Sunday, April 28, 2013

MORO LIPI, EDUKASI FUN SCIENCE DI JUNGLELAND SENTUL BOGOR

Moro LIPI, Edukasi Fun Science di Jungleland Sentul Bogor
Senin, 29 April 2013

(Bogor, 29 April 2013 Humas LIPI). Memasuki kawasan wahana International Robot Zoo Exhibition, para pengunjung tentu akan takjub dengan berbagai robot hewan yang berukuran spektakuler. Perlahan berjalan menyusuri wahana yang terletak di Jungleland Theme Park Sentul Bogor tersebut, mata pengunjung dapat menikmati robot kelelawar, robot badak, robot bunglon, robot jerapah, dan masih banyak lagi robot berukuran besar lainnya. Selain berukuran raksasa, robot-robot tersebut pun mampu bergerak persis seperti aslinya.

Tak hanya itu saja, memasuki kawasan wahana lebih jauh lagi, pengunjung juga bisa menyaksikan berbagai penjelasan ilmu sains sederhana oleh para pemandu dengan beragam pernak-perniknya yang menarik dan atraktif. Berbagai praktik ilmu fisika, biologi, bermacam eksperimen kimia yang seru, menggerakkan benda menggunakan kekuatan pikiran dan lainnya tersaji apik di kawasan wahana tersebut.

Di antara bermacam praktik sains sederhana itu, ada sebuah robot bergerak dengan lincah maju ke depan, mundur ke belakang dan mengangkat satu lengangnya ke atas dan bawah dengan tangan seperti berbentuk capit, berputar dan berbagai ragam gerakan lainnya. Anime ratusan mata pengunjung pun tertuju pada robot ini yang beratraksi di tempat khusus yang berbentuk lingkaran dengan alas karpet merah.

Ya, robot tersebut bernama Moro LIPI. Moro LIPI yang merupakan kepanjangan dari Motor Robot LIPI tersebut merupakan robot karya anak bangsa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sejatinya robot ini adalah robot penjinak bom. Akan tetapi penampilannya kali ini bukan untuk menjinakkan bom, melainkan beratraksi menghibur pengunjung.

Dadan Ridwan Saleh, salah seorang teknisi dan pemandu dari Moro LIPI mengungkapkan, pihak Jungleland secara khusus mendatangkan robot ini dalam rangka mengedukasikan fun science (sains yang menyenangkan) bagi khalayak umum. Moro LIPI akan tampil selama 10 hari pada exihibiton ini hingga 30 April 2013. Atraksi dilakukan di dalam maupun luar ruangan, ungkapnya di sela-sela exhibition, Sabtu (27/4) lalu, di Jungleland Theme Park Sentul Bogor Jawa Barat.

Ia menyebutkan, robot karya Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronika (P2 Telimek) LIPI tersebut mendapat antusiasme pengunjung yang luar biasa. Sehingga, penampilan yang sedianya hanya 5 hari diperpanjang menjadi 10 hari.

Nota Kesepahaman

Moro LIPI hanyalah salah satu hasil penelitian LIPI yang tampil di Jungleland. Masih ada beberapa hasil riset lagi seperti Banyu Mili, Mikro Hidro, dan Generator Magnet Listrik yang akan ditampilkan di Jungleland melalui payung kerja sama antara LIPI dengan Jungleland Theme Park.

Kerja sama antara kedua belah pihak tersebut telah dilaksanakan dengan adanya penandatanganan Nota Kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU). Pihak LIPI diwakili oleh Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono (Kepala Biro Kerja sama dan Pemasyarakatan Iptek LIPI) dan pihak Jungleland diwakili oleh Claudia Inkiriwang (Direktur Utama Jungleland Theme Park) melaksanakan penandatanganan ini secara resmi dalam sebuah acara yang digelar di ruang utama pertemuan Jungleland.

Bogie mengungkapkan, LIPI akan selalu mendukung fun science bagi masyarakat, khususnya anak-anak atau generasi muda. Kami berupaya berkontribusi untuk hal tersebut. Salah satunya dengan menampilkan hasil-hasil penelitian melalui exhibition seperti ini, katanya.

Sedangkan, Claudia menyampaikan bahwa sangat antusias dengan komitmen LIPI terhadap sains yang fun. Ia berharap kerja sama ini bisa memberikan manfaat bagi penyebarluasan Iptek untuk masyarakat dengan pengemasan yang enak dan menyenangkan. (pwd/pwd)



» Arsip
» Diakses : 29 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Saturday, April 27, 2013

PT CARMELITHA LESTARI

PT CARMELITHA LESTARI

Posted on 26 April 2013

tepunglele

Sejarah Perusahaan
PT Carmelitha Lestari diresmikan secara hukum tanggal 27 Mei 2011. Pabrik dan kantor PT. Carmelitha Lestari di Dramaga, Bogor mulai beroperasi pada tanggal 1 November 2011. Pendirian perusahaan digagas oleh inovator tepung lele yaitu Prof. Dr. Clara M. Kusharto, MSc dan Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MS (dosen dan peneliti Institut Pertanian Bogor) serta Dr. Ir. Annis Catur Adi, MSi (dosen dan peneliti Universitas Airlangga) dibantu oleh Yayasan Inovasi dan Teknologi (INOTEK). PT Carmelitha Lestari memproduksi tepung ikan lele, biskuit lele dan kerupuk lele dengan merek utama Clarias.

Visi
Menjadi Perusahaan Nutritious Food Solution terdepan di Indonesia.

Misi

  1. Memberikan solusi atas kebutuhan makanan bergizi terutama makanan berprotein tinggi
  2. Mengutamakan mutu dan kualitas produk
  3. Menjadi mitra usaha yang terpercaya
  4. Menjadi tempat untuk berprestasi dan pengembangan diri bagi karyawan
  5. Memberikan manfaat pemberdayaan bagi masyarakat

Alamat Perusahaan
Jl. Raya Dramaga Km.8, Taman Dramaga Hijau, Blok I No.9, Dramaga Bogor 16680
Telp. (0251) 8622090, email: carmelitha_lestari@yahoo.com

Pemesanan produk selain nomor kantor bisa menghubungi:
Risti Rosmiati (085624254791), email: risti.rosmiati@gmail.com
Nunung Cipta Dainy (081399287143), email: ncipny_16@yahoo.com

Download Profil PT Carmelitha Lestari




View the Original article

LIPI - UNIVERSITAS NEGERI MALANG KERJA SAMA PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DAN IPTEK

LIPI - Universitas Negeri Malang Kerja sama Pengembangan Pendidikan dan Iptek
Jumat, 26 April 2013

(Malang, 26 April 2013 Humas LIPI). Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Prof. Dr. Lukman Hakim menandatangani nota kesepahaman dengan Universitas Negeri Malang yang diwakili oleh Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan Drs. Sucipto, M.Si di Aula Utama Universitas Negeri Malang, Malang, Jawa Timur, Kamis (25/4) kemarin.

Lewat nota kesepahaman, LIPI dan Universitas Negeri Malang sepakat untuk menjalani kerja sama dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). Adalah tugas LIPI untuk mempercepat pertumbuhan dan pembangunan melalui ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal yang diperlukan adalah sinergi dan pemanfaatan sumber-sumber kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh LIPI maupun Universitas Negeri Malang, ujar Lukman.

Sedangkan, Sucipto mengungkapkan bahwa kerja sama ini penting dalam pencapaian impian Universitas Negeri Malang. Kerja sama dengan LIPI merupakan upaya peningkatan kapasitas SDM penelitian. Selain itu, juga dapat menjadi media promosi bagi kami, jelasnya.

Sementara itu selain penandatanganan nota kesepahaman, Kepala LIPI juga memberikan kuliah tamu dengan tema Meningkatkan Peran Peneliti, Membangun Daya Saing yang dihadiri oleh dekan dari 8 fakultas, pimpinan lembaga, serta mahasiswa. (fza/pwd)



» Arsip
» Diakses : 54 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Friday, April 26, 2013

JANGAN TERGANTUNG TEKNOLOGI

Jangan Tergantung Teknologi
Kamis, 25 April 2013

Kedepankan Pengetahuan dalam Penanggulangan Bencana

Padang, PadekBerbagai elemen masyarakat dan instansi pemerintahan terus menunjukkan kepedulian terhadap mitigasi bencana. Terutama dalam menghadapi ancaman gempa dan tsunami, masyarakat diingatkan jangan bergantung pada teknologi, melainkan pada kemampuan mitigasi dan pengetahuan individu menghadapi bencana.

Demikian terungkap dalam diskusi terbatas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pusat, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Padang dalam membahas kesiapsiagaan bencana di Kantor AJI Padang, Selasa malam (23/4).

Diskusi diikuti Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Sumbar, anggota AJI Padang dan sejumlah jurnalis lokal dan nasional. Di waktu yang sama juga berlangsung Forum International Table Top Exercise (TTX) Mentawai Megathrust Disaster Exercise (DIREx) di Pangeran Beach Hotel.

Pada diskusi itu dibahas sederet bencana yang terus menerus menghantui masyarakat Sumbar. Kemudian, pentingnya intervensi pengetahuan dalam mengurangi risiko bencana, kemungkinan waktu peristiwa yang berisiko terbesar, bagaimana menghindari proyek teknologi bermodus bantuan sosial kebencanaan, hingga semboyan baru masyarakat Mentawai.

Kenapa harus menunggu momen untuk mendiskusikan masalah kebencanaan. Toh, ini sudah menjadi kekhawatiran umum, ungkap Bidang Pendidikan dan Komunikasi LIPI, Irina Rafliana.

Irina Rafliana mengatakan, latihan kesiapsiagaan dapat mengintervensi pengetahauan masyarakat Mentawai. Seperti yang terjadi di salah satu daerah bencana. Di sana, 99 persen masyarakatnya selamat dari tsunami setelah masyarakat mengikuti pelatihan. Hanya satu orang yang meninggal. Pelatihan itu baru pertama kali selama dua minggu. Saat tsunami melanda, sekitar 99 persen dari mereka selamat.

Hanya ada satu korban, yang sedang mencari kepiting saat kejadian berlangsung. Berdasarkan pengalaman itu, latihan-latihan penting untuk mengurangi korban jiwa. Kalau masyarakat tidak punya pengetahuan, mereka tidak mampu melakukan apa pun saat ada tanda-tanda bencana, tutur Irina.

Seperti diketahui, TTX yang berlangsung tiga hari ini (22-25 April 201) di Padang, dibagi dua sesi; akademik dan latihan. Sesi akademik meliputi pelatihan sistem peringatan dini tsunami, manajemen kedaruratan, mekanisme kerja sama internasional saat bencana, mekanisme penggunaan aset-aset militer dalam masa tanggap darurat, peran masyarakat internasional, serta sesi berbagi pengalaman menangani gempa dan tsunami dengan pemerintah Jepang.

Sesi latihan, merupakan pelatihan bersama yang melibatkan pemangku kepentingan di tingkat domestik dan regional dalam menghadapi sejumlah skenario kejadian bencana besar. Memang pada sesi latihan tahap I ini, seluruh elemen masyarakat belum dilibatkan. Yang dilibatkan itu, unsur pejabat pemda seperti BPBD, Kapolres, Dandim. Kemungkinan, pada tahap selanjutnya (gelar latihan di lapangan), kita akan melibatkan seluruh elemen masyarakat, ujar Kapenrem 032/ Wirabraja, Mayor Inf Supadi kepada Padang Ekspres, kemarin.

Setiap hasil kajian para peneliti, mestinya dibarengi pembentukan protokoler. Lewat protokol itu, pembinaan dilakukan. Setiap daerah di pesisir barat Sumatera, harus digambarkan berada pada keadaan terburuk saat pemberian pelatihan. Ini bertujuan agar warga tidak gagap saat mengalami peristiwa yang luar biasa.

Dia memprediksi risiko terbesar masyarakat Mentawai saat tsunami pada siang hari. Sebab, malam hari biasanya masyarakat Mentawai berkumpul. Dengan begitu, instruksi akan terarah. Berbanding terbalik dengan asumsi peserta lain, Nanang Suharto yang justru memprediksi risiko terbesar pada malam hari. Alasannya, aktivitas sehari-hari masyarakat Mentawai rata-rata di daerah perbukitan. Sedangkan malam, mereka kembali ke rumah yang mayoritas tinggal dekat pantai.

Nanang yang tergabung dalam Forum PRB itu, berharap masyarakat jangan menggantungkan hidup pada teknologi. Dalam artian, hanya menunggu instruksi dan aba-aba dari alat pendeteksi. Mesti punya pengetahan juga. Jangan sampai sudah ada gempa, terus masyarakat hanya menunggu bunyi sirene, atau tanda-tanda dari alat yang lain. Mana tahu alatnya tidak berfungsi. Jadi, jangan sampai masyarakat menggantungkan hidup pada teknologi, harapnya.

Dia mencontohkan bantuan alat pendeteksi longsor dan gerakan tanah di Malalak, Tanahdatar yang tidak berfungsi lagi. Untuk memperbaikinya, mesti dilakukan negara bersangkutan.

Diskusi yang berlangsung sekitar tiga jam itu, juga mengupas ekses di balik penanganan bencana. Seperti ketergantungan Indonesia pada negara lain dalam penanganan bencana, wadah promosi alat-alat canggih kebencanaan, maupun jadi objek dari proyek-proyek teknologi dari sejumlah pihak.

Irina Rafliana mengingatkan bahwa potensi tsunami tidak hanya ditandai dengan getaran kuat. Gempa dengan getaran lemah namun lama dan membuai, juga memiliki potensi tsunami.

BMKG Pusat, Weniza menyampaikan, BMKG sendiri tidak punya kebijakan untuk memberi instruksi evakuasi kepada masyarakat. Paling lama lima menit pascagempa, BMKG sudah mengeluarkan peringatan dini pertama. Hingga sepuluh menit, kami akan mengeluarkan peringatan kedua. Setelah itu peringatan ketiga dan keempat. Kami lalu memberi referensi apakah berpotensi tsunami atau tidak. Jadi, BMKG hanya memberi informasi, bukan instruksi, jelasnya.

Setelah BMKG memberi referensi, diikuti instruksi dari pemerintah daerah melalui BNPB, kepolisian ataupun TNI. Jadi, kami hanya beri referensi awas, siaga dan waspada. Kebijakan selanjutnya, akan lahir dari corong pemerintah, tutur staf Bidang Mitigasi Gempa Bumi BMKG Pusat itu. (cr1)



» Arsip
» Diakses : 79 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Thursday, April 25, 2013

RENCANA UJI COBA BUS LISTRIK LIPI TERKENDALA MOU

Rencana Uji Coba Bus Listrik LIPI Terkendala MoU
Jumat, 26 April 2013

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Rencana uji coba bus listrik hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Yogyakarta masih belum jelas. Meski sebelumnya rencana tersebut sudah dijadwalkan akan direalisasikan awal tahun ini.

Bus berkapasitas 15 penumpang itu memiliki sumber energi utama dari baterai lithium 100 cell untuk menghasilkan daya listrik 320 volt DC agar dapat melaju dengan kecepatan maksimal 90-100 kilometer per jam.

"Harus ada MoU antara Kemenristek, Pemda DIY dan Pemkot Yogya sebelum diujicobakan. Sampai saat ini memang belum ada MoU tersebut," papar Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika DIY, Tjipto Haribowo, Kamis (25/4/2013).

Direncanakan, lanjut Tjipto, bus yang baru diproduksi satu unit ini akan diujicoba dari Taman Pintar kemudian keliling Keraton melalui Ngabean. Termasuk ada rencana nantinya bus listrik ini akan menjadi konten atau wahana baru di Taman Pintar.

Hanya saja, rencana tersebut masih harus menunggu perjanjian dari berbagai pihak. "Selama belum ada MoU, tidak bisa dilakukan penjadwalan uji coba," tukas Tjipto.

Sementara, Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah DIY, Tavip Agus Rayanto menyampaikan, uji coba bus listrik LIPI masih terkendala beberapa hal. Seperti keterangan pada STNK yang menyebutkan berbahan bakar solar padahal listrik.

Persoalan lain yang harus diselesaikan adalah masalah pada sistem pengereman, bobot baterai yang cukup berat serta belum ada izin dari kepolisian. "Baru itu yang saya ketahui," ujar Tavip.

Pada akhir tahun lalu, LIPI melakukan pemaparan terhadap bus hasil risetntnya kepada Pemda DIY kemudian ditindaklanjuti dengan rencana uji coba guna mengetahui aspek kelayakannya.

Namun, sampai saat ini Pemda DIY belum memasuki tahap memiliki ikatan dengan LIPI dalam riset bus listrik. Karena harus ada kajian lebih mendalam mengenai aspek-aspek terkait dengan teknis atau ekonomis dari bus tersebut.

"Kami memang belum ada keterikatan untuk menggunakan bus itu, baru mau melakukan uji coba saja," tutup Tavip. (hdy)



» Arsip
» Diakses : 28 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

SINERGI PENELITIAN DAN PENDIDIKAN, LIPI-TAU JALIN KERJA SAMA

Sinergi Penelitian dan Pendidikan, LIPI-TAU Jalin Kerja Sama
Rabu, 24 April 2013

(Jakarta, 24 April 2013 Humas LIPI). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memiliki komitmen kuat untuk meningkatkan sinergi antara dunia penelitian dan pendidikan. Hal tersebut ditunjukkan dengan kerja sama yang terjalin antara LIPI dengan Tanri Abeng University (TAU) melalui penandatanganan Nota Kesepahaman yang dilakukan di kampus TAU, Pesanggrahan, Jakarta Selatan, Selasa (23/4) kemarin.

LIPI sebagai badan riset tertua dan terbesar di Indonesia telah berhasil membangun jejaring kerja sama yang kuat dan menciptakan peneliti-peneliti yang memiliki kompetensi tinggi. Kesadaran akan hal itulah yang mendorong LIPI mendirikan ICIAR untuk mengawal para peneliti muda membangun core competence dalam bentuk research university, ungkap Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim ketika memberikan sambutan.

Menurutnya, LIPI dan TAU bisa saling memanfaatkan dalam hal menjaga kualitas riset. Kami sangat terbuka dengan kerja sama ini dan berharap TAU dapat memberi inspirasi terutama untuk meningkatkan jiwa entrepreneurship para peneliti LIPI. Terus terang hal itulah yang menjadi tantangan bagi LIPI sekarang, ujar Lukman.

Pada saat yang sama, Dr. Tanri Abeng, MBA, founder sekaligus Rektor TAU mengungkapkan bahwa TAU adalah universitas yang berfokus untuk menciptakan Career Ready Professionals yang memiliki depth knowledge di bidang masing-masing. Alasan itulah yang mendorong TAU bekerja sama dengan LIPI.

Resources LIPI dapat memanfaatkan TAU dalam hal penguatan kemampuan manajemen dan entrepreneurship. Sebaliknya, LIPI dapat membantu mendorong terwujudnya research based university di kampus ini, jelas Tanri.

Lets think big, start small!

Menarik mencermati pemikiran pengusaha yang juga mantan Menteri BUMN ini, ia sangat mengapresiasi respon positif LIPI untuk beraliansi secara strategis dengan TAU. Aliansi strategis ini diharapkan dapat memberi kontribusi pada LIPI dan TAU. Kami dapat memberikan perspektif manajemen untuk menjembatani antara manajemen dan peneliti di LIPI, ujar Tanri.

Terkait dengan universitas yang dipimpinnya, ia ingin menciptakan suatu revolusi pendidikan dimana mahasiswa dapat menjadi kontributor untuk penyelesaian masalah sosial.TAU tidak hanya mengajarkan kemampuan dan ilmu pengetahuan, tetapi juga integritas, tandasnya.

Di akhir sambutannya, Tanri menyelipkan pesannya bahwa mari kita berpikir besar dan mulai lakukan dengan hal yang kecil atau Lets think big, start small. (yos/pwd)



» Arsip
» Diakses : 81 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

TAU DAN LIPI TANDATANGANI NOTA KESEPAHAMAN

TAU dan LIPI tandatangani nota kesepahaman
Kamis, 25 April 2013

Sindonews.com - Tanri Abeng University (TAU) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menjalin kerjasama dengan menandatangani nota kesepahaman dalam pengembangan di kampus TAU, dalam bidang riset dan ilmu pengetahuan.

Kerjasama tersebut merupakan kali kedua dilakukan TAU sejak didirikan pada 7 Maret 2013. Sebelumnya TAU sudah bekerjasama dengan Felda, perusahaan asing yang bergerak di bidang perkebunan.

Tanri Abeng CEO dan Rektor TAU mengatakan, penandatangan ini adalah bentuk kerjasama untuk mengintegrasikan dan mendayagunakan kemampuan serta potensi yang dimiliki oleh kedua belah pihak institusi.

"Hal ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pada kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi bangsa dan negara," kata Tanri, lewat rilisnya kepada Sindonews, Rabu (24/4/2013).

Lebih lanjut dia mengatakan, kerjasama tersebut meliputi penelitian, pemanfaatan ilmu pengetahuan, teknologi, pertukaran tenaga ahli, seminar, dan kegiatan lainnya.

"TAU sendiri juga nantinya akan memberi masukan kepada LIPI mengenai penelitian apa saja yang dibutuhkan dunia industri. Karena selama ini penelitian yang dilakukan LIPI kurang memenuhi kebutuhan industri. Meski begitu, belum bisa memastikan akan seperti apa bentuk nyata kerjasama yang tercipta nantinya," pungkasnya.

(maf)



» Arsip
» Diakses : 46 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

IKAN SEGAR DI AMBON TIDAK HIGIENIS

Ikan Segar di Ambon tidak Higienis
Kamis, 25 April 2013

Metrotvnews.com, Ambon: Ikan segar yang dijual pedagang di Kota Ambon, Maluku tidak higienis. Hal itu dikatakan Christina Litaay, Peneliti Balai Konservasi Biota Laut (BKBL) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Ambon, Rabu (24/4).

"Ikan-ikan segar yang dijual di Pasar Arumbai Ambon tidak higienis karena dicuci dan disiram dengan air kotor," kata Christina.

Christina mengatakan ikan-ikan segar di pasar tersebut tidak higienis dikarenakan para pedagang setempat menggunakan air laut yang telah tercemar sampah untuk mencuci ataupun menyiram ikan-ikan mereka agar tetap segar.

Lokasi Pasar Arumbai yang berada di atas Teluk Ambon sangat memungkinkan para penjual ikan di sana untuk membuang air bekas mencuci ikan ke laut di bawahnya, kemudian digunakan kembali, begitu seterusnya.

Ikan segar yang tidak higienis, meskipun sudah dimasak tetap dapat menyebabkan masyarakat yang mengkonsumsinya mengalami alergi berupa gatal-gatal di rongga mulut maupun lidah.

"Air laut yang berada di bawah pasar tidak berpindah, sehingga sampah-sampah di pasar dan air bekas pakai yang dibuang ke juga tidak berpindah, sehingga tidak bagus jika digunakan untuk menyiram maupun mencuci ikan mentah," katanya.

Menurut Christina, kurangnya pemahaman cara menjaga kesegaran dan higienisnya ikan menyebabkan para pegadang tidak mengetahui dampak terhadap masyarakat Kota Ambon yang banyak mengkonsumsi ikan, sehingga perlu adanya penyuluhan oleh pemerintah setempat.

Selain menggunakan air kotor, beberapa pedagang ikan di Pasar Arumbai juga menjajakan ikannya di udara terbuka. Hal itu juga dapat menurunkan mutu ikan.

"Ikan mentah tidak boleh terkena sinar matahari secara langsung ataupun air hujan, itu akan menurunkan mutu ikan," pungkas Christina. (Ant)



» Arsip
» Diakses : 26 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

BIODIESEL DARI ALGAE

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif untuk mesin diesel yang terbuat dari bahan alami, yaitu dari minyak tumbuhan atau lemak hewan. Pembuatan biodiesel dari mikroalgae yang dilakukan, mulai dari budidaya mikroalgae (kultur), ekstraksi minyak mikroalgae, dan esterifikasi. Biodiesel dari alga hampir mirip dengan biodiesel yang diproduksi dari tumbuhan penghasil minyak (jarak pagar, sawit, dll) sebab semua biodiesel diproduksi menggunakan triglycerides (biasa disebut lemak) dari minyak nabati/alga.





Semua jenis alga memiliki komposisi kimia sel yang terdiri dari protein, karbohidrat, lemak (fatty acids) dan nucleic acids. Prosentase keempat komponen tersebut bervariasi tergantung jenis alga. Ada jenis alga yang memiliki komponen fatty acids lebih dari 40%. Dari komponen fatty acids inilah yang akan diekstraksi dan diubah menjadi biodiesel.





View the Original article

BIOGAS

PEMBANGKIT LISTRIK BERBAHAN BAKAR BIOGAS SKALA RUMAH TANGGA Penelitian pembuatan biogas dari kotoran ternak ini bertujuan:


1) pemanfaatan biogas untuk bahan bakar pembangkit listrik biogas; 2) penyediaan energi alternatif untuk bahan bakar kompor rumah tangga berupa biogas dari kotoran ternak;


3) Mengurangi volume timbunan kotoran ternak yang berpotensi mencemari udara, tanah dan air dan;


4) memanfaatkan kotoran ternak menjadi sesuatu yang lebih bernilai.





Pembuatan biogas dari kotoran ternak dikembangkan dengan metodologi fermentasi anaerob. Tahapan proses dengan metode ini yang pertama adalah proses asidifikasi, yaitu proses penguraian atau dekomposisi komponen penyusun bahan organik menjadi asam-asam organik tanpa oksigen. Tahapan proses yang kedua adalah proses methanasi, yaitu proses perubahan asam-asam organik menjadi biogas. Untuk proses fermentasi anaerob ini dilakukan dalam sebuah biodigester. Biodigester yang digunakan adalah type semi permanen yang berbentuk prisma yang terbuat dari bahan fiber. Volume biodigester ini sebesar 9 m3. Dengan volume sebesar ini maka diharapkan mampu menampung lebih banyak bahan baku pembuatan biogas secara kontinue. Sehingga dapat dihasilkan hasil biogas yang semakin banyak pula untuk kebutuhan bahan bakar genset secara kontinue. Pembangunan sarana dan prasarana biogas Biodigester adalah reaktor tempat berlangsungnya proses fermentasi limbah/kotoran sapi menjadi biogas.


Di dalam reaktor biodigester ini akan terjadi penguraian bahan-bahan organik yang terkandung dalam kotoran sapi menjadi asam-asam organik. Selanjutnya asam-asam organik ini akan terurai secara anaerobik menjadi biogas. Biodigester ini terbuat dari bahan fiber dengan volume 9 m3. Biodigester ini tersusun dari pelat-pelat berbentuk persegi empat dan segitiga. Bahan pembuat pelat tersebut terdiri dari campuran fiber dan resin yang disusun berlapi-lapis hingga mencapai ketebalan 0,8 - 1 cm. Selanjutnya pelat-pelat tersebut ini disusun menjadi bentuk menyerupai prisma/diamond dan ditanam/diletakkan dalam galian tanah setinggi 1 - 1,5 m. Hal terpenting dari pembuatan biodigester ini adalah tidak boleh ada kebocoran sedikitpun dari rangkaian pelat penyusun biodigester tersebut. Gas holder adalah reaktor penampung biogas yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan biogas sebelum dialirkan melalui pipa koneksi menuju generator ataupun kompor biogas. Gas holder ini terbuat dari bahan plastik Polyethylene 150 s/d 200 mikron diameter 1.2 m panjang 2 - 3m.


Biogas yang tertampung dalam gas holder selanjutnya mengalir melalui pipa koneksi/selang menuju ke rumah-rumah dan selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan bakar generator dan kompor biogas. Perencanaan desain unit biodigester dan pembinaan teknis Sebelum dilakukan pembuatan biodigester dan unit perlengkapan lainnya, maka terlebih dahulu perencanaan desain untuk unit biodigester tersebut. Urutan perencanaan desain unit biodigester dimulai dengan perhitungan volume biodigester, penentuan model biodigester. Uji Kinerja Pembangkit Listrik/Genset dengan menggunakan Bahan Bakar Biogas Setelah pekerjaan perencanaan biodigester dan sarana prasarana biogas telah selesai dilakukan maka untuk selanjutnya adalah uji kinerja pembangkit listrik/genset dengan menggunakan bahan bakar biogas.


Dari hasil pengujian yang telah dilakukan didapatkan data sebagai berikut :


  1. Untuk menghasilkan daya sebesar 450 - 1000 Watt sebuah genset memerlukan bahan bakar biogas sebesar 0,6 - 1 m3 biogas perjam.

  2. Pemakaian genset adalah berkisar 12 jam/hari.

  3. Konsumsi biogas untuk genset perhari adalah berkisar 7,2 - 12 m3/hari.

Kegiatan penelitian pembangkit listrik berbahan bakar biogas skala rumah tangga ini merupakan kegiatan kerjasama antara Badan Litbang ESDM dengan Universitas Negeri Padjajaran (UNPAD) guna meningkatkan peran Energi Baru dan Terbarukan. Berdasarkan konsep penerapan teknologi produksi biogas untuk bahan bakar pembangkit listrik pada kegiatan ini maka diperoleh hal-hal berikut :


  1. Biogas dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar pembangkit listrik/genset.

  2. Untuk menghasilkan daya sebesar 450 - 1000 Watt sebuah genset memerlukan bahan bakar biogas sebesar 0,6 - 1 m3 biogas perjam.

  3. Biogas yang dihasilkan ditampung dalam penampung gas (gas holder) kemudian disalurkan melalui selang untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar genset dan kompor.

  4. Biodigester yang digunakan dalam pembuatan biogas ini adalah biodigester type semi permanen dengan volume 9 m3. Biodigester ini terbuat dari campuran bahan fber dan resin yang dibuat berlapis-lapis. Dengan adanya teknologi pembuatan biogas dari kotoran sapi ini maka manfaat secara langsung yang dapat dirasakan adalah berkurangnya timbunan kotoran sapi yang berpotensi mencemari udara, tanah dan air.



View the Original article

GASIFIKASI BIOMASA

Gasifikasi biomassa adalah proses konversi termokimia dari biomassa padat menjadi gas bakar. Gas bakar tersebut mengandung karbon monoksida (CO), hydrogen (H2) dan sedikit kandungan metan (CH4). Pembangunan peralatan pemanfaat gasifikasi sebagai salah satu cara membantu masyarakat pengrajin gerabah dan keramik dalam meringankan beban biaya produksi khususnya pada saat pembakaran. P3TKEBT bekerja sama dengan PEMDA Purwakarta membangun tungku pembakar keramik yang memanfaatkan bahan bakar selain BBM. Sehingga masyarakat tidak lagi perlu membangun tungku masing-masing melainkan dapat memanfaatkan fasilitas yang dibangun. Pilot plant gasifikasi kapasitas 100 kg/jam dengan bahan baku sekam padi dibangun di desa Plered-Purwakarta. Rata-rata efisiensi konversi untuk gasifikasi biomassa 60-70 %.





Memanfaatkan gasifikasi biomassa sebagai pengganti minyak tanah untuk industri dapat menghemat sekitar 60 juta/bulan/industri, dimana rata-rata pemakaian minyak tanah industri 8 ton/minggu. Setelah melihat hasil dari dari uji coba sistem gasifikasi dengan biomasa di atas, selanjutnya dilakukan perancangan pipa koneksi dari sistem gasifikasi ke tungku pembakaran shuttle kiln dan ke tunel pengering. Skema perencanaan pipa koneksi yang akan dipasang terdiri dari 3 (tiga) unit sistem yaitu :


  1. Koneksi utama gas bakar gasifier-tungku shuttle kiln;

  2. Koneksi saluran udara sekunder shuttle kiln;

  3. Koneksi saluran pemanfaat sisa panas tungku-tunnel pengering. Uji kinerja seluruhnya dari sistem gasifikasi setelah dilakukan penyambungan pipa dari sistem gasifikasi-tungku shuttle kiln-tunnel pengering akan dilakukan pada tahun 2010.



View the Original article

Potensi Energi Angin

Angin adalah sumber energi yang tersedia cukup berlimpah di alam. Pemanfaatannya telah dimulai sejak tahun 5000 SM untuk menggerakkan baling-baling perahu di Sungai Nil. Tahun 200 SM, Cina telah memanfaatkan energi angin untuk pompa air, dan di Timur Tengah telah dimanfaatkan untuk menggiling biji-bijian. Pada abad ke-20, energi angin telah banyak dimanfaatkan untuk pengolahan makanan, pompa air, dan pembangkit listrik.


Pembangkit Listrik Tenaga Angin (PLT Angin) merupakan pembangkit listrik yang sangat ramah lingkungan. Penerapannya bisa dalam bentuk wind farm ataupun stand alone, baik yang terhubung ke dalam grid maupun tidak. PLT Angin sangat cocok diterapkan pada lokasi terpencil maupun yang telah mempunyai grid. Keberadaan dan kelangsungan suatu PLT Angin ditentukan oleh pemilihan lokasi (sitting) yang tepat berdasarkan data angin yang akurat dan berlaku sepanjang waktu guna (service life) mesin turbin angin. Oleh sebab itu studi potensi angin sepanjang tahun pada lokasi yang mempunyai potensi merupakan sesuatu yang mutlak dilakukan sebelum diputuskan untuk membangun PLT Angin.


Untuk itu kegiatan Pengukuran Potensi Energi Angin bertujuan untuk memperoleh suatu lokasi yang secara teknis dan ekonomi layak dibangun pembangkit listrik tenaga angin (PLT Angin) terutama di daerah yang belum terjangkau Pembangkit Listrik yang berasal dari energi fosil maupun energi baru terbarukan lain.






Pada tahun 2005 telah dipasang 2 Menara Anemometer di Universitas Cendrawasih, Waena, Abepura, Provinsi Papua dan Desa Borongloe, Kecamatan Pajukuhang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Sebelum Pemasangan Anemometer ini telah dilakukan Pengumpulan data sekunder, terrain dan lingkungan, informasi rencana pengembangan daerah, dan data pendukung lainnya terutama bidang energi. Setalah data tersebut dianalisis dan dievaluasi selanjutnya adalah melakukan pengumpulan data primer profil kecepatan angin dengan memasang anemometer pada ketinggian 10 meter, 30 meter dan 50 meter, dan wind vane pada ketinggian 30 meter pada menara setinggi 50 meter.




Gambar 1. Lokasi Menara Anemometer di Bantaeng, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Universitas Cenderawasih, Jayapura



1. Bantaeng


Lokasi menara anemometer berada di Desa Borongloe, Kecamatan Pajukukang, Kabupaten Bantaeng, Provinsi Sulawesi Selatan. Koordinat: S 05o34’67” dan E 120o02’85”. Sejak tanggal 7 Januari 2006 data logger tidak berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran anemometer, sehingga dari tanggal tersebut tidak terdapat data. Baru pada tanggal 16 Juni 2006 data logger berhasil dioperasikan kembali.



Gambar 2. Distribusi Kecepatan Angin Rata-rata untuk Bantaeng



Gambar 3. Wind Rose Arah Angin Bantaeng



Gambar 4. Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam


Berdasarkan data Pengukuran di Bantaeng yang mulai beroperasi kembali sejak 16 Juni 2006 hingga 15 Desember 2006 memperlihatkan hasil pengukuran Distribusi kecepatan angin rata-rata untuk Bantaeng (Gambar 2), Wind rose arah angin Bantaeng (Gambar 3), dan Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam (gambar 4). Dari data distribusi kecepatan angin diperoleh besaran kecepatan angin rata-rata sebesar: 4.66 m/s, sedangkan arah angin didominasi arah N, dan puncak kecepatan rata-rata angin tertinggi pada interval pukul 12.00 hingga 16.00 Waktu Indonesia Bagian Tengah.






View the Original article

MIKROHIDRO

Mikrohidro adalah pembangkit listrik tenaga air skala kecil dengan batasan kapasitas antara 5 kW-1 MW per Unit. Syarat dasar dari pembangkit listrik tenaga air skala kecil adalah adanya air mengalir dan beda ketinggian. Turbin mikrohidro untuk sungai maupun saluran irigasi sudah dapat diproduksi di Indonesia. Dalam pengembangan mikrohidro, Puslitbang Teknologi KEBT telah mampu melakukan studi kelayakan, detil disain sampai dengan pembangunan fisik PLTMH.


Sampai saat ini telah dibangun PLTMH sebanyak tiga buah, terdiri atas PLTMH Melong Kabupaten Subang Jawa Barat dengan Kapasitas 100 kW (on grid), PLTMH Kombongan Kabupaten Garut Jawa Barat dengan kapasitas daya 165 kW (on grid dan off grid), PLTMH Sengkaling 1 dengan kapasitas daya pembangkit sebesar 100 kW di Universitas Muhammadiyah Malang Kabupaten Malang Jawa Timur.






PLTMH Melong


Potensi listrik yang dapat dibangkitkan dari tinggi jatuh rata-rata (head) BCA-4 sungai Ciasem sebesar 6,6 m dan debit 2x1.130 liter/detik adalah 100 kW. PLTMH Melong berkapasitas 100 kW yang terhubung dengan jaringan tegangan menengah PLN, dikenal sebagai sistem interkoneksi. Daya listrik yang dihasilkan dapat  dimanfaatkan sebagai perbaikan kualitas daya listrik PLN di sekitar wilayah Melong dan juga sebagai sarana laboratorium lapangan bidang energi dan ketenagalistrikan.




PLTM Kombongan


Kapasitas daya dari instalasi PLTMH Kombongan sebesar 165 kW. Pembangkit menggunakan turbin jenis Crossflow D-500 dengan memanfaatkan aliran sungai Cikandang dengan debit 500 liter/detik dan head 45 meter. Kinerja peralatan mekanikal-elektrikal PLTMH Kombongan secara umum berjalan baik dan digunakan untuk melayani kebutuhan daya listrik masyarakat dusun Kombongan sebesar 45 kW sebanyak 150 KK.  Dengan sisa daya sebesar 120 kW, direncanakan untuk interkoneksi dengan jaringan PLN.




PLTMH Sengkaling


Kapasitas daya dari instalasi PLTMH Sengkaling sebesar 100 kW. Pembangkit menggunakan turbin jenis Crossflow D-500, memanfaatkan beda tinggi antara muka air pada Saluran Irigasi Sengkaling dengan muka air pada Kali Brantas setinggi 15 meter dan debit sebesar 1000 liter/detik. Daya yang dihasilkan dari PLTMH Sengkaling disambungkan ke jaringan distribusi Kampus Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) melalui Jaringan Tegangan Rendah JTR. Selain itu PLTMH Sengkaling juga dimanfaatkan sebagai sarana laboratorium lapangan dan sebagai sarana studi banding.




View the Original article

GASIFIKASI BIOGAS

Salah satu sumber energi alternatif adalah biogas, yang berasal dari berbagai macam limbah organik, seperti sampah biomassa, kotoran manusia, dan kotoran hewan yang dapat dimanfaatkan menjadi energi melalui proses anaerobik digestion. Beberapa jenis teknologi reaktor biogas yang dikembangkan di antaranya adalah reaktor jenis kubah tetap (Fixed-dome), reaktor terapung (Floating drum), reaktor jenis balon (sederhana). Unit percontohan biogas untuk pembangkit listrik terdapat di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Malang dan Pangalengan, Jawa Barat. Sedangkan unit percontohan biogas dengan memanfaatkan limbah industri tapioka untuk pembangkit listrik dibangun di daerah Lampung.









View the Original article

Potensi Energi Angin Jayapura

Lokasi menara anemometer berada di Kampus Universitas Cendrawasih. Koordinat: S 02º34’57.0” dan E 140º39’27.0”, lihat Gambar 1 Lokasi Menara Anemometer di Bantaeng, Makassar, Sulawesi Selatan, dan Universitas Cenderawasih, Jayapura. Sejak tanggal 11 September 2006 data logger tidak berfungsi untuk mencatat hasil pengukuran anemometer karena panel surya sebagai pengisi battery hilang, sehingga dari tanggal tersebut tidak terdapat data. Baru pada tanggal 5 November 2006 data logger berhasil dioperasikan kembali dengan memberikan battery cadangan 2 x 9 volt.







Gambar 5. Distribusi Kecepatan Angin Rata-rata untuk Jayapura



Gambar 6. Wind Rose Arah Angin Jayapura



Gambar 7. Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam


Dari pengukuran di Jayapura mulai 11 Oktober 2005 hingga 10 September 2006 diperoleh hasil pengukuran Distribusi kecepatan angin rata-rata untuk Jayapura (Gambar 5), Wind rose arah angin Jayapura (Gambar 6), dan Interval Kecepatan Angin dalam 24 Jam (Gambar 7). Dari data distribusi kecepatan angin diperoleh besaran kecepatan angin rata-rata sebesar: 3.05 m/s, sedangkan arah angin didominasi arah W, dan puncak kecepatan rata-rata angin tertinggi pada interval pukul 14.00 hingga 16.00 Waktu Indonesia Timur.



View the Original article

Prototype PLT angin 100 Kwt

Prototype PLT Angin 100 Kwt


Kepala Badan Litbang ESDM Bambang Dwiyanto didampingi oleh Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (KEBTKE) dan Sekeretaris Badan Litbang ESDM serta beberapa Pejabat Fungsional dan Struktural di Lingkungan Badan Litbang ESDM, Sabtu, 28 April 2012 melakukan kunjungan kerja ke Desa Tamanjaya, Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi untuk melihat secara langsung pilot project PLT Bayu atau PLT Angin terbesar di Indonesia dengan kapasitas 100 kilowatt.







Puslitbangtek KEBTKE menyelesaikan instalasi PLT Bayu tersebut, mulai dari pengangkutan bilah turbin yang panjangnya kurang lebih 12 meter, mengangkat mesin yang beratnya mencapai 8 (delapan) ton yang diletakkan di atas tower setinggi 35 (tiga puluh lima) meter.PLT Bayu ini dirancang on grid pada jaringan PLN apabila listrik sudah berproduksi. Saat ini para Peneliti sedang melakukan uji coba, untuk menggerakkan sistem agar bisa berfungsi dibutuhkan genset dengan kapasitas 300 kilowatt, genset yang ada di lapangan saat ini adalah milik Puslitbang Geologi Kelautan yang didatangkan dari Cirebon, hal ini adalah suatu bentuk sinergi pemanfaatan Barang Milik Negara (BMN) di lingkungan Badan Litbang ESDM.


Pengembangan PLT Bayu ini dapat dijadikan contoh dan model bagaimana litbang berperan mulai dari mendesain, mengajak dan mendekati industri strategis nasional untuk terlibat langsung memproduksi komponen-komponen turbin angin ini, seperti PT. Dirgantara Indonesia untuk pembuatan bilah turbin (blade), PT. Pindad untuk pembuatan generator dan power electronic. sedangkan gearbox dan drive control dipabrikasi oleh PT. Pindad, PT. INKA, dan PT. Astra Internasional.






Video PLT Angin 100 Kwt


View the Original article

Tuesday, April 23, 2013

TAU JALIN KERJA SAMA PENELITIAN DENGAN LIPI

TAU Jalin Kerja Sama Penelitian dengan LIPI
Selasa, 23 April 2013

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Tanri Abeng University menjalin kerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kerjasama ini dilakukan sebagai langkah awal TAU dalam pengembangan kampusnya di bidang riset dan ilmu pengetahuan.

Ini merupakan kerjasama kedua yang dilakukan TAU sejak didirikan pada 7 Maret 2012. Sebelumnya TAU sudah bekerjasama dengan Felda, perusahaan asing yang bergerak di bidang perkebunan.

Tanri Abeng, CEO dan Rektor TAU, LIPI memiliki sumber daya yang besar dalam bidang penelitian. Ada dua hal yang menjadi tujuan besar dari kerjasama ini. Pertama, TAU ingin agar LIPI menjadi pemberi pembelajaran bagi TAU bagaimana melakukan penelitian secara benar.

Selanjutnya, TAU ingin lembaga ini kelak menjadi institusi pendidikan yang bisa melayani masyarakat. Agar pengetahuan sains dan teknologi bisa dikembangkan dan diterapkan oleh masyarakat.

TAU sendiri juga nantinya akan memberi masukan kepada LIPI mengenai penelitian apa saja yang dibutuhkan dunia industri. Karena selama ini penelitian yang dilakukan LIPI kurang memenuhi kebutuhan industri.Meski begitu, Tanri sendiri belum bisa memastikan akan seperti apa bentuk nyata kerjasama yang tercipta nantinya.



» Arsip
» Diakses : 39 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Monday, April 22, 2013

HERMAWAN SULISTYO LUNCURKAN TIGA BUKU DI HUT INKAI

Hermawan Sulistyo Luncurkan Tiga Buku di HUT Inkai
Senin, 22 April 2013

Jakarta - Profesor Riset Bidang Perkembangan Politik di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Hermawan Sulistyo, meluncurkan tiga buku sekaligus, yang masing-masing berjudul Sejarah Karate, Reformasi Birokrasi Indonesia, serta Karate Gichin Funakoshi.

Peluncuran buku tersebut dilakukan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-42 Institut Karate-Do Indonesia (Inkai), yang disertai dengan acara diskusi bertema "Inkai Ikut Membangun Karakter Anak-anak Bangsa", di Jakarta, Sabtu (20/4).

Selain dikenal sebagai pengamat militer, kepolisian dan sejarah, Hermawan Sulistyo juga memang menjabat sebagai Sekjen Inkai. Diketahui selama ini, sudah banyak buku yang dikarang Hermawan.

Hermawan yang akrab disapa Kiki ini, juga adalah seorang jurnalis dan sempat berkarir di beberapa media. Antara lain yaitu di Majalah Gadis, Tabloid Mutiara, Harian Jayakarta, serta di harian Suara Pembaruan.



» Arsip
» Diakses : 56 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

AKSI LIPI UNTUK PERUBAHAN IKLIM

Aksi LIPI untuk Perubahan Iklim
Senin, 22 April 2013

(Jakarta, 22 April 2013 Humas LIPI). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sebagai lembaga penelitian tertua dan terbesar di Indonesia telah mengangkat isu perubahan iklim sejak tahun 2005. Hal tersebut tertuang jelas dalam Rencana Strategis LIPI Tahun 2010 2014.

Salah satu aksi nyata untuk berkontribusi terhadap isu tersebut adalah partisipasi LIPI dalam 3rd Indonesia Climate Change Education Forum & Expo yang diselenggarakan di Assembly Hall Jakarta Convention Center, Jakarta pada Kamis (18/4) sampai Minggu (21/4) kemarin. Pameran tersebut diikuti oleh 43 peserta dari kementerian, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), pemerintah daerah, intansi pendidikan, perusahaan swasta, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), dan media massa.

Selama empat hari penyelenggaraan pameran tersebut, stand LIPI dikunjungi rata-rata 200 pengunjung dari berbagai kalangan, dengan pelajar dan mahasiswa sebagai pengunjung terbanyak. LIPI menampilkan hasil-hasil riset yang terkait dengan upaya pengendalian perubahan iklim.

Hasil riset tersebut berasal dari Tim Pusat Penelitian Informatika LIPI yang menampilkan Stasiun Cuaca. Alat tersebut telah diaplikasikan penggunaannya oleh Pemerintah Kabupaten Bandung untuk memantau cuaca. Stasiun ini merupakan hasil riset sejak 2010. Dibanding produk sejenis, Stasiun Cuaca tersebut merupakan satu kesatuan sistem dari perangkat keras sampai perangkat lunak sehingga terintegrasi dan memudahkan dalam penggunaan, terang Bambang Sugiarto M.T., peneliti Pusat Penelitian Informatika LIPI.

Selain itu, Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi LIPI menampilkan Lampu Taman Sel Surya. Lampu ini dilengkapi dengan perangkat solar panel yang menangkap energi sinar matahari pada waktu siang hari dan menyimpannya dalam baterai untuk lampu LED (Light Emitting Diode). Dalam kondisi baterai penuh, energi sel surya yang ada dalam lampu taman ini mampu menyala selama 12 jam dan mempunyai sensor yang otomatis menyala waktu gelap dan padam waktu terang.

Tak hanya itu, Pusat Penelitian Limnologi LIPI memamerkan instalasi pengolahan air bekas galian tambang. Air yang sebelumnya penuh kandungan bahan berbahaya tersebut diolah sedemikian rupa agar bebas dari limbah berbahaya dan aman bagi lingkungan.

Selain hasil riset, LIPI juga melakukan kampanye perubahan iklim melalui talkhshow Adaptasi Perubahan Iklim dalam ajang pameran ini. Narasumbernya adalah Dr. Heru Santoso M.App.Sc., peneliti Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dan Melani Kurnia Riswati S.Si dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor.

Pemutaran film dokumenter karya sivitas LIPI juga dilakukan selama pameran itu. Film tersebut yakni Pelindung Pantai Amboina dari UPT Balai Konservasi Biota Laut Ambon yang mendapat nominasi Eagle Awards Metro TV 2012, Hijau Daunku Lestari Alamku dari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, dan Bahaya Pemanasan Global karya Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI dan Balai Informasi Teknologi LIPI. (fza/pwd)



» Arsip
» Diakses : 64 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Saturday, April 20, 2013

KEBON RAYA BOGOR TERANCAM POLUSI

Kebon Raya Bogor Terancam Polusi
Sabtu, 20 April 2013

BOGOR (Pos Kota) Kelangsungan hidup 21.603 spesimen yang terbagi menjadi 3.912 spesies di Kebun Raya Bogor (KRB) kini semakin terancam polusi udara. Pesatnya perkembangan Kota Bogor dengan semakin macetnya lalulintas di sekitar KRB menjadi pemicu polusi udara.

Sejak 1817 KRB dibangun dan menjadi episentrum Kota Bogor dengan luas 87 hektar dan menjadi obyek penelitian oleh LIPI. Peneliti kini bukan hanya berpacu mengidentifikasi ribuan spesimen itu, tapi juga berjibaku dengan perubahan perilaku sejumlah tumbuhan akibat perubahan lingkungan di sekitar KRB.

Usia KRB hampir dua abad, tak heran kondisi di sekitar KRB berubah drastis. Perubahan terutama lingkungan atau diamika tata ruang itu sangat berpengaruh, baik langsung atau tak langsung dan besar atau kecil terhadap ribuan speies tanaman di KRB,, kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan KRB LIPI Mustaid Siregar, Jumat.

Menurutnya ancaman bukan hanya dari polusi, tapi juga alam seperti angin kencang yang menyebabkan sejumlah phon langkah dan berusia ratusan tahun tumbang. Selama dua tahun terkahir ini sudah 16 pohon langkah dan berusia tua tumbang di sapu puting beliung, katanya.

Kawasan di sekitar KRB kini memang telah jauh berubah. Di awal tahuan 70-an di sekeliling KRB terasa sejuk, teduh, rimbun dan hijau. Kini di sekeliling sebarang KRB sudah berdiri sejumlah pusat perbelanjaan dan perkantoran sreta perhotelan. Belum lagi angkot dan kendaraaan lainnya, keteduhan dan kesejukan di sekitar KRB kini mulai berkurang, kata Deden, warga asli Kota Bogor.

Sedangkan polusi udara dari kendaraan yang melintasi di sekitar KRB ini sekitar 3.500 unit per hari. Sekitar 35 persennya dilalui angkot, kemudian disusul kendaran pribadi dan roda dua, kata Kabid Lalulintas DLLAJ Kota Bogor Tedi Setiadi. (iwan)



» Arsip
» Diakses : 18 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Friday, April 19, 2013

UJI ALAT ELEKTROMAGNETIK, LIPI SIAP BANTU INDUSTRI

Uji Alat Elektromagnetik, LIPI Siap Bantu Industri
Jumat, 19 April 2013

(Tangerang Selatan, 19 April 2013 Humas LIPI). Deputi Jasa Ilmiah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesa (LIPI), Dr. Fatimah Zulfah S. Padmadinata berharap hasil Seminar Electromagnetic Compatipility (EMC), Rabu (17/4) lalu, mampu ditindaklanjuti dengan menjalin kerja sama antara berbagai pihak dalam rangka penerapan dan pengembangan teknologi pengujian EMC.

Fatimah menandaskan, LIPI melalui Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2 SMTP) siap untuk membantu industri dalam pengujian alat elektromagnetik. "Untuk memastikan produk itu aman sebelum sampai ke tangan masyarakat, maka perlu pengujian dan kita siap untuk membantu," katanya saat diwawancara wartawan di sela-sela seminar yang bertajuk Understanding EMC for Better Life and Environtment tersebut di Graha Widya Bakti Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Banten.

Dalam seminar hasil kerja sama antara P2 SMTP LIPI dengan PT. Tridaya Setiamanunggal Advances dan JS Denki tersebut, ia menuturkan, sesuai dengan persetujuan pemerintah Indonesia untuk ikut dalam sistem perdagangan bebas (AFTA), maka pada tahun 2013 untuk produk elektronik lokal dikenai SNI Wajib. Hal itu berlaku untuk sistem pengujiannya termasuk di dalamnya pengujian EMC bila peralatan tersebut diekspor, tandasnya.

Dengan keikutsertaan Indonesia ke dalam perjanjian perdagangan bebas tersebut, katanya, sudah barang tentu menuntut kualitas dengan standar yang ada di negara-negara yang tergabung dalalam perjanjian itu.

Dia menegaskan, keberadaan P2 SMTP sesuai dengan tugasnya adalah membantu uji produk bagi industri yang membutuhkan, sementara itu penerbitan standarisasi dilakukan oleh instansi terkait. Misalnya saja, alat telekomunikasi melalui Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Dr. Puji Winarni, Kepala P2 SMTP LIPI menambahkan, pihaknya saat ini telah menjalin kerja sama uji elektromagnetik dengan PLN untuk menara sutet, PT Kereta Api untuk kereta listrik, dan Dinas Perhubungan dan Informatika Tangerang Selatan untuk menara Base Transceiver Station (BTS).

Laboratorium P2 SMTP LIPI ini merupakan yang terbesar di Indonesia untuk pengujian elektromagnetik. Sementara itu, laboratorium yang laim ada di PT Dirgantara Indonesia, Sucofindo, dan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik di Bandung, jelasnya.

Sementara itu terkait dengan seminar, Puji berharap hasil seminar tersebut mampu mempertemukan peneliti, industriawan, pengguna, pengambil keputusan dan pihak lainnya untuk bertukar informasi sehingga terwujud kerja sama dalam membentuk masyarakat EMC. Sebagai informasi, pembicara seminar tersebut antara lain Dr. R. Harry Arjadi, MSc. Peneliti EMC Puslit SMTP LIPI, serta dari pihak terkait seperti PT Tridaya & Advantest dan JS Denki. (spn/pwd)



» Arsip
» Diakses : 41 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Wednesday, April 17, 2013

LIPI SELENGGARAKAN SEMINAR UJI KECOCOKAN ALAT ELEKTROMAGNETIK

LIPI Selenggarakan Seminar Uji Kecocokan Alat Elektromagnetik
Rabu, 17 April 2013

Tangerang (Antara News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melalui Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2 SMTP) menyelenggarakan seminar untuk mendorong uji kecocokan peralatan elektromagnetik (electromagnetic compatibility/ EMC) yang telah diberlakukan di berbagai negara maju di dunia.

"Masalah EMC sudah menjadi perhatian para ilmuwan, regulator serta industriawan di dunia, mereka menyoroti langkah untuk mengurangi dampak negatif serta meningkatkan efek positif dari medan elektromagnetik bagi lingkungan," kata Deputi Jasa Ilmiah LIPI, Dr. Fatimah Zulfah S. Padmadinata di Tangerang, Selasa, ketika menjelaskan latar belakang kegiatan seminar yang akan diselenggarakan Rabu (17/4) di Puspitek Serpong Tangerang.

Fatimah berharap seminar EMC mampu menghasilkan berbagai pertukaran informasi perkembangan teknologi EM berdasarkan hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian keilmuan dan berbagai regulasi lainnya yang dapat diterapkan secara signifikan untuk kehidupan yang lebih baik.

Dia juga meminta agar hasil seminar bisa ditindaklanjuti lebih jauh dengan P2 SMTP LIPI untuk membuka pintu menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam kerangka penerapan dan pengembangan Iptek bidang teknologi pengujian elektromagnetik.

Kerja sama terbuka bagi kalangan perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun dunia usaha, asosiasi, dan pihal industri lainnya. "Melalui kerja sama tersebut, diharapkan akan terjadi sinergisitas dalam memperkuat perekonomian nasional," ujarnya.

Dr. Puji Winarni, Kepala P2 SMTP menambahkan, perkembangan teknologi di dunia cukup pesat, tak terkecuali bidang electromagnetic. Peralatan komunikasi, transportasi, kebutuhan rumah tangga juga berkembang pesat di bidang electromagnetic, termasuk alat ukur untuk mengetahui pengaruh-pengaruh medan electromagnetic pada lingkungannya.

"Kami juga berupaya untuk mengikuti perkembangan tersebut, termasuk pula untuk pengujian EMC," ungkapnya.

Seminar EMC sendiri akan digelar pada Rabu, 17 April 2013 mulai pukul 08.30 WIB bertempat di Graha Widya Bakti Puspiptek, Kawasan Puspiptek, Serpong Tangerang Selatan Banten.

Negara-negara maju seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, dan Australia beberapa tahun belakangan ini mulai mencanangkan berlakunya sistem pengujian EMC (Electromagnetic Compatibility) untuk diterapkan pada peralatan elektronik.

Semua peralatan elektronik yang akan diperdagangkan di negara-negara tersebut harus dinyatakan lulus pengujian EMC.

Sebagai negara berkembang, perkembangan produk-produk nasional berbasis elektronik Indonesia sudah mulai memasuki pasar internasional mengharuskan uji EMC harus dibelakukan.

Langkah ini untuk menyikapi efek elektromagnetik yang ada di lingkungan kehidupan, baik positif maupun negatif. Selain itu, agar produk Indonesia juga layak masuk pasar dunia.

Pemahaman dan pengertian masyarakat tentang pengaruh medan magnet elektomagnetik masih perlu ditingkatkan.

Sesuai dengan persetujuan pemerintah Indonesia untuk ikut dalam sistem perdagangan bebas (AFTA), maka pada tahun 2013 untuk produk elektronik lokal dikenai SNI Wajib. Termasuk di dalamnya pengujian EMC bila peralatan tersebut diekspor.

Seminar bertajuk "Pemahaman Uji Kecocokan Elektromagnetik untuk Kehidupan dan Lingkungan Yang Lebih Baik" merupakan hasil kerja sama Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2 SMTP) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dengan PT Tridaya Setiamanunggal Advances dan t JS Denki.



» Arsip
» Diakses : 32 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

MOTOR MOBIL LISTRIK MENRISTEK BUATAN LIPI

Motor Mobil Listrik Menristek Buatan LIPI
Rabu, 17 April 2013

Jakarta, KompasOtomotif - Mobil listrik yang akan digunakan oleh Menristek sebagai kendaraan harian dinas, motor listrik yang digunakan untuk menggerakkan mobil ternyata dibuat oleh para ahli Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bandung.

"Hanya baterai yang beli," jelas Heri Purwanto, Staff Khusus Menristek Bidang Teknologi Transportasi ketika ditemui Kompas.com di gedung BPPT, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, akhir pekan lalu.

Dijelaskan, sedan berkelir putih menggunakan sistem gerak roda depan. Berarti, motor listrik berada di bawah tutup moncong depan mobil. Untuk menggerakan motor, digunakan 20 sel baterai lithium-ion, bila terisi penuh bisa untuk menempuh jarak 120 km. Sedangkan untuk mengisi baterai - secara cepat - butuh waktu 4 jam. Teknologi lainnya adalah regeneratif energi rem.

Girboks

Sedan yang dinamai Hevina ini, motor listriknya tidak langsung memutar as roda depan, tetap harus melalui girboks. Menurut Abdul Hapid, Koordinator Penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, transmisi manual 5 percepatan diambil dari mobil yang dipasarkan di Indonesia. Karena untuk riset, mobil tersebut hanya dibuat satu unit saja.

Desain

Desain sedan ini juga juga dikerjakan oleh LIPI Bandung namun proses pengerjaan diserahkan ke Bengkel Signal Kustom, Bandung.

"Terus terang, saya tidak tahu siapa yang mendesain, sejarah serta latar belakangnya. Kita ditugaskan oleh LIPI untuk membuat," jelas Andre Mulyadi, pemilik Signal Kustom.

Untuk interior, diserahkan ke Vertue Corporation - spesialis di bidangnya - dan ternyata mampu menghadirkan kesan mewah dengan melapisi seluruh permukaan dengan kulit. Bahkan jok menggunakan Wollsdorf, Original Equipment Manufacturer (OEM) dari Lamborghini. Sedangkan untuk hiburan diserahkan ke Pioneer, anatara lain pemasangan speaker, head unit yang dapat memainkan DVD, MP3 dan koneksi USB. Untuk lampu, mengandalkan produk Autovision.

Komponen lain, rem, suspensi, kaca, power window dan central lock, dibeli dari merek yang dijual secara bebas!

Editor : Zulkifli BJ



» Arsip
» Diakses : 115 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PESAN KONSERVASI DARI PULAU MURSALA

Pesan Konservasi dari Pulau Mursala
Rabu, 17 April 2013

Oleh NAWA TUNGGAL

KOMPAS.com - Tim eksplorasi tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menemukan tumbuhan kayu yang dinyatakan punah oleh Lembaga Konservasi Alam Dunia pada tahun 1998. Pohon itu Dipterocarpus cinereus Sloot, dari keluarga meranti. Ditemukan di Pulau Mursala, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.

Temuan ini memberikan pesan. Belum terlambat untuk menyelamatkan isi hutan kita. Kebun raya di sejumlah daerah harus segera direalisasikan untuk menyelamatkan tumbuhan endemik yang terancam kepunahan, kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Kamis (11/4), di Cibodas, Jawa Barat.

Pohon yang dinyatakan Lembaga Konservasi Alam Dunia (IUCN) sudah punah itu dikenal sebagai keruing. Jenis pohon dengan kayu keras.

Tim melaporkan, di habitat Dipterocarpus cinereus Sloot terdengar suara mesin gergaji untuk menebang pohon. Para penebang tidak lagi memedulikan kelangkaan jenis kayu, katanya.

Dalam penelitian selama lebih dari dua minggu, Tim Kebun Raya Bogor mencatat lebih dari 70 koleksi dengan 200 spesimen. Di antaranya ada tujuh jenis Dipterocarpaceae langka.

Di Sumatera ada sedikitnya 8 marga dan 112 spesies Dipterocarpaceae. Dua belas di antaranya ada di Pulau Mursala dan 10 spesies ditemukan tim.

Ke-10 spesies Dipterocarpaceae (meranti-merantian) itu adalah Dipterocarpus cinereus Sloot (berdasar pernyataan IUCN sudah punah), Dipterocarpus caudatus Foxw. s.sp. penangianus (Foxw.) Ashton, Dipterocarpus kunstleri King (sangat terancam punah), Vatica perakensis King (terancam punah), Vatica pauciflora Blume (terancam punah), Dryobalanops aromatica C.F.Gaertn (sangat terancam punah), Dryobalanops oblongifolia Dyer, Shorea parvifolia ssp. parvifolia, Shorea macrantha Brandis (sangat terancam punah), dan Hopea cf bancana (Boerl.) Sloot (sangat terancam punah).

Menurut Mustaid, tim eksplorasi mengumpulkan biji berbagai tumbuhan kayu bernilai ekonomi tinggi yang masuk kategori punah, sangat terancam punah, dan terancam punah itu untuk dikembangkan di kebun Raya Bogor.Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, benteng terakhir penyelamatan biodiversitas yang terancam punah adalah kebun raya. Pembangunan kebun raya di daerah perlu dipercepat.

Dari yang sudah ada dan sedang direncanakan sebanyak 25 kebun raya masih kurang jumlahnya. Wilayah Indonesia terbagi atas 47 ekoregion. Setidaknya, setiap kebun raya mewakili minimal satu wilayah ekoregion.

Fungsi penelitian

Menilik fungsi utama kebun raya, ada harapan besar akan penyelamatan tumbuhan yang terancam punah, sekaligus pemanfaatan berbagai jenis tumbuhan yang dikoleksi. Fungsi utama kebun raya untuk penelitian botani koleksi tumbuhan, penelitian terapan untuk aklimatisasi, dan introduksi tumbuhan bernilai ekonomi.

Kebun raya juga berfungsi menyebarkan produk hasil penelitian. Kebun raya juga menjadi lokasi wisata alam.

LIPI menentukan tema untuk setiap kebun raya. Hal yang membedakan kebun raya dengan hutan ada pada penataan koleksi yang dilengkapi registrasi, pemeliharaan, dan pemantauan. Meskipun koleksi kebun raya merupakan kekayaan negara, belum dihitung sebagai aset, kata Mustaid.

Penemuan pohon keruing yang sudah dinyatakan punah di Pulau Mursala menjadi contoh aset negara yang berharga.

Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI Siti Nuramaliati Prijono mengatakan, setiap kebun raya harus dilengkapi peneliti taksonomi. Untuk menyiasati minimnya ahli taksonomi, sekarang dipersiapkan pendidikan untuk parataksonom. Mereka ini dibekali pengetahuan untuk mendeskripsikan taksonomi meski belum dinyatakan sebagai taksonom.

Dari 21 kebun raya daerah, sudah dipersiapkan minimal dua parataksonom, kata Siti.

Sejarah

Dari sejarah kebun raya, aktivitas ilmiahnya bermanfaat bagi masyarakat. Pada 18 Mei 1817, dibentuk Kebun Raya Bogor. Dalam perkembangannya, kebun raya digunakan untuk introduksi dan penelitian pohon kelapa sawit (Elaeis guineensis) dari Afrika Barat pada 1848.

Kini kelapa sawit menjadi komoditas penting walau pengembangan kelapa sawit kerap merugikan konservasi alam.

Peneliti utama bidang biologi LIPI Endang Sukara menuturkan, Kebun Raya Bogor pernah digunakan untuk penelitian ubi kayu (Manihot esculenta) dari Pulau Batam. Sekarang, ubi kayu menjadi sumber karbohidrat yang banyak dimanfaatkan.

Di masa Hindia Belanda juga dibuat Kebun Raya Cibodas dan Kebun Raya Purwodadi di Pasuruan. Seusai kemerdekaan tahun 1959, Kebun Raya Eka Karya di Bedugul, Bali, diresmikan.

Melalui berbagai penelitian dan introduksi di kebun raya, lahir komoditas penting. Selain kelapa sawit, ada kopi, teh, kina, dan karet. Pada pengembangannya, kultivar tumbuhan lokal juga dikembangkan melalui kebun raya seperti kopi sidikalang, ubi cilembu, talas bogor, salak condet, dan rambutan binjai.

Temuan keruing di Pulau Mursala yang sudah dinyatakan punah oleh IUCN memberi pesan agar ada penyelamatan plasma nutfah Indonesia. Keberadaan kebun raya dengan kelengkapan peneliti dan sarananya sekarang masih terus diuji untuk menghasilkan manfaat bagi masyarakat.

Sumber :Kompas Cetak

Editor :yunan



» Arsip
» Diakses : 28 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Tuesday, April 16, 2013

MOBIL LISTRIK MENRISTEK HEVINA LAHIR BULAN DEPAN

Mobil Listrik Menristek Hevina Lahir Bulan Depan
Rabu, 17 April 2013

JAKARTA- Perkembangan mobil listrik nasional menggeliat lagi. Setelah Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan dengan Tucuxi, kini giliran Menteri Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, yang juga mengembangkan sebuah mobil tenaga listrik.

Mobil listrik dengan jenis sedan ini diberi nama Hevina. Dikembangkan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Bandung, dengan menggandeng sebuah rumah modifikasi ternama. Rencananya mobil listrik Hevina ini akan diluncurkan bulan depan.

"Perkenalannya akan dilakukan bulan depan, namun ini bukan launching resmi. Nanti yang diperkenalkan hanya sekedar prototipe," ungkap Abdul Hapid, Koordinator penelitian LIPI saat dihubungi Okezone, Senin (15/4/2013).

Lebih lanjut Abdul Hapid mengatakan, saat ini mobil listrik Hevina sedang tahap penyelesaian. Proses penyelesaiannya sendiri sudah 90 persen tinggal proses finishing.

Untuk urusan bodi sedan listrik Hevina, LIPI bekerjasama dengan Signal Kustom. "Untuk pembuatan bodi, kami telah bekerjasama dengan Signal Kustom, karena memang kami sudah lama bekerjasama dengan mereka (Signal Kustom)," jelas Hapid.

Pihak LIPI sendiri menyediakan dua tipe varian mobil listrik, satu bus untuk keperluan mobile meeting. Dan satu lagi sedan Hevina yang akan diluncurkan bulan depan.

"Kami menyediakan dua varian tipe yaitu bus untuk mobile meeting dan yang satu sedan Hevina Menristek yang akan diperkenalkan bulan depan ini," tutup Hapid.



» Arsip
» Diakses : 15 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

SEDAN LISTRIK HEVINA LEBIH MURAH DARI TUCUXI

Sedan Listrik Hevina Lebih Murah dari Tucuxi
Rabu, 17 April 2013

JAKARTA- Menteri Riset dan Teknologi, Gusti Muhammad Hatta, sedang menyiapkan sebuah mobil listrik sedan dengan menggendeng Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Sedan listrik menristek ini rencananya diperkenalkan bulan depan.

Mobil listrik dengan nama Hevina ini merupakan kerjasama antara Kemenristek dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Kabarnya, dana untuk pengembangan sedan listrik Hevina ini merupakan dana anggaran dari Kemenristek sendiri.

"Untuk dana pengembangan sedan listrik Hevina ini, langsung berasal dari APBN dan Pemerintah. Jadi dana langsung dari anggaran Kementerian," Jelas Abdul Hapid, Koordinator Penelitian LIPI saat dihubungi Okezone, Senin (15/4/2013).

Abdul Hapid belum mau menyebutkan secara rinci dana yang dihabiskan untuk proses pengembangan sedan listrik Hevina ini. Namun dana yang digunakan jauh di bawah biaya pengembangan mobil listrik Tucuxi milik menteri Negara BUMN Dahlan Iskan.

"Untuk biaya pastinya saya belum bisa bilang, nanti saat perkenalan saja. Yang pasti biaya untuk pengembangan mobil listrik Hevina ini jauh di bawah angka Rp1 milliar," tambah Hapid.

Dana pengembangan yang murah ini juga karena sedan listrik Hevina banyak menggunakan bahan-bahan dengan kandungan lokal. Namun mesin sendiri pihak LIPI masih menggunakan motor listrik dari Amerika.

"Kami memang sedang mengembangkan sebuah mesin listrik sendiri, namun prosesnya masih sangat panjang, belum bisa digunakan untuk model pototipe sedan listrik Hevina yang akan diperkenalkan bulan depan," lanjutnya.

Hapid berjanji, ntuk kedepannya, mobil-mobil listrik dari proses pengembangan pihak LIPI pasti akan menggunakan 100 persen mesin kandungan lokal buatan anak bangsa.(zwr)



» Arsip
» Diakses : 19 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI GELAR SEMINAR ELECTROMAGNETIC COMPATIBILITY

LIPI Gelar Seminar Electromagnetic Compatibility
Rabu, 17 April 2013

JAKARTA, (PRLM).- Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2 SMTP) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar Seminar Electromagnetic Compatibility (EMC), bertempat di Graha Widya Bakti Puspiptek, Kawasan Puspiptek, Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Rabu (17/4/2013).

Kegiatan ilmiah yang merupakan kerja sama P2 SMTP LIPI dengan PT Tridaya Setiamanunggal Advances dan JS Denki itu mengangkat tema Understanding EMC for Better Life and Environment.

Deputi bidang Jasa Ilmiah LIPI Fatimah Zulfah S. Padmadinata dalam keterangan pers yang diperoleh PR di Jakarta, Selasa (16/4) mengatakan, masalah EMC sudah menjadi perhatian para ilmuwan, regulator, dan industriawan di dunia. Mereka menyoroti langkah untuk mengurangi efek negatif serta meningkatkan efek positif dari medan ElectroMagnetic (EM) bagi lingkungan.

Saya berharap seminar EMC mampu menghasilkan berbagai pertukaran informasi perkembangan teknologi EM berdasarkan hasil-hasil penelitian maupun kajian-kajian keilmuan dan berbagai regulasi lainnya yang dapat diterapkan secara signifikan untuk kehidupan yang lebih baik, ujarnya.

Dia berharap, dari hasil seminar bisa ditindaklanjuti lebih jauh dengan Pusat Penelitian SMTP LIPI membuka pintu untuk menjalin kerja sama dengan berbagai pihak dalam kerangka penerapan dan pengembangan iptek bidang teknologi pengujian elektromagnetik. Kerja sama terbuka bagi kalangan perguruan tinggi, instansi pemerintah maupun dunia usaha, asosiasi, dan pihak industri lainnya. Melalui kerja sama tersebut, diharapkan akan terjadi sinergisitas dalam memperkuat perekonomian nasional, katanya.

Kepala Pusat Penelitian SMTP LIPI Puji Winarni menuturkan, perkembangan teknologi di dunia cukup pesat, tak terkecuali bidang electromagnetic. Peralatan komunikasi, transportasi, kebutuhan rumah tangga juga berkembang pesat pada bidang electromagnetic, termasuk alat ukur untuk mengetahui pengaruh-pengaruh medan electromagnetic pada lingkungannya.Kami juga berupaya untuk mengikuti perkembangan tersebut, termasuk pula untuk pengujian EMC, tambahnya.(A-94/A-147)***



» Arsip
» Diakses : 5 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article