satelit demikian dilaporkan Reuters, Senin.

Para peneliti bekerja untuk mengembangkan satelit ke titik orbit yang dituju, kemudian akan mengambil foto Hello Kitty dengan Bumi sebagai latar belakangnya.Karakter lucu ini juga akan diberi cat pelapis khusus untuk melindunginya dari sinar ultraviolet, sinar kosmik.

Sanrio tak hanya luncurkan Hello Kitty ke luar angkasa, perusahaan ini  juga memberikan kesempatan untuk penggemar Hello Kitty untuk menitipkan pesan 180 karakter. Kemudian setelah sampai di luar angkasa, Hello Kitty akan menyampaikan pesan ini kepada mereka yang dituju.

Penerjemah: Suryanto

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Buzz Aldrin "mendarat" di Mars

Jakarta (ANTARA News) - Astronot beken Apollo 11 Buzz Aldrin telah mendarat di Bulan, namun cerita di balik produk pakaian dalam Jockey malah menyebutkan Aldrin menguasai galaksi berkat pakaian dalam.

Iklan terbaru produk pakaian dalam itu yang terungkap dalam Twitter dan YouTube, memperlihatkan Aldrin bisa menjelajah galaksi karena si penapak di bulan itu mengenakan pakaian dalam Jockey ke bulan.

Iklan berdurasi 30 detik itu dibuka dengan kalimat pengantar berikut, "Bayangkan kalau saja Buzz mengenakan celana dalam Jockey.  Dia akan menancapkan bendera di seluruh planet, membuat Amerika menguasai seluruh Galaksi Bima Sakti."

Lalu muncul adegan-adegan jenaka mengenai "Buzz" versinya Jockey yang tidak hanya memperlihatkan wahana pendarat Eagle di Mars, tapi juga sebuah dunia bergunung api dan planet es dekat jagat yang lebih luas. Buzz juga menghindari asteroid-asteroid dan meninju alien seraya berkata "Ah kamu bukan manusia!"

Iklan ini menarik perhatian Buzz Aldrian yang asli, yang lalu memposting satu cuitan di Twitter.

"45 tahun lalu, saya mendarat di bulan. Dalam iklan @Jockey's new #SupportingGreatness, saya malah telah terbang jauh," kata Aldrin seperti dikutip Space.com.

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Peneliti LIPI kembangkan alat penghasil nanopartikel

Jakarta (ANTARA News) - Peneliti Pusat Penelitian Kimia Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berhasil mengembangkan purnarupa electrospinning untuk menghasilkan nanofiber atau serat nano dan nanopartikel atau partikel nano.

"Pengembangan teknologi ini hingga menjadi purnarupa dilakukan kurang lebih selama tiga tahun," kata peneliti pada Pusat Penelitian Kimia LIPI, Muhamad Nasir, di Jakarta, Selasa.

Teknologi itu, menurut dia, sangat aplikatif untuk menunjang pembuatan komputer, produk elektronik, kosmetik, pupuk, polimer, sumplemen, hingga ramuan herbal.

Produk nano, Nasir melanjutkan, juga dapat dimanfaatkan untuk filter udara, filter air, separator baterai lithium, serta masker dengan ukuran kurang dari satu mikron.

Dengan teknologi nano yang baru dikembangkan itu, menurut dia, peneliti LIPI sedang mencoba membuat separator baterai lithium, utamanya untuk kepentingan pengembangan mobil listrik.

"Bahan nano fiber bagus dikembangkan untuk separator baterai lithium karena bagus untuk penghantar ion-ion anoda dan katoda sehingga menghasilkan energi listrik," ujar dia.

Purnarupa teknologi electrospinning untuk skala laboratorium yang berhasil dikembangkan dalam tiga tahun ini, menurut dia, menghabiskan dana sekitar Rp1 miliar.

Selama pameran dalam rangkaian Indonesia Nano Summit 2014 yang digelar LIPI bersama Masyarakat Nano Indonesia di JIExpo Kemayoran pada 14-16 Agustus 2014, ia mengatakan beberapa pengusaha menyatakan tertarik dengan teknologi electrospinning tersebut, salah satunya produsen ziolit yang ingin mencoba memasukan nano ziolit ke dalam nanofiber.

Editor: Maryati

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Ternyata tanaman berkomunikasi satu sama lain

Jakarta (ANTARA News) - Pernah menonton sekuel film "Lord of the Ring" di mana pohon-pohon berbicara satu sama lain? Mungkin mustahil tanaman bisa berbicara, namun seorang ilmuwan dari Virginia telah menemukan cara tanaman atau tumbuhan-tumbuhan berkomunikasi.

Penemuan ini membuat orang bisa mengetahui bagaimana tumbuhan berbagi informasi genetis mengenai tumbuhan lainnya.

Penemuan Jim Westwood, profesor patologi dan fisiologi tanaman serta ilmu gulma dari College of Agriculture and Life Sciences menyingkapkan tabir baru eksplorasi bagaimana tumbuhan berkomunikasi satu sama lain pada tingkat molekul.

Penemuan ini juga membuat para ilmuwan memiliki pemahaman baru mengenai cara memerangi gulma parasitis yang merusak tanaman pertanian di bagian-bagian termiskin dunia.

Penemuan Westwood ini sendiri telah dipublikasikan pada 15 Agustus dalam jurnal Science.

"Penemuan bentuk baru komunikasi antar organisma itu menunjukkan bahwa hal ini berlaku jauh lebih sering dibandingkan dengan selama ini diyakini," kata Westwood yang adalah peneliti pada Institut Ilmu Hayat Fralin.

"Kini setelah kami menemukan bahwa tumbuhan ternyata saling berbagi informasi, muncul pertanyaan 'Apa yang sebenarnya tumbuhan-tumbuhan omongkan itu?'.

Westwood mempelajari hubungan antara tumbuhan parasitis, geletar dan dua tanaman penerima (objek percobaan), yakni Arabidopsis dan tomat.

Untuk melekatkan embun dan nutrien di luar dua tanaman objek itu, geletar (dodder) memanfaatkan embel  yang disebut akar (haustorium) untuk menembus tumbuhan.

Westwood sebelumnya sudah menyimpulkan bahwa selama interaksi parasitis ini ada perpindahan RNA antara dua spesies. RNA mentranslasikan informasi melewati DNA yang merupakan cetak biru organisma.

Penelitian baru itu memperluas cakupan pertukaran informasi antar tanaman dan membedah mRNA atau RNA pengirim pesan yang mengirimkan pesan di dalam sel dengan memerintahkan langkah apa yang diambil, misalnya protein mana yang dikodekan.

mRNA sangat rapuh dan berumur pendek sehingga memindahkannya di antara dua spesies tersebut adalah sulit.

Namun Westwood menyimpulkan bahwa selama hubungan parasitis itu, beribu-ribu molekul mRNA saling bertukar pesan antar kedua tanaman, yang menciptakan dialog terbuka antara dua spesies sehingga kedua tanaman bisa bebas berkomunikasi.

Melalui pertukaran ini tumbuhan parasitis mendikte tanaman objek untuk melakukan hal-hal seperti mengendurkan pertahanannya sehingga tumbuhan parasit bisa lebih mudah menyerangnya.

Proyek baru Westwood ini ditujukan untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya dikatakan mRNA.

Dengan menggunakan informasi yang baru ditemukan ini, para ilmuwan kini bisa mempelajari bahwa organisma-organisma seperti bakteri dan jamur juga bertukar informasi mengenai hal yang sama-sama diminatinya. Penemuan ini juga membantu mengatasi masalah kelangkaan pangan.

"Tanaman-tanaman hama seperti witchweed dan broomrape sangat menggangu tanaman polong dan tanaman pangan lainnya yang penting bagi kawasan-kawasan termiskin di Afrika dan tempat lainnya," kata Julie Scholes, profesor pada Universitas Sheffield, Inggris, yang mengenal betul karya Westwood.

"Penemuan Westwood berimplikasi bagus terhadap rancangan strategi pengendalian baru yang didasarkan pada gangguan informasi mRNA sehingga tumbuhan parasitis itu mereprogram tanaman objek."

Westwood menyebut penemuannya ini menarik sekaligus penting.

"Cantiknya penemuan ini adalah bahwa mRNA bisa saja menjadi bukit Achilles terhadap parasit," kata Westwood.

"Ini sungguh menyenangkan karena begitu banyak implikasi potensial yang menyelimuti informasi baru ini," tutup dia seperti dikutip Science Daily.

Editor: Jafar M Sidik

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Saturday, August 16, 2014

Kemenristek-UGM kaji teknologi Peradaban Medang

Yogyakarta (ANTARA News) - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) bersama Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta mengkaji kembali kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan pada zaman Peradaban Medang, untuk menginspirasi kemajuan Indonesia di masa depan.

"Pencapaian teknologi Peradaban Medang berwujud bangunan candi-candi yang megah seperti candi Borobudur, Prambanan seharusnya menjadi inspirasi dan kepercayaan diri generasi muda menghadapi tantangan perkembangan teknologi," kata Staf Ahli Menristek, Idwan Suhardi, saat menghadiri seminar "Sejarah dan Peradaban Medang, Aspek Perkembangan Teknologi dan Ilmu Pengetahuan Nusantara", di UGM Yogyakarta, Rabu.

Idwan menilai keunggulan warisan budaya sebagai jati diri bangsa harus memperkuat ketahanan Nusantara dalam era globalisasi.

Seminar itu turut dihadiri budayawan Jaya Suprana, Ketua Masyarakat Pecinta Warisan Medang Budiono Santoso, Arkeolog UGM Riboet Darmosutopo.


Sementara Ketua Masyarakat Pecinta Warisan Medang, Budiono Santoso, menjelaskan Medang merupakan sebutan untuk kerajaan yang secara umum lebih dikenal dengan sebutan Mataram Kuna. Kerajaan yang berjaya pada sekitar kurun abad VII--X Masehi tersebut merupakan cikal bakal kerajaan-kerajaan besar di Jawa seperti Janggala-Panjalu, Kediri, Singasari, dan akhirnya Majapahit.

"Ribuan candi dan hasil budaya bendawi lain yang dihasilkan bukanlah semata-mata monumen kejayaan masa lalu, melainkan merupakan pencapaian di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, tata negara, perekonomian, seni hingga agama," kata dia.

Kemajuan teknologi pada zaman Peradaban Medang, menurut dia, menunjukkan bahwa nenek moyang Indonesia memiliki pengetahuan yang rasional, matematis, dan terukur. Capaian-capaian itu menunjukkan bahwa mereka sangat rasional bukan mistis seperti banyak anggapan masyarakat saat ini.


Menurut dia masih belum banyak kekayaan Peradaban Medang yang mampu digali oleh para sejarawan maupun aerkeolog hingga saat ini.

"Sejauh ini kami rasa baru 10--20 persen yang tergali. Oleh karena itu sudah selayaknya digali, dikaji agar dapat diaktualisasikan untuk kepentingan masa kini," kata dia.

Para sejarawan, maupun arkeolog, menurut dia, juga masih perlu menggali lebih jauh mengenai sistem pendidikan maupun sistem perekonomian pada saat itu.

"Karena tidak mungkin tanpa sistem pendidikan yang baik mampu mencetuskan arsitektur dan teknologi tinggi untuk membangun candi-candi megah. Mereka juga pasti memiliki kedisiplinan tinggi, kaya, dan makmur," kata dia. (*)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

UII miliki galeri pusat inovasi material Merapi

Yogyakarta (ANTARA News) - Universitas Islam Indonesia Yogyakarta kini memiliki Galeri Pusat Inovasi Material Vulkanis Merapi yang akan mengelola material Gunung Merapi menjadi produk baru.

"Material tersebut tidak hanya dimanfaatkan apa adanya, tetapi dikelola menjadi produk baru yang mempunyai nilai tambah. Upaya itu yang dalam beberapa tahun terakhir dilakukan UII bekerja sama dengan masyarakat lereng Merapi," kata Rektor UII Harsoyo di Yogyakarta, Rabu.

Menurut dia, UII memperkenalkan produk bahan bangunan seperti batako dan ornamen dinding yang diolah dari material vulkanis Merapi. Dengan cara itu diharapkan dapat mengangkat kesejahteraan masyarakat di sekitar gunung berapi tersebut.

"Gunung Merapi merupakan salah satu gunung berapi teraktif yang ada di dunia. Hal itu dapat dilihat dari aktivitas vulkanis Merapi yang rutin mengeluarkan beragam material mulai dari pasir, batu, dan material vulkanis lainnya," katanya.

Ia mengatakan berlimpahnya material Gunung Merapi itu berpotensi meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat jika dikelola secara maksimal.

"Inisiasi program tersebut telah mulai dirintis sejak 2012, di mana UII melibatkan peran mahasiswa dan dosen untuk meneliti pemanfaatan pasir Merapi yang berkualitas tinggi sebagai bahan bangunan," katanya.

Menurut dia, penelitian itu menghasilkan produk batako Merapi dan bahan bangunan lain berupa ornamen yang kemudian diproduksi secara massal bersama masyarakat.

"Produk batako Merapi itu bahkan telah diakui keunggulannya dan pernah memperoleh Indocement Award pada 2012," katanya.

Peneliti Pusat Inovasi Material Vulkanis Merapi UII Setya Winarno mengatakan batako Merapi tersebut telah lolos uji Standar Nasional Indonesia (SNI) sehingga terjamin kualitasnya.

"Dibanding batako biasa, batako Merapi lebih efisien dari segi biaya dan waktu serta lebih tahan panas dan kedap suara sehingga cocok mendukung rumah tahan gempa," katanya.



(B015/M008)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Garam dapat bunuh sel-sel kanker

Jakarta (ANTARA News) - Para peneliti menemukan, suntikan garam pada sel kanker dapat memicu kematian sel itu. Menurut mereka, garam pastilah senjata berikutnya yang efektif melawan kanker. 

Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal Nature Chemistry ini dapat mengarahkan pada obat anti kanker baru, menurut para peneliti yang menciptakan molekul penyebab sel-sel kanker menghancurkan dirinya sendiri. 

Dalam hal ini mereka memasukkan sodium dan ion klorida ke dalam sel.




"Hasil kerja ini memperlihatkan bagaimana transporter klorida dapat bekerja bersama sodium dalam membran sel sehingga menyebabkan masuknya garam ke dalam sel, " ukar wakil penulis studi, Professor Philip Gale dari Universitas Southampton di Inggris. 

"Kami menemukan, kita dapat memicu kematian sel (kanker) dengan garam," tambah dia, seperti dilansir Indian Express.

Sel-sel dalam tubuh manusia berkerja keras mengatur konsentrasi ion tetap stabil di dalam membran-membran sel nya. 

Gangguan pada keseimbangan dapat memicu sel melakukan apoptosis, yang dikenal sebagai kematian sel yang terprogram, mekanisme yang digunakan tubuh untuk membersihkan diri dari sel-sel yang rusak atau berbahaya.

Sayangnya, saat sel menjadi kanker, ia mengubah cara pengangkutan ion melintasi membran sel untuk menghambat apoptosis.

Kemudian, para peneliti menemukan, transporter ion sintetis baru pada dasarnya bekerja di sekitar ion klorida dalam selimut organik. Hal inilah yang memungkinkan ion larut dalam membran sel. 

Membran sel ini terdiri dari lemak dalam jumlah banyak. Mereka mengatakan, transporter klorida cenderung menggunakan saluran sodium yang secara alami terjadi pada membran sel, membawa ion sodium sepanjang perjalanan.

"(Temuan) kami telah menunjukkan, mekanisme masuknya klorida ke dalam sel oleh transporter sintetis memang memicu apoptosis," kata wakil penulis lain dalam studi, Jonathan Sessler, dari Universitas Texas di Austin.

Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa

Editor: Ade Marboen

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

LIPI transfer teknologi nano melalui INS 2014

Pewarta: Virna P. Setyorini

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia bersama Masyarakat Nano Indonesia (MNI) memfasilitasi transfer teknologi para praktisi nanoteknologi melalui pelaksanaan Indonesia Nano Summit (INS) 2014.

Kepala Pusat Inovasi LIPI Nurul Taufiqu Rochman di JIExpo Kemayoran Jakarta, Sabtu, mengatakan bahwa penerapan transfer teknologi di dunia industri menjadi hal penting dalam pengembangan dan pemanfaatan riset-riset nanoteknologi selama ini.

Menurut dia, publikasi hasil-hasil penelitian Indonesia berupa jurnal pada jurnal terindeks internasional dan meningkatkan kesadaran peneliti mengenai pentingnya kontinuitas transfer teknologi dalam meningkatkan nilai kebermanfaatan riset.

Ia berharap INS dapat menjadi langkah promosi hasil-hasil penelitian di Indonesia, terutama di bidang nanoteknologi, sehingga dapat dijadikan solusi dalam pengembangan teknologi maju.

Nanoteknologi, menurut dia, sebenarnya bisa dikembangkan dalam berbagai aplikasi, terutama industri. Oleh karena itu, penting untuk dapat menarik perhatian para peneliti hingga mahasiswa untuk terus mengembangkan teknologi ini pada masa depan.

Menurut Nurul yang juga Ketua Masyarakat Nano Indonesia, pada INS 2014 yang digelar 14--16 Agustus di JIExpo Kemayoran didiskusikan nanoteknologi, transfer teknologi hasil riset, serta penerapan standarisasi produk, terutama industri kimia hilir.

Pada hari ke-3 pelaksanaan INS juga dilakukan peluncuran buku Panduan Inkubasi LIPI. Acara direncanakan dihadiri Kepala LIPI Lukman Hakim beserta Deputi Bidang Jasa Ilmiah LIPI Bambang Subiyanto.

Secara keseluruhan INS 2014 didukung oleh berbagai universitas di Indonesia dan diselingi pula kegiatan seminar dan talkshow terkait dengan nanoteknologi sebagai bagian dari upaya transfer teknologi, termasuk juga pelaksanaan pameran yang dilakukan puluhan industri yang bergerak di bidang nanoteknologi, kimia, otomotif, plastik, dan kemasan, cat, alat berat, kaca, lembaga penelitian, dan industri lain yang mendukung.

Editor: Fitri Supratiwi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Wednesday, August 13, 2014

Mahasiswa Usakti kembangkan bahan bakar solar air

Jakarta (ANTARA News) - Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Mesin Universitas Trisakti (Usakti) melakukan pengembangan terhadap Bahan Bakar solar menjadi solar air.

"Usakti sangat bangga dengan kerja keras yang dilakukan oleh mahasiswa kami, dan mendukung penuh inovasi ini. Kami berharap dapat bermanfaat bagi Masyarakat," Wakil Dekan Usakti Dr. Ing. A.C Arya, di Jakarta, Senin.

Sebelumnya, Fakultas Teknologi Industri Usakti program studi Teknik Mesin juga telah mendapatkan Penghargaan Rekor MURI, serta berbagai penghargaan Nasional maupun Internasional dalam penelitian penggunaan Bahan Bakar dengan berbagai variasi salah satunya yaitu, minyak jelantah dan minyak Kelapa sawit.

Menurut Arya kisruh subsidi dan kelangkaan bahan bakar solar yang saat ini sedang ramai dibicarakan membuat Mahasiswa Usakti melakukan inovasi Bahan Bakar Solar menjadi solar air.

Sementara itu Ketua Panitia Uji Coba Bahan Bakar Solar Air, Dimas Airlangga yang merupakan Mahasiswa Usakti Fakultas Teknik Industri, menyatakan harapannya bahwa dengan diciptakannya Inovasi ini dapat menjadi solusi terhadap permasalahan BBM di Indonesia.

"Kami akan mengelilingi 69 pulau di Kepulauan Seribu ini dengan perkiraan lama perjalanan sampai 5 hari, harapan kami, jika uji coba ini berhasil, inovasi ini dapat digunakan untuk masyarakat pada umumnya, dan khususnya untuk para nelayan" ujar Dimas dalam keterangan terulisnya melalui surat elektronik.

Dikatakannya uji coba ini juga dalam rangka merayakan Dirgahayu RI mendatang"

Dimas mengungkapkan Bahan Bakar Solar air yang Bahan utamanya Solar 70 persen namun ditambahkan, bahan adiktif 20 persen dan Air 10 persen adalah aman bagi lingkungan.

"Bio Solar air ini lebih aman untuk lingkungan, dan tidak akan merusak mesin" ujar Dimas.

Pengembangan dan inovasi ini dibimbing oleh Dr. Ir. Muhammad Mafnan. Bahan Bakar Solar Air ini mampu memberikan penghematan sebesar 10 persen dari biaya solar yang biasa dan kepadatan asap yang dihasilkan dari pembakaran solar yang biasanya hitam pun berkurang hingga 60 persen.

Inovasi pengembangan bahan bakar solar menjadi solar aiar mendapat perhatian khusus dan apresiasi dari Pemerintah DKI Jakarta, Bupati Kepulauan Seribu Asep Syarifudin.

"Inovasi karya mahasiswa - mahasiswa Fakultas Teknik Usakti ini patut diapresiasi" katanya.

Ia mengatakan BBM Solar saat ini menjadi masalah yang krusial dan memerlukan solusi terutama untuk para nelayan seperti di wilayah Kepulauan Seribu ini. Temuan-temuan seperti ini harus di dukung oleh pemerintah.

"Sesuatu yang dibuat secara teoritis, kemudian dipraktekkan dan ada manfaatnya seperti yang dilakukan adik -adik Mahasiswa Usakti ini perlu didukung," katanya.



(F006/A029)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Kementerian PU kembangkan listrik bertenaga gelombang laut

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengembangkan energi listrik bertenaga gelombang laut sebagai langkah untuk menyiasati kebutuhan listrik di sekitar wilayah pantai di sejumlah perairan Indonesia.

"Energi terbarukan itu telah dikembangkan dan diujicobakan pada menara pantai," kata staf Laboratorium Balai Pantai Kementerian PU, Yopi Andriyana, pada pameran teknologi atau "RITECH Expo" 2014 di Gedung Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) di Jakarta, Senin.

"Sudah kita terapkan, salah satunya pada mercusuar atau menara pantai yang terletak di wilayah Garut, Jawa Barat. Di menara itu tenaga lampunya menggunakan energi gelombang," katanya.

Ia menjelaskan, percobaan pemanfaatan energi gelombang menjadi listrik pada menara pantai sudah berlangsung selama dua tahun, dan kini masih dalam proses pengawasan langsung Balai Pantai Kementerian PU.

"Ke depan kita harapkan percobaan ini semakin sempurna dan bisa dimanfaatkan untuk segala keperluan yang menggunakan listrik," katanya.

Menurut Yopi, potensi energi gelombang di Indonesia sangat tinggi, di antara 2 hingga 2,5 meter seperti di wilayah Laut Jawa selatan dan pantai barat Sumatera yang mencapai 4 hingga 5 meter.

"Namun potensi energi gelombang tersebut belum banyak dimanfaatkan karena keterbatasan teknologi," katanya.

Karena itu, ia berharap apabila penelitian pertama pada mercusuar di wilayah Jawa Barat berhasil, teknologi itu akan dikembangkan ke seluruh wilayah Indonesia, hingga ke wilayah pemukiman.

"Langkah pertama akan kita kembangkan di wilayah perairan dahulu, khususnya ke sejumlah mercusuar. Namun apabila berhasil akan dikembangkan hingga ke wilayah pe mukiman," katanya.

Secara umum, tujuan penelitian ini untuk mengetahui energi arus dan gelombang laut sebagai sumber energi alternatif dengan menggunakan "prototipe linier magnetik".

Komponennya terdiri dari dua set generator, pelampung, besi frame, jangkar, batang as cross join, lampu led 7,5 watt sebanyak empat buah serta ditambah papan nama.

Editor: Aditia Maruli

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Mahasiswa UGM membuat timbangan bersuara untuk tunanetra

Yogyakarta (ANTARA News) - Kelompok mahasiswa Program Studi Elektronika dan Instrumentasi Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada membuat dan mengembangkan alat penimbang barang digital bersuara untuk tunanetra.

"Alat yang diberi nama rancang bangun timbangan suara untuk tunanetra atau Rama Shinta itu secara otomatis menghasilkan suara ketika berat barang telah terukur," kata ketua kelompok mahasiswa Ary Kusuma Ningsih di Yogyakarta, Senin.

Menurut dia, timbangan bersuara itu akan memudahkan penyandang tunanetra dalam berwirausaha. Selain itu juga untuk meminimalkan terjadinya praktik kecurangan saat bertransaksi jual beli.

"Umumnya para tunanetra merasa kesulitan dalam mendapat informasi yang akurat mengenai berat barang saat jual beli sehingga rawan terjadi penipuan karena keterbatasan mereka," katanya.

Ia mengatakan timbangan dilengkapi dengan mikrokontroller arduino uno, empat sensor load cell, buzzer, modul suara, dan speaker. Selain itu terdapat keypad dengan huruf braille.

"Selain menghasilkan suara, timbangan juga dilengkapi dengan dengan LCDGraphic 16x2 sehingga hasil pengukuran juga akan tampak pada layar," katanya.

Menurut dia, sistem mekanik dari timbangan itu berupa meja timbangan yang pada masing-masing kaki meja diletakkan sensor load cell. Meja timbangan ditutup rangka berbentuk balok dengan dimensi 55x40x21 cm.

"Sisi depan timbangan dirancang dengan kemiringan 45 derajat untuk penempatan LCD, keypad, dan tombol pilihan mode, sedangkan speaker ditempatkan di bagian belakang alat. Alat itu memakai power dari adaptor untuk bisa beroperasi," katanya.

Ia mengatakan timbangan yang dikembangkan itu memiliki kapasitas timbang hingga 30 kilogram. Namun dalam aplikasinya hanya dibatasi untuk mengukur hingga berat 10 kilogram.

"Sebenarnya kemampuan sensornya bisa sampai 30 kilogram, tetapi untuk aman dan keakuratannya dibatasi sampai 10 kilogram," katanya.

Menurut dia, Rama Shinta memiliki dua mode pengukuran berat. Pertama, untuk mengukur berat benda yang akan ditimbang dengan meletakkan barang di atas meja timbangan, dan hasil pengukuran akan tampak pada layar LCD dan menghasilkan suara.

Kedua, untuk mengukur berat benda sesuai dengan berat yang diinginkan pengguna. Untuk mode itu sebelumnya pengguna perlu mengatur berat beban yang diinginkan dengan memasukkan angka menggunakan keypad.

"Jika berat yang diinginkan telah terpenuhi maka timbangan akan mengeluarkan bunyi buzzer beep panjang. Jika berat yang diinginkan belum tercapai maka akan terdengar bunyi beep singkat," katanya.

Anggota kelompok mahasiswa itu adalah Arif Abdul Aziz, Laely Nurbaety, Luthfi Yahya, dan Dwitya Bagus Widyantara.



(B015/M008)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Tuesday, August 12, 2014

Kompetisi roket dan balon atmosfer siap digelar

Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) akan menggelar Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat).

Kompetisi itu sendiri digelar di Yogyakarta dan Kebumen, Jawa Tengah, kata Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Lapan Jasyanto di Jakarta, Selasa.

Ia menjelaskan, pelaksanaan kompetisi Komurindo dan Kombat akan dilaksanakan di Lapangan Sepak Bola UMY sebagai lokasi uji fungsi alat yang akan dikompetisikan, dan di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah untuk pelaksanaan uji peluncuran.

Kompetisi Muatan Roket Indonesia (Komurindo) dan Kompetisi Muatan Balon Atmosfer (Kombat) diprakarsai Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan bekerja sama dengan Lapan dan UMY tersebut. Kegiatan itu digelar pada 13 hingga 16 Agustus 2014.

Komurindo, menurut dia, adalah kompetisi tahunan rancang bangun muatan roket tingkat perguruan tinggi yang diselenggarakan sejak 2009. Dalam ajang ini, para mahasiswa ditantang untuk membangun suatu sistem monitoring dan pengukuran yang stabil, akurat, dan presisi di bidang peroketan.

Sehingga diharapkan kegiatan ini akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam rancang bangun serta pengujian roket dan muatannya. Sekaligus meningkatkan kemampuan mereka dalam teknologi penginderaan jauh dan sistem otomasi robotika pada muatan roket.

Dalam pelaksanaan ini, lanjutnya, Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyediakan anggaran terkait penyelenggaraannya. Sementara itu, UMY menjadi tuan rumahnya dan Lapan berkontribusi pada penyiapan roket peluncur muatan serta balonnya.

Selain berkompetisi dalam membangun muatan roket, mahasiswa juga ditantang untuk bertarung dalam Kombat. Dalam lomba tersebut, ia mengatakan peserta ditantang untuk membuat sebuah muatan balon yang berisi rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai perangkat telemetri untuk memantau parameter atmosfer mulai dari peluncuran (ascending) hingga pelepasan dari balon (descending).

Kompetisi ini diharapkan akan meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan ilmu dan perekayasaan teknologi pengamatan atmosfer secara vertikal sekaligus pengujian sistem pengukuran atmosfer berbasis telemetri dan pengembangan instrumen untuk penelitian atmosfer, ujar Jasyanto.

Kompetisi ini, menurut dia, akan diikuti oleh 92 tim dari seluruh Indonesia, yang terdiri dari 76 tim peserta Komurindo dan 16 tim peserta Kombat. Berdasarkan jumlah peserta, penyelenggaraan Komurindo mengalami peningkatan dari sebelumnya berjumlah 55 tim.

Peningkatan jumlah peserta dapat dijadikan sebagai salah satu indikator semakin banyaknya generasi muda yang ingin belajar tentang antariksa dan teknologinya. Untuk kebutuhan nasional, kondisi ini semakin baik karena akan menciptakan para ahli ilmu pengetahuan dan teknologi dirgantara di Indonesia.

(V002/E001)

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Tuesday, August 5, 2014

Bayi mencium rasa takut lewat bau ibunya

Jakarta (ANTARA News) - Sebuah studi terbaru dalam Jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan bahwa bayi dapat mencium rasa takut. Mereka belajar mendeteksi suatu ancaman dan mengingatnya sepanjang waktu hanya dengan mencium bau ibu mereka saat ketakutan.

"Penelitian kami memperlihatkan, bayi dapat belajar dari ekspresi ibu yang ketakutan, sangat dini dalam kehidupan. Sebelum memiliki pengalamannya sendiri, mereka pada dasarnya mendapatkankanya dari pengalaman ibu mereka, " ujar pemimpin peneliti, Jacek Debiec dari University of Michigan Medical School di Amerika Serikat seperti dilansir India Express.

"Yang terpenting, memori maternal yang ditransmisikan ini bersifat jangka panjang, sementara untuk jenis pembelajaran bayi lainnya, jika tidak dilakukan berulang-ulang, maka akan hilang," tambahnya.

Dalam percobaan pertama yang dilakukan secara langsung, para peneliti mempelajari beberapa induk tikus yang telah memahami rasa takut pada bau peppermint.

Mereka mengajarkan rasa takut ini dengan memberikan sengatan listrik ketika para induk ini mencium aroma peppermint sebelum mereka hamil.

Hasil percobaan memperlihatkan, para induk tikus "mengajarkan" rasa takut yang sama pada bayi mereka di hari-hari pertama kehidupan melalui alarm bau yang dikeluarkan selama ketakutan.

Melalui pencitraan otak khusus para peneliti memusatkan perhatian pada struktur otak yang disebut amigdala lateral sebagai lokasi kunci tentang pemahaman rasa takut.

Mereka bahkan menunjukkan, hanya melalui reaksi ketakutan dari ibu mereka terhadap bau peppermint, sudah cukup untuk membuat bayi tikus yang baru lahir takut pada hal yang sama.

Kemudian, ketika para peneliti memberi para bayi tikus sebuah zat yang dapat memblokir aktivitas amigdala, para bayi ini gagal belajar rasa takut pada bau peppermint.

"Ini menunjukkan, mungkin ada cara untuk mencegah anak-anak memahami respon ketakutan tidak rasional dari ibu mereka, atau mengurangi dampaknya," kata Debiec.

Penerjemah: PR Wire

Editor: Suryanto

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Prosiding Seminar Nasional dan Forum Komunikasi Industri Peternakan dalam rangka Mendukung Kemandirian Daging dan Susu Nasional, Bogor, 18 – 19 September 2013, IPB International Convention Center



View the Original article

Sunday, August 3, 2014

Mahasiswa UGM kembangkan "smart tumbler"

Yogyakarta (ANTARA News) - Tim mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mengembangkan tumbler portabel yang diberi nama "Smart Tumbler" yang dapat memanaskan dan mendinginkan air.

"Tumbler itu dapat memanaskan dan mendinginkan air dengan dihubungkan pada laptop. Jadi, tumbler itu berfungsi ganda, dapat memanaskan sekaligus mendinginkan air," kata koordinator tim Rochmat Sarifuddin di Yogyakarta, Sabtu.

Menurut dia, tumbler merupakan wadah untuk menyimpan air minum yang saat ini banyak digunakan oleh masyarakat di Indonesia karena mudah dibawa dan memiliki kemasan yang menarik.

"Tingginya aktivitas manusia tentu mengharapkan tumbler yang lebih praktis, yang tidak hanya bisa menyimpan air tetapi juga dapat memanaskan sekaligus mendinginkan air," katanya.

Ia mengatakan "Smart Tumbler" itu memiliki nilai lebih dibandingkan dengan tumbler lainnya karena selain praktis, juga bisa diisi ulang, ramah lingkungan, menjaga dan meningkatkan suhu.

"Ide awal munculnya inovasi itu karena pengalaman saya selama ini ketika mengerjakan tugas kuliah hingga larut malam, sering lembur dan begadang," katanya.

Menurut dia, ketika malam begitu dingin, dirinya ingin membuat sesuatu yang hangat tetapi tidak mau meninggalkan pekerjaannya yang selalu berhubungan dengan laptop.

"Bisa dibayangkan kalau misalnya harus wira-wiri ke dapur tertentu akan membuat pekerjaan saya lama selesai. Apalagi ketika tidak punya dispenser," katanya.

Ia mengatakan proses kerja "Smart Tumbler" itu sederhana. Dari "input" kabel USB pada laptop dan mengatur "switch" untuk memanaskan atau mendinginkan air, hasilnya dapat dirasakan oleh penggunanya.

Komponen utama yang digunakan adalah Pielter Thermoelectric Cooler (TEC). TEC itu adalah komponen yang digunakan untuk memanaskan dan mendinginkan air.

"Desain Smart Tumbler yang menggunakan termos itu tentu memiliki kelebihan karena setelah air dipanaskan atau didinginkan juga dapat menyimpan suhu tersebut," katanya.

Dosen pembimbing dari Jurusan Teknik Fisika Fakultas Teknik UGM Ahmad Agus Setiawan mengatakan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta "Smart Tumbler" itu memiliki prospek ke depan yang bermanfaat.

Menurut dia, UGM sedang mengadakan proyek besar "Green Building" yang di dalamnya terdapat bagian proyek yakni Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Jika proyek SPAM itu terlaksana maka "Smart Tumbler" akan memiliki manfaat yang luar biasa.

"Pemanfaatannya dapat mengurangi sampah plastik botol minum. Nanti setelah digunakan mahasiswa UGM, produk itu akan diproduksi massal dan bekerja sama dengan sekolah atau kampus lain yang menggunakan fasilitas SPAM," katanya. (*)

Editor: Ella Syafputri

COPYRIGHT © 2014



View the Original article

Friday, August 1, 2014

Proyek robot ikan Korsel dinyatakan gagal

Seoul (ANTARA News) - Proyek pemerintah Korea Selatan untuk pemeriksaan mutu air di empat sungai dengan menggunakan robot ikan telah gagal mencapai tujuan, karena alat tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, demikian laporan dari badan pemeriksa, Rabu.

Pemerintahan Lee Myung-bak meluncurkan proyek miliaran dolar yang banyak diributkan pada 2009 untuk merehabilitasi empat sungai utama di Korsel termasuk sungai Han guna mencegah banjir serta memulihkan ekosistem di sekitar sungai.

Di tengah kekhawatiran bahwa proyek itu mampu menghasilkan air yang berkualitas bagus, pemerintah saat itu juga menggunakan dana 5,6 miliar dolar untuk mengembangkan robot ikan yang akan bertugas mengumpulkan data mengenai mutu air di Sungai Han Nakdong, Geum dan Yeongsan.

Saat mengumumkan hasil penyelidikan selama tiga bulan terhadap proyek tersebut, dewan audit dan pemeriksaan (BAI) mengatakan bahwa sembilan robot ikan dalam proyek tersebut tidak dapat melaksanakan tugas memantau kualitas air dengan baik.

Ikan-ikan buatan itu diharapkan dapat berenang dengan kecepatan 2,5 meter per detik untuk mengumpulkan informasi kualitas air, namun saat diuji mereka hanya bisa bergerak 23 cm per detik.

Satu dari lima sensor yang diperlukan untuk memeriksa suhu air, keasaman, kadar mineral dalam air, kadar oksigen serta kandungan lumpur tidak terpasang, sementara pengujian terhadap empat sensor lainnya tidak bisa dilakukan karena tak berfungsi.

Ikan-ikan itu dapat saling berkomunikasi di bawah air tetapi jauh lebih lamban dari harapan semula.

Meskipun tak berfungsi seperti yang diharapkan, Dewan Riset untuk Ilmu pengetahuan dan Teknologi Industri Korea (ISTK), organisasi pemerintah yang menangani proyek tersebut, mengumumkan bahwa proyek itu sukses berdasarkan hasil uji pembuatan.

"ISTK gagal mengulas proyek secara tepat, sehingga semakin sulit mendapat kepercayaan dari masyarakat," kata badan audit, seperti dilaporkan Yonhap.

Badan tersebut juga menyerukan tindakan hukum terhadap dua peneliti yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.

(Uu.M007)

Editor: Heppy Ratna

COPYRIGHT © 2014



View the Original article