Thursday, March 28, 2013

LIPI BIDIK PENELITI MUDA JADI SCIENCE DIPLOMAT

LIPI Bidik Peneliti Muda Jadi Science Diplomat
Kamis, 28 Maret 2013

(Jakarta, 28 Maret 2013 Humas LIPI). Keterlibatan peneliti untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia dalam bidang Iptek pada negosiasi internasional sangat diperlukan. Kontribusi peneliti tidak hanya sebagai seseorang yang expert dalam bidang keilmuan tertentu saja, tetapi sebagai science diplomat yang mampu mengembangkan jejaring dan kerjasama internasional untuk meningkatkan kemampuan Iptek nasional, ujar Sekretaris Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Dr. Akmadi Abbas dalam sambutannya pada acara Training Workshop dan FGD Meningkatkan Peran LIPI Dalam Diplomasi Global Melalui Pengembangan Science Diplomat, di Hotel Salak, Bogor, Senin (25-26/3) lalu.

Menurutnya, peran peneliti muda untuk menjadi Science Diplomat sangat potensial, apalagi kompetensi LIPI di bidang science selama ini tidak diragukan lagi. Hal tersebut terbukti dengan kepercayaan dari banyak institusi penelitian luar negeri yang tertarik menjalin kerjasama di bidang riset ilmiah. Dengan peran LIPI yang kuat sebagai focal point UNESCO dan berbagai organisasi ilmiah internasional serta kewenangannya sebagai scientific authority, maka pemahaman persepsi mengenai diplomasi dan negosiasi internasional mutlak diperlukan sivitas di lingkungan LIPI, jelasnya.

Sementara itu, Kepala Biro Kerjasama dan Pemasyarakatan Iptek (BKPI) LIPI, Dr. Bogie Soedjatmiko Eko Tjahjono, M.Sc dalam paparan menyoroti bahwa sinergi satuan kerja LIPI itu penting dalam menghadapi tantangan global melalui peningkatan kerjasama internasional. Science diplomat juga dituntut untuk berperan seperti diplomat yang mampu melakukan lobi dan negosiasi untuk memperjuangkan kepentingan Indonesia terutama dalam bidang Iptek dan kerjasama Research and Development, tuturnya.

Nur Tri Aries, M.A., Kepala Bagian Humas BKPI LIPI menambahkan, peningkatan peran peneliti dalam diplomasi kerjasama dan jejaring internasional perlu lebih ditingkatkan. Para peneliti dapat memanfaatkan seminar, konferensi maupun kegiatan lainnya di tingkat internasional untuk dijajaki kemungkinan kerjasama. Dimulai dengan pembicaraan informal, komunikasi yang baik, dan bila memungkinkan dibawa ke kerjasama penelitian melalui MoU, tandasnya.

Acara training workshop ini diikuti sekitar 30 peneliti muda di lingkungan LIPI. Hadir sebagai nara sumber ialah Duta Besar Hazairin Pohan yang memberikan teknik bernegosiasi dalam sidang bilateral, Duta Besar Agus Tarmidzi mengenai tehnik negosiasi dalam sidang Multilateral, Prof. Dr. Endang Sukara yang berbagi pengalaman mengani keterlibatannya dalam Program UNESCO, Man and the Biosphere serta Siuaji Raja, Direktur Diplomasi Publik Kemenlu tentang bagaimana menyampaikan diplomasi publik dalam kerja sama internasional. (rtn,arh,afs/yos,pwd)



» Arsip
» Diakses : 156 kali
» Dikirim : 0 kali



View the Original article

No comments:

Post a Comment