Friday, May 31, 2013

LIPI – UQ SEPAKATI BANGUN PUSAT RISET

LIPI UQ Sepakati Bangun Pusat Riset
Kamis, 30 Mei 2013

(Jakarta, 29 Mei 2013 Humas LIPI). LIPI dan University of Queensland (UQ), Australia sepakat untuk membangun pusat riset dalam tiga bidang yakni kajian urban perkotaaan, pengelolaan pulau-pulau kecil, serta pembangunan sumber daya manusia. Pusat riset ini bersifat multidisplin dengan melibatkan peneliti dari berbagai bidang keilmuan termasuk ilmu sosial. Kesepakatan tersebut tertuang dalam acara roundtable discussion antara LIPI dengan perwakilan dari UQ di Ruang Rapat Lantai 2 Sasana Widya Sarwono, LIPI Gatot Subroto, Jakarta pada Selasa (28/5) lalu.

Skema kerjasama internasional ini merupakan salah satu upaya LIPI untuk tidak selalu bergantung pada pendanaan dari pemerintah, ujar Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian LIPI Prof. Iskandar Zulkarnain yang mewakili Kepala LIPI. Lebih lanjut lagi, Iskandar menyatakan perlu untuk menyamakan persepsi kedua belah pihak secara detil sebagai tindak lanjut dari nota kesepahaman LIPI-UQ yang sudah ditandatangani tahun 2012.

Sementara itu, Senior Vice President & Senior Deputy Vice Chancellor University of Queensland Prof. Deborah Terry menjelaskan perlunya kerjasama dengan LIPI karena ada beberapa kesamaan aspek antara Indonesia dengan Australia. Kita berbagi paparan samudra, memiliki kesamaan flora dan fauna, serta aspek-aspek geografis dan geologis lainnya, terang Terry.

Kerjasama antara LIPI dengan UQ sendiri telah diinisiasi sejak tahun 2011 saat pihak UQ mengunjungi pusat-pusat penelitian LIPI di Cibinong Science Center, Bandung, Serpong, dan Jakarta. Tahun 2012 juga diadakan joint seminar antara LIPI dengan UQ. Beberapa peneliti LIPI seperti Prof. Endang Sukara dan Dr Sunit Hendrana juga pernah mendapatkan penghargaan (alumnae award) dari UQ.

UQ sendiri merupakan salah satu institusi pendidikan dan penelitian terkemuka di Australia dan dikenal secara internasional karena staf pengajarnya yang telah memenangkan berbagai penghargaan, dan memiliki fasilitas bertaraf dunia. UQ merupakan anggota pendiri Group of Eight (Go8), sebuah kelompok elit universitas Australia yang melakukan 70 persen dari total penelitian yang dilakukan universitas di Australia. Pada tahun 2012 UQ berada dalam 1 persen teratas universitas internasional menurut UKs Times Higher Education Supplement tahun 2012. Selain itu, UQ merupakan satu dari hanya tiga universitas di Australia yang menjadi anggota Universitas 21, sebuah aliansi internasional universitas terkemuka terpilih yang melakukan penelitian secara intensif.



» Arsip
» Diakses : 64 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Thursday, May 30, 2013

TEKNOLOGI PENGGEMUKAN KAMBING UNTUK MASYARAKAT ACEH

Teknologi Penggemukan Kambing untuk Masyarakat Aceh
Kamis, 30 Mei 2013

(Aceh, 30 Mei 2013 Humas LIPI). Kiprah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui diseminasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) merupakan upaya membantu peningkatan ekonomi masyarakat di daerah. Salah satu diseminasi yang baru saja dilaksanakan adalah Diseminasi Iptek Teknologi Penggemukan Kambing untuk Masyarakat Aceh, Senin (27/5) lalu. Sekitar 100 peserta mengikuti kegiatan ini yang terdiri dari anggota Komisi VII DPR RI, beberapa pejabat, dosen, mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala, serta para peternak dari Kecamatan Panca, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam.

Dr. Akmadi Abbas, Sekretaris Utama LIPI mengharapkan diseminasi Iptek ini mampu secara signifikan meningkatkan populasi ternak di provinsi paling barat Indonesia itu. LIPI sebenarnya sejak tahun 2008 telah melaksanakan diseminasi melalui program Iptekda di Aceh. Tak hanya lewat program Iptekda saja, kami juga memasyarakatkan Iptek dengan program kebencanaan, jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa LIPI bekerjasama dengan Universitas Syiah Kuala telah mengimplementasikan program Iptekda yang lebih banyak mengarah pada pertanian dan peternakan. Contohnya adalah penggemukan kambing serta pengembangan tanaman jati platinum, imbuhnya.

M Aman Yaman, M Sc, Peneliti dari Universitas Syiah Kuala sekaligus salah satu pembicara dalam diseminasi menuturkan, program Iptekda LIPI telah berhasil melakukan orientasi perubahan karakter atau budaya ternak. Seorang peternak yang sebelumnya melakukan penggembalaan kambing dari siang hingga sore hari, selepas masuk program Iptekda sudah tidak terlalu perlu lagi menggembalakannya karena sudah memahami manajemen pengelolaan ternak yang benar, ungkapnya.

Dikatakannya, pengelolaan ternak yang baik terkait dengan beberapa hal penting seperti cara pemberian pakan yang teratur (jumlah dan mutu), penggunaan bibit (bakalan) jenis unggul dalam perkembangbiakannya, serta tatalaksana perkandangan, perawatan hingga pencegahan / pemberantasan penyakit yang baik.

Jati Platinum

Sementara itu pada kesempatan lainnya, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M. Eng., Rektor Universitas Syiah Kuala menambahkan, Aceh saat ini tengah menggalakan penanaman bibit jati platinum dari LIPI. Bibit tersebut ditanam pada lahan seluas 7 hektar. Pada tahun ini, lahan tersebut baru ditanami sejumlah 876 pohon.

Penanaman menggunakan pupuk kandang di mana masing-masing pohon diberi pupuk sebanyak 2 kg per dua bulan sekali, katanya. Samsul melanjutkan, pihaknya akan membuka lagi lahan baru seluas 10 hektar pada tahun 2014 mendatang untuk menanam jati platinum sekaligus bisa pula untuk ladang gembala.

Terkait program diseminasi maupun Iptekda LIPI, ia pun sangat mengapresiasinya. Samsul berharap kerja sama atau MoU antara Universitas Syiah Kuala dengan LIPI perlu diperpanjang dan diperluas lagi.



» Arsip
» Diakses : 47 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Wednesday, May 29, 2013

HKI HARUS BERORIENTASI PADA INDUSTRI

Category: Berita Layanan Info Publik

“Hak Kekayaan Intelektual (HKI) merupakan hal yang sangat penting bagi BPPT karena kegiatan BPPT adalah dalam bentuk kerekayasaan dan penelitian yang seharusnya berorientasi HKI. Tentunya dengan adanya kegiatan ini sangat membantu para inventor dalam mengusulkan patennya ke Dirjen HKI. Terutama dalam hal pengisian aplikasi dan kemudahan dalam pendaftaran,” ungkap Kepala Biro Umum dan Humas (BUH) BPPT, I Gusti Ketut Astana pada acara Mediasi Teknis Paten di Graha Transportasi Kementerian Perhubungan, Tugu, Puncak Bogor (22/5).

Lebih lanjut dikatakan Kepala BUH bahwa sudah banyak sekali HKI BPPT yang dilindungi. Akan tetapi sesuai kebijaksanaan dari Kepala BPPT, HKI itu harus bisa berorientasi ke industri. “Artinya tidak hanya menghasilkan HKI atau hanya mendaftarkan ke Ditjen HKI, sehingga menyebabkan biaya tinggi karena pemeliharaannya membutuhkan pembiayaan yang cukup besar. Oleh karena itu mudah-mudahan dalam pertemuan ini kita bisa memahami tentang bagaimana dalam menyusun paten agar bisa laku terjual di Industri,” jelasnya.

Mediasi Teknis Paten untuk membahas teknis penyusunan dokumen dan drafting paten tersebut diadakan oleh Bagian Hukum, BUH dalam rangka meningkatkan kualitas pengetahuan para inventor BPPT. Disertai juga penilaian terhadap substantif paten yang meliputi novelty (kebaruan), clarity (kejelasan), unity of invention (kesatuan invensi), inventive steps (mengandung langkah inventif), dan industrial applicability (dapat diterapkan dalam industri) dan penyelesaian draft dokumen paten untuk dapat didaftarkan pada Ditjen HKI.

Sementara itu dalam laporannya, Kepala Bagian Hukum dan HKI, Ulfiandri menyatakan bahwa mediasi teknis tersebut merupakan kali kedua dilaksanakan. “Harapannya bukan hanya bisa didaftarkan pada Kantor Ditjen HKI, akan tetapi hal yang paling perlu diperhatikan adalah nilai ekonomi dari paten tersebut yang merupakan indikasi dari berapa banyaknya paten kita yang digunakan oleh pihak industri,” katanya.

Hadir pada acara tersebut 54 orang peserta yang terdiri dari 30 orang inventor BPPT, 4 orang Narasumber Paten Ditjen HKI, 14 orang anggota Majelis HKI BPPT, dan 6 orang panitia dari Bagian Hukum dan HKI,Biro Umum dan Humas.

Acara Mediasi Teknis Paten berlangsung selama 3 hari (22-24 Mei) dengan membahas sebanyak 26 (dua puluh enam) usulan paten dari beberapa unit kerja di lingkungan BPPT antara lain yaitu: B2TKS, BPPH, BRDST, BTL, BTMP, MEPPO, PTB, PTIP, PTIPK, PTISDA, PTL, PTM, PTPSE, dan UPTHB. Dari pembahasan tersebut diperoleh 22 (dua puluh dua) dokumen paten final yang rencananya akan ditindaklanjuti dengan pendaftaran ke Ditjen HKI, Kementerian Hukum dan HAM RI. (BSYRA/humas)



View the Original article

KEBUN RAYA BATAM AKAN SEGERA TEREALISASI

Kebun Raya Batam Akan Segera Terealisasi
Rabu, 29 Mei 2013

Bogor | SNN Walikota Batam, Ahmad Dahlan menandatangani perjanjian Kerjasama dengan pusat konservasi tumbuhan Kebun Raya Bogor dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Selasa (21-05-2013) di Bogor. Perjanjian ini merupakan lanjutan persiapan kebun raya Batam.

Perjanjian ini dimaksudkan untuk memperkuat dasar hukum pelaksanaanya agar dikemudian hari kebun raya Batam dapat menjadi kebanggaan Batam. Dalam perjanjian tersebut disebutkan bahwa maksud diadakannya perjanjian kerjasama ini adalah untuk mendukung, memperkuat dan meningkatkan pembangunan dan pengelolaan kebun raya Batam sesuai kondisi alam, sosial ekonomi, budaya dan aspirasi masyarakat dengan tujuan menyediakan tempat konservasi ex situ bagi berbagai jenis tumbuhan di Kota Batam.

Selain itu, juga untuk menyediakan tempat penelitian dan pendidikan serta laboratorium tumbuhan tropis, menambah objek wisata serta menyelamatkan dan melestarikan kawasan lindung.

Kebun Raya seluas 856.618,93 m2 terletak di Nongsa tersebut akan dibangun dengan pembiayaan yang ditanggulangi bersama melalui Anggaran Pendapatan Belanja Nasional (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja (APBD) Provinsi Kepri serta Kota Batam dan sumber dana lain yang tidak mengikat. Dan yang menarik, seandainya dalam perkembangannya dihasilkan karya tulis yang dipublikasikan maka harus mencantumkan nama penulis dan lembaganya atau penciptanya sesuai urut urut yang disetujui.

Adapun jangka waktu kerja sama ini dilakukan selama lima tahun dan dapat diperpanjang kembali. Kegiatan ini disejalankan dengan peringatan dUlang tahun Kebun Raya Bogor ke-169.

Dalam sambutannya Kepala PKT Kebun Raya Bogor, Mustaid Siregar menyampaikan bahwa Kebun Raya Bogor berperan dalam penyelamatan, riset dan pemanfaatan flora Indonesia. Pembvangunan kebun raya daerah yang dimotori LIPI bekerjasama dengan kementrian PU dan Pemda kini telah mencapai 21 kebun raya melalui program pengembangan kota hijau. Batam akan jadi pilot project dalam pemenuhan ruang terbuka hijau yang multifungsi di kawasan perkotaan sebagai penyerap karbon dan konservasi air, katanya.

Dalam sambutannya, kepala LIPI, Lukman Hakim menyampaikan bahwa saat ini LIPI mengelola 4 kebun raya dan memiliki 800 jenis tumbuhan hidup. Pada waktunya akan mencapai titik dimana tidak mungkin lagi ada penambahan koleksi baru karena terbatasnya lahan, katanya.

Dikatakannya, Sementara itu ribuan ex situ belum terkoleksi maka sangat mendukung adanya pembangunan kebun raya di daerah sebagai suatu upaya menunjukkan bahwa daerah pun mempunyai tanggung jawab dalam menyelamatkan floraIndonesia. LIPI yang mempunyai kompetensi dan kepakaran dalam menyelamatkan flora secara ex situ bertanggung jawab pula dalam upaya pembinaan kebun raya agar tetap sesuai dengan arah dan maksud dibangunnya kebun raya, imbuh Lukman.

Walikota Batam Ahmad Dahlan mengatakan, taman bermain di Batam sangat kurang. Satu-satunya yang mendapat pengakuan dari Kementerian Lingkungan Hidup, tentang ruang terbuka hijau di Batam, hanya dataran Engku Putri.

Menurut Dahlan, Kebun Raya Batam merupakan file projek nasional yang juga ditujukan untuk mendongkarak kedatangan wisatawan, apalagi Batam saat ini memang kekurangan lahan terbuka hijau. Dengan adanya Kebun Raya nanti, tentu Batam akan memiliki lahan terbuka hijau yang multi fungsi, kata dia.

Pada acara tersebut juga dihadiri Bupati Solok, Kepala Lembaga Standarisasi Nasional, Kementrain PU, Bappenas, kementrian dalam negeri, kementrian parekraf, Prof Yuji Isagi dari Kyoto Jepang, Sekda Bogor, kepala Istana Bogor dan para pengelola kebun raya daerah. (Hms/Hot)



» Arsip
» Diakses : 18 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

SISTEM INTELIJEN INDONESIA PERLU PENATAAN

Sistem Intelijen Indonesia Perlu Penataan
Rabu, 29 Mei 2013

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lemahnya penindakan terhadap agen-agen intelijen asing yang menyusup ke Indonesia, menjadi pekerjaan rumah yang mesti dituntaskan pemerintah. Sistem intelijen di negara ini butuh penataan, ujar pengamat Papua dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Adriana Elisabeth, saat dihubungi, Selasa (28/5).

Ia mengatakan, model intelijen yang dberlaku di Indonesia belum tertata secara rapi, karena masih bertumpu pada instansi yang membidangi urusan hankam seperti TNI dan Polisi. Hal ini menurutnya berbeda dengan yang dipraktikkan bebrapa negara lain. Adriana mencontohkan, di Amerika dan Inggris, intelijen bisa bekerja secara lebih terintegarsi karena banyak memberdayakan masyarakat sipil.

Intelijen itu kan bekerja di semua lini, imbuhnya. Lebih jauh, Adriana juga membandingkan cara masyarakat dalam menyikapi informasi yang ada. Di Indonesia, kata dia, informasi masih belum terlalu dihargai. Sementara di luar negeri sana, informasi sekecil apa pun sangat berarti.

Khusus soal Papua, ia tak menampik adanya perkembangan rumor yang menyatakan intelijen asing bermain dalam berbagai kisruh sosial di bumi cendrawasih. Hanya saja, ia berpendapat hal tersebut sangat politis, sehingga sulit membedakan apakah itu murni masalah keamanan, atau justru memang bagian dari permainan para agen asing. Tetapi yang jelas, kata dia, ada banyak aktor internasional yang memiliki kepentingan dan terlibat dalam berbagai persoalan di Papua.

Ia juga mengamati gerakan masyarakat sipil di Papua hari ini semakin tertata dan solid, baik mereka yang pro-NKRI maupun pro-OPM. Ia menuturkan, hasil laporan LIPI selama tiga tahun terakhir sebenarnya telah memberi rekomendasi kepada pemerintah, agar aparat TNI, Polri, dan intelijen pihak yang paling bertanggung jawab dalam masalah keamanan di Papua.



» Arsip
» Diakses : 11 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

MOBIL LISTRIK MENRISTEK URUS STCK

Mobil Listrik Menristek Urus STCK
Rabu, 29 Mei 2013

Jakarta, KompasOtomotif Acara peluncuran mobil listrik Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta ternyata mundur dari waktu yang dijadwalkan, yaitu pertengahan Mei 2013. "Jadwal peluncuran ditunda karena masih ada yang harus dikerjakan," jelas Abdul Hapid, Koordinator Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), kepada KompasOtomotif, Selasa (28/5) siang tadi.

Dikatakan, saat ini Hevina Sedannama mobil listrik Menristeksedang menjalani beragam uji coba ringan di lingkungan LIPI, Bandung, Jawa Barat. Tes jalan belum dilakukan karena harus mengurus Surat Tanda Coba Kendaraan (STCK).

"Begitu surat ada, baru kami lakukan uji kelayakan di perkotaan. Kita lakukan sesuai prosedur, seperti pesan Pak Menteri," tambahnya. Tes yang sudah dijalankan adalah sasis dan dyno.

Komponen yang menjadi perhatian utama adalah perangkat keselamatan, kelistrikan, dan daya tahan motor listrik bersama baterai. Sebab, akan digunakan sebagai mobil dinas dan dipakai sehari-hari.

Jika tidak ada halangan dalam proses pengurusan surat serta uji kelayakan, Hevina Sedan akan diluncurkan pada pertengahan bulan depan.

Editor : Zulkifli BJ



» Arsip
» Diakses : 11 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Tuesday, May 28, 2013

BPPT LAKUKAN KESEPAKATAN BERSAMA DENGAN PT. KIMIA FARMA TBK

Category: Berita Teknologi Agroindustri & Bioteknologi

“Kerjasama ini sudah dinantikan sejak beberapa tahun lalu dan saya sangat senang akhirnya bisa terwujud. BPPT selalu ingin menjadi mitra kerjasama dalam setiap kegiatan kerekayasaan, semoga dengan penandatanganan MoU ini kita bersama-sama bisa membangkitkan kemandirian nasional,” ujar Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Agroindustri dan Bioteknologi, Listyani Wijayanti, saat memberikan sambutan pada acara penandatanganan Mou BPPT dan PT. Kimia Farma Tbk Tentang Pengkajian Dan Penerapan Teknologi Untuk Pengembangan serta Rekayasa Produk Farmasi, di Kantor PT. Kimia Farma Tbk Jakarta, (27/5).

Listyani menyebutkan bahwa produk farmasi seperti obat, bahan baku obat, kosmetika, diagnosa, nutraceuticals, obat herbal dan produk turunan lainnya merupakan komoditi utama kesehatan, kebugaran dan kecantikan dengan tingkat kebutuhan yang terus meningkat, baik pada tataran global, regional maupun nasional.

“Seiring dengan tuntutan kebutuhan pasar dan kemajuan teknologi, industri farmasi nasional terus berupaya untuk melakukan berbagai terobosan dan inovasi teknologi untuk dapat menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Oleh karena itu bantuan dari pihak-pihak dengan kompetensinya masing-masing bisa saling membantu dalam melaksanakan berbagai pengembangan yang akan dilakukan,” ungkap Direktur Utama PT. Kimia Farma Tbk, Rusdirosman.

Menurut Rosdi, kerjasama antara BPPT dengan PT. Kimia Farma Tbk merupakan langkah penting dalam membangun sinergi dan kolabolasi agar hasil penelitian, pengembangan dan perekayasaan teknologi yang telah dihasilkan lembaga litbang pemerintahan dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.

Lingkup kerjasama yang dilakukan antara BPPT dengan PT. Kimia Farma Tbk adalah melakukan pengkajian dan penerapan teknologi: (1) Produksi bahan baku farmasi eksipien dan sediaan farmasi dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam nasional, (2) Isolasi senyawa dari bahan alami, (3) pengembangan  bahan baku obat berbasih bahan baku alami, obat sintesa kimia dan diagnotiska, (4) Pengujian pra klinis dan klinik kandidat obat/formula obat-pbat alami, (5) sosialisasi hasil-hasil pengajian dan penerapan teknologi serta pemanfaatan produk kerjasama pada pelayanan kesehatan formal.

Pada acara tersebut, Rusdirosman selaku Direktur Utama PT. Kimia Farma Tbk selain melakukan Mou dengan BPPT, dilakukan juga penandatanganan MoU dengan Siti Darwati (Kepala Pusat Radioisotop BATAN), M. Afrizal (PT. Gama Mukti Usaha Mandiri), dan Daryono Hadi Tjahjono (Dekan Sekolah Farmasi ITB). (SYRA/Humas)



View the Original article

Pembangkit Listrik Hybrid Angin-Arus Laut Pertama di Dunia Siap Diuji Coba di Jepang

Saat ini memanen dua bentuk energi berbeda masih menggunakan dua teknologi yang berbeda. Misalnya, memanen energi angin dengan menggunakan turbin angin. Atau memanen energi arus laut menggunakan turbin arus laut.

Lalu bagaimana jika ada dua sumber energi berada di satu tempat? Apakah tetap harus menggunakan dua teknologi yang berbeda dan tentunya mempunyai konsekuensi dengan biaya investasi yang lebih mahal?

Jika bisa 2 in 1 atau lebih, kenapa harus terpisah? Setidaknya itu yang ingin disampaikan oleh sebuah perusahaan di Jepang, Mitsui.

Mitsui memilih menggabungkan dua teknologi tersebut pada satu platform atau dikenal dengan istilah hybrid, yang akan memanen dua bentuk energi yang berbeda. Beruntung karena dua energi tersebut berada pada tempat yang sama, perairan laut Jepang.


Sistem pembangkit hybrid angin dan angin yang dikembangkan Mitsui mengandalkan platform terapung dimana bagian atasnya akan terpancang turbin angin sumbu vertikal setinggi 47 meter sedangkan turbin arus laut dengan diameter 15 meter akan berada di bagian bawahnya.

Rencananya, tahun ini prototip tersebut harus menjalani uji coba di pantai Jepang. Jika berjalan sesuai yang direncanakan, maka listrik yang dihasilkannya cukup untuk melistriki 300 rumah di sekitar pantai.
CBS News



View the Original article

Printer University of Melbourne Cetak Sel Surya Hingga Ukuran A3

Jika membuat panel surya semudah mencetak gambar menggunakan printer, maka energi surya akan lebih mudah dipanen oleh siapapun.

Hal itu sudah bisa dilakukan oleh Oxford Photovoltaics di atas kaca. Sedangkan tintanya sudah bisa disediakan oleh Innovalight.

Belum lagi yang dilakukan oleh University of Melbourne, bersama Victorian Organic Solar Cell Consortium dan CSIRO. Maka daftar percetakan sel surya bertambah panjang.

University of Melbourne belum lama ini telah berhasil mengembangkan teknologi cetak sel surya di atas berbagai material, baik plastik atau logam. Kabar baiknya sel surya bisa dicetak mulai dari ukuran selebar kuku jari hingga ukuran kertas A3.




Hanya dalam waktu 3 tahun para peneliti di balik printer sel surya tersebut berhasil meningkatkan hasil cetakan dari 2 sentimeter menjadi selebar 30 sentimeter.

Tidak menutup kemungkinan dalam beberapa tahun mendatang, hasil cetakannya bisa mencapai ukuran A0 bahkan lebih. Sayangnya masih belum ada informasi tentang efisiensi sel surya yang telah dicetak dari printer seharga US$ 200.000 tersebut. Tetapi jika ditilik dari material tinta yang digunakannya, kemungkinan angkanya masih berada di bawah 10%.
physorg



View the Original article

Monday, May 27, 2013

ASEAN CIO Forum II : Shaping ASEAN Future Through e-Leadership and Collaboration

Category: Berita Layanan Info Publik

Sebagai lanjutan dari pertemuan ASEAN CIO Forum I, yang dilaksanakan pada tahun 2012 di Bangkok-Thailand dengan topik “ASEAN ICT Master Plan 2015”, Juni 2013 nanti, ASEAN CIO Forum II akan dihelat  pada 10-11 Juni di Auditorium BPPT, Jakarta.

Nyatanya saat ini, pengelolaan sumber daya berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lembaga pemerintahan dan perusahaan, sudah semakin kompleks karena tuntutan akan layanan kebutuhan pengguna atau pelanggan yang maksimal, proses produksi yang efisien dan keputusan bisnis yang lebih baik.  Peran TIK saat ini bukan lagi sebagai pelengkap (enabler) dalam sebuah organisasi tetapi sudah menjadi kebutuhan dan pengungkit  (driven) bagi kemajuan organisasi modern.

Oleh karena itu, peran Chief Information Officer (CIO) di sebuah pemerintahan dan  perusahaan semakin penting dalam menyelaraskan dan mengintegrasikan strategi bisnis dengan TIK untuk berinovasi dalam rangka meningkatkan daya saing organisasi.  Para CEO pun kini lebih menyadari berbagai manfaat bisnis yang dihasilkan dari penerapan TIK. CEO masa kini mengandalkan para CIO untuk merubah data menjadi informasi yang bermanfaat, merubah informasi menjadi pengetahuan, dan merubah pengetahuan menjadi keputusan bisnis yang lebih baik.

Melanjutkan topik forum pertama “ASEAN ICT Master Plan 2015”, tahun ini ASEAN CIO Forum mengambil tema “Shaping ASEAN Future Through e-Leadership and Collaboration” serta tag-line “ Intelligence, Neutrality, Decisive and Openness!”.  Konferensi ASEAN CIO Forum kali ini dilaksanakan oleh BPPT dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) serta didukung oleh MASTEL, IAC (International Academy of CIO), Cloud Security Alliance (CSA), yang mendapat mandat dari Authority for Info-communications Technology Industry of Brunei Darussalam (AITI)  dan sekretariat ASEAN di Jakarta. 

Pertemuan ini juga akan diikuti oleh para delegasi CIO dari seluruh negara ASEAN baik dari pemerintah maupun para eksekutif dan manajer perusahaan serta para pemerhati TIK baik ilmuwan, praktisi dan profesional di bidangnya dengan jumlah 500 peserta.

Rencananya, acara ASEAN CIO forum akan dibuka oleh Menko Perekonomian, Hatta Rajasa, dengan pembicara kunci antara lain; Menteri Kominfo, Menteri PAN & RB serta Menteri Riset dan teknologi.  Sedangkan untuk acara seminarnya terdiri dari 2 plenary discussion atau diskusi panel pada pagi hari untuk tanggal 10 dan 11 Juni 2013 dengan pembicara para Profesional TIK negara ASEAN dan kepala pemerintahan daerah di Indonesia dengan topik pengalaman para industry dan kalangan pemerintah dalam mengelola TIK, kebijakan pembangunan TIK dan lainnya. 

Selain itu juga,  dilaksanakan paralel track discussion yang dibagi dalam 6 topik selama 2 hari. Secara keseluruhan pembicara pada event ini meliputi para delegasi Negara Anggota ASEAN, para CIO perusahaan teknologi informasi, telekomunikasi, perbankan, minyak dan gas bumi, akademisi dll.

Pada akhir pertemuan akan di deklarasikan pembentukan Asosiasi CIO yang difasilitasi oleh sekretariat ASEAN yang berfungsi sebagai organisasi permanen yang bertujuan untuk wadah pertukaran informasi dan berkolaborasi antar CIO di negara ASEAN, selain itu juga di dibuat pernyataan sebagai Jakarta Statement yang berisi kerjasama pengelolaan TIK, kebijakan pertukaran informasi dan keamanan informasi antar anggota negara ASEAN.

Sebagai informasi, Peserta ASEAN CIO Forum II dapat mendaftarkan diri secara gratis melalui situs http://aseancioforum.bppt.go.id dengan mengisi form isian yang tersedia serta mendapatkan informasi lainnya. (SYRA/humas)



View the Original article

Turbin Angin Dengan Desain Kerai Berukuran Besar

Layaknya industri energi terbarukan lainnya, seperti energi surya dan geothermal, industri energi angin tetap berusaha menemukan bentuk matangnya. Bentuk dimana teknologinya memberikan efisiensi, estetika, keamanan dan kemudahan instalasi yang optimal.

Hingga saat ini para ilmuwan tidak berhenti pada bentuk turbin angin konvensional sekarang ini, yang memang sudah terbukti kinerjanya meski beberapa aspek lainnya seperti estetika, kemudahan instalasi, dan keamanan masih belum bisa didapat dari propeler raksasa semacam itu.

Mencoba memberi alternatif inovasi baru, sebuah tim dari University of Wollongong menawarkan desain turbin angin yang berbeda, meski tidak seradikal Saphonian dan EWICON.


Desain yang dibawa tim tersebut tetap berangkat dari konsep dasar turbin angin sumbu vertikal. Menurut profesor Farzad Safaei, direktur Information and Communication Technology (ICT) Research Institute yang berada di bawah University of Wollongong, turbin angin yang dinamakan PowerWINDows tersebut akan diintegrasikan ke dalam lingkungan perkotaan, seperti gedung perkantoran maupun bangunan lainnya.

Sementara detil teknisnya belum tersedia, tim tersebut menjelaskan bahwa turbin angin dengan desain mirip kerai berputar itu saat ini tengah digarap oleh sebuah perusahaan teknik di Australia, Birdon. Mereka berharap prototip awal tersebut bisa menjadi acuan untuk evaluasi dan perbaikan desain.

University of Wollonging



View the Original article

Sunday, May 26, 2013

196 TAHUN KEBUN RAYA BOGOR DI PETA SEJARAH KONSERVASI INDONESIA

196 Tahun Kebun Raya Bogor di Peta Sejarah Konservasi Indonesia
Senin, 27 Mei 2013

Jelang dua abad, Kebun Raya Bogor makin selaraskan hubungan manusia dan tumbuhan.

196 tahun bukanlah waktu yang singkat bagi Kebun Raya Bogor untuk selalu ambil peran sebagai benteng terdepan dalam penyelamatan tumbuhan yang tersebar di ribuan pulau Indonesia. Di perjalanannya yang menjelang dua abad, PKT Kebun Raya Bogor-LIPI terus menjadi percontohan melalui pembinaan dan dukungan terhadap pembangunan sejumlah kebun raya di seluruh daerah di Indonesia.

Kebun raya ini bercita-cita menjadi salah satu kebun raya terbaik di dunia dalam bidang konservasi dan penelitian botani, serta pendidikan lingkungan untuk meningkatkan pengetahuan dan apresiasi masyarakat.

Kebun Raya Bogor awalnya didirikan di bawah masa pemerintahan Gubernur Jenderal Hindia Belanda G.A.G.P Baron van der Cappellen, tahun 1817. Pada 18 Mei 1817, pembangunan resmi dilakukan dengan pemancangan patok perdana. Berdirinya Kebun Raya menandai tegaknya kejayaan Belanda di bidang ilmu biologi di Indonesia, dan Kota Bogor menjadi pusat perkembangan pertanian dan holtikultura.

Dalam perkembangan eksistensinya, Kebun Raya Bogor kini tidak hanya menjadi acuan dan indikator keberhasilan konservasi tumbuhan tapi juga mengemban misi ekonomi dan pariwisata. Kunjungan ke kebun botani yang luasnya mencapai 87 hektare tersebut, maupun ke Museum Zoologi yang ada di dalamnya, senantiasa ramai terutama pada akhir pekan.

Untuk memperingati Hari Ulang Tahun ke-196, kebun raya yang memiliki koleksi paling tidak 15.000 jenis pohon dan tetumbuhan ini pun menyelenggarakan Pameran dan Diseminasi Perkebunrayaan pada 18-26 Mei 2013. Kepala PKT Kebun Raya Bogor Mustaid Siregar, mengatakan, pada perhelatan kali ini diadakan berbagai kegiatan pameran dan diseminasi perkebunrayaan yang ditampilkan berbagai hasil riset dari setiap kelompok penelitian dan unit kerja lainnya. Selain itu digelar pula berbagai rangkaian kegiatan, tak ketinggalan festival dan bursa tanaman langka.

Mustaid juga menerangkan, kegiatan Pameran dan Diseminasi ditujukan untuk menyelaraskan tumbuhan untuk kehidupan. "Ciptakan harmoni yang indah dengan tumbuhan untuk kehidupan yang selaras. Ketika harmoni itu tak tercipta maka bencana muncul dalam kehidupan manusia. Generasi muda harus memahami nilai-nila harmonisasi dan konsekuensi dari perubahan lingkungan," katanya.

Peraturan Presiden RI No. 93/2011 Tentang Kebun Raya menentukan bahwa kebun raya adalah kawasan konservasi tumbuhan secara ex situ yang memiliki koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, tematik, atau kombinasi dari pola-pola tersebut untuk tujuan kegiatan konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan.



» Arsip
» Diakses : 10 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KOMITE AKREDITASI NASIONAL (KAN) LAKUKAN SURVAILEN TERHADAP LABORATORIUM TERAKREDITASI DI B2TE

Category: Berita Teknologi Informasi,Energi & Material

Komite Akreditasi Nasional (KAN) melaksanakan survailen terhadap Laboratorium terakreditasi ISO/IEC 17025-2008  yang dimiliki oleh Balai Besar Teknologi Energi (B2TE), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dengan No. LP-096-IDN, di Puspiptek Serpong pada Jumat (10/5). 

Agenda ini merupakan salah satu persyaratan bagi laboratorium pemegang akreditasi dari KAN yang wajib dilaksanakan minimal satu kali dalam setahun. Tahun ini survailendilaksanakan terhadap dua ruang lingkup, yaitu: ruang lingkupLaboratorium Pengujian Komponen dan Sistem Fotovoltaik (LPKSF) dan ruang lingkup Laboratorium Pengujian Emisi (LPE), dimana dua ruang lingkup tersebut telah mendapatkan re-akreditasi pada tanggal 25 April 2012.

Soni Solistia Wirawan selaku Kepala B2TE membuka acara tersebut secara resmi, di ruang serbaguna B2TE. Acara tersebut dihadiri juga oleh Adjat Sudradjat selaku Manajer Kendali Mutu,  serta jajaran manajemen B2TE beserta personil laboratorium terkait. Lalu, dari pihak KAN menugaskan dua orang assessor yaitu Anang Chusno Trijanto sebagai Lead Assessor dan Wisnu Eka Yulianto sebagai anggota.

Pada acara tersebut Anang Chusno Trijanto, sebagai Lead Assessormenjelaskan secara singkat proses audit yang akan dilaksanakan. Proses audit selanjutnya dikoordinir oleh Manajer Kendali Mutu Adjat Sudradjat. Pelaksanaan survailen dibagi menjadi dua aspek, yakni aspek manajerial dan teknis. Untuk aspek manajerial dilakukan oleh Anang Chusno Trijanto bertempat di ruang pengujian Batere LPKSF, sementara aspek teknis dilakukan oleh Wisnu Eka Yulianto bertempat di ruang Manajer Teknis LPE. (SYRA/humas)



View the Original article

BUS LISTRIK DIUJICOBAKAN DI KAWASAN WISATA KERATON YOGYAKARTA

Category: Berita Teknlogi Hankam,Transportasi & Manufakturing

Kepala BPPT, Marzan A Iskandar, turut serta dalam uji coba sekaligus peluncuran Bus Listrik sebagai transportasi umum di Yogyakarta. Peluncuran dan uji coba secara resmi dilakukan oleh Menteri Negara Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X hari ini (20/5) di Yogyakarta, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional.

Disampaikan Menristek bahwa dari peluncuran tersebut diharapkan dapat diketahui apa saja kendala yang masih ada. “Bus listrik ini juga dapat menjadi sejarah untuk ujicoba awal bus listrik di Indonesia, terutama di daerah lainnya tidak hanya di Yogyakarta,” ungkapnya.

Sementara itu turun dari ujicoba bus listrik, Kepala BPPT mengatakan bahwa secara umum performa bus sudah baik. "Karena menggunakan listrik jadi tidak bising," ucapnya. Marzan juga menambahkan bahwa melalui Pusat Teknologi Industri dan Sarana Transportasi (PTIST), BPPT turut terlibat dalam pengembangan bus tersebutdan ke depannya BPPT akan terlibat dalam pembuatan trolley bus.

Mengenai trolley bus sendiri, Direktur PTIST BPPT, Prawoto menjelaskan bahwa sedang disiapkan kajiannya. "Trolley bus mirip dengan KRL nantinya, akan berjalan pada lintasan listrik," terangnya.

Ditambahkan Menristek, bus listrik hasil pengembangan LIPI tersebut sangat hemat energi karena bisa mencapai 115 km dalam sekali charger hingga kecepatan 100 km/jam. Bis berkapasitas 12 orang tersebut direncanakan akan melayani wisatawan yang ingin berkeliling di seputar kawasan keraton dan alun-alun DIY. Tempat pengisian (Charging Point) daya baterai bus listrik akan ditempatkan di Taman Pintar yang sekaligus menjadi pickup point untuk penumpang bus.

“Dari lima teknologi kunci di mobil listrik ini, yang masih dikaji mendalam adalah bagaimana membuat baterai kecil dengan daya penyimpanan yang besar. Saat ini bentuk yang ada dinilai masih cukup besar,” ucapnya.

Pada kesempatan yang sama, Gubernur DIY mengatakan bahwa dengan simulasi rute bus listrik dari Taman Pintar menuju Alun-alun Yogyakarta menandakan riset ini merupakan riset partisipatoris yang melibatkan masyarakat. “Riset bus listrik ini hemat energi dan tidak mencemari udara. Karena iu riset di Yogyakarta ini diharapkan dapat memberi feeedback dari pengembangannya. Penggunaan bus listrik ini juga diharapkan dapat mnjadi solusi transportasi massal di Yogyakarta” tegasnya.

Sementara itu, Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti mengharapkan ke depannya bus listrik tersebut dapat memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dan lingkungan. Diyakini pula bahwa dengan pemanfaatan bus listrik akan dapat menjadi alternatif pengganti BBM dan mengurangi emisi CO2. (SYRA/humas)



View the Original article

WUJUDKAN INDUSTRI HILIR KARET BERDAYA SAING TINGGI DI SUMSEL

Category: Berita Teknologi Informasi,Energi & Material

“Indonesia mempunyai luas perkebunan karet terbesar di dunia yaitu seluas 3,4 juta ha. Namun produktifitas lahannya masih rendah sekitar 994 kg/ha/tahun. Hal ini menunjukan tingkat produktifitas karet Indonesia masih harus ditingkatkan. Bahkan dari produksi yang ada, 85% diantaranya di ekspor, sementara hanya sekitar 15% dari produksi hulu dikonsumsi oleh industri hilir dalam negeri. Dari hal ini terlihat perlu adanya peningkatan hilirisasi produk karet,” ungkap Deputi Kepala BPPT Bidang Teknologi Informasi, Energi dan Material (TIEM), Unggul Priyanto pada acara penandatanganan Kesepakatan Bersama antara BPPT dan Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan (21/5).

Kerjasama peningkatan mutu bahan baku karet dan pengembangan industri hilir karet di Sumsel tersebut dilakukan dalam rangka mendukung Program Percepatan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Koridor Ekonomi Sumatera (MP3EI-KES), mengingat Sumsel sebagai penghasil karet terbesar di Indonesia. BPPT sendiri dalam upaya meningkatkan nilai tambah produk hulu karet berupaya mengembangkan karet sebagai salah satu komoditas utama pada pembangunan ekonomi nasional dengan mengembangkan upaya terpadu dalam rangka pengembangan dan pelayanan teknologi, informasi, sertifikasi di bidang karet, termasuk perumusan teknologi, inovasi dan transfer teknologi.

Apalagi menurut Unggul dengan naiknya harga minyak bumi akan semakin memberi peluang bagi perkembangan industri karet. “Selama ini karet alam tidak bisa bersaing dengan karet sintetis yang berasal dari minyak bumi. Dengan naiknya harga minyak bumi, maka karet alam akan menjadi primadona. Karena itu perlu dilakukan kajian pengembangan produktifitas karet selain di sisi hulu juga sisi hilir,” jelasnya.

Beberapa kegiatan yang sedang dan akan dilaksanakan saat ini diantaranya adalah pengembangan pilot project sarana produksi kompon karet di Ogan Ilir, yang diharapkan akan beroperasi dengan optimal pada tahun anggaran 2014 mendatang, dan revitalisasi klaster industri karet di Sumatera Selatan.

“Semoga kerjasama ini dapat menjadi pengungkit untuk meningkatkan penggunaan produk hulu karet melalui hilirisasi karet di Indonesia sesuai amanat MP3EI, yang dimulai dari Sumatera Selatan. Oleh karena itu, kita semua mengharapkan realisasi dari kerjasama ini dan melihat hasil-hasil yang kongkrit yang dapat meningkatkan nilai tambah karet dalam waktu dekat,” urai Unggul.

Pada kesempatan yang sama, Bupati Ogan Ilir yang diwakili Sekretaris Daerah Kabupaten Ogan Ilir, H. Sobli, mengatakan bahwa sebagai kabupaten pemekaran yang baru berusia 9 tahun Ogan Ilir masih tergolong sebagai kabupaten tertinggal. “Kerjasama ini sangat tepat sekali mengingat perkebunan karet yang dimiliki wilayah kami seluas 30 ribu ha. Itu baru perkebunan rakyat, belum termasuk perkebunan perusahaan. Namun selama ini yang terjadi adalah karet yang dihasilkan dijual dalam bentuk bahan baku mentah ke industri. Dengan bantuan BPPT diharapkan pendapatan masyarakat dapat meningkat melalui penambahan nilai pada produk karet,” ungkapnya.

Ke depannya Sobli berharap kerjasama tersebut tidak hanya di bidang karet saja tapi juga meluas ke bidang lainnya seperti energi, perikanan dan pertanian. “Ogan ilir memiliki potensi di bidang energi diantaranya yaitu kelapa sawit, dan potensi perikanan air tawar yaitu budidaya ikan patin. Terdapat juga kerajinan songket dan pandai besi. Kalau potensi ini bisa diangkat dan dikembangkan dapat memberi nilai lebih pada masyarakat,” tegasnya.

Pada kesempatan tersebut dilakukan pula penandatanganan Perjanjian Kerjasama (PKS) antara Pusat Teknologi Material (PTM) dan Dinas KUKM, Industri dan Perdagangan Provinsi Sumsel mengenai Pengembangan Industri Kompon Karet di Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumsel dan PKS antara PTM dan Badan Penelitian dan Pengembangan Inovasi Daerah Provinsi Sumsel tentang Pengembangan Industri Hilir Karet. (SYRA/humas)



View the Original article

KEPALA BPPT: INOVASI, KATA KUNCI PEMBANGUNAN MASA DEPAN

Category: Berita Layanan Info Publik

Faktor penting menghadapi tantangan pembangunan kesejahteraan rakayat ke depan adalah bagaimana menumbuhkan inovasi teknologi di berbagai bidang,  termasuk inovasi teknologi pangan dan energi. Ini merupakan bagian dari agenda pemerintah yang menjadi pioritas Millenium Development Goals (MDGs) pada tahun 2015.

“Isu pemanasan global telah mengancam dunia dan masuk ke ranah publik, ketika para petani dan nelayan kehidupannya mulai terganggu dengan anomali cuaca yang terjadi akhir-akhir ini. Hal demikian akan menganggu ketahan pangan di massa-massa mendatang, bila cara adaptasi belum ditemukan, disinilah peran inovasi teknologi diperlukan”.  Demikian dikatakan Gubenur Jambi Hasan Basri Agus pada Rapat Kerja Sinergi Inovasi Teknologi Pangan dan Energi Untuk MDGs (21/05) di Jambi.

Menanggapi hal tersebut, Kepala BPPT, Marzan A Iskandar mengatakan bahwa didalam mendorong  productivity economics, terdapat 3 faktor penting yang diperlukan. “Pertama adalah modal, kemudian sumber daya manusia dan yang terakhir teknologi. BPPT melakukan survey mengenai pertumbuhan total produktivitas di Provinsi Jambi ini sejak 2001 hingga 2008. Perkembangan ekonomi Propinsi Jambi bila dilihat dalam koridor Sumatera mencapai 7 persen, jadi hampir 40 persen pertumbuhan ekonomi itu merupakan kontribusi dari teknologi”, jelasnya.

Marzan menambahkan, saat ini Indonesia berada pada status negara yang membangun. Hal tersebut dilihat dari efficiency-driven economies, setelah beberapa waktu lalu menyelesaikan dari status faktor driven economies yaitu status yang membangun didasarkan kekayaan alam semata.

“Nantinya kita akan meningkatkan lagi status dari negara yang membangun didasarkan pada efficiency-driven economies menjadi innovation  driven economies. Artinya inovasi menjadi kata kunci di dalam pembangunan kita kedepan”, tegas Marzan.

Masih menurut Marzan, kalau kita (Indonesia-red) menjadikan inovasi sebagai faktor utama dalam pembangunan ekomoni, secara langsung Indonesia juga sedang membangun berdasarkan knowledge based economy dan knowledge based society. Untuk mewujudkan hal tersebut Marzan meyakini diperlukan pembangunan sistem inovasi, dimana faktor-faktor yang mempengaruhi percepatan yang didasarkan pada inovasi menjadi faktor utama yang dominan.

Mengamini Kepala BPPT, PLh Sekretaris Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat, Agus Sartono mengatakan bahwa dengan pertemuan ini diharapkan dapat melahirkan inovasi teknologi pangan dan energi untuk mempercepat pencapaian MDGs. “Tercapai tujuan MDGs berarti tercapai pula tujuan negara, yakni untuk mensejahterakan rakyat dan bangsa”, jelasnya. Pada Acara tersebut dhadiri kepala BATAN, Kepala BAPPEDA Jambi, Bupati/Walikota se Provinsi Jambi. (JSYRA/humas)



View the Original article

Saturday, May 25, 2013

Google Akuisisi Perusahaan Pembuat Turbin Angin Terbang

Google selalu melakukan banyak hal-hal "tak lazim" jika berkaitan dengan pengembangan energi terbarukan.

Setelah menanam modal sebesar US$ 168 juta di gurun Mojave dan sebesar US$100 juta di Shepherd Flat, kali ini Google mengakuisisi sebuah perusahaan yang selama ini didanainya, Makani Power.

Selama ini dalam pengembangan turbin angin inovasinya, Makani Power mendapat dukungan dana dari Google. Kini setelah teknologi tersebut terbukti mampu menghasilkan listrik, Google segera mengakuisisinya.

Saat itu Wing 7 adalah teknologi yang dikembangkan Makani Power. Turbin angin tersebut berbeda dari turbin angin yang saat ini banyak terpasang dan dikembangkan oleh banyak perusahaan.

Makani menyebutnya sebagai airborned wind turbine (AWT) yang berarti turbin angin terbang. Terbang layaknya pesawat udara dan dikendalikan layaknya layang-layang.

Menurut Makani, dengan meletakkan turbin angin di atas ketinggian lebih dari 300 meter akan menghasilkan energi listrik yang jauh lebih stabil jika dibandingkan dengan teknologi turbin angin konvensional.


Selain kelebihannya mampu berada di ketinggian 300 meter, AWT juga lebih banyak memanen energi angin. Dua mekanisme pengubah energi angin yang dimilikinya, yaitu baling-baling dan gerakan memutarnya memanen energi angin dan mengubahnya menjadi listrik secara bersamaan.

Namun dengan ketinggian tersebut, maka AWT akan lebih aman jika dioperasikan di wilayah yang jauh dari jalur penerbangan, jaringan transmisi dan pemukiman penduduk.
makani



View the Original article

LAYANAN AIR BERSIH INDONESIA MASIH BURUK

Layanan Air Bersih Indonesia Masih Buruk
Kamis, 23 Mei 2013

TEMPO.CO, Bogor - Indonesia salah satu negara dengan layanan air bersih yang paling buruk di dunia. Padahal, Indonesia memiliki 6 persen dari total sumber daya air tawar di bumi yang tersimpan dalam bentuk air danau, sungai, waduk, dan curah hujan yang tinggi.

Direktur Eksekutif Asia Pacific Centre for Ecohydilogi UNESCO-LIPI, Prof. Hery Harjono mengatakan, sebanyak 20-30 persen layanan air bersih lebih banyak dinikmati oleh penduduk perkotaan. Sedangkan secara nasional, akses masyarakat terhadap air bersih belum mencapai 50 persen.

"Masih jauh dari target dalam MDGs (Millenium Development Goals) dimana target 50 persen masyarakat bisa memperoleh air bersih," kata dia dalam seminar Air dan Keanekaragaman Hayati, di Bogor, Rabu 22 Mei 2013.

Sebagian besar sumber air bersih di Indonesia mengandalkan air tanah, air hujan, air sungai, dan danau. Sekitar 97,5 persen sumber air bersih didapat dari air laut, lalu dari air tawar 2,5 persen, air es 68 persen, dan air tanah 30 persen.

Di kota-kota besar rata-rata kebutuhan air per orang sebanyak 150 liter per hari. Bahkan, untuk membuat satu cangkir kopi saja dibutuhkan 140 liter air dan untuk memproduksi satu unit komputer dibutuhkan air sebanyak 20 ribu liter.

Ia menjelaskan, kehidupan manusia dan makhluk hidup lain tidak terlepas dari keberadaan air. Kesulitan akses ke sumber daya air dapat menimbulkan kepunahan. Karena itulah, tidak hanya dibutuhkan pendekatan sains dan teknologi untuk mendayagunakan sumber air, namun pendekatan budaya terkait perilaku manusia dalam menggunakan air bersih.

Sayangnya, lebih dari 90 persen sumber daya air tawar di Indonesia digunakan untuk pertanian. Padahal, menurutnya, yang terpenting adalah akses air bersih untuk masyarakat miskin. Sebab, masyarakat miskin masih kesulitan mendapatkan akses air bersih secara komersial. "Kalau tidak ada akses air bersih maka bisa dipastikan kesejahteraan dan kesehatan mereka kurang," katanya.

Ahli Peneliti Utama dari LIPI, Sulastri menyarankan, pentingnya zona konservasi yang mewakili tipe perairan, mendorong pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk mengurangi beban pencemaran ke perairan. "Juga perlu ada pengembangan domestikasi sumber daya ikan untuk pemulihan stok," kata dia.



» Arsip
» Diakses : 19 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

EKOSISTEM LESTARI MENJAMIN KETERSEDIAAN AIR BERSIH

Ekosistem Lestari Menjamin Ketersediaan Air Bersih
Kamis, 23 Mei 2013

JAKARTA, (PRLM).- Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Nuramaliati Prijono menuturkan, tersedianya air secara berkelanjutan merupakan salah satu tantangan utama untuk pembangunan berkelanjutan. Menurut dia, ekosistem yang lestari di seluruh dunia akan menjamin ketersediaan air bersih bagi kehidupan manusia, khususnya hutan dan lahan basah.

Sebagaimana siaran pers yang diperoleh PRLM di Jakarta, Rabu (22/5/13), Siti mengatakan, air pada fungsinya mendasari semua jasa ekosistem. Salah satu contohnya, lahan basah sebagai wilayah penampung dan resapan, dapat membantu mengurangi risiko dari banjir.

Restorasi tanah dapat mengurangi erosi dan polusi, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan air bagi tanaman. Kawasan lindung dapat membantu konservasi air dan menyediakan air ke kota-kota, ujarnya.

Siti juga menjelaskan, ekosistem air tawar kini paling terancam karena memiliki tingkat kepunahan 15 kali lebih besar daripada eksosistem laut. Padahal ekosistem air tawar menyimpan ribuan spesies. Oleh karena itu, ekosistem air tawar dan keanekaragaman hayatinya kini merupakan prioritas konservasi secara global, tuturnya.

Sayangnya, kata dia, sampai saat ini informasi penelitian tentang keanekaragaman hayati di wilayah perairan, baik air tawar ataupun lautan, sangat kurang. Padahal, wilayah Indonesia sebagian besar terdiri dari wilayah perairan.

Sebagaimana diketahui, pada 22 Mei, penduduk di dunia memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional. Tema tahun ini berfokus pada isu Water and Biodiversity. Pemilihan tema tersebut selaras dengan ketetapan PBB bahwa 2013 merupakan International Year of Water Cooperation.

Pemilihan tema Water and Biodiversity untuk tahun ini sangat krusial, mengingat peran air untuk menjamin keberlanjutan seluruh kehidupan di bumi, kata Siti.

Pusat Penelitian Biologi LIPI, pada Rabu (22/5/13) menyelenggarakan seminar sehari bertajuk Menyambut Hari Keanekaragaman Hayati: Water and Biodiversity, berlangsung di Gedung Kusnoto, Bogor.



» Arsip
» Diakses : 22 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KERUSAKAN DAS CILIWUNG-CISADANE MAKIN BERAT

Kerusakan DAS Ciliwung-Cisadane Makin Berat
Kamis, 23 Mei 2013

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Peneliti Pusat Penelitian Limnologi-LIPI, Ir Sulastri APU menyebutkan kondisi Daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dan Cisadane saat ini semakin mengalami beban yang berat akibat pencemaran.

"Ciliwung mulai dari Katulampa hingga Cibinong kondisi airnya sudah mengalami gangguan berat, begitu juga dengan Cisadane," katanya dalam seminar sehari memperingati Hari Keanekaragaman Hayati dengan tema Air dan Keanekaragam Hayati di gedung Kusnoto-LIPI, Kota Bogor, Jawa Barat, Rabu.

Sulastri mengatakan gangguan berat yang dialami Ciliwung dan Cisadane diukur dari indeks kimia, habitat dan biologinya.

Pencemaran terberat dialami oleh sungai ini berasal dari logam, banyak jumlah individu yang terpapar bahan logam hingga mengalami kepunahan.Dampak dari pencemaran ini, ekosistem di sungai tersebut mengalami introduksi dari hewan-hewan luar.



» Arsip
» Diakses : 35 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

DAUN-DAUN DI KEBUN RAYA BOGOR CEPAT RONTOK

Daun-daun di Kebun Raya Bogor Cepat Rontok
Jumat, 24 Mei 2013

INILAH.COM, Bogor - Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor, Mustaid Siregar, mengatakan pesatnya pembangunan di Kota Bogor menyebabkan keberadaan kebun raya kian terancam, tidak hanya acaman polusi udara, tapi juga ketersediaan air.

"Tanda-tanda ancaman itu sudah ada. Kalau seminggu tidak turun hujan di sini, maka dengan sangat cepat daun-daun kering dan rontok," katanya di Bogor, Kamis (23/5/2013).

Mustaid menjelaskan, hal itu baru sekedar hipotesis apakah kekeringan yang dialami oleh Kebun Raya Bogor karena tingginya penyerapan air tanah oleh gedung-gedung yang ada di sekitar Kebun Raya.

"Ini baru hipotensis dan untuk membuktikan itu perlu ada kajian lagi untuk memastikannya," kata Kepala PKT Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid.

Namun, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan, pembangunan sejumlah hotel di sekitar Kebun Raya Bogor yang menggunakan sumber dari air tanah akan sangat berdampak pada ketersediaan air di Kebun Raya Bogor.

Penggunaan air tanah yang begitu tinggi, lanjut dia, dan pemadatan lahan di sekitar Kebun Raya dengan adanya pembangunan, juga menjadi bahaya yang akan mengancam kebun raya.

"Untuk membuktikan itu, kami sudah mengundang Pusat Peneliti Geoteknologi Bandung untuk melakukan kajian terkait air tanah di sini," katanya.

Mustaid mengatakan, banyak sumber mata air kecil di Kebun Raya Bogor, tapi jika gedung-gedung di sekitar kebun raya menyedot maka mata air tersebut tidak akan berfungsi.

"Perlu ada pengendalian tata ruang, tidak bisa asal-asalan, dan kalau tidak kita semua akan rugi. Bebaskan dan kendalikan pembangunan di Kota Bogor dan lebih baik dihijaukan dari pada dibangun," katanya.



» Arsip
» Diakses : 32 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEBUN RAYA BOGOR KIAN TERANCAM

Kebun Raya Bogor Kian Terancam
Jumat, 24 Mei 2013

Metrotvnews.com, Bogor: Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya Bogor Mustaid Siregar mengemukakan bahwa pesatnya pembangunan di Kota Bogor menyebabkan keberadaan kebun raya tersebut kian terancam. Tidak hanya oleh polusi udara namun juga oleh ketersediaan air.

"Tanda-tanda ancaman itu sudah ada. Kalau seminggu tidak turun hujan di sini, sangat cepat daun-daun menjadi kering dan rontok," katanya, Kamis (23/5).

Mustaid menjelaskan, hal itu baru sekedar hipotesis apakah kekeringan yang dialami oleh Kebun Raya Bogor karena tingginya penyerapan air tanah oleh gedung-gedung yang ada di sekitar Kebun Raya.

"Ini baru hipotesis dan untuk membuktikan itu perlu ada kajian lagi untuk memastikannya," kata Mustaid.

Namun, lanjut dia, tidak menutup kemungkinan, pembangunan sejumlah hotel di sekitar Kebun Raya Bogor yang menggunakan sumber dari air tanah akan sangat berdampak pada ketersediaan air di Kebun Raya Bogor.

Penggunaan air tanah yang begitu tinggi, lanjut dia, dan pemadatan lahan di sekitar Kebun Raya dengan adanya pembangunan, juga menjadi bahaya yang akan mengancam kebun raya.

"Untuk membuktikan itu, kami sudah mengundang Pusat Peneliti Geoteknologi Bandung untuk melakukan kajian terkait air tanah di sini," katanya.

Mustaid mengatakan, banyak sumber mata air kecil di Kebun Raya Bogor, tapi jika gedung-gedung di sekitar kebun raya menyedot maka mata air tersebut tidak akan berfungsi.

"Perlu ada pengendalian tata ruang, tidak bisa asal-asalan, dan kalau tidak kita semua akan rugi. Bebaskan dan kendalikan pembangunan di Kota Bogor dan lebih baik dihijaukan dari pada dibangun," katanya.

Kepala Bidang Konservasi Ex Situ PKT Kebun Raya Bogor Joko Ridho Witono membenarkan kondisi-kondisi yang saat ini dialami kebun raya peninggalan Belanda tersebut.

"Ada indikasi-indikasi itu, artinya tetap harus dilakukan penelitian, apakah betul berdirinya beberapa hotel di sekitar Kebun Raya Bogor dan pembangunan lainnya akan mengurangi air tanah itu perlu dikaji. Tidak bisa hanya sekedar mengatakan penyebab kurangnya air karena ada pembangunan," katanya.

Seperti yang diketahui, sejumlah hotel akan dibangun di pusat Kota Bogor dan yang saat ini tengah dibangun adalah di sekitar Tugu Kujang, Terminal Barangsiang. sejumlah hotel sudah lebih dahulu berdiri cukup banyak jumlahnya. Belum diketahui sumber air di hotel tersebut apakah menggunakan air tanah atau dari perusahaan daerah air minum.



» Arsip
» Diakses : 56 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI INGIN MEMBERI CITRA BAIK UNTUK PROFESI PENELITI

LIPI Ingin Memberi Citra Baik untuk Profesi Peneliti
Jumat, 24 Mei 2013

(Jakarta, 24 Mei 2013 Humas LIPI). Lima pelajar terbaik Indonesia berlaga di ajang Intel International Science and Engineering Fair (ISEF) 2013 di Arizona, Amerika Serikat pada 15-17 Mei 2013 lalu .

Kelima pelajar tersebut adalah Jovita Nathania, Maria Christina Yolenta Lestari, Rosinta Handinata dari SMA Tarsisius 1 Jakarta, Hani Devinta Sari dari SMA Negeri 63 Jakarta, dan Muhammad Imadudin Siddiq, pelajar SMAIT Insantama, Bogor. Mereka adalah para juara kompetisi Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) LIPI tahun 2012 lalu.

Dalam ajang yang diikuti 1.500 ilmuwan muda seluruh dunia yang bersaing memperebutkan hadiah senilai lebih dari US$ 3 juta ini, Indonesia menorehkan prestasi melalui karya permainan kartu yang berisikan aneka informasi mengenai terumbu karang karya dari Jovita, Maria, dan Rosinta.

Mereka mengadopsi permainan kartu uno yang banyak digemari anak-anak agar edukasi peran penting terumbu karang menjadi mudah dan menyenangkan. Kategori Special Award Organization dengan hadiah senilai US$ 1.000 dari Consortium for Ocean Leadership, sebuah lembaga non profit di Washington DC, yang menaungi 102 institusi riset kelautan di Amerika Serikat berhasil diraih.

Karya ilmiah lain yang juga dipamerkan adalah Magic Test Paper: Pemanfaatan Ekstrak Bunga Telang untuk Uji Formalin Makanan karya Hani Devita Sari dan Limbah Cangkang Telur sebagai Anti Semut untuk Plastik Wadah Makanan karya Muhammad Imadudin Siddiq.

Redaksi LIPI News berkesempatan mewawancarai Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, Kepala Biro Kerja Sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI yang juga Ketua Delegasi Indonesia pada ajang yang telah berlangsung sejak tahun 1950 ini. Berikut petikan wawancaranya

Ini adalah kali ketiga pelajar Indonesia mendapat penghargaan di ajang Intel ISEF. Sebetulnya apa hal yang ingin dicapai dari keikutsertaan di ajang ini?
Penghargaan tadi bukan tujuan, namun langkah kecil dalam program jangka panjang untuk menanamkan minat menjadi peneliti. Mereka yang kemarin ke Arizona menjadi terbuka wawasannya, mempunyai banyak teman, dan menjadi spesial di masyarakat. Dengan begitu tertanam attitude untuk menjadi peneliti dan terus melakukan penelitian.

Mengapa attitude tadi begitu penting?
LIPI ingin label peneliti melekat dan itu membuat pola pikir mereka lebih maju. Kalaupun mereka tidak bekerja sebagai peneliti , kebiasaan meneliti itu akan menjadi nilai tambah bagi karir mereka.

Apakah ini terkait dengan program jangka panjang LIPI untuk menarik minat generasi muda Indonesia menjadi peneliti?
LIPI ingin memberi citra baik untuk profesi peneliti. Jumlah peneliti yang ideal per 1 juta penduduk adalah 300 sampai 400 peneliti, sementara di Indonesia tidak sampai jumlah 30 peneliti. Belarusia dengan penduduk hanya 10 juta jiwa saja punya 36 ribu peneliti.

Bila dibandingkan keikutsertaan tahun lalu apakah ada perbedaan?
Tahun ke tahun situasi dan faktanya berbeda. Tujuan mengikuti ajang ini bukan berapa kemenangan yang didapat namun dampaknya. Menanamkan sifat kepedulian yang menjadi attitude peneliti.

Kelima pelajar yang ke Arizona ini adalah pemenang kompetisi LKIR yang diadakan LIPI. Apakah ada rekomendasi pelaksanaan LKIR selanjutnya agar bagi mereka yang dikirim ke ajang Intel ISEF ini dapat unjuk gigi dengan maksimal ?
Intel ISEF adalah kompetisi ilmiah yang pesertanya dari ajang kompetisi ilmiah yang terafiliasi dengan Intel. Di Indonesia hanya LKIR dari LIPI. Kelemahan pelajar kita adalah pemalu. Sangat berbeda dengan pelajar-pelajar dari Amerika misalnya. Mereka pemberani. Ini karena faktor sistem pendidikan. Disana guru memandang murid sebagai partner.
Kita akan melakukan perubahan penjadwalan. Jadi sebelum bulan September sudah ada pembinaan finalis sehingga mereka yang menang adalah yang sudah siap. Kita bukan mencari yang paling pintar namun yang paling siap untuk jadi peneliti.

Bagaimana pembinaan kedepan untuk mereka juga para pemenang kompetisi ilmiah LIPI lainnya?
Untuk pembinaan sebelum keberangkatan kemarin kita memilih mentor-mentor yang memang care pada anak-anak. Kita juga terus menjalin komunikasi intensif dengan pememang tahun kemarin. Seperti Muhammad Luthfi Nurfakhri dari SMAN 1 Bogor yang tahun kemarin memenangkan peringkat ketiga kategori teknik dan mendapatkan penghargaan sebesar US$ 1.000 untuk proyek Digital Leaf Color Chart. Dia bahkan menawarkan diri untuk membantu membimbing. Saat ini dirinya sudah diterima untuk melanjutkan studi di Australia namun belum ada beasiswa. Kami sudah mengajukan permohonan kepada Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan dijanjikan akan dibantu. Kita juga akan undang mereka di Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional pada bulan Juni sampai Juli besok di Boyolali. Hasil-hasil penelitian yang kemarin dipamerkan juga dilirik oleh beberapa perusahaan untuk diproduksi massal. Kalau mereka ingin mengajukan paten untuk hasil peneltiannya kita akan bantu.



» Arsip
» Diakses : 80 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

BEGONIAS IN THE GARDEN

Begonias in the garden
Jumat, 24 Mei 2013

Begonias, those waxy, petalled, succulent plants found in greenhouses or bright bathroom corners are, surprisingly, native to Indonesia.

Hidden in the jungle shadows of Maluku, Sulawesi, Java, Kalimantan, Bali and most other islands of the archipelago, begonias take root in dappled light and grow into a myriad of complex forms, each adapted over eons to their particular environment, explains 26-year-old Ketut Restika.

Ketut is a begonia hobbyist and staffer at the Bedugul Botanical Gardens in Balis central highlands and lakes district.

On duty last Sunday in the botanical gardens begonia house while his senior, Made Ardaka, was trekking the jungles of East Halmaheras national park, Aketejawe in Ternate, in search of new and rare begonia species, Ketut introduces visitors to the more than 290 varieties of the plant housed in the gardens.

We have here one of the greatest ranges of begonia species in the world, says Ketut, gently raising plastic from a pair of tiny leaves. These are begonia holosericea from Ternate in North Maluku, the rarest begonias we have here. This is the first time we have grown them here, says Ketut of the pair of freshly rooted leaves that will expand the begonia houses collection to 294 specimens.

Cool breezes dance through the botanical gardens begonia house, inviting dozens of guests daily to discover these plants, some with spiral form variegated leaves, others dressed in red velvet leaves and all promising an abundance of flowers within the next couple months.

City dwellers Dadang and his wife, Enok, make the hours drive from Balis capital Denpasar to Beduguls begonia house regularly. Like hundreds of other families, they come for the cool climate and an opportunity to let their children run barefoot in the grass, rest in the shade of giant trees and breathe fresh mountain air.

We come to the gardens, and the begonia house, to see the beautiful flowers and the gardens. Here it is so fresh and cool after the city, says Dadang.

Enok echoes his words. Coming here we feel refreshed. The gardens are a change from the city, she says, enjoying the calm of the begonia house.

Spread over several hectares, the Bedugul Botanical Gardens draws huge crowds every weekend. Near the entrance to the gardens teens test their courage on a series of flying fox treetop ropes at the Bali Treetop Adventure Park while their parents unpack picnic lunches and relax in the shade. Others bring their bicycles and pedal their way around the gardens discovering vistas of the adjacent lakes and the spectacular mountains that jut into the sky.

These botanical gardens are laid out with bamboo forests containing a rich diversity of bamboo types, the palm gallery where many different palms are growing, the fir tree zones that are alive with the crisp wintry aroma of snow country climates and acres and acres of grassland where children play, and the begonia house that showcases a genus massive in its variety.

Just outside the doors of the begonia house, the gardens offer up the unexpected a plant nursery that has hundreds of unusual seedlings for sale, so families can take a little bit of the gardens peaceful green home with them.



» Arsip
» Diakses : 10 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

MENRISTEK LUNCURKAN UJICOBA PROTOTIPE BUS LISTRIK

Menristek Luncurkan Ujicoba Prototipe Bus Listrik
Sabtu, 25 Mei 2013

Pengembangan mobil hibrida dan mobil listrik merupakan visi yang telah dibangun Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono ketika mengambil inisiatif menjadi tuan rumah UN Climate Change Conferentce di Bali pada 2007. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan perlunya percepatan pengembangan mobil ramah lingkungan untuk mengurangi beban subsidi bahan bakar minyak (BBM). Pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-17 tahun lalu, Presiden kembali meminta Kementerian Riset dan Teknologi dan pihak terkait lainnya untuk membuat kendaraan yang ramah lingkungan, dengan istilah Low Cost Green Car dan lebih ditekankan kepada angkutan publik. Bus Listrik buatan LIPI merupakan salah satu wujud dari kendaraan ramah lingkungan tersebut.

Hal itu disampaikan Menegristek, Gusti Muhammad Hatta, saat memberikan sambutan pada acara Peluncuran Uji Coba Prototipe Bus Listrik di Taman Pintar Yogkarta, Senin, 20 Mei 2013. Menurut Menegristek, bus listrik bisa menjadi solusi untuk mengurangi pencemaran udara, Di Jakarta, 40 persen pencemaran udara berasal dari transportasi. Penggunaan bus litrik yang bebas emisi akan membantu menjaga kualitas udara di Yogyakarta, ujar Menegristek.

Sementara itu, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Sri Sultan Hamengkubuwono X menyampaikan bahwa Pemda DIY menyambut baik dan mengapresiasi ujicoba prototipe riset bus listrik ini. Menurut Sri Sultan, kemacetan telah menjadi masalah dalam transportasi yang serius di Yogyakarta. Setiap bulannya terjadi penambahan 200-300 mobil dan 6000 sepeda motor yang tidak seimbang dengan pertumbuhan infrastruktur jalan. Oleh karena itu, penggunaan bus listrik diharapkan dapat menjadi solusi transportasi massal di Jogjakarta, ujar Sri Sultan.

Sri Sultan menjelaskan beberapa keunggulan bus listrik, yaitu tidak memiliki emisi gas buang, tidak bising seperti mesin diesel, sehingga merupakan alat angkut yang ramah lingkungan. Bus Listrik juga hemat dalam penggunaan bahan bakar karena konsumsi listrik sesuai dengan pola gerak kendaraan. Sri Sultan berharap, Ujicoba prototipe bus listrik di Yogyakarta bisa memberikan umpan balik positif bagi pengembangan program mobil listrik, yang saat ini telah masuk kedalam tahap riset dan ujicoba protitipe, penyiapan regulasi dan identifikasi sektor industri.

Selama masa ujicoba beberapa bulan kedepan, Bus listrik LIPI yang menggunakan tenaga baterai dan berkapasitas 12 orang tersebut akan melayani wisatawan yang ingin berkeliling di seputar kawasan keraton dan alun-alun DIY, tanpa dipungut biaya. Tempat pengisian (Charging Point) daya baterai bus Listrik telah disiapkan PT. PLN dan ditempatkan di Terminal Penumpang Giwangan dan Taman Pintar yang juga menjadi pickup point untuk penumpang bus.

Sebelum peluncuran ujicoba oleh Menegristek, Gubernur DIY dan Walikota Yogyakarta, Haryadi Suyuti, terlebih dahulu ditandatangi Kesepakatan bersama antara Kementerian Ristek dan Pemkot Yogyakarta terkait program ini. Turut hadir dalam acara ini, Sekretaris Kementerian Ristek, Hari Purwanto; Deputi Bidang Jaringan Iptek, Agus Rusyana Hoetman; kepala BPPT, Marzan Aziz Iskandar, Kepala BATAN, Djarot S. Wisnubroto; Kepala BSN, Bambang Prasetya dan Wakil Ketua LIPI, Djusman Sajuti. (humasristek)



» Arsip
» Diakses : 2 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KELOLA JURNAL ILMIAH ELEKTRONIK TINGKATKAN PUBLIKASI

Kelola Jurnal Ilmiah Elektronik Tingkatkan Publikasi
Sabtu, 25 Mei 2013

Publikasi hasil penelitian dalam jurnal ilmiah merupakan salah satu sarana efektif untuk meningkatkan visibilitas hasil penelitian. Dampak dari visibilitas tersebut yaitu peneliti lain dapat mengetahui hasil penelitian sehingga dapat disitir dan dimanfaatkan, lebih jauh lagi duplikasi kegiatan penelitian dan plagiarismen dapat dihindarkan. Di sisi lain perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) saat ini telah menggeser pola penerbitan jurnal ilmiah dari cetak menjadi elektronik. Dengan versi elektronik jurnal dapat didiseminasikan lebih luas, lebih cepat dan memudahkan penulis dan penerbit dalam proses penerimaan dan reviewnya. Di tingkat internasional penerbitan jurnal ilmiah baik yang baru dan lama saat ini sudah menggunakan versi elektronik, namun sangat disayangkan untuk penerbitan jurnal ilmiah Indonesia saat ini sedikit sekali yang menggunakan versi elektronik.

Untuk meningkatkan konten Pustaka Jurnal Kementerian Riset dan Teknologi, serta mendorong publikasi hasil-hasil penelitian lembaga Litbang di Propinsi Nusa Tenggara Barat Asdep Data dan Informasi Iptek Kementerian Ristek bekerjasama dengan Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian Nusa Tenggara Barat (BLHP - NTB) dan PDII-LIPI, menyelenggarakan pelatihan Pengelolaan Jurnal Ilmiah Elektronik Menggunakan Open Jurnal System (OJS) dan Jurnal Online di Mataram, tanggal 14-17 Mei 2013. Pelatihan diikuti oleh 30 peserta yang merupakan pengelola Jurnal atau dokumentasi Ilmiah Bappeda Kabupaten/Kota serta Universitas Negeri dan Swasta se-Nusa Tenggara Barat, seperti Kabupaten Lombok Barat, Kota Mataram, Lombok Utara, Sumbawa Barat, Lombok Tengah, Kota Bima, Lembaga Penelitian Universitas Mataram, Universitas Al-Azhar, Universitas Muhammadiyah Mataram, dan Universitas 45 Mataram.

Kepala Bidang Data dan Informasi Iptek Masyarakat Kementerian Ristek, Henri Tambun dan Kepala Badan Lingkungan Hidup dan Penelitian yang diwakili oleh Ghulam Abbas, dalam sambutannya menekankan perlunya lembaga penelitian maupun para peneliti untuk mempublikasikan hasil-hasil penelitian. Publikasi ini dapat digunakan masyarakat maupun peneliti yang membutuhkan data dan informasi tentang Iptek.

Salah satu media publikasi hasil-hasil penelitian yang saat ini sedang berkembang dan menjadi perhatian utama dari Kementerian Ristek adalah elektronik jurnal dengan interoperabilitas data antar lembaga litbang serta jurnal online.

Pelatihan diselenggarakan selama 3 hari dengan materi pelatihan Kebijakan Penerbitan Jurnal, Manajemen Penerbitan Jurnal Ilmiah, Manajemen Situs, Manajemen Jurnal dan Manajemen Penerbitan. Sebagai hasil dari pelatihan, telah terpasang OAI di Jurnal Universitas Mataram secara interoperabilitas dengan Pustaka Jurnal Ilmiah Indonesia - Kementerian Riset dan Teknologi. (Ad4-D2/ humasristek)



» Arsip
» Diakses : 13 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Ilmuwan Temukan Baterai Lithium Ion 1000 kali Lebih Cepat Diisi Dari Teknologi Saat Ini

Baterai dengan kemampuan isi ulang super cepat sangat dibutuhkan, terutama untuk mobil-mobil listrik. Berkat ilmuwan-ilmuwan di University of Illinois, sebuah teknologi baterai masa depan yang bisa diisi ulang 1.000 kali lebih cepat dari baterai lithium ion yang ada saat ini atau bahkan super kapasitor sekalipun, berhasil ditemukan.

Tetapi yang perlu diingatkan di sini adalah jangan membayangkan kelak kita bisa mengendarai dengan jarak tempuh hingga 1.000 kilometer dengan baterai tersebut. Karena hanya kerapatan dayanya (power density) yang luar biasa, bukan pada kerapatan energinya (energy density).

Kerapatan daya adalah jumlah maksimum daya yang bisa diberikan per satuan massa, sedangkan kerapatan energi adalah banyaknya energi yang bisa disimpan per satuan massa. Contoh mudah dari keduanya adalah baterai asam timbal merupakan baterai dengan kerapatan daya tinggi, sedangkan baterai lithium ion adalah baterai dengan kerapatan energi yang tinggi.

Meski demikian, temuan para ilmuwan tersebut tetap sangat penting. Terutama jika baterai itu nantinya bisa digabungkan dengan teknologi lain untuk meningkatkan densitas energinya.

Misalnya saja baterai baru tersebut dihubungkan secara paralel dengan baterai berdensitas energi. Maka akan ada penambahan sedikit jarak tempuh hanya dengan diisi ulang dalam waktu singkat dari baterai lain, hingga sampai ke tujuan untuk kemudian diisi ulang secara total untuk memenuhi kerapatan energi baterai lainnya.
University of Illinois



View the Original article