Thursday, February 28, 2013

LIPI AKAN UJIKAN ETANOL 99,5 PERSEN KE MOBIL

LIPI Akan Ujikan Etanol 99,5 Persen ke Mobil
Kamis, 28 Februari 2013

JAKARTA, Jaringnews.com - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) tahun ini akan menguji coba pemakaian bahan bakar etanol ke mesin kendaraan. Kandungan etanol tersebut mencapai 99,5 persen. Menteri Negara Riset dan Teknologi Gusti Muhammad Hatta, mengatakan hal itu di Jakarta hari ini.

Menteri Gusti mengatakan bahwa, di tahun 2012, contoh produk etanol tersebut sudah direalisasikan. Maka, uji coba penggunaannya ke mesin kendaraan berlangsung tahun ini.

Ia pun mengatakan bahwa terkait rencana dukungan teknologi peningkatan pemanfaatan energi baru, ada satu paket terkait PLTN (pembangkit listrik tenaga nuklir) yang dijalankan tahun ini.

Kata dia, tahun ini, pesawat tanpa awak untuk pemantau cuaca, Puna, akan diuji terbang kembali. "Targetnya, pesawat itu menjangkau jarak 300-an kilometer."(Dhi / Nky)



» Arsip
» Diakses : 67 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PERUT LARVA KUMBANG MEKONGGA SIMPAN MIKROBA BERHARGA

Perut Larva Kumbang Mekongga Simpan Mikroba Berharga
Kamis, 28 Februari 2013

JAKARTA, KOMPAS.com - Kerja sama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan Universitas California, Davis, Amerika Serikat, menemukan mikroba di dalam perut larva kumbang yang berpotensi mempercepat fermentasi produksi minyak nabati dari biomassa selulosa. Jenis larva ditemukan di pegunungan Mekongga, Sulawesi Tenggara.

Pengembangan mikroba dari perut larva kumbang ini masih dalam proses diskusi dengan para peneliti Universitas California, kata Deputi Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati Siti Nuramalijati Prijono, Selasa (26/2/2013), di Jakarta.

Siti mengatakan, diskusi bersama tim peneliti Universitas California soal prospek dan pengembangan mikroba dari perut larva untuk produksi minyak direncanakan 18-23 Maret 2013. Industri dalam negeri diharapkan terlibat merintis produksi energi terbarukan tersebut.

Peneliti utama LIPI, Endang Sukara, mengatakan, pengembangan mikroba perut larva untuk produksi minyak itu didasarkan pada penelitian adanya larva-larva kumbang yang hidup di kayu-kayu keras, seperti kayu eboni di kawasan pegunungan Mekongga. Di dalam perut larva itu lalu diketahui adanya mikroba yang menghasilkan enzim pendegradasi kayu keras.

Enzim yang dihasilkan mikroba itulah yang akan dimanfaatkan sebagai pendegradasi biomassa selulosa untuk produksi minyak nabati, kata Endang.

Hama kayu

Beberapa kumbang yang diketahui menelurkan larva di kayu-kayu keras meliputi suku Passalidae, Lucanidae, Scarabaedia, dan Cerambycidae. Jenis kumbang Buprestidae dan Cerambycidae diketahui menelurkan larva di tanaman kayu hidup sehingga kedua jenis ini termasuk hama tanaman kayu.

Analisis sementara terhadap enzim mikroba di perut larva itu mengandung amilase, invertase, maltase, laktase, selulase, hemicelulase, dan protease. Menurut Endang, saat ini belum ada industri dalam negeri yang tertarik mengembangkan temuan tersebut.

Penemuan ini sangat menarik bagi para periset dan ilmuwan Amerika Serikat. Bisa jadi, industri dari Amerika Serikat akan tertarik, katanya.

Menurut Endang, mikroba dari perut larva merupakan salah satu kekayaan dari keanekaragaman hayati yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi minyak. Seperti halnya tempe, pengembangan jenis mikroba itu nantinya diharapkan dapat dimanfaatkan masyarakat secara luas. (NAW)



» Arsip
» Diakses : 34 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

12 HASIL RISET LIPI UNTUK UKM

12 Hasil Riset LIPI untuk UKM
Kamis, 28 Februari 2013

Jakarta, Kompas - Sebanyak 12 hasil riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia masuk target produk inkubasi untuk memudahkan penerapan bagi industri, terutama usaha kecil dan menengah. Empat hasil riset sudah jadi produk prototipe untuk program inkubasi di Pusat Sains Cibinong, Jawa Barat.

Penelitian LIPI diprioritaskan untuk program inkubasi. Namun, hasil riset lembaga lain bisa juga asalkan mendukung inovasi, terutama bagi usaha kecil dan menengah, kata Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto, Rabu (27/2), di Jakarta.

Menurut Bambang, 12 hasil riset target produk inkubasi itu ditetapkan hingga Desember 2012. Hasil riset, di antaranya, padi gogo yang lebih tahan cekaman kekeringan.

Suplemen pakan unggas Immuno Chick juga menjadi target produk inkubasi. Hasil riset LIPI lainnya adalah Xanthan Gum, Fruit Pulp, antena penguat sinyal modem, antena BTS, pakan ikan hias, tagatosa bahan baku, makanan kesehatan, kit converter kendaraan bermotor dengan bahan bakar gas, kit deteksi dini kanker serviks, bibit dan tepung ubi kayu kaya betakaroten, serta angkak penurun hipertensi.

Sementara keempat hasil riset untuk prototipe meliputi teknologi transportasi udang galah dan pakan larva udang galah hasil dari Pusat Penelitian Limnologi LIPI serta Flavour Strip dan pakan pelet biomassa dari Swakelola hasil penelitian Pusat Penelitian Fisika LIPI.

Peneliti Utama LIPI, Endang Sukara, mengatakan, penerapan hasil riset masih diperjuangkan supaya berpihak kepada periset atau penemu. Selama Endang menjabat sebagai Wakil Kepala LIPI tahun lalu, sudah disampaikan usulan royalty atau pembagian hasil berupa hak kekayaan intelektual suatu temuan, baik kepada institusi maupun periset.

Sampai sekarang masih samara. Periset tak pernah menerima royalti atau hasil dari penerapan hasil-hasil riset atau temuannya, kata Endang.

Perolehan royalty bagi periset merupakan insentif penting untuk merangsang inovasi teknologi. Namun, Kementerian Keuangan belum menyetujui mekanisme royalty bagi periset itu.

Semestinya ada perlakuan yang special bagi periset yang juga pegawai negeri sipil ini, ungkapnya. (NAW)



» Arsip
» Diakses : 57 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Wednesday, February 27, 2013

SHARP AJAK SISWA KENAL LINGKUNGAN

Sharp Ajak Siswa Kenal Lingkungan
Selasa, 26 Februari 2013

AWAL tahun 2013 dibuka PT Sharp Electronics Indonesia ( SEID ) dengan kegiatan sosial. Kali ini, Corporate Social Responsibility (CSR) SEID bekerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan - Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Dengan mengusung tema pendidikan lingkungan dan keaneragaman hayati, Sharp Eco Study - Pendidikan Dini Mengenai Lingkungan dan Perbanyakan Tanaman.

"Kegiatan ini akan mengedukasi tentang pentingnya pelajaran lingkungan hidup dan menjaga lingkungan sekitar, sekaligus untuk mengajak dan mengajarkan para siswa sekolah dasar untuk turut melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia," terang Yukihiro Nono, Senior General Manager, Brand Strategy Group PT SEID.

Program Sharp Eco Study merupakan program pendidikan yang menawarkan pengalaman langsung dalam pelajaran mengenai lingkungan. Mereka (siswa) akan diajarkan bagaimana caranya melakukan praktek, penelitian, pemantauan dan identifikasi pertumbuhan tanaman dengan cara yang sangat menyenangkan. "Sharp Eco Study mendorong siswa untuk berpikir secara logis dan merangsang mereka untuk melakukan tindakan nyata dalam konservasi keanekaragaman hayati, baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal mereka," katanya.

Kami merasa sangat senang dan terbantu, karena akan banyak anak - anak Indonesia yang akan memiliki kepedulian dalam bidang lingkungan dan keanekaragaman hayati," kata Ir Sugiarti Humas Pusat Konservasi Tumbuhan - Kebun Raya Bogor LIPI.

Sharp mengajak anak-anak SDN 01 Rawaterate mengunjungi Kebun Raya Bogor, sebuah kebun yang merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia untuk mengenal lebih dekat lagi keanekaragam hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Para siswa diberi pengetahuan mengenai pengenalan lingkungan yang sehat, kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia, pemuliaan tanaman dan pentingnya menanam pohon untuk lingkungan.

Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan melakukan praktek perbanyakan tanaman dengan cara teknik mencangkok, teknik stek, dll tentunya dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Kegiatan ditutup dengan melakukan kegiatan field trip keliling Kebun Raya dan museum Zoology untuk belajar mengidentifikasi tumbuhan dan hewan.

"SEID akan terus melakukan kegiatan positif yang berawasan lingkungan dengan memberikan kontribusi nyata pada lingkungan dan masyarakat dunia," tambah Yukihiro.(***/adi)



» Arsip
» Diakses : 23 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI PRIORITASKAN RISET PENGEMBANGAN SORGUM

LIPI Prioritaskan Riset Pengembangan Sorgum
Selasa, 26 Februari 2013

Periset Tidak Memperoleh Royalti dari Hasil Risetnya

Jakarta, Kompas - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memprioritaskan riset di beberapa bidang untuk dikomersialkan, di antaranya pengembangan sorgum. Menggunakan fasilitas inkubator baru di Pusat Sains Cibinong, sorgum dimanfaatkan menjadi gula cair dan bioetanol.

Sorgum menjadi contoh inkubasi hasil riset yang pertama komersialisasi, kata Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Subiyanto, di Jakarta, Senin (25/2).

Sorgum (sorghum bicolour (L) Moench), ketika diproduksi untuk gula cair, memiliki keunggulan karena biaya produksinya empat kali lebih murah dibandingkan dengan gula tebu. Gula cair itu pun menjadi sangat efisien untuk ditingkatkan menjadi bioetanol melalui proses fermentasi.

Menurut Bambang, fasilitas inkubator LIPI di Cibinong merupakan pengembangan bisnis. Diharapkan, proses inkubasinya bisa menghasilkan berbagai kalkulasi ekonomi yang dapat dimanfaatkan dunia industri.

Peneliti Sarjiya Antonius dari Pusat Penelitian Biologi LIPI mengatakan, biomassa sorgum dapat menunjang produksi pakan ternak, sedangkan bijinya untuk menunjang produksi gula cair dan bioetanol.

Peluang ekspor batang sorgum yang masih lengkap ranting bijinya sangat besar. Di Jepang, sorgum dimanfaatkan sebagai sapu.

Riset pengembangan sorgum juga menarik perhatian Jepang. Sekitar 100 jenis sorgum dikirim dari Jepang untuk diteliti lebih lanjut di Pusat Sains Cibonong.

Bidang farmasi

Bambang mengatakan, selain memprioritaskan riset di bidang pangan dan energi, LIPI juga memprioritaskan riset di bidang pangan dan energi. LIPI juga memprioritaskan riset bidang-bidang farmasi dan obat-obatan dari sumber kekayaan keanekaragaman hayati Tanah Air.

Peneliti utama LIPI Endang Sukara mengatakan, pengembangan bisnis dari hasil-hasil riset LIPI ataupun lembaga riset milik pemerintah lainnya saat ini masih mengalami hambatan administrative. Di antaranya, mengenai royalty bagi periset yang belum memungkinkan.

Mestinya periset mendapat royalty dari hasil risetnya sehingga mendorong peneliti lain melakukan riset serupa, kata Bambang.

Menurut dia, setidaknya saat ini terdapat 296 hasil riset LIPI. Pada tahun 2012, terdapat perolehan hak atas kekayaan ilmiah berupa 11 desain industri, 3 perlindungan varietas tanaman, 26 hak cipta, dan 25 merek dagang. (NAW)



» Arsip
» Diakses : 46 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PERKUAT KERJASAMA IPTEK, USAID BERKUNJUNG KE LIPI

Perkuat Kerjasama Iptek, USAID Berkunjung ke LIPI
Selasa, 26 Februari 2013

(Jakarta, 26 Februari 2013 Humas BKPI LIPI). Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menerima kunjungan dari perwakilan The United States Agency for International Development (USAID), Selasa (26/2), di Gedung Sasana Widya Sarwono (SWS), Kampus LIPI Jakarta. Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim menyambut baik kedatangan perwakilan USAID tersebut.

Ia mengatakan, kerja sama dengan USAID menjadi salah satu upaya LIPI untuk menjadi lembaga riset berkelas dunia. Kami selalu mendorong para peneliti untuk berkiprah dengan peneliti-peneliti lain di seluruh dunia melalui kerjasama penelitian, konferensi, workshop dan sebagainya. Hal itu merupakan upaya bagi mereka untuk meningkatkan kemampuan, terutama para peneliti muda, ujar Lukman.

Sementara itu, Dr. Andrew Sisson, USAID Mission Director in Indonesia mengungkapkan, kunjungan kali ini dimaksudkan untuk mendapat masukan dari LIPI tentang program kerjasama Indonesia-AS, terutama di bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek). Pidato Presiden Obama di Kairo tahun 2009 mengamanatkan untuk memperkuat kerjasama global di bidang Iptek. Sangat menarik untuk dapat bekerjasama dengan Indonesia untuk isu-isu bio-resource, perubahan iklim, serta kajian konflik kultural, paparnya.

Ia menyebutkan, sebagai institusi penelitian tertua dan terbesar di Indonesia, LIPI merupakan rekan kerja strategis bagi USAID di bidang Iptek. Oleh karena itu, pihaknya perlu lebih memperkuat kerjasama tersebut dengan LIPI.

Dia mengatakan bahwa kunjungan ini selain untuk memperkenalkan diri sebagai pimpinan baru USAID di Indonesia, bertujuan pula untuk mempererat kerja sama yang dilandasi oleh Comprehensive Partnership Agreement. Hal tersebut sesuai dengan kesepakatan yang ditandatangi oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan President Barrack Obama tahun 2010 lalu.

Menurutnya, selama lebih dari 50 tahun pemerintah Amerika Serikat melalui USAID terus mempromosikan penguatan kerjasama internasional melalui pembangunan sektor ekonomi dan sosial di negara-negera di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Indonesia menempati prioritas teratas dalam program kerjasama luar negeri Amerika Serikat di Asia, pungkasnya.



» Arsip
» Diakses : 72 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Saturday, February 23, 2013

90 JENIS TERUMBU KARANG DIBUDIDAYAKAN DI BANYUWANGI

90 Jenis Terumbu Karang Dibudidayakan di Banyuwangi
Jumat, 22 Februari 2013

SURYA Online, BANYUWANGI Di Kabupaten Banyuwangi terdapat 14 perusahaan melakukan transplantasi atau budidaya terumbu karang Coral di perairan laut Selat Bali.

Hal itu diungkapkan, Kasi Konservasi Wilayah V, Ir Thomas Suryo Utomo melalui Bidang Pemanfaatan SKW V, Dadang, ketika ditemui Surya.co.id di kantornya, Kamis (21/2/2013).

Perusahaan itu adalah PT Aneka Tirta Surya, Aristo Cratama Bina Usaha, UD Segoro Utomo, Srikandi Aquarium, Indomarin, Bali Aquarium, Sangputra Wimasjaya, PT Dunia Alam Mulia, Lestari Aquarium, Sea Ques, Selat Bali, Karya Alam, Langgeng Jaya Abadi, dan Dinar Darung Lestari.

Banyaknya perushaan yang melakukan transplantasi itu karena sebelumnya telah dilakukan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat. Coral tak hanya terdapat di perairan Selat Bali, tetapi juga di wilayah lainnya, seperti, Lombok Nusa Tenggara Barat (NTB), Kata Dadang.

Selama ini LIPI Pusat secara intensif dua tahun sekali melakukan penelitian. Pihak SKW V Banyuwangi hanya memperlancar administrasinya terhadap sejumlah perusahaan untuk melengkapi berkas perizinannya.

Penangkapan satwa yang tidak dilindungi izinnnya dikeluarkan oleh Surabaya, karena menjadi kewenangan Balai Besar Surabaya. Sedangkan, satwa yang dilindungi langsung dari Pusat Jakarta.



» Arsip
» Diakses : 52 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI – PERANCIS KERJA SAMA BAHAS MASALAH KEMISKINAN

LIPI Perancis Kerja Sama Bahas Masalah Kemiskinan
Jumat, 22 Februari 2013

(Jakarta, 22 Februari 2013 - Humas BKPI LIPI). Pemerintah Perancis melalui The Centre de la Recherche Scientifique (CNRS) dan Institut Francais Indonesia (IFI) bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan menggelar Seminar Ilmu Pengetahuan Budaya dan Sosial dengan tema kemiskinan yang direncanakan akan diselenggarakan pada tanggal 4-5 Juni 2013 di Jakarta. Hal tersebut mengemuka dalam kunjungan delegasi Perancis ke LIPI, Kamis (21/2), di Sasana Widya Sarwono, Kampus LIPI Gatot Subroto, Jakarta.

Seminar ini merupakan salah satu cakupan dari kerja sama LIPI dengan CNRS. Kerjasama tersebut diinisiasi ketika delegasi LIPI bertemu dengan pihak CNRS di acara Hari Indonesia Kongres Kerjasama Perancis-Indonesia untuk Pendidikan Tinggi di Toulouse, Perancis, Oktober 2012 lalu. Delegasi LIPI diwakili oleh Prof. Dr. Lukman Hakim (Kepala LIPI) didampingi Dr. Diaz D. Santika (Kepala Biro Organisasi Kepegawaian LIPI).

LIPI melalui Kedeputian Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan akan menggandeng Kementerian Hukum dan HAM serta lembaga publik maupun universitas-universitas di Perancis dalam penyelenggaraan seminar tersebut.

Camille Lu-Dac, Project Officer Regional Cooperation with ASEAN Kedutaan Besar Perancis di Jakarta mengungkapkan bahwa penyelenggaraan seminar itu merupakan bagian dari pengembangan kerja sama antara Perancis dengan negara-negara ASEAN dalam berbagai bidang. Kemiskinan merupakan topik yang menarik dan kami memiliki banyak proyek terkait dengan pengentasan kemiskian, jelasnya.

Sekedar informasi, CNRS merupakan organisasi publik di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi yang berada di bawah Ministre de l'Enseignement Suprieur et de la Recherche (French Ministry of Higher Education and Research). CNRS menjadi organisasi penelitian terbesar Eropa dengan 11.400 peneliti dan dana riset sebesar 3,3 miliar Euro. CNRS mempublikasikan 25.500 hasil risetnya setiap tahun di majalah internasional dan telah memenangkan 17 penghargaan Nobel.



» Arsip
» Diakses : 32 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Wednesday, February 20, 2013

PDII LIPI WELCOMED INDIAN DELEGATION

PDII LIPI welcomed Indian Delegation
Selasa, 19 Februari 2013

(Jakarta, 19 February 2013 - Public Relations LIPI). Center for Documentation and Scientific Information (PDII)-LIPI represented by PDII Director, Ms. Sri Hartinah and her team members welcomed the visit of the Indian delegation on ASEAN-India S&T Digital Library, Friday (7/2) at PDII building, Jakarta. The program was aimed for discussion, monitoring and evaluation of ASEAN India S&T Digital Library dan visited laboratory of ASEAN India S&T Digital Library at PDII building (Room for Literature Database).

The Indian Delegation came from Indian Scientific Team represented by Dr. Abishek Vaish (Ass. Prof. IIIT Allahabad Project Partner), Prof. Dr. Balakrishan (Professor, IISc, Bangalore, Expert S&T Digital Library), Mr. Nikhilesh Giri (ASEAN First Secretary, Embassy of India). A representative from Jakarta ASEAN Secretariat, Dr. Emir Krishna also attended the meeting.

Ms. Sri Hartinah expected that contribution of PDII through collaboration and partnership in developing Digital Library can be increased at international level.



» Arsip
» Diakses : 39 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

CHAIRMAN OF LIPI INAUGURATED P2SMTP BUILDING

Chairman of LIPI Inaugurated P2SMTP Building
Selasa, 19 Februari 2013

(Tangerang Selatan, 19 February 2013 - Public Relations LIPI). Laboratory Building of Research Center for Quality System and Assessment Technology (P2SMTP) LIPI has been inagurated on Thursday (14/2). The inauguration was conducted by Chairman of LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim and other high rank LIPI officials at Puspiptek Serpong, South Tangerang, Banten.

The chairman expressed that the new building was expected to improve research activities in their eighth devotion with significant achievements, not for complete facilities only but for implementing roles, tasks and functions especially as a conformity assessment agency serving as an accredited testing laboratory.

Prof. Lukman Hakim also impressed that P2SMTP has given great contribution to other LIPI research working groups through training and technical guidance in quality system. The research Center have also helped other LIPI research working groups to obtain ISO 9001 and Management System for Calibration Laboratory and Assessment ISO / IEC 17025.

» Sumber : Public Relations - LIPI

» Kontak : Puji Winarni

» ARTIKEL TERKAIT :


» Arsip
» Diakses : 51 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI NILAI PEMERINTAH LANGGAR FILOSOFI CUKAI

LIPI Nilai Pemerintah Langgar Filosofi Cukai
Selasa, 19 Februari 2013

Jakarta - Langkah pemerintah terkait wacana pengenaan cukai terhadap beberapa produk seperti telepon seluler, komputer genggam, komputer tablet hingga minuman berkarbonasi dan berpemanis dinilai telah menyalahi filosofi cukai.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Latif Adam menilai, pemerintah saat ini telah keluar dari patron demi mengejar penerimaan negara.

"Ada setting yang salah di sini. Cukai itu bukan instrumen utama dalam penerimaan negara," ujar Latif hari ini, Selasa (19/2) di Jakarta.

Ia mengungkapkan, cukai seharusnya digunakan sebagai instrumen untuk mengontrol konsumsi suatu produk atau barang. Menurut dia pemerintah saat ini menggunakan pendekatan parsial dalam mengoleksi penerimaan negara.

Kalau saya melihatnya sekarang ini parsial, begitu pemerintah tidak mampu memenuhi target pajak, maka kemudian instrumen cukai yang dimainkan, tutur Latif.

Padahal, semakin ekspansif kenaikan cukai terhadap produk tertentu, dapat berimplikasi pada penurunan pendapatan dari sumber penerimaan negara lainnya seperti pajak. "Ini istilahnya masuk kantong kiri keluar kantong kanan," katanya.

Berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemkeu), realisasi sementara penerimaan cukai dalam APBN-P 2012 yang dilansir Januari 2013 mencapai Rp 95 triliun atau 114,1 persen dari target yang ditetapkan yakni Rp 83,3 triliun. Sedangkan dalam APBN 2013, cukai ditargetkan menyumbang Rp 92 triliun bagi penerimaan negara.

Suistanibility Industri Nasional
Pemerintah dalam menggenjot penerimaan negara, kerapkali menggunakan pendekatan parsial. Pemerintah menggunakan persepktif kaca mata kuda, kata Latif.

Dia menambahkan, ketika target penerimaan negara tercapai, cukai yang dimainkan, meski itu mempunyai dampak diametral terhadap penerimaan pajak itu sendiri dan dampak daya saing dari industri. Menurutnya, permasalahan ada di sana, jadi keberlangsungan industri nasional kurang diperhitungkan secara matang.

Bahwa pemerintah ekspansi cukai/pajak tetapi tidak pernah memperjuangkan eksistensi industri nasional. Menurut saya yang paling penting adalah suistanibility industri, tegas Latif.

Ia juga mengritik langkah kementerian satu dengan kementerian lainnya tidak sinergis. Latif mencontohkan, sikap Kemkeu yang cenderung memakai kaca mata kuda untuk mengkoleksi penerimaan negara.

Di sisi lain, Kemkeu tidak ada koordinasi dengan Kemperin terkait dampak bagi keberlangsungan industri jika Kemkeu terlalu ekspansi mencari penerimaan cukai pajak.

Ini mencerminkan gerak langkah kementerian satu dengan kementerian lain tidak sinergis. Industri nasional mengalami kalah daya saing, di sisi lain pemerintah menggerogoti industri nasional, tegasnya.

Sebelumnya, riset yang pernah dilakukan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi UI menyatakan, bahwa tarif cukai Rp 3000/liter pada minuman ringan berkarbonasi akan mengurangi penjualan produk hingga Rp 5.6 triliun, yang pada akhirnya akan mengurangi jumlah keseluruhan produksi ekonomi Indonesia sebesar Rp 12.2 triliun.

Lebih jauh tarif cukai sebesar Rp 3000/liter pada minuman ringan berkarbonasi akan mengurangi pemasukan pemerintah dari penerimaan pajak tak langsung sebesar Rp 710 miliar.

Menurut peneliti LPEM FE UI, Dr Eugenia Mardanugraha, pendapatan publik diperkirakan akan berkurang hingga Rp 1.56 triliun, yang juga berarti akan mengurangi daya beli konsumen secara keseluruhan.

Diperkirakan lebih dari 80,000 orang akan kehilangan pekerjaan apabila tarif cukai dikenakan pada CSD. Perekonomian nasional akan melemah akibat menurunnya pendapatan dan pengkaryaan publik apabila minuman ringan berkarbonasi dikenakan cukai, ungkapnya.

Sebelumnya diwartakan rencana pemerintah akan mengenakan cukai pada minuman ringan berkarbonasi (CSD). Hitungan pemerintah yang berencana mengenakan tarif cukai sebesar Rp 3000/liter pada CSD dengan harapan akan menambah pemasukan dari cukai sebesar Rp 590 Miliar per-tahun.

Penulis: INA/RIN

Sumber: Investor Daily



» Arsip
» Diakses : 38 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

GENJOT PENERIMAAN CUKAI, PEMERINTAH DINILAI KELUAR JALUR

Genjot Penerimaan Cukai, Pemerintah Dinilai Keluar Jalur
Rabu, 20 Februari 2013

JAKARTA - Langkah pemerintah terkait wacana pengenaan cukai terhadap beberapa produk seperti telepon seluler, komputer genggam, komputer tablet hingga minuman berkarbonasi dan berpemanis dinilai telah menyalahi filosofi cukai.

Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Latif Adam menilai, saat ini pemerintah telah keluar dari patron demi mengejar penerimaan negara.

"Ada setting yang salah di sini, cukai itu bukan instrumen utama dalam penerimaan negara," ujar Peneliti LIPI Latif Adam dalam keterangan tertulisnya, Selasa (19/2/2013).

Latif menuturkan, cukai seharusnya digunakan sebagai instrumen untuk mengontrol konsumsi suatu produk atau barang. Sedangkan saat ini pemerintah menggunakan pendekatan parsial dalam mengoleksi penerimaan negara.

Kalau saya lihat sekarang ini parsial, pemerintah tidak mampu memenuhi target pajak, maka instrumen cukailah yang dimainkan," ucapnya.

Padahal, semakin ekspansif kenaikan cukai terhadap produk tertentu, bisa berimplikasi pada penurunan pendapatan dari sumber penerimaan negara lainnya seperti pajak. "Ini istilahnya masuk kantong kiri keluar kantong kanan," tukasnya.

Sedangkan berdasarkan data Kementerian Keuangan (Kemenkeu), realisasi sementara penerimaan cukai pada APBN-P 2012 yang dilansir Januari 2013 mencapai Rp95 triliun atau 114,1 persen dari target yang ditetapkan yakni Rp83,3 triliun. Namun dalam APBN 2013, cukai ditargetkan menyumbang Rp92 triliun bagi penerimaan negara.

(wdi)



» Arsip
» Diakses : 6 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PKT KR BOGOR LIPI BERANGKATKAN TIM KE KATINGAN

PKT KR Bogor LIPI Berangkatkan Tim ke Katingan
Rabu, 20 Februari 2013

(Bogor, 20 Februari 2013 Humas BKPI LIPI). Kegiatan pembangunan kebun raya daerah pada tahun 2013 sudah mulai dijalankan. Dua tim eksplorasi serta satu tim detasering dari Pusat Konservasi Tumbuhan (PKT) Kebun Raya (KR) Bogor LIPI diberangkatkan ke Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Selasa (19/2). Ketiga tim ini merupakan tim pertama yang mengeksplorasi wilayah tersebut.

Winda Utami Putri, salah satu peneliti yang terlibat dalam kegiatan eksplorasi ini mengatakan, kegiatan eksplorasi itu akan dilakukan selama 20 hari dari tanggal 19 Februari 2013 hingga 10 Maret 2013. Tujuan eksplorasi tersebut selain untuk menambah jumlah koleksi di KR Katingan, juga untuk menyelamatkan kekayaan flora Indonesia yang hampir punah, ungkapnya.

Ia menjelaskan, tim eksplorasi pertama berjumlah lima orang dipimpin oleh Popi Aprilianti. Mereka akan melakukan eksplorasi di Kawasan Hutan Produksi PT. Fitamaya Asmapara Kabupaten Katingan dengan target 250 nomor koleksi.

Sedangkan, tim eksplorasi kedua yang dipimpin oleh Inggit Puji Astuti melakukan kegiatan eksplorasi di kawasan hutan PT. Dwima Group Kabupaten Katingan dengan target 250 nomor koleksi pula. Sementara itu, tim detasering akan melaksanakan kegiatannya di dalam Kebun Raya Katingan.



» Arsip
» Diakses : 40 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Tuesday, February 19, 2013

PENDIDIKAN MENGENAI LINGKUNGAN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Pendidikan Mengenai Lingkungan dan Keanekaragaman hayati
Rabu, 20 Februari 2013

Alam merupakan laboratorium raksasa yang bisa dimanfaatkan untuk bermain sambil belajar, khususnya bagi anak-anak. Ya, selain bisa dimanfaatkan untuk melatih keterampilan, keberadaan alam juga dapat dimanfaatkan untuk menumbuhkan kecintaan anak pada lingkungan hingga menjadi manusia yang sadar lingkungan yang kelak berguna di masa depannya.

Pemanfaatan alam sebagai media belajar ini memiliki keunggulan tersendiri yakni bias membuat anak belajar dan bebas berekspresi dengan dilandasi rasa senang. Sehingga dapat membuat pembelajaran lebih mudah diikuti dan diserap otak. Inilah yang coba di usung oleh PT Sharp Electronics Indonesia ( SEID ).

Melalui kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan tema pendidikan lingkungan dan keaneragaman hayati, Sharp Eco Study Pendidikan Dini Mengenai Lingkungan dan Perbanyakan Tanaman, SEID bekerjasama dengan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menawarkan pengalaman langsung dalam pelajaran mengenai lingkungan.

Sebagai perusahaan yang peduli lingkungan, Sharp sangat aktif mengenalkan pelestarian lingkungan dan kenakeragaman hayati kepada siswa sekolah, hal ini dimaksudkan agar mereka memiliki kecintaan pada lingkungan sejak dini hingga menjadi manusia yang sadar lingkungan nantinya, ungkap Senior General Manager, Brand Strategy Group PT Sharp Electronics Indonesia, Yukihiro Nono.

Kali ini Sharp mengajak anak-anak SDN 01 Rawaterate mengunjungi Kebun Raya Bogor, sebuah kebun yang merupakan museum tanaman hidup dengan koleksi tanaman tropis terlengkap di dunia untuk mengenal lebih dekat lagi keanekaragam hayati yang dimiliki oleh Indonesia. Kegiatan ini mengedukasi mereka tentang pentingnya pelajaran lingkungan hidup dan menjaga lingkungan sekitar, sekaligus untuk mengajak dan mengajarkan para siswa sekolah dasar untuk turut melestarikan keanekaragaman hayati Indonesia.

Dengan adanya dukungan dari SEID selaku wakil korporasi yang memiliki program pendidikan lingkungan seperti ini, Kami merasa sangat senang dan terbantu, karena dengan demikian akan banyak anak anak Indonesia yang akan memiliki kepedulian dalam bidang lingkungan dan keanekaragaman hayati, ujar Humas Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ir. Sugiarti.

Dalam kegiatan tersebut, mereka diajarkan bagaimana caranya melakukan praktek , penelitian, pemantauan dan identifikasi pertumbuhan tanaman dengan cara yang sangat menyenangkan. Sharp Eco Study mendorong siswa untuk berpikir secara logis dan merangsang mereka untuk melakukan tindakan nyata dalam konservasi keanekaragaman hayati, baik di lingkungan sekolah maupun tempat tinggal Mereka.

Para siswa diberi pengetahuan mengenai pengenalan lingkungan yang sehat, kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia, pemuliaan tanaman dan pentingnya menanam pohon untuk lingkungan. Kemudian kegiatan ini dilanjutkan dengan melakukan praktek perbanyakan tanaman dengan cara teknik mencangkok, teknik stek, dll tentunya dengan cara yang menyenangkan dan interaktif. Kegiatan akan ditutup dengan melakukan kegiatan field trip keliling Kebun Raya dan museum Zoology untuk belajar mengidentifikasi tumbuhan dan hewan, terang Yukihiro Nono.

(yuan)



» Arsip
» Diakses : 31 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Monday, February 18, 2013

LIPI DORONG AKSELERASI ADOPSI HASIL RISET

LIPI Dorong Akselerasi Adopsi Hasil Riset
Senin, 18 Februari 2013

JAKARTA Adopsi inovasi teknologi hasil riset bagi kalangan industri dan usaha kecil menengah (UKM) di dalam negeri masih belum optimal. Padahal, jumlah hasil riset yang telah terdaftar sebagai hak kekayaan intelektual terus meningkat.

Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim menuturkan, kapasitas LIPI dalam melakukan perlindungan hak kekayaan intelektual hasil-hasil riset telah meningkat signifikan sejak 2001.Jika sebelum tahun 2001 jumlah paten terdaftar LIPI masih berjumlah 16,pada 2012 lalu telah mencapai 296 paten,11 desain industri,3 perlindungan varietas tanaman,26 hak cipta,dan 25 merek dagang.

Dia mengakui, berbagai hasil riset tersebut telah dimanfaatkan oleh para pengguna. Sayangnya, adopsi inovasi teknologi hasil riset tersebut, terutama oleh industri dan UKM di dalam negeri, masih perlu dioptimalkan lagi,katanya akhir pekan kemarin. Terkait hal itu, pihaknya mendirikan Gedung Inovasi LIPI yang diharapkan bisa berdampak pada peningkatan daya saing industri melalui skema alih teknologi.

Pembangunan gedung itu di antaranya mendorong kelahiran berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama yang berasal dari hasil riset LIPI. Dengan infrastruktur dan program inkubasi teknologi LIPI yang dikelola Pusat Inovasi di Kawasan Cibinong Science Center itu, sambungnya, akan dilakukan pendampingan usaha baru berbasis teknologi atau UKM inovatif dengan prospek pertumbuhan tinggi.

Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto menambahkan, selama 20102012 tercatat 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi prototipe. Selain itu, 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi.Diharapkan lahir perusahaanperusahaan berbasis teknologi yang siap bersaing di pasar domestik,tandasnya. ● fefy dwi haryanto



» Arsip
» Diakses : 53 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Friday, February 15, 2013

LIPI TERUS BERINOVASI UNTUK ATASI KETERBATASAN BBM

LIPI Terus Berinovasi untuk Atasi Keterbatasan BBM
Jumat, 15 Februari 2013

Era globalisasi menuntut manusia untuk berpikir cerdas dalam melakukan inovasi-inovasi yang dapat memberikan keuntungan bagi kehidupan mereka. Tak terkecuali inovasi dalam pemanfaatan bahan-bahan pengganti bahan bakar minyak (BBM) yang belakangan harganya terus melambung di pasaran dunia.

Salah satu yang dikedepankan adalah penggunaan bioetanol, sebuah bahan bakar nabati (BBN) yang berasal dari bahan-bahan bergula atau berpati, seperti tetes tebu, nira sorgum, nira nipah, singkong, ganyong, ubi jalar, dan tumbuhan lainnya. Bioetanol yang berasal dari bahan-bahan bergula, termasuk yang berkualitas terbaik di dunia.

Indonesia, melalui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), mencoba menerapkan inovasi tersebut dengan melakukan pembudidayaan tanaman sorgum. Sebagai tanaman serealia (biji-bijian), sorgum memiliki manfaat yang multiguna. Selain bijinya digunakan sebagai bahan pangan, batang dan daunnya untuk pakan ternak, gula yang terkandung dalam biji (karbohidrat) atau cairan/jus/nira batang (sorgum manis) pun dapat diproses menjadi etanol (bioetanol).

"Tanaman sorgum memiliki produksi biji dan biomassa yang jauh lebih tinggi dibanding tanaman tebu. Adaptasi sorgum pun jauh lebih luas dibanding tebu sehingga sorgum dapat ditanam di hampir semua jenis lahan, baik lahan subur maupun lahan marjinal," kata Kepala Pusat Inovasi LIPI, Bambang Subiyanto, di Cibinong, Bogor, Rabu (13/2).

Sebagai tahap awal, lanjut Bambang, LIPI akan menggunakan lahan kosong seluas 1 hektare (ha) yang terletak di kawasan riset mereka yang berada di daerah Cibinong, Bogor. Luas ini akan bertambah seiring dengan kesuksesan penanaman sorgum.

"Selanjutnya, untuk tahun ini, sorgum akan ditanam di sejumlah wilayah di Indonesia atas kerja sama dengan PT Riset Perkebunan Nusantara (RPN) pada areal 1.000 ha, antara lain di Lampung, Surabaya, Sulawesi, dan Yogyakarta dengan produksi 100 ton/ha/tahun," jelas Bambang dengan antusias.

Kerja Sama
Dalam melakukan pembudidayaan sorgum ini, LIPI mengadakan kerja sama dengan Syswave Holdings Co Ltd, sebuah perusahaan asal negeri sakura, Jepang. Syswave Holding-lah yang memberikan bibit-bibit sorgum unggul, yang dapat dipanen tiga bulan sekali. "Jadi, dalam kurun waktu setahun, bisa tiga kali panen. Normalnya empat kali, namun setelah dipanen tiga kali, produktivitasnya menurun. Jadi, lebih baik dicabut lalu diganti dengan tanaman yang baru," tutur Bambang.

Dalam rangka mengoptimalkan industri bioetanol, diperlukan lahan untuk perkebunan sorgum manis yang luas. Pertanaman harus dilakukan sepanjang tahun, dan sebaiknya tidak memanfaatkan lahan-lahan yang merupakan lahan pertanaman pangan.

Dengan asumsi produktivitas sorgum dalam menghasilkan bioetanol sebesar 2.0003.500 liter/ha/musim tanam atau 4.0007.000 liter/ha/tahun (di Indonesia bisa tanam dua musim), untuk menghasilkan 60 juta kiloliter per tahun bioetanol akan diperlukan lahan seluas 15 juta ha.

"Ini bertahap. Tahun 2014 akan ada rencana menanam sorgum di lahan seluas 10.000 ha. Mitranya antara lain RPN, PT Samirana, dan pemerintah daerah yang berkenan, dan selanjutnya di tahun 2015, penanaman benih sorgum bisa dilakukan secara menyeluruh di Indonesia," imbuh Bambang.

Industri bioetanol berbahan baku sorgum sebenarnya telah dikembangkan di banyak negara, seperti Amerika Serikat, China, India, dan Belgia. Di Amerika, produktivitas bioetanol sorgum mencapai 10.000 liter/ha, India 3.0004.000 liter/ha, dan China 7.000 liter/ha.

Sebagai bahan bakar bio (biofuel), bioetanol sorgum digunakan dalam berbagai keperluan, misalnya dicampur dengan bensin (premium) untuk kendaraan bermotor atau yang lebih dikenal sebagai gasohol. Di India, selain untuk gasohol, bioetanol sorgum digunakan sebagai bahan bakar untuk lampu penerangan (pressurized ethanol lantern) yang disebut "Noorie". indra citra sena/P-3



» Arsip
» Diakses : 22 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

RISET NASIONAL: WADUH, INDUSTRI BARU MANFAATKAN 1 PERSEN HASIL PENELITIAN LIPI

RISET NASIONAL: Waduh, Industri Baru Manfaatkan 1 persen Hasil Penelitian LIPI
Jumat, 15 Februari 2013

JAKARTA Hasil riset dan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum banyak diadopsi oleh industri. Terbukti, dari 296 hasil riset yang telah dipatenkan baru sekitar 1 persen yang telah dikomersialisasikan.

Padahal, Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto mencatat sejak 2001 kapasitas LIPI dalam melakukan penelitian beserta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual hasil-hasil riset telah meningkat signifikan.

Sebelum 2001, jumlah paten terdaftar LIPI masih berjumlah 16. Namun pada 2012 ini, jumlahnya meningkat menjadi 296 paten, yang terdiri dari 11 desain industri, 3 perlindungan varietas tanaman, 26 hak cipta, dan 25 merek dagang. Hasil penelitian pun beragam dari berbagai sektor seperti farmasi, elektronika, kimia, dan teknik.

Kenaikan ini didukung oleh kesadaran peneliti LIPI untuk mendaftarkan hasil penelitiannya dan intensitas penelitian yang juga semakin bertambah tiap tahunnya, ujarnya kepada Bisnis.com.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengakui hal tersebut memang menjadi permasalahan yang harus semakin diperhatikan. Adopsi inovasi teknologi hasil riset tersebut terutama oleh industri dan usaha kecil menengah (UKM) di dalam negeri masih perlu dioptimalkan lagi, tuturnya.

Untuk meningkatkan adopsi hasil riset ini, LIPI telah menggagas program inkubasi teknologi yang nantinya diharapkan dapat memunculkan UKM yang memiliki data saing tinggi dan inovatif. Lukman menambahkan, aspek risiko yang ditanggung UKM inovatif selama program inkubasi tersebut dapat dikelola dan direduksi melalui berbagai layanan teknis, non teknis, dan jasa-jasa intermediasi lain yang dibutuhkan.

Seiring dengan itu, LIPI juga akan menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak terutama Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM agar penyerapan riset semakin cepat.

Adapun Bambang Subiyanto menambahkan, kegiatan inkubasi teknologi yang telah dilakukan oleh Pusat Inovasi LIPI pada 2010-2012 tercatat sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototype), 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi.

Mendukung program inkubasi, Pusat Inovasi LIPI juga telah meresmikan Gedung Inovasi di Cibinong, Bogor, Rabu (13/2). Gedung inovasi LIPI diharapkan dapat melahirkan berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama teknologi yang berasal dari hasil-hasil riset LIPI.



» Arsip
» Diakses : 32 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

KEPALA LIPI RESMIKAN GEDUNG LABORATORIUM P2 SMTP LIPI

Kepala LIPI Resmikan Gedung Laboratorium P2 SMTP LIPI
Jumat, 15 Februari 2013

(Tangerang Selatan, 15 Februari 2013 Humas BKPI LIPI). Gedung laboratorium sekaligus manajemen Pusat Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian (P2 SMTP) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) baru saja diresmikan, Kamis (14/2) kemarin. Peresmian gedung ini dilakukan oleh Kepala LIPI bersama jajaran pimpinan lainnya di Kawasan Puspiptek Serpong Tangerang Selatan Banten.

Dalam sambutannya, Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim mengatakan bahwa gedung baru tersebut diharapkan meningkatkan kinerja penelitian yang selama ini telah dilakukan. Dalam usianya yang ke-8 tahun, P2SMTP-LIPI sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan. Tidak hanya dari aspek sarana prasarana seperti gedung ini saja, namun di dalam melaksanakan peranan, tugas dan fungsinya juga sudah dapat diandalkan, terutama sebagai Lembaga Penilaian Kesesuaian, yaitu sebagai Laboratorium Pengujian yang terakreditasi, jelasnya.

Ia mengungkapkan, peran tersebut ditunjukkan dengan memberikan penjaminan mutu dalam bentuk pengujian yang berbasis kepada hasil-hasil penelitian dan perekayasaan terhadap produk-produk dalam negeri agar memenuhi Standar Nasional Indonesia yang berdaya saing terhadap produk luar. Disamping itu, peranan lainnya adalah memberikan pelayanan jasa pelatihan, bimbingan sistem mutu kepada masyarakat pengguna, baik industri, BUMN, maupun instansi pemerintah dan pemerintah daerah.

Bersamaan dengan itu, Lukman mencermati bahwa P2SMTP-LIPI telah memberikan kontribusi terhadap Satker-Satker lainnya di lingkungan LIPI melalui pemberian pelatihan dan bimbingan teknis di bidang sistem mutu. Pusat Penelitian ini telah membantu proses Satker-Satker LIPI untuk memperoleh Sertifikasi berbasis Standar Internasional di bidang Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 dan Sistem Manajemen Laboratorium Kalibrasi dan Pengujian ISO / IEC 17025. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada P2SMTP-LIPI yang telah membantu satker-satker LIPI dalam proses sertifikasi tersebut, pungkasnya.



» Arsip
» Diakses : 27 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI CENTER FOR INNOVATION BUILDING WAS INAGURATED

LIPI Center For Innovation Building was Inagurated
Jumat, 15 Februari 2013

(Jakarta, 15 February 2013 - Public Relations LIPI). Center for Innovation Building was inagurated by Chairman of LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim on February 13, 2013 at Cibinong Science Center, Cibinong, Bogor attended by LIPI officials , Cibinong municipality, and LIPI stakeholders.

The Center located in 9.900 meters square or 6 hectares with the development budget of 33 billion rupiahs from National Development Budget with the capacity for 20 tenants.

The existence of infrastructure and incubation technological programs will help develop Small-Medium Enterpreneuships (SMEs) through programs and facilities of technological incubators. Risks for SMEs will be reduced through technical and non-technical services and other intermediation services provided by LIPI.

Center for innovation have resulted 10 LIPI technologies developed into prototype, 17 pre-incubation steps and 15 technologies through incubation steps. New technological based -enterpreneurships will be developed in the near future for the domestic needs.

Chairman of LIPI believed that Center of Innovation as a technology incubator can accelerate research results to be implemented and lead the market through providing facilities and mentoring new business/ SMEs. He hoped this center can bridge the differences among different stakeholders from industrial world, Central Government, Local Government, Universities, Research and Development Bodies, and servers of Innovation technology.



» Arsip
» Diakses : 22 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

PDII LIPI TERIMA KUNJUNGAN DELEGASI INDIA

PDII LIPI Terima Kunjungan Delegasi India
Jumat, 15 Februari 2013

(Jakarta, 15 Februari 2013 Humas BKPI LIPI). Pusat Dokumentasi dan Informasi Ilmiah (PDII) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menerima kunjungan delegasi India dalam kegiatan kerjasama ASEAN-India S&T Digital Library, Jumat (7/2) lalu, di Gedung PDII LIPI Jakarta. Agenda kunjungan tersebut untuk berdiskusi, me-monitoring dan evaluasi ASEAN-India S&T Digital Library dan mengunjungi Laboratorium ASEAN-India S&T Digital Library di PDII LIPI Lantai 5 (Ruang Pangkalan Data Literatur).

Delegasi yang berkunjung ini, antara lain berasal dari Indian scientific team yang terdiri dari Dr. Abishek Vaish (Asst Prof. IIIT Allahabad Project partner), Dr. Prof N. Balakrishan (Professor, IISc, Bangalore- Expert S&T Digital Library), Mr. Nikhilesh Giri (First Secretary (ASEAN), Embassy of India). Selain itu, delegasi berasal dari Jakarta Asean Secretariat yang diwakili oleh Dr. Emir Krishna. Kunjungan diterima oleh Tim PDII LIPI yang terdiri dari Kepala PDII (Ir. Sri Hartinah, M.Si.), Kabid Dokumentasi (Ir. Sobari, M.Si.), Kabid Informasi (Ir. Rr. Endang Sri Rusmiyati Rahayu, M.Hum.), Kasubbid Jasa Penelusuran Informasi ( Danarsiwi Tri Lastiwi, S.S., M.Sc.), Kasubbid Akuisisi dan Pengadaan Literatur (Dr. Ir. Tri Margono), Budi Nugroho, Ekawati Marlina, Sjaeful Afandi.

Ir. Sri Hartinah, M.Si., Kepala PDII LIPI mengharapkan kontribusi PDII LIPI melalui kegiatan kerjasama ini dalam pengembangan Digital Library di level internasional dapat meningkat. Hal ini tidak terlepas dari semangat pembaharuan yang senantiasa didengung-dengungkan dalam reformasi birokrasi di PDII LIPI, tandasnya.

Perwakilan Delegasi India, Dr. Abishek Vaish, menyampaikan ucapan terima kasih atas penerimaan kunjungan di PDII LIPI Jakarta. Tim dari India dalam kunjungan ini mempresentasikan grand design proyek ASEAN-India S&T Digital Library yang mencakup pihak-pihak yang berkolaborasi adalah negara-negara ASEAN (sebagai node), Pemerintah India, Sekretariat Asean dan IIITA.

Selanjutnya, sebagai focal point Indonesia, Budi Nugroho, menyampaikan laporan kemajuan digitalisasi di PDII LIPI Jakarta. Laporan tersebut berkaitan dengan Book scanner yang telah diterima dan terpasang dengan baik dan digunakan. Instalasi dan pelatihan penggunaan alat telah dilakukan oleh tim India pada bulan Mei 2012. Jumlah halaman terdigitalisasi 102950 dengan jumlah eksemplar 7929, pungkasnya.



» Arsip
» Diakses : 14 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Thursday, February 14, 2013

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL HASIL RISET LIPI MENINGKAT DRASTIS

Hak Kekayaan Intelektual Hasil Riset LIPI Meningkat Drastis
Kamis, 14 Februari 2013

Kepala Pusat Inovasi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Bambang Subiyanto mengatakan bahwa Hak Kekayaan Intelektual (HKI) hasil-hasil riset LIPI meningkat secara drastis. Bahkan, lima sampai sepuluh hasil riset tersebut sudah dipakai oleh industri.

"Hasil-hasil riset LIPI yang masuk dalam HKI telah meningkat secara signifikan. Sebelum tahun 2001 jumlah paten terdaftar di LIPI berjumlah 16 sedangkan pada 2012 yang terdaftar LIPI sebanyak 296 paten, 11 desain industri, 3 perlindungan varietas tanaman, 26 hak cipta dan 25 merk dagang," jelasnya kepada wartawan, Rabu (13/2).

Dia melanjutkan, walau menunjukan perkembangan yang cukup signifikan, paten tersebut masih sedikit yang digunakan oleh Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Tercatat, pada 2010-2012 sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh, 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi. "Khusus untuk rumah Inovasi ini, UKM yang menjadi prioritas adalah yang berhubungan dengan ilmu hayati," singkatnya.

Lebih jauh, diakui Bambang, untuk tiap tahunnya, tim peneliti mampu mematenkan sebanyak 50 inovasi baru. Namun, karena tidak adanya inkubasi pihak LIPI melakukan kerjasama dengan industri. "Tiap hasil inovasi pasti melalui validasi teknis, "walau peneliti sudah bilang oke tapi belum tentu cocok buat steakholder," singkatnya. (WFz)



» Arsip
» Diakses : 45 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI SIAP LAHIRKAN RAGAM USAHA BERBASIS TEKNOLOGI

LIPI Siap Lahirkan Ragam Usaha Berbasis Teknologi
Kamis, 14 Februari 2013

BOGOR, (PRLM).- Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Lukman Hakim meresmikan Gedung Inovasi yang terletak di kawasan Cibinong Science Center, Bogor, Rabu (13/2/13). Gedung tersebut dibangun untuk melahirkan berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama teknologi yang berasal dari hasil-hasil riset LIPI.

Inovasi adalah proses bagaimana membawa hasil-hasil penelitian dan pengembangan menjadi barang yang siap dikonsumsi, apakah benda atau (produk) jasa, ujar Lukman saat memberikan sambutan peresmian.

Hadir pada peresmian ini antara lain Sekretaris Utama LIPI Akmadi Abbas, Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto, dan sejumlah undangan.

Gedung Inovasi ini antara lain mencakup inkubator guna mewadahi berbagai kegiatan yang bersifat mengakselerasi adopsi hasil-hasil riset LIPI oleh para pemangku kepentingan (stakeholders).

Dijelaskan, misi utama inkubasi teknologi adalah memfasilitasi komersialisasi hasil-hasil penelitian dan juga akuisisi maupun pemanfaatan teknologi unggul. Dengan inkubasi agar bisa masuk pasar.

Bangunan Gedung Inovasi ini juga dilengkapi workshop. Dalam keterangannya, Lukman menilai, kehadiran infrastruktur dan program inkubasi teknologi LIPI yang dikelola Pusat Inovasi di Kawasan Cibinong Science Center menjadi penting.

Dikatakan, melalui program dan fasilitas inkubator teknologi di Gedung Inovasi, pendampingan usaha baru berbasis teknologi atau Usaha Kecil Menengah (UKM) inovatif dengan prospek pertumbuhan tinggi akan dilakukan.

Dia menjelaskan, aspek risiko yang ditanggung oleh UKM inovatif selama program inkubasi tersebut dapat dikelola dan direduksi melalui berbagai layanan teknis, non teknis, dan jasa-jasa intermediasi lain yang dibutuhkan UKM inovatif baru yang diinkubasi.

Sementara itu, Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto menuturkan, kegiatan inkubasi teknologi yang telah dilakukan oleh Pusat Inovasi pada 2010-2012 tercatat sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototipe). Selain itu, sebanyak 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi. (A-94/A-88)***



» Arsip
» Diakses : 19 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

GEDUNG PENDUKUNG INOVASI LIPI DIRESMIKAN

Gedung Pendukung Inovasi LIPI Diresmikan
Kamis, 14 Februari 2013

Gedung ini mewadahi berbagai kegiatan yang bersifat mengakselerasi adopsi hasil-hasil riset.

Adopsi inovasi teknologi hasil riset, terutama oleh industri dan UKM di dalam negeri masih perlu dioptimalkan lagi. Demikian dikatakan oleh Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim.

Oleh karena itulah kehadiran infrastruktur dan program inkubasi teknologi LIPI dalam wujud gedung yang dikelola Pusat Inovasi di Kawasan Cibinong Science Center menjadi penting. Gedung Inovasi ini baru saja diresmikan pada Rabu (13/2).

Gedung Inovasi akan mewadahi berbagai kegiatan yang bersifat mengakselerasi adopsi hasil-hasil riset LIPI. Menurut Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto, sejak tahun 2010-2012 tercatat sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototype), 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi, dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi.

Kehadiran infrastruktur dan program pengembangan inovasi di Gedung Inovasi juga diarahkan untuk mendukung target-target program nasional. Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) 2011-2015 telah mencanangkan tiga strategi utama, yaitu pengembangan potensi ekonomi melalui koridor ekonomi, penguatan konektivitas nasional, serta penguatan kapabilitas SDM dan iptek.(Gloria Samantha)



» Arsip
» Diakses : 19 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

RISET LIPI: INDUSRI HANYA PATENKAN 1 PERSEN

RISET LIPI: Indusri Hanya Patenkan 1 persen
Kamis, 14 Februari 2013

JAKARTA - Hasil riset dan penelitian dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) belum banyak diadopsi oleh industri. Terbukti, dari 296 hasil riset yang telah dipatenkan baru sekitar 1 persen yang telah dikomersialisasikan.

Kepala Pusat Inovasi LIPI Bambang Subiyanto mencatat sejak 2001 kapasitas LIPI dalam melakukan penelitian beserta perlindungan Hak Kekayaan Intelektual hasil-hasil riset telah meningkat signifikan.

Sebelum 2001, jumlah paten terdaftar LIPI masih berjumlah 16. Namun pada 2012 ini, jumlahnya meningkat menjadi 296 paten, yang terdiri dari 11 desain industri, 3 perlindungan varietas tanaman, 26 hak cipta, dan 25 merek dagang. Hasil penelitian pun beragam dari berbagai sektor seperti farmasi, elektronika, kimia, dan teknik.

"Kenaikan ini didukung oleh kesadaran peneliti LIPI untuk mendaftarkan hasil penelitiannya dan intensitas penelitian yang juga semakin bertambah tiap tahunnya," ujarnya kepada Bisnis, Rabu (13/2).

Kepala LIPI Lukman Hakim mengakui hal tersebut memang menjadi permasalahan yang harus semakin diperhatikan. "Adopsi inovasi teknologi hasil riset tersebut terutama oleh industri dan usaha kecil menengah (UKM) di dalam negeri masih perlu dioptimalkan lagi," tuturnya.

Untuk meningkatkan adopsi hasil riset ini, LIPI telah menggagas program inkubasi teknologi yang nantinya diharapkan dapat memunculkan UKM yang memiliki data saing tinggi dan inovatif.

Lukman menambahkan, aspek risiko yang ditanggung UKM inovatif selama program inkubasi tersebut dapat dikelola dan direduksi melalui berbagai layanan teknis, non teknis, dan jasa-jasa intermediasi lain yang dibutuhkan.

Seiring dengan itu, LIPI juga akan menjajaki kerjasama dengan berbagai pihak terutama Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM agar penyerapan riset semakin cepat.

Adapun Bambang Subiyanto menambahkan, kegiatan inkubasi teknologi yang telah dilakukan oleh Pusat Inovasi LIPI pada 2010-2012 tercatat sebanyak 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototype), 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi.

Mendukung program inkubasi, Pusat Inovasi LIPI juga telah meresmikan Gedung Inovasi di Cibinong, Bogor, Rabu (13/2). Gedung inovasi LIPI diharapkan dapat melahirkan berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama teknologi yang berasal dari hasil-hasil riset LIPI. (fsi)



» Arsip
» Diakses : 15 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

LIPI MINTA INTENSIF PAJAK UNTUK BANGUN GEDUNG INOVASI

LIPI Minta Intensif Pajak untuk Bangun Gedung Inovasi
Kamis, 14 Februari 2013

Jakarta, GATRAnews - Kepala Pusat Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Lukman Hakim mengatakan pihaknya sangat membutuhkan intensif berupa potongan pajak untuk gedung inovasi yang Rabu (13/2) pagi baru saja diresmikan. Hal ini, tegas Lukman, juga turut mempengaruhi hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh tenaga-tenaga ahli di LIPI. "Kita memperjuangkan agar dapat subsidi berupa intensif pajak. Sebab kita tahu problem kita sistem pajak belum banyak disesuaikan dengan industri teknologi," jelas Lukman kepada wartawan.

Dia melanjutkan, sistem pajak bagi industri teknologi, seharusnya dirombak. Pasalnya dari produk legislasi berupa Peraturan Pemerintah (PP) dan Undang-Undang (UU) masih tumpang tindih. "Sistem pajak harus dirombak! Kalau kita dapat duit biar kita laporkan sendiri di laporan keuangan. Karena royalti dari penelitian itu kembali kepada pemerintah. Nah, kalau ingin penelitian dan membutuhkan dana harus diminta lagi. Masuknya uang seperti jalan tol tapi keluarnya seperti jalan alteleri," urainya.

Lukman mengatakan, sistem seperti ini yang menggaggu para peneliti untuk mengeluarkan inovasi-inovasi baru. Padahal, sambungnya, dinegara maju seperti Australia royalti untuk para peneliti mencapai 200 persen. "Disini kuncinya, di Australia misalnya malah roiyalti peneliti 200 persen diganti oleh pemerinta terhadap inovasi-inovasi temuan mereka," jelasnya.

Untuk diketahui Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meresmikan pembangunan gedung inovasi di kawasan Cibinong Center, Jl.Raya Jakarta-Bogor Km.46 Cibinong, Bogor, Rabu (13/2). Gedung ini difokuskan sebagai inkubasi teknologi dalam memfasilitasi komersialisasi hasil-hasil penelitian dan juga akuisisi maupun daya saing dari industri nasional melalui skema alih teknologi.

Dia mengatakan gedung inovasi dengan dua lantai tersebut juga menyiapkan sebanyak 20 tenant yang diperuntukan bagi para pelaku usaha atau Usaha Kecil Menegah (UKM). LIPI dalam hal ini akan berperan sebagai aktor intelektual bagi UKM-UKM tersebut dalam penyediaan fasilitasi dan bimbingan teksnis. (WFz)



» Arsip
» Diakses : 13 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

SETAHUN, 50 PENELITIAN DIPATENKAN LIPI

Setahun, 50 Penelitian Dipatenkan LIPI
Kamis, 14 Februari 2013

CIBINONG---Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) akan berkontribusi untuk pembangunan Kabupaten Bogor. Salah satunya dengan menyumbangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), melalaui program inkubasi teknologi.

Per tahun kita menghasilkan 50 penelitian yang sudah bisa dipatenkan, tegas Kepala Pusat Inovasi LIPI, Prof Bambang Subyanto saat peresmian Gedung Inovasi di Cibinong Sciense Center (CSC), Rabu (13/2).

Gedung itu, lanjut Bambang, untuk melahirkan berbagai usaha atau perusahaan berbasis teknologi, terutama teknologi yang berasal dari hasil-hasil riset LIPI. Gedung ini mewadahi bebagai kegiatan yang bersifat mengakselerasi adopsi hasil-hasil riset LIPI oleh para stakeholder.

Di gedung Inovasi ini pun ada program inkubasi teknologi yang bertujuan untuk memfasilitasi komersialisasi hasil-hasil penelitian dan juga akusisi maupun pemanfaatan teknologi unggul.

Tujuannya untuk mempromosikan eksploitasi suber daya lokal dan meningkatkan daya saing dari industri nasional melalui skema alih teknologi. Ia menambahkan saat ini tercatat 10 teknologi LIPI telah dikembangkan menjadi produk contoh (prototype), 17 teknologi telah melalui tahapan pra-inkubasi dan 15 teknologi sedang melalui tahapan inkubasi. Ia berharap lahir perusahaan bebasis teknologi yang siap bersaing di pasar domestik. Oleh karenanya sinergi antara LIPI dengan Pemerintah Daerah serta para pengusaha sangat dibutuhkan, pungkasnya. (*/sal)



» Arsip
» Diakses : 25 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

Wednesday, February 13, 2013

LAHAN KRITIS TIDAK TERGARAP

Lahan Kritis Tidak Tergarap
Rabu, 13 Februari 2013

JAKARTA, KOMPAS.com - Lahan kritis bekas pembukaan hutan untuk tanaman perkebunan atau tambang mencapai 90 juta hektar. Lahan ini masih ditelantarkan, tidak tergarap, serta tidak tersentuh kebijakan pemulihan secara cepat, menyeluruh, dan sistematis sesuai pembangunan ekonomi hijau.

Melalui penelitian ilmiah, lahan kritis sesuai kondisi endemiknya dapat dikembalikan menjadi kawasan konservasi, kata Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Mustaid Siregar, Senin (11/2/2013) di Bogor.

Mustaid mengatakan, kawasan konservasi menunjang pembangunan ekonomi dan sosial. Ia mencontohkan, Kebun Raya Bogor sangat menunjang ketersediaan area resapan air tanah dan pariwisata di Bogor.

Karena itu, pemerintah daerah lain harus memanfaatkan peluang itu. Menurut Mustaid, idealnya, 530 pemerintah daerah di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota masing-masing memiliki kebun raya.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) tahun 2004 menyerukan pentingnya memperbanyak kawasan konservasi. Hal ini ditindaklanjuti Menteri Riset dan Teknologi dengan membuat Surat Edaran Nomor 77/M/VIII/2004 kepada semua gubernur di Indonesia untuk mengagendakan pembangunan kebun raya di daerah masing- masing, berkoordinasi dengan LIPI.

Ditargetkan, tahun 2025 Indonesia memiliki 45 kebun raya, kata Mustaid.

Kebun raya baru diharapkan dibangun di lahan-lahan kritis. Menurut Mustaid, ditargetkan setiap kebun raya memiliki luas 100 hektar sehingga mampu mengembalikan kondisi lahan rusak sebanyak 4.500 hektar. Dibandingkan dengan jumlah total lahan kritis, penambahan kebun raya pada tahun 2025 baru mengurangi 0,005 persen luas lahan kritis.

Kebun sawit

Optimalisasi pemulihan kembali lahan kritis sebenarnya mudah dilakukan karena sudah ditunjang berbagai penelitian secara ilmiah. Pemerhati masalah lingkungan Emil Salim mengatakan, lahan kritis seharusnya dimanfaatkan juga untuk perkebunan sawit.

Saya tidak menolak kebun sawit. Tetapi, sebaiknya perluasan kebun sawit bukan di hutan, tetapi di lahan kritis, katanya.

Penambahan jumlah kebun raya dengan memanfaatkan lahan kritis sangat strategis. Saat ini, sudah ada Peraturan Presiden Nomor 93 Tahun 2011 tentang Kebun Raya.

Kebun raya didefinisikan sebagai kawasan konservasi tumbuhan secara eks situ dengan koleksi tumbuhan terdokumentasi dan ditata berdasarkan pola klasifikasi taksonomi, bioregion, dan tematik. Tujuan kebun raya untuk konservasi, penelitian, pendidikan, wisata, dan jasa lingkungan.

Kepala LIPI Lukman Hakim menyatakan, sejak tahun 1817 sudah dikumpulkan spesimen flora, fauna, dan mikroba, yang kini dirawat dan dikelola LIPI. Hingga sekarang, LIPI mengoleksi sekitar 3 juta spesimen.

Spesimen itu menjadi rujukan penelitian keanekaragaman hayati yang masih harus ditingkatkan dengan penelitian dasar lain, kata Lukman.

Penambahan jumlah kebun raya dengan memperhatikan penyelamatan keanekaragaman hayati yang endemik, sangat berpotensi menunjang pengembangan riset mendasar. Keanekaragaman hayati diharapkan lebih banyak diungkap pemanfaatannya. Meskipun saat ini sudah banyak yang diketahui, pemanfaatannya masih minim.(NAW)



» Arsip
» Diakses : 39 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article