Thursday, April 11, 2013

RAYAKAN HUT KE-161, KEBUN RAYA CIBODAS RAIH ISO 9001:2008

Rayakan HUT Ke-161, Kebun Raya Cibodas Raih ISO 9001:2008
Kamis, 11 April 2013

(Cianjur, 11 April 2013 Humas LIPI). Usia Unit Pelaksana Teknis (UPT) Balai Konservasi Tumbuhan (BKT) Kebun Raya Cibodas Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memasuki yang ke-161 pada 11 April 2013.

Pada Hari Ulang Tahun (HUT) ini, Kebun Raya Cibodas telah meraih sertifikasi ISO 9001: 2008 dan ini menjadi momentum yang sangat penting dalam pengimplementasian reformasi birokrasi, tandas Kepala LIPI, Prof. Dr. Lukman Hakim saat memberi sambutan dalam puncak perayaan HUT Ke-161 yang bertajuk Melalui Implementasi Reformasi Birokrasi dan ISO 9001:2008, Kebun Raya Cibodas Bertekad Meningkatkan Kualitas Pelayanan Publik, Kamis (11/4), di Cianjur Jawa Barat.

Rangkaian peringatan ulang tahun tersebut diisi dengan tiga acara utama, yakni sertifikasi formal ISO 9001:2008, soft launching fasilitas audio visual pendidikan lingkuangan, dan peluncuran beberapa buku publikasi Kebun Raya Cibodas. Tampak hadir pada kesempatan tersebut, antara lain Wakil Kepala LIPI, Sekretaris Utama LIPI, Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI, Deputi Jasa Ilmiah LIPI, para Kepala Satuan Kerja di lingkungan LIPI serta sejumlah pejabat daerah Pemerintah Kabupaten Cianjur.

Lukman melanjutkan, implementasi ISO 9001 tersebut akan mempercepat pencapaian tujuan-tujuan reformasi birokrasi LIPI. Tak hanya itu, hal itu juga menjadi tonggak perubahan dalam rangka memperbaiki sistem kerja yang kurang efisien dan meningkatkan lagi kinerja yang sudah baik. Kebun Raya Cibodas menjadi satuan kerja ke-4 yang mendapatkan sertifikasi ISO ini. Saya berharap kualitas kinerja dan pelayanan publik meningkat secara nyata, imbuhnya.

Lebih jauh, ia menuturkan bahwa Kebun Raya Cibodas telah membuktikan penelitian, pengoleksian dan pengembangan koleksi secara baik. Hal ini ditunjukkan dengan adanya tanaman Kina dan Mikoriza yang dimanfaatkan masyarakat. Bahkan, ada pula tanaman keluarga jambu seperti Eugenia edulis dan Callistemon yang merupakan koleksi kebun raya ini dibudidayakan dan dimanfaatkan masyarakat sehingga menjadi komoditas penting untuk menaikkan penghasilan mereka secara nyata, jelasnya.

Artemisia annua

Lukman menandaskan, penelitian dan pengembangan tanaman Artemisia annua juga menjadi bagian penting dari Kebun Raya Cibodas. Seperti telah diketahui, tanaman ini merupakan obat malaria sebagai pengganti tumbuhan Kina yang khasiatnya lebih ampuh.

Dr. Didik Widyatmoko M.Sc., Kepala UPT BKT Kebun Raya Cibodas LIPI menyambung bahwa kendati bukan tanaman yang pertama kali dikembangkan di Kebun Raya Cibodas, namun penelitian terhadap tanaman ini tergolong intens dan termasuk dalam kategori penelitian unggulan dan diekspos dalam perayaan kali ini.

Ada dua cara penelitian untuk Artemisia annua, yaitu lewat budidaya secara baik dan mutasi. Penelitian melibatkan kerja sama antara Kebun Raya Cibodas, Pusat Penelitian Bioteknologi dan Pusat Penelitian Kimia, jelasnya.

Tujuan penelitian Artemisia annua, kata Didik, adalah untuk meningkatkan kadar artemisinin yang dihasilkan tanaman tersebut. Artemisinin merupakan zat ekstrak dari tanaman Artemisia annua yang berguna sebagai obat penyakit malaria.

Dikatakannya, kandungan zat tersebut lebih ampuh mengobati penyakit malaria ketimbang zat yang dihasilkan tanaman kina. Oleh karena itu, tanaman itu bisa menggantikan tanaman kina sebagai obat malaria, imbuhnya.

Masalah Jalan

Sementara itu dengan capaian-capaian yang telah diraih Kebun Raya Cibodas, ternyata sejumlah persoalan dihadapi oleh kebun raya ini. Wakil Bupati Cianjur, dr. H Suranto, MM mengapresiasi peran penting Kebun Raya Cibodas bagi konservasi.

Sejak tahun 1977, kebun raya ini beserta kawasan Taman Gunung Gede Pangrango ditetapkan sebagai cagar biosfer. Ini merupakan pengakuan penting terhadap konservasi, pendidikan lingkungan, pariwisata dan perekonomian, paparnya.

Walaupun demikian, dia melihat ada sejumlah permasalahan yang perlu diselesaikan terkait peran pariwisata Kebun Raya Cibodas terutama masalah jalan. Cisarua sekarang telah macet seiring kunjungan yang semakin meningkat. Ini tentu persoalan yang harus diselesaikan, katanya.

Apalagi, lanjutnya, ditambah akses jalan menuju Kebun Raya Cibodas yang sudah mulai rusak. Belum lagi, penataan trotoar dan para pedagang di sekitarnya. Kami memang perlu solusi dan pemecahannya salah satunya telah dirancang pembangunan puncak dua (jalan baru dari Sentul) untuk pengalih kemacetan, ungkapnya. Pihaknya juga berjanji pula akan menyelesaikan penataan trotoar dan pedagang secara bertahap. (pwd/pwd)



» Arsip
» Diakses : 8 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment