Friday, March 22, 2013

LIPI TELITI JEJAK MERANTI DI MURSALA

LIPI Teliti Jejak Meranti di Mursala
Jumat, 22 Maret 2013

TAPANULI TENGAH Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) meneliti jejak salah satu jenis spesies kayu meranti atau Hipterocarpus Sinereus di Hutan Pulau Mursala, Tapanuli Tengah (Tapteng).

Kayu berharga ini disebut-sebut sudah punah di alam dan hanya berada di pulau tersebut. Rencana penelitian ini disampaikan tim peneliti dari LIPI yang dipimpin oleh Yayan saat bertemu dengan Wakil Bupati Tapteng Sukran Jamilan Tanjung didampingi Kepala Dinas Kehutanan (Dishut) Pemkab Tapteng Darmi Siahaan, Rabu (20/3). Yayan sendiri turut didampingi timnya, Wihermanto, Rahmat, dan Serin Siahaan.

Dari catatan dan data literatur LIPI, endemi meranti jenis ini memang adanya di Pulau Mursala. Sementara sesuai catatan merah ICM (Integrated Conservation Management), salah satu lembaga konservasi alam internasional, meranti jenis ini ditetapkan sudah punah di alam, ungkap Yayan. Yayan menuturkan, jenis meranti yang akrab disebut lagan beras/bras pertama kali ditemukan pada tahun 1916 silam. Meskipun sempat dideskripsikan oleh peneliti dari luar negeri, data populasinya belum sempat diketahui. Karena itu, tim peneliti ingin membuktikan, apakah memang meranti ini sudah benar-benar punah di alam.

Apalagi, selama ini belum ada pihak yang menelitinya. Jika nanti jejak genetiknya bisa ditemukan kembali, seperti spesimen bijinya, maka LIPI akan mengembangkannya kembali atau melakukan penguatan populasi kembali. Rencananya, penelitian akan dilakukan selama dua pekan. Jika berhasil, kami akan kembalikan atau tanam kembali ke habitat aslinya. Kami sudah pernah melakukan hal seperti itu beberapa kali, ujar Yayan. Menurut Yayan, lagan beras/ bras memiliki nilai konservasi dan ekonomis yang sangat tinggi. Kayu ini bisa digunakan untuk konstruksi ataupun bahan pembuatan kapal.

Kalau ditemukan, kayu jenis ini bisa jadi spesies penting. Bahkan, tidak menutup kemungkinan peneliti internasional juga akan datang melakukan penelitian lebih dalam, ungkapnya. Kepala Dishut Pemkab Tapteng Darmi Siahaan juga meminta LIPI meneliti jejak pohon kapur barus di Barus, Tapteng. Sebab, saat ini Pemkab Tapteng memiliki program untuk membudidayakan pohon langka tersebut. jonny simatupang



» Arsip
» Diakses : 33 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment