Friday, May 30, 2014

Industri sel surya Indonesia belum berkembang

Jakarta (ANTARA News) - Masih belum adanya pasar yang dianggap menguntungkan membuat industri yang memproduksi sel surya di Indonesia tidak terbentuk, kata Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Alihudin Sitompul.

"Mata rantai industri berkembang sangat dipengaruhi pasar. Kapan mereka mengolah bahan mentah ke barang jadi sangat bergantung pada pasar," kata Alihudin Sitompul di Jakarta, Jumat.

Kementerian ESDM, ia mengatakan mulai mendorong produsen panel surya untuk memproduksi sendiri sel surya. Salah satunya dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN dari PLTS Fotovoltaik.

Pembelian tenaga listrik dalam Permen 17 tersebut menggunakan harga patokan tertinggi sebesar 25 cent dolar AS per kWh. Namun jika Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggunakan tingkat komponen dalam negeri sekurang-kurangnya 40 persen diberikan insentif dan ditetapkan dengan harga patokan tertinggi mencapai 30 cent dolar AS per kWh.

"Karena ini kepentingan kita juga di mana pemerintah harus menurunkan emisi karbon 26 persen di 2020. PLTS menjadi salah satu cara dengan menggunakan energi baru terbarukan," ujar dia.

Jika pasar telah terbuka, menurut dia, pihaknya akan terus mendorong agar pabrikan panel surya masuk ke level produksi sel surya yang sekarang masih mereka impor.

Presiden Direktur PT Jembo Energindo Henky Nugroho mengatakan dengan memproduksi sendiri sel surya sebenarnya akan menghemat biaya produksi panel surya hingga 20 persen.

Namun demikian, dengan masih sepinya pasar sel surya atau panel surya di tanah air maka pabrikasi di dalam negeri tentu belum menjanjikan.

"Di Indonesia konsumsi tenaga listrik dari surya baru hitungan mega watt, kalah dengan Thailand yang sudah giga watt. Masalah lain ya soal insentif yang membuat produk sel surya atau panel surya kalah bersaing dengan produk luar," ujar dia.



View the Original article

PEMERINTAH KURANG PERHATIKAN KEBIJAKAN MIKRO

Pemerintah Kurang Perhatikan Kebijakan Mikro
Jumat, 30 Mei 2014

GEJALA DEINDUSTRIALISASI MELANDA, IMPOR KIAN MERAJALELA

Jakarta Pengamat ekonomi dari LIPI Latif Adam menilai bahwa pemerintah kurang memperhatikan kebijakan-kebijakan ekonomi di sektor mikro. Padahal, kebijakan mikro cukup penting ketimbang makro ekonomi. Salah satu indikatornya adalah deindustrialiasasi, pasalnya Indonesia telah masuk dalam gejala deindustrialiasasi yang disebabkan desain kebijakan ekonomi pemerintah yang pro sektor makro.

Lihat saja, semua barang yang kita pakai buatan Tiongkok. Pengusaha beralih ke bisnis sumber daya alam, yakni perkebunan kelapa sawit dan pertambangan batu bara, ungkap Latif saat dihubungi Neraca, Selasa (27/5).

Dia menjelaskan salah satu indikator deindustrialisasi adalah mulai menurunnya produksi barang dibarengi dengan berkurangnya ekspor. Gejala makin jelas saat terjadi penurunan peran sektor industri dalam pertumbuhan ekonomi. Hal itu berdampak juga pada berkurangnya tenaga kerja di sektor industri. Ini harus segera diantisipasi pemerintah, tegas dia.

Latif menambahkan kebijakan pemerintah yang cenderung mengabaikan sektor mikro akhirnya menyebabkan pengusaha kekurangan pasokan bahan baku sehingga produksi terhambat ditambah dengan mahalnya biaya logistik. Bahkan, pada industri otomotif yang memiliki ceruk pasar besar, Indonesia tidak memiliki industri komponen pendukungnya sehingga sekitar 90 persen masih impor.

Menurut dia, kondisi industri dengan pangsa pasar kecil bisa dipastikan lebih parah. Karena,sa mbung dia, kondisi dalam negeri yang kurang menguntukan itu berbarengan dengan menguatnya industri manufaktur Tiongkok, terutama ditandai dengan harga produk murah, sehingga produk Negeri Tirai Bambu itu membanjiri Indonesia. Padahal selama ini, sektor industri paling potensial dalam menyerap tenaga kerja. Dengan demikian, penurunan kinerja industri mengurangi penciptaan lapangan kerja, papar Latif.

Secara terpisah, pemerhati industri dan perdagangan Fauzi Aziz mengatakan, kebijakan di tingkat mikro seringkali justru merongrong dan menggerogoti terhadap kebijakan makro di bidang moneter dan fiskal karena struktur di sektor mikronya rapuh yang ditandai sangat boros dalam menggunakan devisa untuk impor bahan pangan, BBM, dan kebutuhan bahan baku/penolong, komponen/suku cadang dan barang modal.

Ancaman laten defisit akan selalu bersumber dari lemahnya secara fundamental dari kedua sektor tersebut yang dewasa ini adalah pemboros devisa selain yang berasal dari impor BBM. Defisit akan bisa diatasi jika pemerintah bersama DPR dapat mengembangkan kebijakan mikro yang berkualitas untuk mendorong industrilisasi sektor pertanian, mengakselerasi pembangunan sektor industri pengolahan non migas, pembangunan infrastruktur dengan kualitas yang baik dan saling terkoneksi dengan efisien antar wilayah, dan antar pusat produksi dan pusat distribusi menjadi kebutuhan yang sangat mendesak, ujar Fauzi melalui surat elektronik.

Menurut dia, kebutuhan penduduk hampir 250 juta jiwa di Indonesia harus semaksimal mungkin dipenuhi dari produksi nasional baik yang bersumber sektor pertanian maupun dari sektor industri pengolahan. Sangat berisiko kalau kebutuhan sekitar 250 juta jiwa penduduk Indonesia harus dipenuhi dari impor dalam skala yang besar, tambahnya.

Dengan mengandalkan impor, sektor pangan domestik semakin rapuh. Harga-harga kebutuhan pokok acapkali tidak stabil dan karena itu merugikan konsumen. Sebutlah misalnya, harga daging, yang karena masih ketergantungan pada impor, semakin tidak terjangkau. Mahalnya harga daging ini pula diakui oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi. Menurut dia, harga beberapa komoditas pangan memang cenderung naik menjelang bulan puasa, termasuk harga daging.



» Arsip
» Diakses : 35 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Thursday, May 29, 2014

Bendungan Bernoulli bisa hentikan lumpur Lapindo?

Sidoarjo (ANTARA News) - Peneliti dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur, Djaja Laksana optimistis bahwa teori bendungan Bernoulli bisa digunakan untuk menghentikan semburan lumpur panas dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. di Sidoarjo yang berlangsung selama delapan tahun ini.

"Saat ini masih belum telat mengaplikasikan teori Bernoulli untuk menghentikan semburan lumpur Lapindo ini," katanya di areal semburan lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis.

Ilmuwan fisika dan matematika berkewarganegaraan Belanda dan Swiss Daniel Bernoulli pada 1738 mengungkapkan teori bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu
aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada
jalur aliran yang sama.

Djaja Laksana dalam kaitan semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. mengemukakan, saat ini secara prinsip semburan tersebut sudah ditangani dengan menggunakan prinsip bendungan Bernoulli.

"Pembangunan tanggul yang diterapkan oleh Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) ini sebenarnya sudah mengakomodir prinsip teori bendungan Bernoulli," katanya.

Namun demikian, ia menyatakan, bendungan tersebut masih belum bisa menghentikan semburan lumpur Lapindo dari dalam perut bumi mengingat ketinggian tanggul masih berkisar belasan meter.

"Sesuai teori tersebut, lumpur baru bisa berhenti jika ketinggian tanggul tersebut sekitar 30 meter. Tetapi, untuk mewujudkan pembangunan tanggul setinggi itu tidak bisa dikerjakan dengan mudah," katanya.

Oleh karena itu, menurut dia, pembangunan bendungan tersebut bisa dilakukan dengan cara memutar sehingga hasilnya bisa lebih maksimal untuk menghentikan semburan lumpur ini.

"Selain dibuat dengan cara memutar, pemasangan tiang pancang di dekat pusat semburan juga bisa dilakukan. Kemudian semburan lumpur yang berasal dari dalam akan dikembalikan lagi sehingga semburan akan berhenti dengan sendirinya," katanya.

Ia mengatakan, untuk mengaplikasikan teori Bernoulli tersebut diperlukan waktu sekira enam bulan untuk menjamin semburan lumpur benar-benar akan berhenti untuk selamanya.

"Namun, kalau kondisi seperti ini terus dibiarkan, maka ancaman penurunan tanah secara drastis kemungkinan bisa terjadi. Seperti yang terjadi di luar negeri, terjadi penurunan tanah secara ekstrem sedalam 130 meter," katanya menambahkan.

Semburan lumpur dari proyek PT Lapindo Brantas Inc. tercatat pertama kali terjadi pada 29 Februari 2006 di Dusun Balongnongo, Desa Renokenongo, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur.

Bencana ini meluas ke Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin dengan
total lebih dari 10.000 unit rumah warga dan lebih dari 70 rumah ibadah terendam lumpur yang mencakup lebih dari 600 hektare.(*)



View the Original article

Tuesday, May 27, 2014

Mahasiswa PENS ciptakan "e-vote" berbasis android

Surabaya (ANTARA News) - Himpunan Mahasiswa Teknik Informatika (HIMA TI) Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) menciptakan sistem pemilihan "e-vote" dengan memanfaatkan perangkat mobile berbasis android.

"Jika KPU tahun ini telah mewacanakan e-vote melalui e-KTP pada pelaksanaan Pemilu 2014, maka kami telah memakai konsep itu sejak tahun lalu untuk memilih ketua dan wakil HIMA TI," kata mahasiswa Prodi TI PENS, Raizal Islami Nursyah Pregnanta, di Surabaya, Senin.

Bedanya, jika pada pemilihan tahun lalu digunakan konsep "just click", maka sebuah inovasi baru digunakan dalam pemilihan tahun ini yakni "just touch" dengan memanfaatkan perangkat mobile berbasis Android.

"Meski terkesan rumit, pembuatannya hanya memakan waktu selama satu setengah bulan dengan biaya minim karena hanya pengembangan," katanya.

Secara teknis, sistem dan alur pemilihan memiliki kesamaan. Ia mengaku hanya melakukan perbaikan pada beberapa kekurangan sistem sebelumnya.

"Untuk teknis Daftar Pemiliih Tetap (DPT), saya menggunakan sistem verifikasi ganda. Saya menggunakan database dari himpunan, kemudian dicocokkan dengan database dari pihak PENS agar kesalahan nama, NRP, dan sebagainya dapat diminimalkan, sehingga valid," katanya.

Pada program e-vote digunakan tiga status pemilih, yakni belum memilih (pemilih yang belum melakukan registrasi dan untuk diberi hak suaranya oleh panitia sehingga diizinkan memilih), sudah memilih (pemilih yang telah memberikan hak pilih), dan batal memilih (pemilih melewati batas waktu pemilihan yang diberikan pada program bilik dan dapat mengulangi untuk tiga kali memilih).

Untuk sistem pemilihan sendiri terdiri dari tiga program utama, yakni registrasi awal, program bilik, dan registrasi akhir.

"Pada tahap registrasi awal, program ditujukan untuk mengaktifkan status dari pemilih yang awalnya berstatus belum memilih menjadi diizinkan memilih. Tahap berikutnya, pemilih menuju bilik guna menyalurkan hak pilih terhadap kandidat," katanya.

Di bilik itu, pemilih diberi waktu selama 3 menit untuk menentukan pilihannya sebelum melakukan registrasi akhir sebagai tanda bahwa pemilih telah memberikan hak pilihnya.

"Untuk meminimalkan kebingungan pemilih maupun terbatasnya waktu memilih (3 menit/pemilih), panitia telah memberikan kesempatan kepada seluruh warga yang akan memilih untuk menjajal program melalui simulasi yang dapat dilakukan secara online pada link berikut, http://demokpu.hol.es/kpu2/," katanya.

Berbeda dengan simulasi, saat memilih bukan sembarang "username" dan "password" yang dimasukkan oleh pemilih.

"Pemilih yang merupakan mahasiswa PENS akan memasukan username email student dan password mereka masing-masing. Misalkan saja mahasiswa@eepis-its.edu dengan password 123xxx," katanya.

Ia menambahkan penggunaan "username" dan "password" itu juga merupakan bagian dari pengembangan program terdahulu, yakni pemilih harus teregistrasi pada panitia secara manual menggunakan PC terpisah, selain dari teknis pengiriman data ke server utama.

"Sebagai tambahan, untuk mendukung aplikasi sistem dan keseluruhan program, kami menggunakan jaringan lokal dimana tingkat keamanan data dapat dipantau, sedangkan untuk koneksi kami menggunakan Wi-Fi independen yang mana Wi-Fi tersebut dapat diakses oleh perangkat dan server yang telah ditunjuk," katanya.

Inovasi baru itu mendapat acungan jempol dari beberapa mahasiswa prodi lain.

"Modern dan Inovatif, apalagi jika bisa diimplementasikan dalam masyarakat luas atau setidaknya di lingkungan PENS secara keseluruhan, baik itu pemilihan PresBEM atau pilihan lainnya yang sejenis," ujar mahasiswa Teknik Mekatronika, Hanif Nurdin Fitroni.

(E011)



View the Original article

Arkeolog teliti kerangka manusia di Goa Harimau

Baturaja (ANTARA News) - Tim Arkeologi Nasional Jakarta dipimpin Prof Trauman Simanjuntak akan melakukan penelitian dan tes DNA kerangka manusia berusia ribuan tahun yang ditemukan di Goa Harimau, Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan.

Peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Wuryantari saat dikonfirmasi di sela-sela penelitian di Goa Harimau Baturaja, Senin mengatakan bahwa tes DNA yang dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi status keterkaitan kerangka manusia ditemukan dengan kehidupan masyarakat modern saat ini.

"Kami ingin mengungkap apakah kerangka manusia itu masih mempunyai hubungan kekerabatan secara ginetik dekat dengan suku masyarakat asli Ogan Komering Ulu (OKU)," katanya.

Dijelaskannya, tes DNA yang dilakukan tersebut antara lain dengan meneliti tulang kaki pada kerangka dan mengambil sempel gigi.

"Tulang sebenarnya bagus untuk diambil sampelnya, namun kondisinya harus kompak dalam artian lapisan tulang tebal tidak rapuh dan yang paling bagus adalah gigi," ungkapnya.

Ia mengemukakan, kerangka diteliti hanya empat individu dari 78 kerangka yang telah ditemukan, yaitu tengkorak sektor E11, Individu 54, 48 dan 49 karena merupakan yang paling bagus untuk diuji.

"Nanti akan kita bawa ke Jakarta untuk dianalisis kemungkinan peradabannya," kata Wuryantari.

Menurut dia, penelitian yang dilakukan tersebut sudah menggali tanah di dalam Goa Harimau dengan kedalaman lebih dari empat meter guna mencari kerangka manusia lainnya.

Hasil yang didapat, sementara ini dua kerangka terkubur serta menemukan alat-alat dan sisa pembakaran dilakukan manusia jaman dulu.

"Galian dua meter saja diperkirakan kerangka berusia 14 ribu tahun lalu, kalau kedalaman empat meter diduga kerangka manusia yang hidup 20 ribu tahun silam," ungkapnya.

Kepala Dinas Pariwisata OKU Aufa Sarkomi menyatakan tes DNA yang dilakukan diharapkan dapat mengetahui kemungkinan hubungan kerangka jaman dulu dan masa modern saat ini.

Ia mengungkapkan, sejauh ini telah menemukan sebanyak 78 kerangka manusia dari dua ras yang berbeda, yakni Ras Austronesia dan Austromelanesid.

Selanjutnya, langkah untuk pengambilan dengan tes gigi dan karbol dalam tanah salah satu cara mempermudah penelitian usia kerangka manusia," katanya.

Sementara itu, Pejabat Bupati OKU H Kuryana Aziz mengaku tidak menyangka penelitian yang dilakukan selama ini hanya kegiatan biasa saja.

"Saya kaget melihat lokasi kerangka yang ditemukan. Ini bukan hanya aset OKU tapi aset Nasional, karena temuan ini sangat berharga," ungkapnya.

Ia berharap, temuan yang didapat membuat Kabupaten OKU semakin dikenal di luar daerah bahkan mancanegara, sebab di tempat itu terdapat penemuan sangat berharga bagi peradaban manusia.***3***

(EP*M033/E001)



View the Original article

Pola aktivitas otak ayah gay sama dengan para orangtua

New York (ANTARA News) - Punya anak menyebabkan perubahan aktivitas otak pada para ibu dan ayah baru dan hasil studi terkini menambahkan bukti perubahan pola aktivitas otak serupa pada pria gay yang mengasuh anak-anak yang mereka dapat dari ibu pengganti.

Hasil studi terkini yang dipublikasikan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences menunjukkan, pola aktivitas otak para pria gay menyerupai aktivitas otak dari para ibu dan ayah baru.

Studi yang dilaporkan pada Senin (26/5) itu dilakukan di Israel dan dibangun berdasarkan hasil kerja ahli neuropsikologi Ruth Feldman dari Bar-Ilan University dan lainnya.

Menurut studi itu, otak para ibu baru menjadi hiper-reaktif ketika anak mereka menangis atau memberikan isyarat emosional yang lain.

Tidak jelas apakah pola itu merupakan hasil dari perubahan hormonal dan perubahan lain yang menyertai kehamilan atau respons terhadap pengalaman keibuan.

Untuk mencari tahu, Feldman dan koleganya merekam 89 ibu dan ayah baru berinteraksi dengan bayi mereka di rumah.

Mereka kemudian mengukur aktivitas otak para orangtua saat menyaksikan rekaman video itu di tabung MRI, dan melakukannya lagi (untuk membangun data dasar) saat menyaksikan video tanpa anak-anak mereka di dalamnya.

Pada 20 ibu dalam studi itu, semua pengasuh utama, melihat bayi-bayi mereka memicu peningkatan aktivitas bagian otak yang memproses emosi, khususnya dalam struktur yang disebut amygdala, yang lima kali lebih aktif dari normal.

"Ini adalah daerah yang secara tidak sadar merespons tanda-tanda kebutuhan bayi, dan itu berasal dari emosi mendalam saat melihat bayi mereka," kata Feldman.

Pada 21 ayah heteroseksual - yang sangat terlibat dalam pengasuhan bayi dengan istri sebagai pengasuh utama - melihat bayi meningkatkan aktivitas sirkuit kognitif, khususnya pada struktur yang menafsirkan tangisan bayi dan isyarat non-verbal lain.

Bagian otak inilah yang menggeliatkan makna "saya akan menjerit" dan yang berarti "salini aku."

Aktivitas otak 48 ayah gay yang mengasuh anak bersama pasangan mereka terlihat seperti ibu sekaligus ayah.

Sirkuit emosional mereka sama aktifnya dengan para ibu dan sirkuit penafsiran mereka menunjukkan kesamaan aktivitas dengan para ayah heteroseksual.

Idealnya para ilmuwan akan melakukan pencitraan syaraf pada pria dan perempuan sebelum dan sesudah mereka menjadi orangtua untuk menunjukkan secara pasti bahwa peningkatan aktivitas terjadi mengikuti kedatangan bayi dan tidak ada sebelumnya.

Namun sampai mereka bisa melakukan itu, Feldman meyakini adanya tanda-tanda kegiatan pengasuhan pada otak.

Satu petunjuk: pada ayah gay ada jalur komunikasi ekstra antara struktur emosi dan kognitif otak dan hal ini tidak terjadi pada ayah heteroseksual.

Semakin lama seorang pria menghabiskan waktu menjadi pengasuh utama, semakin besar keterhubungannya. Ini tampak seperti melakukan dua peran pengasuhan sekaligus membuat otak memadukan struktur yang diperlukan untuk melakukan keduanya.

"Otak ayah sangat plastis. Ketika ada dua ayah, otak mereka harus merekrut kedua jaringan, emosional dan kognitif, untuk pengasuhan yang optimal," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Hasil penelitian tersebut bisa memunculkan perdebatan tentang apakah pria gay diperbolehkan mengadopsi anak.

Saat ini banyak lembaga adopsi Amerika Serikat tidak mau bekerja dengan pasangan sejenis dan beberapa negara bagian melarang mereka mengadopsi.



View the Original article

Arkenas temukan kerangka ibu dan anak purba di Sumsel

Baturaja (ANTARA News) - Tim Arkeologi Nasional (Arkenas) Jakarta dalam penelitian di Goa Harimau Desa Padang Bindu, Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan (Sumsel), menemukan kerangka manusia purba diduga ibu dan anak terkubur dalam satu lubang yang sama.

"Ini sangat menarik dan mempunyai cerita yang sangat mengharukan karena posisi kerangka sang ibu memeluk anaknya di atas perut," kata Prof Trauman Simanjuntak di dampingi Kepala Dinas Pariwisata Ogan Komering Ulu (OKU) Aufa Sarkomi di Goa Harimau Baturaja, Selasa.

Dikatakannya, hasil temuan kerangka diduga ibu dan anak tersebut merupakan salah satu penemuan dari 78 kerangka yang ditemukan di Goa Harimau.

Menurut dia, ada 78 kerangka manusia purba yang ditemukan diperkirakan hidup di zaman antara 3.000 hingga 14.000 tahun silam berasal dari dua ras berbeda, yaitu Ras Austronesia dan Austromelanesid.

"Bahkan, kemungkinan kerangka manusia purba itu hidup di zaman 20.000 tahun silam, sebab galian dua meter saja diperkirakan berusia 14.000 tahun. Sekarang kami sudah menggali kedalaman lebih dari empat meter," ungkapnya.

Sementara itu, Aufa mengemukakan, saat Tim Pusat Penelitian Arkenas akan melakukan tes deoxyribonucleic acid (DNA) beberapa kerangka manusia purba ditemukan guna mengidentifikasi status keterkaitan kerangka manusia yang telah ditemukan dengan kehidupan masyarakat modern saat ini.

"Tes DNA yang dilakukan untuk mengetahui apakah individu kerangka dua ras tersebut memiliki hubungan keterkaitan, bahkan bukan tidak mungkin kerangka mempunyai hubungan suku asli Kabupaten OKU," ujarnya.

Ia menjelaskan, tes DNA yang akan dilakukan tersebut, antara lain dengan meneliti tulang kaki pada kerangka dan mengambil sampel gigi.

"Diharapkan tes DNA dapat mengetahui kemungkinan ada hubungan dengan kerangka jaman dahulu dengan manusia yang hidup di jaman modern," demikian Trauman Simanjuntak.
(T.EP*M033)



View the Original article

Monday, May 26, 2014

Pencucian batu bara dengan 'Chance Cone' kurangi abu

Bandung (ANTARA News) - Metode pencucian batu bara menggunakan Chance Cone dengan media hematit, dapat mengurangi kadar abu batu bara dari tambang, yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, kata Peneliti Pusdiklat Minerba Pusat Teknologi Mineral Batu bara, Wanda Adinugraha.

"Kadar abu batu bara dari tambang yang relatif tinggi jika dibiarkan dapat merusak lingkungan," kata Wanda di Bandung, Minggu.

Menurut Wanda, pencucian batu bara menggunakan Chance Cone relatif murah sehingga sangat mungkin untuk dilakukan. Selain murah penggunaan hematit sebagai media juga sangat efektif karena dapat digunakan dalam jumlah kecil dengan hasil yang baik.

"Hematit dipilih karena memiliki derilitas tinggi sehingga bisa digunakan dalam jumlah kecil dengan hasil yang cukup baik," katanya.

Ia menjelaskan proses pencucian batu bara dengan menggunakan Chance Cone cukup mudah untuk dilakukan. Hematit sebagai media pencucian diremukkan dan digerus terlebih dahulu kemudian dilakukan analisis ayak. Selanjutnya hematit dicuci untuk kemudian dianalisis kembali.

"Persiapan media ini merupakan salah satu proses penting sebelum pencucian batu bara dilakukan," kata Wanda.

Lebih lanjut ia menjelaskan setelah persiapan media hematit selesai proses pencucian kemudian dilanjutkan dengan pemrosesan batu bara. Batu bara dimasukkan ke dalam mesin penghancur untuk kemudian diayak dan dimasukkan kembali ke dalam mesin penghancur.

Setelah itu dilakukan pengayakan kembali dan dilakukan uji endap-apung dan kemudian disimpan.

Chance Cone terdapat sebuah pengaduk yang berfungsi menjaga stabilitas media. Di dalam Chance Cone juga ditambahkan sebuah pengumpan sehingga kecepatan adukan menjadi konstan.

"Semakin tinggi kesepatan aduk dan semakin halus umpan maka akan semakin tinggi kadar abu yang dihasilkan," kata Wanda menambahkan.

(S033)



View the Original article

SmartRunway/SmartLanding, penuntun cerdas pesawat terbang

Phoenix, Arizona (ANTARA News) - Pada 22 Desember 2009, satu pesawat
terbang Boeing B-737-800 lepas landas dari Miami, Florida, menuju
Kingston, Jamaika, dengan 148 pemakai jasa penerbangan di dalam kabinnya
dan enam awak pesawat terbang.

Setelah melaporkan cuaca yang penuh
turbulensi dan pesawat terbang "terbanting-banting" di udara, B-737-800
itu mendarat overshoot, menabrak pagar bandara, dan meluruk ke jalan raya hingga ke tepi Laut Karibia!

Boeing
B-737-800 itu pecah menjadi tiga bagian, melukai banyak orang di
dalamnya, dan menjadi salah satu kecelakaan buruk di tepi Laut Karibia
itu.

Informasi dari flight data recorder, pilot tidak touch down untuk
mendarat hingga 4.000 kaki dari panjang keseluruhan 8.900 kaki landas
pacu Kingston itu. Pilot-pilot dilatih untuk mendaratkan pesawat
terbangnya 1.000 kaki dari pangkal landas pacu, di wilayah touch down -- awam mengenalnya sebagai bagian ujung landasan yang banyak bekas-bekas jejak rodanya.

Secara umum, teknologi pembantu pendaratan itu adalah Instrumental Landing System,
berupa pemancar yang memberi sinyal-sinyal peringatan bagi pilot,
apakah dia sudah ada di jalur dan ketinggian serta arah dan sikap
pendaratan yang benar pada landasan dimaksud.

Sistem ini sangat luas
diterapkan di seluruh dunia dan paling umum dijumpai; di dalam pesawat
terbang, sudah jamak dipasangi transponder pemancar dan penerima sinyal
itu.

Berdasarkan studi panjang tentang data insiden dan aksiden
serta kecenderungan yang terjadi, maka dikembangkanlah sejumlah
teknologi penolong navigasi dan perilaku penerbangan pesawat terbang
yang membantu pilot menerbangkan wahana udaranya secara lebih aman dan
meninggikan keselamatan penerbangan itu.

Honeywell Aerospace,
sebagai bagian dari Honeywell International yang khusus bergelut di
teknologi dan instrumen penerbangan sipil dan militer, telah melakukan
hal serupa. Teknologi itu dinamakan SmartRunway/SmartLanding System.

Teknologi ini lebih canggih ketimbang dua jenis teknologi yang selama ini diterapkan, katakanlah Enhanced Ground Proximity Warning System (EGPWS - memperingatkan pilot kemungkinan menabrak ketinggian darat selama mengudara, semisal gunung dan bukit) dan Traffic Collition Avoidance System
(TCAS - memperingatkan pilot akan kemungkinan dia menabrak atau
ditabrak atau salah jalur pada proses pendaratan hingga parkir dan
sebaliknya; hanya di darat).

Dalam kunjungan ke Honeywell's Flight Test Department di Phoenix Sky Harbour Airport (PHX), Arizona, Amerika Serikat, pada pekan ketiga Mei ini, antaranews.com
merasakan langsung uji coba instrumen EGWPS dan TCAS dalam keadaan sebenarnya di
udara Arizona dan Colorado yang kering dan panas.

Bagian Pegunungan
Rocky menjadi sebagian dari arena pengujian di ketinggian cukup rendah,
hanya sekitar 4.500 kaki dari permukaan laut saja.

Pesawat uji
yang dipergunakan juga bukan pesawat uji berusia muda seperti diduga,
melainkan Convair 580 bernomor registrasi N580HW keluaran Januari 1952
yang dibeli Honeywell Aerospace pada 1999 dari AlliedSignal, sesudah
sebelumnya dimiliki United Airlines. Mesinnya kemudian diganti dengan
jenis dan tipe mesin yang sama dengan yang menggerakkan P-3C Orion dan
C-130H Hercules.

Penguatan kerangka dan perubahan
interior dilakukan di sana-sini untuk menempatkan sejumlah pilot uji dan
ilmuwan yang akan menguji performansi berbagai intrumen penerbangan
produksi Honeywell Aerospace itu. Ada "meja" dan kompartemen khusus
untuk menguji TCAS atau EGWPS, juga sistem navigasi dan avionika untuk
Airbus A-380, dan lain-lain. Semuanya bisa diubah sesuai konfigurasi
diperlukan.

Pada terbang uji TCAS dan EGWPS itu, Kepala Pilot
Uji Honeywell Aerospace, Markus Johnson, memimpin penerbangan selama 45
menit dimulai pada pukul 09.43 waktu setempat. Mesin yang sangat kuat
dengan didorong bilah baling-baling serupa yang dipakai di C-130H Hercules, memudahkan semuanya, Convair 580 bisa segera meraih ketinggian jelajah pada penerbangan uji, 21 Mei lalu itu.

Peringatan berupa kata-kata lisan dan tertulis "terrain.. terrain… terrain… pull up… pull up…
" kerap terdengar begitu bagian pesawat terbang uji berkelir putih dan
semburat strip merah berada pada posisi ketinggian sekitar 1.000 kaki
dari obyek berupa bukit-bukit batu yang tajam dan menjulang begitu saja.

Johnson masih beberapa kali lagi mencoba lebih dekat pada "obyek" itu untuk lebih meyakinkan perangkat Terrain Avoidance System
sebagai bagian dari TCAS yang diuji pada kondisi nyata itu bisa bekerja
baik. Begitu dia lakukan berulang kali dalam berbagai skenario
penerbangan.

Begitu juga saat EGWPS dicoba pada proses lepas
landas dan mendarat serta taxi di bandar udara yang cukup padat
penerbangan domestiknya itu. Berulang kali indikator di kokpit pesawat
terbang dan pada instrumen kalibrasi menunjukkan peringatan kepada pilot
untuk menghindarkan kecelakaan penerbangan di darat itu.

"Pada
prinsipnya, visi dan misi kami di departeman ini adalah meningkatkan
performansi manusia pengawak, daya terima awak atas teknologi baru,
memperbaiki prosedur dan proses pendidikan pengawak penerbangan, dan
terus berinovasi mengembangkan rancangan instrumen dan prosedur ke arah
sana," kata Johnson, setelah Convair 580 mendarat di landas pacu 090-270
Phoenix Sky Harbour (PHX) itu.

Penerbangan tadi, kata dia,
membuktikan segala sesuatu tentang instrumen penerbangan harus berfungsi
sempurna sebelum dioperasikan operator penerbangan. "Lebih jauh lagi
kami terus mengujikan berbagai sistem yang kami kembangkan, di antaranya
SmartRunway, sebagai generasi berikut dari Honeywell Runway Awareness and Advisory System alias RAAS, yang memberi peringatan aktual dari detik ke detik kepada pilot secara grafis tiga dimensi dan suara," katanya.

Sejak
1990, operator dan regulator penerbangan semakin menuntut pengoperasian
penerbangan yang lebih tinggi kualitas keselamatannya. Dari semua jenis
kecelakaan penerbangan, data dari NTSB dan studi internal Honeywell
Aerospace menunjukkan, hal itu paling banyak terjadi di seputaran proses
pendaratan/lepas landas, dan juga pada proses taxi dan sesudahnya.

SmarRunway/SmartLanding System
merupakan satu perangkat lunak yang bisa meningkatkan EGWPS (terakhir
ini menjadi standar instrumen pada semua produk Boeing seri terkini).
Jika pilot mengarahkan matanya ke layar monitor utama di atas tuas
kendali, maka dia akan mendapat data visual titik penerbangan dan
peringatan posisinya secara grafis dari detik.

Komputer akan
memberi peringatan "jatah" dia melakukan touch down pada landasan
dimaksud secara akurat disesuaikan dengan spesifikasi dan performansi
serta tipe pesawat terbang yang dia kendalikan.

"Proses akhir pendaratan menentukan sekali. Peringatan apakah flaps
sayap utama telah dikeluarkan pada besaran sudut yang pas atau belum
pas, sudut pendaratan, ketinggian disesuaikan arah angin, kecepatan
pesawat terbang, hingga stabilitas dan lain sebagainya disampaikan dari
detik ke detik secara akurat," kata Johnson.

Misalnya, kata-kata "too high" atau "too low" dan "flaps" atau "unstable"
akan terpampang di layar monitor head up display utama kokpit jika pesawat terbang ada dalam keadaan itu sehingga
pilot bisa mengantisipasi dan mengoreksi sejak beberapa waktu
sebelumnya.

Dia memberi contoh subsistem SmartRunway/SmartLanding yang sebelumnya diujikan pada Boeing B-747-8 yang dilengkapi RAAS Stroked Caution Message dan RAAS Raster Caution Message.

Pilot
diberikan data secara grafis yang sangat mudah dipahami pesannya,
tentang berbagai data penerbangan yang diperlukan saat dia final
approaching
ke landas pacu serta lingkungan sekitarnya. "Arah dia
'masuk' akan dikoreksi dari detik ke detik sesuai perkembangan terakhir.
Ini sangat kritikal dalam proses pendaratan," kata Johnson.

Pilot bisa juga menentukan modifikasi arah dan sikap penerbangan pesawat terbangnya setelah mendapat data akurat dari SmartRunway/SmartLanding ini. Misalnya, pada flight plan disebutkan rute yang diambil pilot adalah mendarat pada ketinggian dan arah tertentu untuk mencapai area touch down di landas pacu suatu bandar udara.

Ternyata
dalam perkembangan penerbangan itu, terdapat perubahan cuaca dan arah
angin serta ada pasokan data lain. Maka kemudian pilot bisa segera
mengambil keputusan "memodifikasi" sikap penerbangannya setelah
berkomunikasi dengan instrumen EGWPS-SmartRunway/SmartLanding, TCAS, dan menara kendali bandar udara.

Indonesia
yang semakin tumbuh industri penerbangannya memerlukan standar
keselamatan dan keamanan penerbangan yang makin tinggi. Apalagi industri
penerbangan adalah bisnis yang paling sarat regulasi dan standar
internasional di Bumi yang makin tidak mengenal batas.



View the Original article

Batan nantikan presiden baru lanjutkan PLTN

Kuta (ANTARA News) - Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) menantikan presiden Indonesia yang baru untuk melanjutkan proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir di Serpong, Tangerang Selatan, Jawa Barat.

"Proposal dan blue print sudah kami bikin. Teknologi itu aman. Tinggal pemerintah yang baru nanti mau melanjutkan atau tidak?" kata Kepala Batan Djarot Sulistio Wisnubroto seusai membuka Regional Cooperation Agreement Review Meeting International Atomic Energy Agency (IAEA) di Kuta, Bali, Senin.

Batan telah menetapkan pembangunan reaktor daya eksperimen atau PLTN berskala kecil yang berkapasitas 10 megawatt di Serpong. "Namun kalau ternyata presiden baru punya pilihan tempat lain, silakan," ujarnya.

Dalam cetak biru yang diajukan kepada pemerintah itu, Batan juga menjelaskan bahwa reaktor nuklir tidak hanya untuk energi listrik, melainkan juga untuk kegiatan industri lain, seperti pemeriksaan kilang minyak dan kegiatan desalinasi atau mengubah air laut menjadi air tawar sehingga aman untuk dikonsumsi.

Oleh sebab itu, Batan sangat berharap presiden mendatang harus memiliki pemahaman bahwa energi menjadi tulang punggung kemajuan kesejahteraan bangsa.

"Pemerintah yang akan datang harus punya visi itu. Minyak dan gas serta batu bara ada batasnya, sedangkan energi nuklir belum termanfaatkan secara maksimal," kata Djarot.

Ia menyebutkan bahwa Indonesia menyimpan potensi produksi uranium sebanyak 60 ribu hingga 70 ribu ton yang tersebar di Bangka Belitung, Kalimantan Barat, Sulawesi Barat, dan Papua.

"Namun untuk sementara ini kita beli uranium karena lebih murah. Kita mencoba meniru China yang membeli batu bara ke kita, padahal mereka punya banyak batu bara," katanya.

Uranium yang didatangkan Indonesia itu berasal dari Rusia, Prancis, Kazakhstan, dan Afrika Selatan. "Tantangan kita selama ini ada di lapangan. Masyarakat masih takut (terkena radiasi)," kata Djarot.

Dari segi sumber daya alam dan sumber daya manusia bidang energi nuklir di Indonesia tidak kalah dengan negara-negara lainnya. "Kita punya Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir. Sekitar 90 persen lulusannya terserap di industri," ujarnya.

Demikian pula dari segi infrastruktur, Indonesia jauh lebih siap mengembangkan energi nuklir dibandingkan dengan negara lain. Selain Batan yang sudah berusia 55 tahun dan Undang-Undang Nuklir, Indonesia juga memiliki Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten).

"Kalau tidak segera mengembangkannya, kita bisa menyesal. Apalagi negara-negara tetangga sudah memulainya," kata peneliti Batan, Sugiarto, menimpali.



View the Original article

Saturday, May 24, 2014

LIPI AKAN BANGUN KEBUN RAYA DI WAKATOBI

LIPI Akan Bangun Kebun Raya di Wakatobi
Minggu, 25 Mei 2014

Bisnis.com, WAKATOBI - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) berencana membangun kebun raya di Wakatobi, Sulawesi Tenggara (Sultra), kata Bupati Wakatobi Hugua di Wangiwangi, Sabtu (24/5/2014).

"LIPI berencana membangun kebun raya di Wakatobi itu telah kami terima saat penandatanganan kerja sama LIPI - Pemkab Wakatobi di bidang penelitian di Bogor pada 19 Mei," katanya.

Sebagai Bupati Wakatobi, Hugua sangat mengapresiasi rencana LIPI tersebut. Menurutnya, kehadiran kebun raya akan semakin memperkuat posisi Wakatobi sebagai Pusat Biodiversity Bumi di kawasan segitiga terumbu karang dunia.

"Pemkab sudah menetapkan visi membangun Wakatobi sebagai Pusat Biodiversity Bumi pada 2025," katanya.

Diharapkan, ujarnya, kehadiran kebun raya yang akan ditanami berbagai jenis pohon seperti yang ada di Kebun Raya Bogor, visi membangun Wakatobi menuju terwujudnya pusat biodiversity bumi pada tahun 2025 dapat tercapai dengan mudah.

"Kami sudah menyiapkan lahan seluas satu hektare untuk pembukaan awal dari kebun raya itu," katanya.



» Arsip
» Diakses : 6 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI SEMARAKKAN PEKAN INOVASI SUMUT 2014 DI GSG

LIPI Semarakkan Pekan Inovasi Sumut 2014 di GSG
Sabtu, 24 Mei 2014

MedanBisnis-Medan. Pekan Inovasi Sumatera Utara kembali digelar di tahun 2014 yang digelar PT Chamiko Loyalindo bekerja sama dengan Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut, tepatnya di Gedung Serbaguna (GSG), Jalan Willem Iskandar Medan, 21-25 Mei 2014.

Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), salah satu lembaga inovasi terkemuka di Indonesia, ikut menyemarakkan even yang menjadi sarana promosi keunggulan Sumut itu.

LIPI sendiri mengisi kegiatan itu, Sabtu (24/5), dengan mempertemukan antara peneliti, pihak industri dan pemerintah daerah atau institusi lainnya dalam menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan hasil penelitian LIPI.

"Rencananya dibuka Pak Gubsu besok (hari ini-red) dan dihadiri Deputi Pengendalian dan Pelaksanaan BKPM RI, M Azhar Lubis," kata Kepala BPMP Sumut Purnama Dewi didampingi Direktur Utama PT Chamico Loyalindo, Beta Dennis, kepada wartawan di Medan, Selasa (20/5).

Hampir 100 pesera selain LIPI, ikut di ajang tahunan itu, diantaranya 19 SKPD Pemprovsu, sejumlah SKPD kabupaten/kota di Sumut dan Sumbar, Jateng, NTB dan Denpasar, sejumlah kementerian dan institusi BUMN seperti PGN, SKK Migas, perguruan tinggi seperti USU, Unimed, Politeknik Del Tobasa, UMA, IT&B, STIPAP.

"Pekan inovasi ini tujuan intinya dalam rengka mempromosiklan potensi-potensi investasi dari berbagai sektor, di samping mengembangkan inovasi-inovasi yang ada di berbagai sektor," kata Purnama Dewi.

Ada juga kuliner, pariwisata, pertanian, pendidikan, kesehatan dan ragam sektor lainnya, yang diharapkan akan semakin bertumbuh lagi dunia usaha di Sumut, yang pada akhirnya dapat mendorong terwujudnya Sumut sejahtera dan berdaya saing.

Dirut PT Chamico Loyalindo Beta Dennis menambahkan, disiapkan juga kegiatan pendukung, yakni talkshow investasi, perbankan dan pendidikan. Selain itu, digelar juga acara indie school festival band dan kesenian daerah.

"Para pelaku bisnis diharapkan ada kontak bisnis. Dan kalau untuk pelajar dan mahasiswa, kita berharap ada niat mereka berwira usaha. Dan bagi masyarakat umum, minimal mereka tau potensi-potensi unggulan," kata Beta Dennis.

Untuk itu, lanjutnya, dia mengarapkan kehadiran masyarakat Sumut menyaksikan Pekan Inovasi Sumut 2014 itu tanpa dipungut biaya masuk alias gratis. (benny pasaribu)



» Arsip
» Diakses : 15 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PEMPROV SUMUT TERTARIK APLIKASIKAN HASIL-HASIL RISET LIPI

Pemprov Sumut Tertarik Aplikasikan Hasil-Hasil Riset LIPI
Sabtu, 24 Mei 2014

(Medan Humas LIPI). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut) mengapresiasi berbagai hasil penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) yang tersaji dalam gelaran pameran bertajuk "Pekan Inovasi Sumatera Utara Ke-2 Tahun 2014" pada 21 -25 Mei 2014.

Pihak Pemprov pun tertarik untuk mengaplikasikan sejumlah riset LIPI yang cocok di wilayah Sumatera Utara. Kami tertarik tentang microalgae yang bisa untuk bahan baku obat, kosmetik, dan lainnya. Mungkin ini bisa dikembangkan di sini (Sumut), ungkap Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho tatkala mengunjungi stand pameran LIPI, Rabu (21/5) lalu, di Kompleks Gedung Serba Guna Medan Sumut.

Tak hanya itu, Gatot juga tertarik berbagai hasil riset LIPI yang berkaitan dengan kelapa sawit. Sebab, salah satu potensi di Sumut adalah perkebunan kelapa sawit.

Dr. Sasa Sofyan Munawar, Peneliti Pusat Inovasi LIPI menyambut baik antusiasme gubernur tersebut dan pihaknya siap memfasilitasi kerja sama antara kedua pihak. Kami akan menindaklanjutinya dengan pertemuan antara LIPI dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangda) Pemprov Sumut, tandasnya.

Dikatakan Sasa, LIPI sendiri selama ini telah menjalin kerja sama bidang riset dengan berbagai pemerintah daerah di kawasan Pulau Sumatera, seperti Pemprov Riau, Bengkulu dan sebagainya.

Pameran Tahunan

Sementara itu, Ketua Panitia Pekan Inovasi Sumut sekaligus Kepala Badan Penanaman Modal dan Promosi (BPMP) Sumut Purnama Dewi menuturkan, Pekan Inovasi kali ini merupakan ajang pameran tahunan yang digelar untuk kedua kalinya.

Hampir 100 pesera selain LIPI, ikut di ajang tahunan itu, diantaranya 19 SKPD Pemprov Sumut, sejumlah SKPD kabupaten/kota di Sumut dan Sumbar, Jateng, NTB dan Denpasar, sejumlah Kementerian dan institusi BUMN seperti PGN, SKK Migas, perguruan tinggi seperti USU, Unimed, Politeknik Del Tobasa, UMA, IT&B, STIPAP, jelasnya.

Penyelenggara kegiatan tersebut adalah BPMP Sumut bekerja sama dengan PT Chamiko Loyalindo. LIPI sendiri mengisi kegiatan ini dengan mempertemukan antara peneliti, pihak industri dan pemerintah daerah atau institusi lainnya dalam menjajaki potensi kerja sama pemanfaatan hasil penelitian LIPI.

Dalam pameran itu, LIPI menampilkan beragam hasil risetnya. Sebut saja, di antaranya budidaya microalgae, jati platinum, lemofit, ubi kayu mentega lokal kaya bekaroten dan protein, apartemen udang galah, tepung cassava, super sorghum, tensilat (obat tradisional penurun hipertensi), buku-buku ilmu sosial dan keanekaragaman hayati, serta berbagai booklet maupun leaflet tentang LIPI. (pw)



» Arsip
» Diakses : 41 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

MOJOPAHIT DAN KAWISTA, DAYA TARIK STAND LIPI DI IBEX 2014 SURABAYA

Mojopahit dan Kawista, Daya Tarik Stand LIPI di IBEX 2014 Surabaya
Sabtu, 24 Mei 2014

(Surabaya Humas LIPI). Beragam biji dan buah pun terangkai secara apik dan indah di depan stand pameran Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Setidaknya ada 22 jenis biji-bijian (pabaceae dan palmae) dan 39 jenis buah tersusun dalam rangkaian memanjang ke atas tersebut.

Ya, rangkaian itulah yang menjadi daya tarik pengunjung Indonesia Biodiversity Expo (IBEX) 2014, di Royal Plaza Surabaya Jawa Timur untuk mampir ke stand LIPI. Mojopahit dan kawista merupakan dua buah di antara rangkaian itu yang paling banyak menarik minat pengunjung untuk bertanya dan mengamati lebih detil.

Selain karena nilai historisnya, pemandu sekaligus peneliti Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Tumbuhan (BKT) Kebun Raya (KR) Purwodadi LIPI Fauziah, M.Sc. menuturkan bahwa banyak pengunjung yang bertanya khasiat buah Mojopahit.

Mojopahit yang sudah kering biasanya dimanfaatkan sebagai wadah, sedangkan buahnya sendiri sedang dikembangkan sebagai obat, terangnya.

Sedangkan pertanyaan pengunjung terkait Kawista, lanjutnya, karena kebanyakan orang menganggap Kawista sama dengan buah Mojolegi. Padahal, buah itu berbeda.

Sementara itu, Trimanto, M.Si., pemandu lainnya yang juga peneliti UPT BKT KR Purwodadi LIPI menambahkan bahwa pihaknya memang secara sengaja membuat model rangkaian biji yang ditata dengan unik agar menarik perhatian pengunjung. Segala macam biji-bijian tersebut diperoleh langsung dari area Kebun Raya Purwodadi, imbuhnya.

Dalam ajang IBEX 2014 yang digelar selama empat hari dari tanggal 22 hingga 25 Mei 2014 ini, LIPI tak hanya menampilkan rangkaian biji dan buah-buahan saja. Ada pula tanaman maupun hasil riset lainnya, seperti Gaharu, Prototype Reaktor Biohidrogen, Jati Platinum, Pupuk Cair Beyonic, Pupuk Bioposka, buku-buku terkait keanekaragaman hayati, tepung Mocaf, dan beberapa hasil penelitian lain.

Materi-materi tersebut dibawa dari Pusat Penelitian Biologi LIPI, Pusat Konservasi Tumbuhan KR Bogor LIPI, UPT BKT KR Cibodas LIPI, UPT BKT KR Purwodadi LIPI, UPT BKT KR Eka Karya Bali, Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI, dan Pusat Penelitian Biomaterial LIPI.

Untuk penyelenggaraan IBEX sendiri, kegiatan itu secara resmi dibuka oleh Lani, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur. Dalam sambutannya, ia berharap pameran ini dapat bermanfaat untuk Kota Surabaya dan mendukung langkah pembangunan yang mengarah kepada ekonomi hijau (green economy).

Kepala Bidang Jasa Informasi PKT KR Bogor LIPI Sofi Mursidawati, M.Sc yang turut serta dalam pameran tersebut menambahkan bahwa dalam pameran ini, LIPI ingin menunjukkan hasil karya dari Kedeputian Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati. Eksplorasi dan konservasi tumbuhan yang dilakukan LIPI merupakan langkah yang mendukung program bioresources untuk pembangunan ekonomi hijau, tutupnya. (de)



» Arsip
» Diakses : 8 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Friday, May 23, 2014

SMK di Malang kembangkan pesawat berpenumpang

Malang (ANTARA News) - Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Mulia Kabupaten Malang, Jawa Timur, segera mengembangkan pesawat berpenumpang manusia yang diberi nama Human X dari prototipe heksacopter yang telah dikembangkan sebelumnya.

"Ke depan kami akan mengembangkan Human X yang berpenumpang manusia," kata pengajar SMK Budi Mulia sekaligus pengembang heksacopter Wiyono di Malang, Jumat.

Ia bersama sejumlah siswa didiknya mulai memantapkan riset terkait dengan pesawat penumpang itu dalam Tempat Pelatihan Keterampilan Usaha (TPKU) di SMK Budi Mulia.

Pesawat itu ke depan akan digunakan untuk kepentingan pemetaan, fotografi, penelusuran wilayah pascabencana, hingga pesawat pengintai.

"Menggunakan teknologi robotik yang kami riset sejak dua tahun lalu," katanya.

Pihaknya mengembangkan riset pesawat tersebut awalnya karena ingin memberikan peluang bagi siswanya agar bisa menerapkan ilmu yang mereka dapatkan secara aplikatif.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Budi Mulia membuka dua jurusan, yakni multimedia dan teknik komputer dan jaringan dengan siswa mencapai 258 orang yang terbagi dalam sembilan kelas.

"Kami berharap suatu saat ini bisa diproduksi massal sebagai salah satu karya anak desa yang membanggakan," katanya.

Selama ini, pihaknya sudah mengembangkan pesawat tanpa awak heksacopter yang mampu terbang hingga ketinggian 2 km dari permukaan tanah dan merekam keadaan sampai jangkauan 1--2 km (retour point).

Pesawat heksacopter sekaligus mampu merekam dalam format JPEG maupun video bahkan dipantau secara langsung melalui monitor di darat dan dikendalikan dengan remote/tablet serta diposisikan dengan Google map.

Pesawat heksacopter seri BM 01X karya siswa SMK Budi Mulia bahkan pernah menjuarai beberapa kompetisi bergengsi, di antaranya Juara I Bidang Teknologi Lomba Jawara SMK 2013.

Sekolah itu sebelumnya pernah menerima dana perkuatan modal TPKU dari Kementerian Koperasi dan UKM sebesar Rp100 juta hingga tercatat telah mampu melahirkan sejumlah lulusan wirausahawan yang mandiri.

"Banyak alumnus yang menyediakan jasanya dan buka usaha sendiri dari mulai video shooting hingga reparasi elektronik," katanya.
(H016)



View the Original article

NASA luncurkan "selfie global" pada Hari Bumi

New York (ANTARA News) - Badan Antariksa Amerika Serikat NASA meluncurkan "selfie global"-nya Kamis waktu setempat atau Jumat WIB, yang adalah mosaik untuk lebih dari 36.000 foto yang diunggah ke media sosial yang memperlihatkan manusia dan tempat di seluruh dunia dalam rangka memperingati Hari Bumi, demikian NASA seperti dikutip Reuters.

NASA meminta orang-orang pada Hari Bumi 22 April untuk mengunggah foto-foto dalam hashtag #GlobalSelfie ke situs-situs media sosial seperti Facebook, Twitter dan Instagram.

Para pengguna dari setiap benua dan 113 negara atau kawasan, termasuk Antartika, Yaman dan Peru, telah tergabung di sini.

Setelah berminggu-minggu mengumpulkan dan mengkuratori lebih dari 50.000 ajuan, maka apa yang disebut "selfie global" ini diluncurkan.

"Kami kewalahan menghadapi orang yang berperan serta dari begitu banyak negara. Kami sangat berterimakasih bahwa orang-orang telah meluangkan waktu untuk merayakan planet kita ini secara bersama-sama, dan kami menunggu semua orang untuk ambil bagian sebagai pemandu yang baik mengenai Bumi kita yang berharga ini," kata Peg Luce, wakil direktur Divisi Sains Bumi NASA.

Mosaik yang dapat dibesarkecilkan (di-zoom) berkekuatan 3,2 megapiksel ini memperlihatkan ratusan ribu gambar-gambar terpilih yang diatur menyerupai Bumi ketika muncul pada satelit cuaca Suomi National Polar-orbitting Partnership yang mengorbiti planet Bumi pada Hari Bumi. (http://www.nasa.gov/content/goddard/2014-globalselfie-wrap-up/#.U36H_Ch7Tms).

NASA memiliki 17 satelit pengamat Bumi di orbit, dan lebih dari lima misi untuk mengumpulkan data mengenai planet Bumi akan diluncurkan tahun ini, kata NASA.

Lembaga antariksa AS tersebut mengatakan ini akan menjadi langkah pertama kalinya dalam lebih dari satu dekade terakhir bahwa begitu banyak misi sains Bumi milik NASA telah diluncurkan dalam satu tahun, demikian Reuters.



View the Original article

Thursday, May 22, 2014

UI luncurkan Laboratorium Bioimaging pertama di Indonesia

Depok (ANTARA News) - Universitas Indonesia (UI) meluncurkan UI-Olympus Bioimaging Center yang merupakan laboratorium rujukan nasional dengan teknologi mutakhir di bidang Live Cellimaging dan merupakan yang pertama di Indonesia.

"UI-Olympus Bioimaging Center merupakan pusat Bioimaging pertama di Indonesia yang didirikan atas kerjasama UI dengan Olympus Singapore," kata Kepala Kantor Komunikasi UI Farida Haryoko, di Depok, Rabu.

Ia mengatakan laboratorium serupa telah dibangun di Institute of Medical Biology (IMB) the Olympus Microscopy Suite Singapore, Olympus Bioimaging Center (OBC) Mahidol University dan University Putra Malaysia (UPM)-Olympus Live Cell Imaging Suite.


UI-Olympus Bioimaging Center
dilengkapi dengan Research Inverted Microscope (IX73); Biological Confocal Laser Scanning Microscope (FV 1200); Confocal Laser Scanning Biological Microscope For Live Cell Time-Lapse Imaging with an Incubator and a Water-Immersion Objective (FV10i-LIV) serta image analysis and processing.

"Perangkat Bioimaging sangat mendukung kegiatan riset sel punca, rekayasa jaringan, pengembangan vaksin, pengembangan herbal medicine, biomaterial, bioproses dan riset-riset yang memerlukan pengamatan melalui interaksi live cell," katanya.

Menurut dia agar para periset dapat menguasai pemakaian alat-alat laboratorium tersebut, UI melalui Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) berinisiasi menggelar pelatihan sebanyak empat kali yang akan dibawakan oleh para ahli Olympus.

Lebih lanjut ia mengatakan sejalan dengan visi dan misi UI untuk menjadi universitas riset, melalui pendirian UI-Olympus Bioimaging Center diharapkan dapat mendukung terwujudnya aktivitas integration, excellence dan enterprising. Karena laboratorium dan perangkatnya merupakan salah satu bagian yang penting untuk mendayagunakan SDM atau sivitas akademika UI dalam kegiatan akademik, pengajaran, riset dan pengabdian masyarakat.


UI-Olympus Bioimaging Center
berada di lantai tiga gedung Integrated Laboratory and Research Center (ILRC) yang merupakan sebuah gedung khusus yang disiapkan sebagai sarana kegiatan riset yang dikelola oleh DRPM UI.

"Pengembangan laboratorium ini merupakan kerjasama serta upaya jaringan kerja yang dikembangkan oleh DRPM dengan Olympus, yang merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan instrumen mikroskop berteknologi mutakhir produksi Olympus," pungkasnya. (*)



View the Original article

Guru SMAN 10 Pentagon Bengkulu berkunjung ke Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI

Kunjungan publik ke satuan kerja di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), khususnya Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik tidak hanya didominasi oleh para mahasiswa dan pelajar, para guru pun memiliki minat serupa. Para Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 10 Pentagon Provinsi Bengkulu berkunjung ke Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI pada hari Jumat, tanggal 9 Mei 2014, pukul 09.00 WIB. Maksud dan tujuan kunjungan para guru dari SMAN 10 Pentagon ini adalah sebagai sarana peningkatan pengetahuan para guru mengenai teknologi tenaga listrik dan mekatronik.

Kunjungan para guru dari SMAN 10 Pentagon ini diterima secara resmi oleh Sub Bagian Jasa dan Informasi Puslit Telimek – LIPI pada pukul 09.00 WIB, dan dibuka oleh Kepala Sub Bagian Jasa dan Informasi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI, Dadan Ridwan Saleh ST., MT., mewakili Kepala Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI. Dadan Ridwan Saleh, ST., MT., menyampaikan ucapan terima kasih kepada SMAN 10 Pentagon, Provinsi Bengkulu atas kepercayaannya menjadikan Puslit Telimek LIPI tujuan kunjungan ilmiah serta pembelajaran mengenai ilmu pengetahuan teknik dan tidak lupa beliau ucapkan selamat datang serta permohonan maaf dari Kepala Puslit yang tidak bisa menghadiri kunjungan ini. Dalam sambutannya juga, Dadan Ridwan Saleh, ST., MT., mendeskripsikan tugas pokok dan fungsi Puslit Telimek LIPI serta terbukanya peluang kerjasama antar lembaga khususnya untuk layanan jasa bimbingan teknis. Perwakilan guru SMAN 10 Pentagon, Jarnawi, ST., MT., menyampaikan ucapan terima kasih atas sambutan dalam kunjungan ini dan sangat tertarik untuk menjajaki kerjasama mengenai bimbingan teknis bagi para siswa dan guru.

Sebelum sesi presentasi, dilakukan terlebih dahulu tukar cinderamata oleh kedua belah pihak dan acara dilanjutkan dengan presentasi mengenai profil Puslit Telimek – LIPI. Presentasi disampaikan oleh Mustari Tisna Amidjaya, A.Md., Pranata Humas Penyelia di Puslit Telimek – LIPI. Selain presentasi mengenai Profil lembaga, ditampilkan juga beberapa tayangan video hasil penelitian yang ada di Puslit Telimek – LIPI. Setelah sesi presentasi, para pengunjung berfoto bersama untuk dokumentasi.

Kunjungan lapangan dilakukan hanya ke tiga Laboratorium dan Workshop, diantaranya yaitu ke Laboratorium dan Workshop Bidang Transportasi untuk melihat mobil listrik, ke Laboratorium dan Workshop Mekatronik untuk melihat MoroLIPI versi 2, serta ke Laboratorium dan Workshop Bioelektrik untuk melihat maket instalasi bioelektrik. Ketiga Laboratorium dan Workshop itu dipilih berdasar pada minat para guru dengan alasan bahwa SMAN 10 Pentagon memiliki pandangan kedepan untuk menguasai bidang robotik dan energi terbarukan. Minat para guru tersebut terbukti dengan banyaknya pertanyaan kepada peneliti. (Arief/Jasa&Informasi).



View the Original article

Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal berkunjung Ke Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI

Sebanyak 65 (enam puluh lima) mahasiswa jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal berkunjung ke Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI. Kunjungan dilaksanakan pada hari Rabu, tanggal 22 Mei 2014, pukul 09.00 WIB, dan didampingi oleh 4 (empat) orang dosen pendamping. Kunjungan ini memiliki maksud dan tujuan sebagai sarana pembelajaran lapangan, mahasiswa tidak hanya terfokus pada pengenalan teori di bangku kuliah.

Universitas Pancasakti Tegal sebelumnya pernah berkunjung ke Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik LIPI namun kunjungan kali ini berbeda dari sebelumnya. Tempat penerimaan kunjungan  kali ini tidak di Ruang Seminar Besar Kampus LIPI Bandung, karena tempat tersebut sedang dipergunakan Puslit lain. Untuk kunjungan kali ini diterima di Ruang Serbaguna Kampus LIPI Bandung, Gedung 10 Lt. 1. Kunjungan diterima secara resmi oleh Sub Bagian Jasa dan Informasi Puslit Telimek – LIPI pada pukul 09.00 WIB, dan sekaligus dibuka secara resmi oleh Kepala Sub Bagian Jasa dan Informasi Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik – LIPI, Dadan Ridwan Saleh ST., MT., Dalam sambutannya Dadan Ridwan Saleh ST., MT., menyampaikan ucapan selamat datang di Puslit Telimek LIPI serta permohonan maaf terkait sambutan yang kurang memadai karena keterbatasan sarana dan prasana yang ada. Dalam sambutannya Dadan Ridwan Saleh, ST., MT., memberikan sekilas penjelasan tentang tugas pokok dan fungsi lembaga. Selain memaparkan tupoksi lembaga, disampaikan juga bahwa puslit Telimek LIPI membuka kesempatan bagi para mahasiswa dan dosen untuk mendapatkan layanan jasa bimibingan teknis, baik itu untuk bimbingan skripsi ataupun thesis. Perwakilan Dosen dari Jurusan Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal, Achmad Faridz, ST., MT., menyampaikan ucapan terima kasih kepada Puslit Telimek – LIPI atas ijin kunjungan kepada Universitas Pancasakti Tegal, beliau sangat antusias terhadap tawaran Puslit Telimek – LIPI mengenai bimbingan teknis bagi mahasiswa dan dosen.

Sebelum sesi presentasi dilakukan, kedua belash pihak bertukar cenderamatadan dilanjutkan dengan presentasi mengenai Profil Puslit Telimek – LIPI yang disampaikan oleh Mustari Tisna Amidjaya, A.Md., Pranata Humas Penyelia di Puslit Telimek – LIPI dan ditampilkan juga tayangan video mengenai hasil-hasil penelitian Puslit Telimek – LIPI. Sebelum acara ditutup, terlebih dahulu dilakukan foto bersama.

Kunjungan lapangan dilakukan ke 5 Laboratorium dan Workshop yang ada di Puslit Telimek – LIPI, diantaranya yaitu ke Laboratorium dan Workshop Motor Bakar, Laboratorium dan Workshop Permesinan, Laboratorium dan Workshop Bioelektrik, Laboratorium dan Workshop Elektronika Daya dan Mesin Listrik serta ke Laboratorium dan Workshop Mobil Listrik. Kesempatan bertanya dibuka selebar-lebarnya dalam sesi kunjungan lapangan ini. Para Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Pancasakti Tegal ini memberikan respon positif dalam sesi kunjungan lapangan ini, terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan terutama di Laboratorium dan Workshop Mobil Listrik, Laboratorium dan Workshop Motor Bakar serta Laboratorium dan Workshop ELDA. (Arief/Jasa&Informasi).



View the Original article

KEBUN RAYA BOGOR TERANCAM HILANG

Kebun Raya Bogor Terancam Hilang
Rabu, 21 Mei 2014

Jakarta, GATRAnews - Kebun Raya Bogor (KRB) yang terletak di pusat kota keberadaannya semakin terkucilkan. Meningkatnya pembangunan gedung hotel di sekitarnya membuat fungsi KRB sebagai paru-paru kota terancam hilang. "Pembangunan beton-beton saat ini sudah tidak terkontrol, ini mengancam ketersediaan air tanah bagi Kebun Raya," ujar Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor-LIPI, Didik Widyatmoko.

Seperti dilansir dari Antara, Didik mengatakan, dampak kian banyaknya pembangunan hotel di Kota Bogor sudah kian terasa dengan mudahnya tanaman di Kebun Raya Bogor mengalami kekeringan.

"Coba saja liat, dua minggu saja kalau tidak hujan, tanaman mengering, kita harus menyediakan air luar biasa banyak untuk tetap menjaga kesuburan tanaman di Kebun Raya," ujar Didik.

Kondisi demikian telah disampaikan pihak PKT Kebun Raya Bogor-LIPI kepada Wali Kota terpilih Bima Arya yang berencana akan menggelar rapat besar membahas ketersediaan air tanah di Kota Bogor. Menurut Didik, Pemerintah Kota Bogor akan mengkaji sumber air di setiap hotel berasal dari mana dan akan mengatur penggunakan sumber air tanah bagi perhotelan.

Selain itu, lanjut Didik, PKT Kebun Raya Bogor-LIPI juga mengajukan penelitian terkait kondisi air tanah di sekeliling kebun raya dengan meminta bantuan Pusat Penelitian Geoteknologi Bandung.

"Situasi saat ini sangat mendesak, harus ada penelitian terkait kondisi air tanah di sekitar kebun raya. Harus didata hotel-hotel yang menggunakan sumber air dari mana. Diprediksikan semakin tidak terkontrolnya pembangunan hotel semakin tidak terkendalinya ketersediaan air," ujar Didik.

Didik menambahkan, harus ada komitmen yang komprehensif Pemerintah Daerah dalam melindungi keberadaan Kebun Raya Bogor. Karena keberadaan kebun yang sudah berusia 197 tahun tersebut memberikan kontribusi cukup banyak. Menurut Didik, keberadaan Kebun Raya Bogor memberikan kontribusi pada jasa lingkungan, mengurangi polusi yang diserap oleh tumbuhan yang ada, menstabilkan iklim Bogor, menyerap polutan dan sumber air.

"Saat ini ada tiga mata air di dalam Kebun Raya Bogor, keberadaannya masih terjaga, dengan adanya Kebun Raya," ujar Didik. Didik kembali menambahkan, mendukung upaya Pemerintah Kota Bogor saat ini yang menginginkan Kota Bogor sebagai kota sejuta taman, selain dengan memperbanyak jumlah taman dan mengurangi jumlah angkot.

"Kita mendukung langkah Wali Kota Bogor saat ini, komitmenya untuk menjadikan Bogor Kota Taman. Juga akan mengurangi jumlah angkot ini menjadi penguatan revitalisasi Kebun Raya Bogor," ujar Didik.



» Arsip
» Diakses : 309 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEBUN RAYA BOGOR BERI 1970 BIBIT TANAMAN UNTUK PENGHIJAUAN

Kebun Raya Bogor Beri 1970 Bibit Tanaman untuk Penghijauan
Rabu, 21 Mei 2014

(Bogor Humas LIPI) Sebanyak 1970 bibit pohon Gisok (Shorea guiso) dan Jaha (Terminallia belrica) hasil pembiakan di Kebun Raya Bogor diserahkan secara simbolis oleh Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Didik Widyatmoko ke Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor dan perwakilan tiga Sekolah Menengah Atas di Kota Bogor yakni SMA YPHB, SMK PGRI 3, dan SMK Taruna Terpadu.

Perinciannya adalah 1000 bibit pohon untuk 10 sekolah se-Kota Bogor dan 970 bibit diperuntukkan bagi Dinas Kebersihan dan pertamanan Kota Bogor. Tujuan penanaman ini adalah untuk menguatkan populasi jenis sekaligus berfungsi sebagai pohon perindang yang bernilai ilmiah tinggi. Jumlah 1970 melambangkan usia Kebun Raya Bogor yang tahun ini berusia 197 tahun, terang Didik di peringatan ulang tahun ke-197 Kebun Raya Bogor di Bogor, Jawa Barat pada Senin (19/5) lalu.

Pohon Gisok dipilih karena populasinya kini semakin kritis. Dalam kurun sepuluh tahun terakhir jumlahnya mengalami penurunan hingga 80 persen karena eksploitasi berlebih dan kerusakan habitat hidupnya. Sedangkan Jaha adalah tanaman yang cocok untuk penghijauan kota karena mempunyai karakter cepat tumbuh serta berfungsi sebagai penyerap karbon tinggi dan adaptif terhadap kondisi lingkungan. (fz)



» Arsip
» Diakses : 50 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEWAJIBAN KAUM INTELETUAL

Kewajiban Kaum Inteletual
Rabu, 21 Mei 2014

Pada dasawarsa 1980-an (almarhum) Romo YB Mangunwijaya menulis peran dan tipologi intelektual di majalah Prisma

Menurut penulis novel Burung-burung Manyar itu, intelektual kelas wahid adalah Socrates. Filsuf Yunani kuno itu dipuji karena komitmennya dalam mempertahankan keyakinannya meskipun harus dibayar dengan kematian. Socrates rela dipaksa minum racun karena dituduh penguasa telah memprovokasi kaum muda dengan menanamkan idealisme yang dianggap membahayakan kekuasaan. Sementara itu, inteletual kelas kambing, menurut Romo Mangun, adalah mereka yang menghitug 4x4=20 karena kekuasaan.

Di tengah-tengah rezim represif yang menghukum siapa saja yang kritis terhadap pemerintah, tulisan Romo Mangun terasa istimewa. Kini rezim sudah lain. Kebebasan telah diberikan kepada kaum intelektual untuk menyuarakan kebenaran yang diyakini meskipun budaya pemanggilan secara diam-diam masih dilestarikan. Dalam suasana suhu politik yang terus memanas, suara kaum intelektual selalu ditunggu sekaligus dibenci. Suara miring atas tuduhan bahwa sebagian intelektual telah bersikap tidak netral dan memihak kepada partai yang berkuasa, atau yang diperkirakan akan berkuasa, terus mengalir.

Dalam sejarah, kita mengenal sejumlah tokoh intelektual yang dapat dijadikan referensi. Ada Gramcsi, inteletual yang aktivis, yang telah membela partai komunis dalam melawan fasisme Mussolini. Ada Edward Said yag sepanjang hidupnya dihabiskan membela rakyat Palestina yang hak-haknya dirampas Israel. Ada Jean-Paul Sarte yang menolak Hadiah Nobel sebagai symbol pembelaannya atas kaum papa.

Dalam dunia akademik, setiap inteletual punya kesempatan memilih perannya. Gramsci telah membagi intelektual tradisional yang posisinya cenderung ada dalam menara gading dengan intelektual organic yang selalu gelisah untuk terlibat dalam setiap perubahan yang ditawarkan.

Hirau kepada setiap kebenaran yang diselewengkan adalah cirri utama intelektual ini. Setiap intelektual bebas menentukan model peran yang diinginkan apakah seperti Gramsci, Edward Said, atau Sarte.

Mengambil Jarak

Dalam upaya mempermudah kesetiaan pada komitmen dan menjaga integritas keilmuan, Heidegger, filsuf eksistensialis, member nasihat agar kaum intelektual selalu mengambil 'jarak'dengan system. Tanpa keberanian mengambil jarak, kaum intelektual akan mudah kehilangan daya kritis. Mereka akan mudah bersimpuh dalam pangkuan kekuasaan yang menggoda.

Kaum intelektual harus berjarak dan berani membebaskan diri dari pasungan ikatan primordialisme (SARA), termasuk pada keyakinannya sendiri. Jujur untuk tidak menitipkan pandangannya demi keuntungan politis jangka pendek.

Kaum intelektual juga harus membebaskan diri dari smeangat sectarian yang memecah belah dan berkutat dalam kebenaran kecil. Kaum intelektual harus menjadi juru bicara kebenaran dan keadilan di atas atap kekuasaan yang disalahgunakan. Tujukan kaum intelektual adalah fakta social dan bukan kumpulan opini yang telah dicemari kepentigan yang manipulative.

Selama kaum intelektual taat pada kode etiknya (boleh salah tetapi tidak boleh berbohong), tidak ada yang layak dirisaukan. Setiap analisis yang merujuk pada fakta social, apakah itu bersumber dalam ideologi, visi-misi, manifesto partai politik , atau dalam BPS, misalnya adalah sah secara keilmuan. Analisis bisa saja salah, tapi tidak dapat diadili, kecuali diklarifikasi. Kaum intelektual hanya dapat diadili ketika sedang jadi juru bicara kebohongan.

Demikian juga jika pandangnya berporos pada kepentingan kekuasaan yang ujung-ujungnya melayani diri sendiri, mereka layak dikategorikan sebagai intelektual kelas kambing. Dikotomi ini tentu saja bukanlah bersifat hitam-putih. Selalu ada posisi antara (in between) yang menduduki kedua garis ekstrem itu. Ada kaum intelektual yang masuk dalam kekuasaan dengan tujuan ingin mengubah dari dalam. Meskipun alas an ini cenderung klise, niatnya harus dihargai.

Dalam masyarakat transisi yang sedang menjalankan proyek demokrasi yang tidak pernah beranjak dari fase procedural, tugas besar kaum intelektual adalah melapangkan jalan menuju demokrasi substansial. Banyaknya hasil penelitian yang memperlihatkan hasil pileg yang penuh manipulative dan kecurangan via politik uang merupakan fakta yang paling mencemaskan.

Demokrasi substansial tidak akan pernah terwujud jika jual-beli suara tidak dihentikan. Disini kaum intelektual harus menyuarakan kepentingan umum, setia pada suara hati nurani, akal sehat, dan berani mengambil risiko menyampaikan kebenaran dan bukan sebagai corong kekuasaan.

Kaum intelektual juga berkewajiban mendesiminasikan bahwa menjualbelikan suara dengan ketenaran, pencitraanm, utamanya dengan 'politik uang', sangatlah berisiko bagi terlembaganya korupsi di masa depan. Bahwa memilih pemimpin bukanlah seperti membeli kucing di dalam karung. Reputasi, jejak langkah, integritas komitmen adalah sejumlah pertimbangan sebelum menjatuhkan pilihan.

Akhirnya kaum intelektual tidak dapat difragmentasikan dalam kotak-kotak atas dasar jenis pekerjaan pegawai negeri atau swasta. Status pekerjaan hanyalah rumah sementara. Mereka bias berprofesi sebagai dosen, peneliti, hakim, anggota parlemen, jurnalis, dan sebagainya.Tidak ada larangan bagi hakim yang pegawai negeri, misalnya, menolak RUU yang diajukan pemerintah jika tidak mencerminkan keadilan. Kesetiaan hakim bukanlah kepada pemerintah, tapi kepada nilai-nilai keadilan.

Nilai Moral

Sebaliknya, sangatlahtercela sekiranya hakim memutuskan perkaranya sendiri demi memperjuangkan kepentingannya. Tidak ada larangan bagi peneliti atau dosen untuk megkritik kebijakan pemerintah. Sejauh menyuarakan keadilan dan kebenaran, kritik adalah bagian dari fungsi kenabian yang mulia.

Kesetiaan kaum intelektual bukan pada pemerintah (baca: partai yang sedang memerintah) yang kapan saja dapat datang dan pergi. Sumber obyektivitas kaum intelektual adalah nilai-nilai moral yang menjunjung tinggi kebebasan, keadilan, kesetaraan, dan kejujuran. Tragedy Socrates adalah pelajaran yang paling berharga: bagaimanapun keyakinan pada dasarnya tak dapat diadili.

» Sumber : KOMPAS, 19 Mei 2014

» Kontak : Anas Saidi

» ARTIKEL TERKAIT :


» Arsip
» Diakses : 54 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEBUN RAYA BOGOR LUNCURKAN DUA TANAMAN HIAS VARIETAS BARU

Kebun Raya Bogor Luncurkan Dua Tanaman Hias Varietas Baru
Rabu, 21 Mei 2014

(Bogor Humas LIPI). Di usianya yang telah menginjak 197 tahun, Kebun Raya Bogor terus melakukan upaya konservasi dan penelitian tumbuhan tropika. Salah satunya melalui persilangan tanaman untuk menghasilkan varietas baru seperti yang dilakukan Hartutiningsih M. Siregar dan Sri Rahayu, dua peneliti dari Kebun Raya Bogor.

Hartutiningsih berhasil menyilangkan Begonia puspitae dan Begonia pasamanensis yang merupakan persilangan pertama Begonia dataran rendah. Penyerbukan silang ini bertujuan untuk menghasilkan jenis Begonia baru dengan sosok menarik dengan penampilan fisik yang diharapkan lebih baik dari induknya, unik, menarik atau mempunyai daya tahan yang kuat.

Persilangan dua jenis Begonia tadi menghasilkan Begonia Lovely Jo yang memiliki bentuk daun unik berbentuk bulat lambang hati, asimetris, berwarna hijau muda, dan berambut. Langkah ini untuk melahirkan jenis yang lebih bervariasi. Diharapkan hasilnya dapat menambah keanekaragaman hayati serta bernilai ekonomi yang tinggi jelas Hartutiningsih di sela-sela peringatan ulang tahun ke-197 Kebun Raya Bogor pada Senin (19/5) lalu di Bogor, Jawa Barat.

Sedangkan Aeschynanthus soedjana kassan atau lebih dikenal dengan sebutan Bunga Lipstik SoeKa hasil penelitian dari Sri Rahayu ini merupakan varietas perdana yang dihasilkan di Kebun Raya Bogor. Bunga ini merupakan hasil silangan antara dua spesies Aeschynanthus hasil eksplorasi yang dikonservasikan secara ex situ di Kebun Raya Bogor, jelas Sri.

Varietas baru ini memiliki keistimewaan pola garis gelap pada permukaan tabung mahkota yang berwarna merah tua. Pola warna gelap diwarisi dari tetua jantan Aeschynanthus tricolor namun memiliki tabung mahkota bunga pendek, sehingga tidak terlihat karena tertutup tabung kelopak, ujar Sri. Adapun tabung mahkota dan kelopak yang memanjang merupakan warisan dari induk betinanya, yaitu Aeschynanthus radicans.

Penamaan bunga varietas baru ini merupakan bentuk penghormatan kepada sosok Soedjana Kassan, oang Indonesia pertama yang menjadi pimpinan Kebun Raya Bogor menggantikan J. Douglas pada tahun 1956. Sebelumnya telah berdiri Taman Lebak Soedjana Kassan di areal Kebun Raya Bogor.

Dua varietas ini telah mendapatkan sertifikat Perlindungan Varietas Tanaman dari Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian RI pada 12 November 2013 untuk Begonia Lovely Jo dan 14 Desember 2011 untuk Bunga Lipstik SoeKa.

Kedua varietas baru ini diserahkan secara simbolis oleh Wakil Kepala LIPI Djusman Sajuti kepada Kepala Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian, Kementerian Pertanian RI Suharyono dan ahli waris keluarga Soedjana Kassan, Soedjoko Kassan. (fz)



» Arsip
» Diakses : 59 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KATA AHLI LIPI SOAL KELELAWAR ORANYE YANG DIANGGAP JADI-JADIAN WARGA SITUBONDO

Kata Ahli LIPI Soal Kelelawar Oranye yang Dianggap Jadi-jadian Warga Situbondo
Rabu, 21 Mei 2014

Jakarta - Lis (50) menangkap kelelawar oranye di rumahnya di Situbondo, Jawa Timur. Kelelawar itu kini ditaruhnya ditoples tanpa diberi makan. Dia menangkap kelelawar yang masuk ke rumahnya dengan telanjang. Lis menyangka kelelawar itu jadi-jadian.

Ahli Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sigit Wiantoro memberi penjelasan soal kelelawar itu. Menurut dia, kelelawar itu bernama ilmiah Kerivoula picta.

"Ini memang agak jarang sekali ditemukan sekarang ini," jelas Sigit saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (21/5/2014).

Menurut Sigit, wajar masyarakat jarang melihat kelelawar jenis ini. Dalam kondisi gelap, kala kelelawar mencari mangsa tentu sulit melihat warnanya.

"Kalau malam, kita melihatnya kelelawar itu hitam saja. Kelelawar oranye ini pemakan serangga," terang Sigit.

Indonesia merupakan wilayah persebaran kelelawar oranya ini dan Situbondo, Jawa Timur salah satu tempatnya. "Juga di Maluku dan Sumatera," imbuhnya.

Kelelawar ini biasa tinggal di lipatan daun pisang yang masih muda atau dibangunan rumah yang masih tradisonal seperti di bangunan bambu.

"Kalau langka sih nggak ya, tapi kelelawar ini populasinya cukup berkurang dan frekuensi penemuannya rendah. Di LIPI juga disimpan kelelawar jenis ini," urai dia.

Kelelawar jenis ini tak bergerak dalam koloni besar. Dia hanya bergerak dalam koloni kecil. Pastinya Sigit mengimbau agar masyarakat tak percaya dengan isu kelelawar jadi-jadian.

"Saran saya secara ilmiah, ini kelelwar biasa ada di Indonesia. Kalau pun lebih baik dilepaskan saja, jangan sampai berprasangka," tutup dia.



» Arsip
» Diakses : 52 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

AHLI LIPI MINTA WARGA SITUBONDO LEPAS KELELAWAR ORANYE PEMAKAN SERANGGA

Ahli LIPI Minta Warga Situbondo Lepas Kelelawar Oranye Pemakan Serangga
Rabu, 21 Mei 2014

Jakarta - Ahli kelelawar dari Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) Sigit Wiantoro meminta warga Situbondo, Jawa Timur sebaiknya melepas saja kelelawar oranya yang ditemukan. Kelelawar itu bukan kelelawar jadi-jadian tetapi justru kelelawar yang berguna karena merupakan pemakan serangga.

"Ini kelelawar biasa ada di Indonesia. Lebih baik dilepaskan saja. Jangan berprasangka ini jadi-jadian atau apa," terang Sigit saat dikonfirmasi detikcom, Rabu (21/5/2014).

Menurut Sigit, justru kelelawar ini menjadi penyeimbang dalam sistem rantai makanan di ekosistem. Kelelawar ini pemakan serangga yang berguna bahkan bisa menekan hama.

"Kelelawar ini bisa menekan populasi serangga. Kelelawar ini sebagai agen pengendali populasi serangga. Memang manfaatnya tidak kita rasakan langsung," jelas dia.

Kelelawar berwarna oranye ini, lanjut Sigit, sama sekali tidak ada kaitannya dengan yang namannya kelelawar jadi-jadian. Dia berharap masyarakat bisa berpikir bijak.

"Kelelawar ini penting dan mempunya fungsi ekologi," tutup dia.

Diketahui seekor kelelawar diyakini sebagai makhluk jadi-jadian berhasil ditangkap warga. Munculnya dugaan makhluk jadi-jadian itu karena warna kelelawar dinilai aneh, yakni oranye kombinasi hitam. Selain itu, bagian hidungnya juga dianggap mirip dengan hidung babi.

Kelelawar berukuran bentang sekitar 25 cm itu ditangkap Lis (50) saat masuk ke dalam rumahnya, di Dusun Komirean Desa Sletreng Kecamatan Kapongan, Senin (19/5) dini hari.

Kabar tertangkapnya kelelawar yang disebut warga dengan istilah 'pok-kopok' itu langsung menyebar. Banyak warga berdatangan ke rumah Lis melihat dari dekat kelelawar tersebut. Diantaranya mengabadikan kelelawar itu dengan kamera dan video ponsel.

"Ini (kelelawar, red) jelas makhluk jadi-jadian, ya seperti babi ngepet gitu. Tujuannya mencuri uang dan beras warga. Memang yang diambil bukan uang atau berasnya langsung, tapi saripati atau barokahnya," kata Shodik, seorang warga di sela-sela melihat kelelawar itu, Selasa (20/5).



» Arsip
» Diakses : 46 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEGIATAN PENELITIAN HARUS PATUHI ETIKA

Kegiatan Penelitian Harus Patuhi Etika
Rabu, 21 Mei 2014

(JakartaHumas LIPI). Maraknya aksi plagiasi dan pelanggaran hak cipta yang dilakukan tokoh intelektual di Indonesia menjadi keprihatinan tersendiri bagi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Meningkatkan kualitas dan publikasi hasil penelitian adalah penting tapi juga penting untuk mematuhi etika saat meneliti, ungkap Kepala LIPI Prof. Dr. Lukman Hakim pada acara bertajuk Diskusi Terbatas Kode Etika Penelitian serta Klirens Etik Penelitian dan Publikasi Ilmiah Rabu (20/5) di Jakarta.

Sebagai lembaga riset, LIPI sangat mendorong peningkatan integritas penelitinya, salah satunya dengan menerbitkan buku Klirens Etik sebagai panduan penelitian. LIPI sebetulnya sudah sangat aktif melakukan sosialisasi kode etika dan klirens etik dalam berbagai cara. Kita bahkan dengan sangat tegas memberikan sanksi bagi peneliti yang melanggar, kata Prof. Dr. Erman Aminullah, Ketua Majelis Profesor Riset (MPR) LIPI.

Lebih lanjut, Erman mengungkapkan penelitipun mungkin tidak terlalu banyak paham mengenai kode etik. Sebagai contoh tulisan ilmiah dibuat LIPI tapi penerbitnya lembaga lain, itu juga dianggap melanggar kecuali LIPI memberikan lisensi pada lembaga tersebut dan ada tulisan disclaimer di dalamnya, ungkap Erman.

Erman juga memperingatkan adanya publisher pemangsa dan rekayasa untuk penerbitan jurnal dan buku. Dikatakannya, peneliti harus jeli untuk mencari penerbit bagi karya tulisannya. Klirens etik juga untuk mencegah dan menjamin bahwa hasil karya ilmiah asli, bebas dari fabrikasi, faksifikasi dan plagiasi.

Ia menyebutkan beberapa corak pelanggaran kode etik seperti meletakkan nama pengarang secara tidak adil, membuat laporan hanya untuk formalitas, dan menyalahgunakan jabatan peneliti untuk kepentingan pribadi. Kita pernah menemukan peneliti yang kurang berkontribusi justru ditulis di depan, lanjutnya.

Erman melanjutkan masalah lain yang umum terjadi adalah klirens deklarasi posisi terutama saat peneliti harus bicara di depan media massa atau suatu seminar. Intinya peneliti punya hak bicara tapi harus clear dia bicara sebagai siapa, sebagai seorang pribadi atau mewakili institusi, pungkasnya.(ys)

» Sumber : Humas LIPI

» Kontak : Ka LIPI

» ARTIKEL TERKAIT :


» Arsip
» Diakses : 147 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article